Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini.

Penulisan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


“KEPERAWATAN MATERNITAS”. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.

Masohi, Februari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada
kehamilan trimester pertama(Mitayani, 2009). Hiperemesis gravidarum tidak
hanya mengancam kehidupan wanita, namun juga dapat menyebabkan efek
samping pada janin seperti abortus, berat bayi lahir rendah, kelahiran
prematur, serta malformasi pada bayi baru lahir (Health & Medicine Week,
2005 ; Trujillo & Harney, 2005; Verber, et al., 2005).

Mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil atau hiperemesis


gravidarum mempengaruhi menurunnya nafsu makan yang berakibat nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, berat badan menurun, kebutuhan metabolisme
meningkat, kemudian kebutuhan nutrisi ke janin berkurang, akhirnya
berdampak resiko tinggi cidera pada janin.

Berdasarkan hasil penelitian di Dinas Kesehatan tahun 2009 menjelaskan


bahwa lebih dari 80% perempuan hamil mengalami rasa mual dan muntah
sedangkan untuk perempuan hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
sekitar 5 dari 1.000 perempuan hamil. Hal ini bisa menyebabkan perempuan
menghindari makanan tertentu dan biasanya membawa resiko bagi-nya dan
janin (Dinas Kesehatan 2010).
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS
1. PENGERTIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar,
1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul
setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid.

2. ETIOLOGI HIPEREMESIS GRAVIDARUM


Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui seecara pasti, lalu
penyakit ini dikelompokkan kedalam penyakit toksemia gravidarum,
karena diduga ada semacam racun dari janin atau kehamilan. 
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a)      Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut
hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b)      Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak,
juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
c)     Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini
walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum
diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak
jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekuensi muntah klien.
3. PATOFISIOLOGI HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang
biasa terjadi pada trimester I. Bila perasaan terjadi terus-menerus dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik
dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium  dan klorida darah turun.
Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan
dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat
terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma
mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

4. MANIFESTASI KLINIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM


Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis 
gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari
sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh
dianggap sebagai Hiperemesis  gravidarum. Menurut berat ringannya
gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
 Tingkatan I (ringan)
- Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita
- Ibu merasa lemah
- Nafsu makan tidak ada
- Berat badan menurun
- Merasa nyeri pada epigastrium
- Nadi meningkat sekitar 100 per menit
- Tekanan darah menurun
- Mata cekung
 Tingkatan II (sedang)
- Penderita tampak lebih lemah dan apatis
- Turgor kulit mulai jelek
- Nadi kecil dan cepat
- Suhu badan naik (dehidrasi)
- Mata mulai ikterik
- Berat badan turun dan mata cekung
- Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
 Tingkatan III (berat)
- Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
- Dehidrasi hebat
- Suhu badan meningkat dan tensi turun
- Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan
enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
penurunan mental
- Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak
dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa
pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak
datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang
pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga
mengaburkan diagnosis.
b. Data Objektif
Pemeriksaan fisik 
* Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak
kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Faring kering
dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-
buahan yang khas untuk ketoasidosis.
* Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa
sakit dihepar dapat ditemukan
* Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan
umur gestasi
c. Kebutuhan Dasar Khusus
*  Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per
menit).
* Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
* Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
*  Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi
dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit
berkurang, mata cekung dan lidah kering.
* Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
*  Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
* Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik.
* Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran,
respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi
dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
d. Tes Laboratorium
* Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin
dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi
berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan
konsekuensi dari mal nutrisi.
* Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi
tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton  menunjukkan asidosis
starvasi.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada pasien hiperemesis gravidarum adalah meliputi :
a. Defisit Nutrisi berhubungan dengan stress dan keengganan untuk
makan yang ditandai dengan anoreksia
b. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan yang
ditandai dengan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor
menurun
c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi
kehamilan yang ditandai dengan mual muntah
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Defisit Nutrisi berhubungan dengan stress dan keengganan untuk
makan yang ditandai dengan anoreksia
Kriteria Hasil:
- Porsi makanan yang dihabiskan
- Indeks masa tubuh (IMT)
Intervensi:
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Berikan suplemen makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan
b. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan yang
ditandai dengan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor
menurun
Kriteria Hasil:
- Turgor kulit
- Membran mukosa
- Intake cairan
Intervensi:
- Observasi tanda dan gejala hipovolemia
- Berikan asupan cairan oral
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Kolaborasi pemberian cairan IV (NaCL, RL)
c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi
kehamilan yang ditandai dengan mual muntah
Kriteria Hasil:
- Kesejahteraan fisik
- Keluhan tidak nyaman
- Mual
- Muntah
Intervensi:
- Monitor frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan mual dan muntah
- Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual dan muntah
- Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
- Kolaborasi pemberian antiemetic

DAFTAR PUSTAKA
Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4;
Jakarta, EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit
Media Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta,
Penerbit: Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi
2, Jilid 1, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1
Jakarta : EGC.
Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana
Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina
pustaka sarwono prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai