Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pelita Informatika, Volume 16, Nomor 3, Juli 2017

ISSN 2301-9425 (Media Cetak)


Hal: 223-227

PERANCANGAN APLIKASI MENCARI JALAN TERPENDEK KOTA


MEDAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DJIKSTRA
Fitria Ariska

Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma


Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

ABSTRAK
Algoritma Djikstra menurut penemunya seorang ilmuwan komputer Edager Djikstra adalah sebuah algoritma rakus yang
dipakai untuk memecahkan masalah dalam penentuan jalur terpendek. Persoalan ini sering diimplementasikan dengan bentuk
graph. Teori graph merupakan pokok bahasan yang usianya sudah tua, namun memiliki banyak tarapan sampai saat ini.
Graph digunakan untuk mempersentasekan diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Representasi visual dari graph
adalah dengan menyatakan objek dinyatakan sebagai bulatan atan. Dengan menggunakan Aplikasi Penentuan Rute Terpendek
Menggunakan Algoritma Dijkstra sehingga aplikasi tersebut layak untuk digunakan. Namun hal itu tergantung pada
persoalan-persoalan yang dihadapi. Maka dengan menggunakan metode algoritma Djikstra akan membantu pencarian waktu
yang efisien yang menggunakan proses-proses yang sebagian besar dilakukan secara acak, dan menghasilkan solusi yang
bagus dengan kecepatan yang cepat.

Kata Kunci: Algoritma Dijkstra, Rute Terpendek

I. PENDAHULUAN Peneletian yang dilakukan oleh Shaga Bogas


Perangkat Lunak Aplikasi (software Priatmoko yang berjudul” Algoritma Djikstra Untuk
application) adalah suatu sub kelas perangkat lunak Pencarian Rute Terdekat Dan Rekomendasi Objek
komputer yang memanfaatkan kemampuan langsung Parawisata Dipulau Bali” Dalam penyelesaian rute
untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan terpendek tersebut sistem memerlukan suatu metode
pengguna. Manfaat software sebagai sarana untuk yang dapat digunakan untuk membantu pencarian rute
merubah data jenis dan memberikan seluruh hasil terpendek, Dari beberapa cara yang ada yang sesuai
laporan dari menu-menu aplikasi sangat mudah untuk pencarian rute terpendek adalah dengan
dioperasikan bagi setiap user oleh sebab itu dapat menggunakan Algoritma Djikstra. Algoritma ini dipilih
meningkatkan kinerja. karena dapat menyelesaikan pencarian rute terpendek
Medan dikenal sebagai kota wisata dan salah dari satu simpul kesemua simpul yang ada pada suatu
satu kota besar di Indonesia. Kulinernya yang terkenal graf berarah dengan bobot dan nilai tidak negative.
lezat, objek religi dan lainnya yang terkenal dengan Metode yang digunakan untuk pencarian rute
keindahan alamnya, dan perkembangan pusat terpendek tersebut adalah Algoritma Djikstra , karena
pembelanjaan khususnya dalam bidang market seperti Algoritma Djikstra menurut penemunya seorang
Mall yang pesat beberapa tahun terakhir ini membuat ilmuwan komputer Edager Djikstra adalah sebuah
Medan menjadi tujuan wisata yang layak untuk algoritma rakus yang dipakai untuk memecahkan
dikunjungi. masalah dalam penentuan jalur terpendek. Persoalan ini
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan sering diimplementasikan dengan bentuk graph. Teori
jalan-jalan di kota besar sangat membingungkan karena graph merupakan pokok bahasan yang usianya sudah
Medan adalah salah satu kota besar di Indonesia, walau tua, namun memiliki banyak tarapan sampai saat ini.
pemetaan kota Medan yang cukup lumayan baik,tetapi Graph digunakan untuk mempersentasekan diskrit dan
pendatang masih dihadapkan kebingungan dengan hubungan antara objek-objek tersebut. Representasi
jalan- jalan kota Medan,dengan itu pendatang menjadi visual dari graph adalah dengan menyatakan objek
kesulitan untuk mencari jalan yang dituju, dan dinyatakan sebagai bulatan.
pendatang pun kebingungan untuk mencari rute menuju
tujuan serta memilih jenis transportasi. II. TEORITIS
Karena permasalahan di atas maka di perlukan A. Graf
sebuah sistem yang membantu informasikan rute jalan Secara matematis Graf didefenisikan sebagai
yang harus dilalui menuju jalan tujuan dengan waktu pasangan himpunan (v, e) di tulis dengan notasi G=(V,
yang efisien untuk mendukung kemajuan pariwisata E) yang dalam hal ini V adalah himpumam tidak kosong
kota Medan, dengan dukungan informasi dari Dinas dari simpul-simpul (vertices dan node) dan E adalah
Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.Agar pemilihan himpunan sisi (edges atau arcs) yang menghubungkan
rute jalan bisa sesuai dengan kriteria yang diharapkan, sepasang simpul. Jadi defenisi diatas menyatakan
perlu dilakukan proses penyeleksian rute jalan terlebih bahwa V tidak boleh kosong , sedangkan E boleh
dahulu. Namun dikarenakan penyeleksian rute jalan kosong. Suatu graf dimungkinkan tidak mempunyai
yang masih manual tidak mungkin dilakukan, maka sisi satu buahpun, tetepi simpulnya harus ada, minimal
dibutuhkan waktu lebih dan kecermatan dalam proses satu. Graf yang hanya mempunyai satu buah simpul
untuk menentukan rute terpendek.
223
Jurnal Pelita Informatika, Volume 16, Nomor 3, Juli 2017
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 223-227

tanpa sebuah sisi dainamakaan graf trivitalsederhana 4. Untuk setiap vj∈V, w* (1,j) = D (j)
(Rinaldi Munir, 2012).
III. ANALISA dan PEMBAHASAN
Pencarian Jalur Terpendek ini merupakan masalah
untuk mencari rute atau lintasan terpendek yang bisa
dilalui pengunjung yang ingin mengunjungi beberapa
titik objek tanpa harus mendatangi objek wisata yang
sama lebih dari satu kali, dan kemudian akan kembali
ke objek awal. Permasalahan pencarian terpendek
merupakan salah satu topik teori graf yang menarik
bagi banyak peneliti.
Gambar 1. Contoh Graf
B. Lintasan Terpendek
Persoalan mencari lintasan terpendekdidalam
graf merupakan salah satupersoalan optimasi.Graf yang
digunakan dalam pencarian lintasan terpendek adalah
graf berbobot (weighted graph), yaitu graf yang setiap
sisinya diberikan suatu nilai atau bobot. Bobot pada sisi
graf menyatakan jarak antar kota, waktu pengiriman
pesan, ongkos pembangunan, dan sebagainya. Asumsi
yang digunakan adalah bahwa setiap bobot bernilai
positif. Kata terpendek jangan selalu diartiakan secara
fisik sebagai panjang minimum, sebab kata terpendek
berbeda-beda maknanya bergantung pada tivikal
persoalan yang akan diselesaikan. Namun secara umum
terpendek berarti meminimisasi bobot pada suatu
lintasan di dalam graf.Contoh-contoh terapan pencarian
lintasan terpendek(Sumber : Rinaldi Munir, Gambar 2. Peta Kota Medan
Matematika Diskrit, 2012).
Penyelesaian menggunakan algoritma Djisktra
C. Algoritma Djiksra menghasilkan solusi dengan rute perjalanan yang
Algoritma Djikstra yang ditemukan oleh memiliki jarak terpendek. Penyelesaian perhitungan
Djikstraa untuk mencari path terpendek merupakan menggunakan algoritma Djisktra muncul dua kasus,
algoritma yang lebih efesien.Dibandingkan algoritma yaitu kasus khusus solusi tidak tunggal dan kasus
wharshall, meskipun implementasinya juga lebih sukar. khusus satu arah.
Misalkan G adalah graf berarah berlebel dengan titik-
titik V(G)= {v1, v2 ...,vn}danpath terpendek yang dicari Algoritma Djisktra berhasil dibuat menjadi
adalah dari v1 ke vn.Algoritma Djikstra dimulai dari titik perangkat lunak, sehingga proses perhitungan dan
v1.Dalam iterasinya, algoritma akan mencari satu titik penentuan rute terdekat akan jauh lebih cepat
yang jumlah bobotnya dari 1 terkecil. Titik-titik yang dibandingkan dengan perhitungan secara manual .Hasil
terpilih dipisahkan, dan titik-titik tersebut tidak yang didapatkan antara perhitungan dengan program
diperhatikan lagi dalam iterasberikutnya. algoritma Djisktra sama dengan perhitungan secara
Misalkan: manual.
V(G) ={v1,v2,...vn}. Perbedaan hanya dalam perhitungan kasus
L =Himpunan titik-titk∈V(G) yang sudah khusus solusi tidak tunggal. Hal ini dikarenakan dalam
terpilih dalam jalur pathterpende perhitungan menggunakan program algoritma Djisktra,
D (j) = Jumlah bobot path terkecil v1 ke v2. hanya memilih salah satu dari biaya penyisipan objek
W (i,j) = Bobot garis dari titik v1ke titik vj. paling minimal yang ada, sedangkan jika dihitung
W*(1,j) = Jumlah bobot path terkecil dari v1 ke vj. secara manual ,maka semua kemungkinan yang ada
Secara formal, algoritma Djikstra untuk mencari dicoba untuk mendapatkan solusi yang optimal.
path terpendek adalah sebagai berikut: Berikut ini adalah tata urutan algoritma Djisktra :
1. L = { }; a. Penelusuran dimulai dari sebuah objek pertama
V = { v2, v3,...,vn}. yang dihubungkan dengan sebuah objek terakhir.
2. Untuk i = 2, ..., n, lakukan D (i) = W (1,i) b. Dibuat sebuah hubungan subtour antara 2 objek
3. Selama vn ∈L lakukan : tersebut. Yang dimaksud subtour adalah
a. Pilih titik vk ∈V-L dengan D (k) terkecil perjalanan dari objek pertama dan berakhir di
L= L ∪ {vk} objek pertama, misalnya (1,3)(3,2) (2,1)
b. Untuk setiap vj ∈ V-L lakukan : seperti tergambar dalam gambar 3.2.
Jika D (j) >D (k) + W (kj) maka ganti D (j)
dengan D (k) + W(k,j)
224
Jurnal Pelita Informatika, Volume 16, Nomor 3, Juli 2017
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 223-227

3 a. Ambil perjalanan dari objek 1 ke 5


b. Buat jalur dari (1,5)  (5,1)
c. Buat tabel yang menyimpan objek yang bisa
disisipkan dalam jalur beserta tambahan jaraknya,
seperti ditampilkan dalam tabel 2.

1
Tabel 2. Arc Penambah Subtourke 1
Tambah
Arc yang
Arc yang an
2
ditambahkan ke
akan diganti Jarak
subtour
(1,5) (1,2) – (2,5) C12 + C25
(Medan (Medan + C15 =
Gambar 3. Subtour Tuntungan,M Tuntungan,Maimun 88
edan Johor) ) – (Maimun,Medan
c. Ganti salah satu arah hubungan (arc) dari dua objek Johor)
dengan kombinasi dua arc, yaitu arc (i,j) dengan (1,5) (1,3) – (3,5) C13 + C35
arc (i,k) dan arc (k,j), dengan k diambil dari (Medan (MedanTuntungan, + C15 =
objekyang belum masuk subtour dan dengan Tuntungan,M Medan Area) – 108
tambahan jarak terkecil. Jarak diperoleh dari: edan Johor) (Medan
Cik + Ckj - Cij Area,Medan Johor)
Dimana (1,5) (1,4) – (4,5) C14 + C45
Cik = jarak dari objek i ke objek k, (Medan (MedanTuntungan, + C15 =
Ckj =jarak dari objek k ke objek j dan Tuntungan,M Medan Baru)- 83
Cij = adalah jarak dari objek i ke objek j edan Johor) (Medan
Baru,Medan Johor)
d. Ulangi langkah 3 sampai seluruh objek masuk (5,1) (5,2) – (2,1) C52 + C21
dalam subtour Sebagai contoh diberikan 5 objek (Medan (Medan + C51 =
dengan jarak antar objek dan dengan menggunakan Johor,Medan Johor,Maimun)- 88
Sepeda Motor atau Mobil untuk menempuh Objek Tuntungan) (Maimun,Medan
tersebut,seperti tertera dalam tabel 1 dibawah ini. Tuntungan)
(5,1) (5,3) – (3,1) C52 + C31
Tabel 1 Jarak Antar Objek (Medan (Medan + C51
Johor,Medan Johor,Medan =108
Objek Asal Objek Tujuan Jarak Tuntungan) Area)(Medan
1(Medan 2(Istana 40 Area,Medan
Tuntungan) Maimun) Tuntungan)
1(Medan 3(Medan Area) 50 (5,1) (5,4) – (4,1) C54 + C41
Tuntungan) (Medan (Medan + C51 =
1(Medan 4(Medan Baru) 30 Johor,Medan Johor,Medan 83
Tuntungan) Tuntungan) Baru)(Medan
1(Medan 5(Medan 19 Baru,Medan
Tuntungan) Johor) Tuntungan)
2(Istana 3(Medan Area) 17
Maimun) Dari tabel 2 diperoleh tambahan jarak terkecil
2(Istana 4(Medan Baru) 15 apabila arc(1,5) diganti dengan arc(1,4) dan
Maimun) arc(4,5) atau arc(5,1) diganti dengan arc(5,4) dan
2(Istana 5(Medan 29 arc(4,1). dari kemungkinan tersebut,bisa dipilih
Maimun) Johor) salah satu. Misal dipilih kemungkinan pertama
3(Medan Area) 4(Medan Baru) 37 maka subtour yang baru menjadi  (1,4)  (4,5)
3(Medan Area) 5(Medan 39  (5,1)
Johor)
4(Medan Baru) 5(Medan 34 d. Selanjutnya dibuat tabel Arc Penambah Subtour ke
Johor) 2 menyimpan objek yang bisa disisipkan dalam
subtour beserta tambahan jaraknya, seperti
Untuk mencari jarak terpendek melalui ke 5 ditampilkan dalam tabel 3.
objek tersebut sebagaimana terdapat dalam tabel 3.1,
ambil langkah-langkah sebagai berikut: Tabel 3. Arc Penambah Subtourke 2

225
Jurnal Pelita Informatika, Volume 16, Nomor 3, Juli 2017
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 223-227

Arc yang Arc yang Tambahan


akan ditambahkan Jarak
diganti ke subtour
(1,2) (1,3) – (3,2) C13 + C32 +
C12=107
(1,2) (1,4) – (4,2) C14 + C42 +
C12=85
(2,5) (2,3) – (3,5) C23 + C35 +
C25 =85
(2,5) (2,4) – (4,5) C52 + C21 +
C51 =78
(5,1) (5,3) – (3,1) C53 + C31 +
C51 =108
(5,1) (5,4) – (4,1) C54 + C41 +
C51 =83

Dari tabel 3 diperoleh tambahan jarak terkecil


adalah 83 dengan menggantikan arc(5,1) dengan
arc(5,4) dan arc(4,1), sehingga subtour baru yang
dihasilkan adalah:  (5,4)  (4,1)  (2,5)  (1,2)

Tabel 4. Arc Penambah Subtourke 3


Arc yang Arc yang Tambahan
akan ditambahkan Jarak Gambar 4. Form Menu Utama
diganti ke subtour
(1,4) (1,3) – (3,4) C13 + C34 + Form Cari Jalur
C14=117 Pada form ini digunakan sebagai untuk mencari jalur
(4,2) (4,3) – (3,2) C43 + C32 + terpendek, yang gambarnya dapat dilihat seperti
C42=69 dibawah ini:
(2,5) (2,3) – (3,5) C23 + C35 +
C25 =85
(5,1) (5,3) – (3,1) C53 + C31 +
C51 =108

Dari tabel 4 diperoleh tambahan jarak terkecil adalah


69 dengan menggantikan arc(4,2) dengan arc(4,3) dan
arc(3,2), sehingga subtour baru yang dihasilkan
adalah(4,3)  (3,2)  (2,5)  (5,1)(1,4).

Dari langkah-langkah tersebut diatas dapat diperoleh Gambar 5. Form Cari Jalur
lintasan terpendek untuk mengunjungi 5 objek
adalah (4,3)  (3,2)  (2,5)  (5,1)  (1,4) Form Jarak danTujuan
Pada form ini digunakan sebagai membuat nnama
IV. IMPLEMENTASI jalan/objek baru serta jarak dari objek, yang gambarnya
Form Menu Utama dapat dilihat seperti dibawah ini:
Form ini digunakan sebagai tampilan menu utama,
yang gambarnya dapat dilihat seperti dibawah ini:

Gambar 6. Form Jarak dan Tujuan

Form Koordinat

226
Jurnal Pelita Informatika, Volume 16, Nomor 3, Juli 2017
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 223-227

Pada form ini digunakan untuk membuat dan


mengubah koordinat dari sebuah jalur/peta, yang DAFTAR PUSTAKA
gambarnya dapat dilihat seperti dibawah ini: 1. Gata, Windu. (2013). Sukses Membangun Aplikasi Penjualan
Dengan Java. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.
2. Jek Siang, Jong. (2009). Matematika Diskrit dan Aplikasinya
Pada Ilmu Komputer. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
3. Munir, Rinaldi. (2011). Algoritma & Pemrograman Dalam
Bahasa Pascal dan C. Bandung: Penertbit Informatika Bandung.
4. Munir, Rinaldi. (2012). Matematika Diskrit. Bandung:
Penertbit Informatika Bandung.
5. Nugroho, Adi. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi
Objek dengan Metode USDP. Yogyakarta: Penertbit Andi
Yogyakarta.
6. Sutabri, Tata. (2012). Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta:
Penertbit Andi Yogyakarta.
7. Winarno, Edy. (2015). VB.NET Untuk Skripsi. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.

Gambar 7. Form Koordiat

Form Maps
Pada form ini digunakan untuk melihat peta atau
lokasi pengiriman, yang gambarnya dapat dilihat
seperti dibawah ini:

Gambar 8. Form Maps

V. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa beberapa hal yang dapat ditarik
kesimpul setelah menulis skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Pencarian jalur terpendek dapat menggunakan
metode pencarian graf, sehingga menemukan
jarak yang lebih efesien.
2. Penerapan algoritma Djikstra pada aplikasi
pencarian rute terpendek menghasilkan jarak yang
lebih dekat, dengan ini penggunaan algoritma
Djikstra dapat membantu user dalam mencari
jalur terpendek
3. Aplikasi penentuan jalur terpendek telah selesai
dirancang, dan dapat dijadikan sebagai aplikasi
penentuan jalur terpendek

227

Anda mungkin juga menyukai