Anti Korupsi Korupsi DLM Persfektif Agama Dan Budaya
Anti Korupsi Korupsi DLM Persfektif Agama Dan Budaya
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hal korupsi agama islam berpandangan bahwa islam sebagai agama
yang sangat menjungjung tinggi keadilan sangatlah mengharamkan praktek suap
menyuap atau dengan kata lain korupsi. Didalam konsep keislaman korupsi
mempunyai banyak istilah diantaranya adalah ar-risywah, al-suht, dan al-ghul
meski demikian ketiga istilah tersebut adalah istilah yang digunakan untuk
menerangkan macam macam perilaku yang menyimpang yang biasa dilakukan
manusia. Istilah ini pada dasarnya adalah alat untuk membantu kaum musilimin
untuk tetap fokus terhadap amanat filosofis tentang korupsi, akan tetapi istilah
yang paling populer diantara ketiga istilah diatas adalah ar-risywah, ibnu atsir
dalam an-nihayah fi ghoribil hadits yang atsar mendefinisikan bahwa ar- risywah
adalah usaha untuk memenuhi hajat ( kepentingan ) dengan membujuk.
Kata ar-rsywah itu sendiri berasal dari kata الرشاءyang berarti tali yang
menyampaikan timba ke air. Jadi ar- risywah adalah pemberian apa saja ( berupa
uang atau yang lain ) kepada pengusaha, hakim atau pengurus suatu urusan agar
memutuskan perkara atau menangguhkan denagan cara yang bathil.Dengan cara
yang bathil inilah sebuah ketentuan berubah, sehingga menyakiti banyak orang
dan wajarlah jika Rosulullah SAW mengutuk atau melaknat para pelaku suap
menyuap atau korupsi. Dalam al qur’an sangatlah banyak ayaat ayat yang
2
menerangkan tentang keharaman praktek suap menyuap diantaranya terdapat
didalam surah Al Baqarah ayat 188 yang artinya’’ janganlah kalian memakan harta
harta diantar kalian dengan cara yang bathil. Dalam hal ini imam qurthubi
mengatakan bahwasannya makna ayat tersebut adalah janganlah kalian memakan
sebagian yang lain dengan cara yang tidak benar. Imam qurthubi menambahkan
bahwa barang siapa yang mengambil harta orang lain bukan dengan cara yang
dibenarkan syariat maka sesungguhnya ia telah memakan dengan cara yang bathil.
Diantara bentuk bentuk makanan dengan cara yang bathil adalah putusan seorang
hakim yang memenangkan seseorang yang mana orang tersebut sebenarnya
mengetahui bagwa dirinyalah yang bener benar bersalah. Meskipun telah ada
penjelesan penjelesan tentang masalah korupsi di dalam al qur’an manusia
sebagai mahluk yang diciptakan oleh Allah SWT tetap saja mau melakukan
tindakan perilaku tersebut. Itu semua terjadi karena pelakunya mengalami sesat
pikir atas prinsip prinsip kejujuran dan amanah. Dengan demikian perilaku
tindakan korupsi bukan saja melawan morlitas secara umum, akan tetapi perilaku
tindakan korupsi juga suatu bentuk perlawanan atas agama.
Suatu penelitian yang dilakukan oleh dua ormas besar di Indonesia yakni
nahdlatul ulama dan muhammadiyah menetapkan bahwasannya perilaku tindakan
korupsi adalah bentuk perilaku kekafiran, bahkan merupakan perbuatan syirik
karena menjadikan uang sebagai sekutu tuhan. Selain islam juga ada agama lain
yang memiliki pandangan tengtang perilaku korupsi yakni agama kristen yang
mana agama ini berpendapat bahwasannya gereja mendekati permasalahan
tentang korupsi dari titik tolak keburukan moral manusia yang snagat tidak
3
mampu menciptakan hakikat dirinya sendiri sebagai gambaran atau citra allah.
Dalam pemahaman kristen, manusia diciptakan oleh allah menurut gambar atau
citra allah itu sendiri. Manusia diciptakan oleh allah dalam bentuk laki laki dan
perempuan dengan martabat dan derajat yang sama dan manusia juag adikarunia
tugas dan mandat untuk beranak cucu dan memenuhi bumi serta untuk mengusai,
mengusahakan dan memelihara apa yang telah diptakan oleh allah apa yang ada
dimuka bumi ini. Untuk dapat memenuhi tugas dan mandat yang telah ditentukan
oleh allah. Maka allah melengkapi manusia dengan akal dan hikmat serta
mahkotainya dengan diberi kemuliaan, hormat dan kuasa. Manusia diciptakan
dalam bentuk kesatuan tubuh, jiwa dan roh sehingga manusia dipanggil untuk
memelihara secara utuh jasmani dan rohani dalam rangka untuk memenuhi
tanggung jawabnya kepada yang menciptakannya yakni alllah.
Manusia dicptakan oleh allah dengan diberi kebebasan, dan dalam kebesan
ini manusia bertanggung jawab kepada allah. Manusia juga diciptakan dalam
bentuk persekutan sehinnga menusia berhak untuk mengatur kehipannya bersama
keluarga dan masyarakat yang dapat membawa kehipan yang aman beserta damai
bagi semua orang
4
telah banyak meracuni otak kaum muslimin sehinnga mereka tidak lagi
mempercayai kepada apa yang telah ditetapkan ada didalam islam.
Diantaranya kelas teri dan kelas kakap. Adapun yang dimaksud kelas teri atau
korupsi kalangan bawah adalah korupsi yang masih ada di tahap dini atau bisa
juga disebut masih mencoba-coba. Contohnya, semisal ada anak disuruh ibunya
membeli keperluan diwarung, ada sisa kembalian dari uang belanja tersebut.
Namun anak itu mengambilnya. Hal tersebut yang dimaksud korupsi kelas teri.
Namun jika terus berlarut-larut, maka besar kemungkinan hal tersebut kan
menjadi sebuah kebiasaan dan akan menjadi kelas kakap juga pada akhirnya.
Adapun yang dimaksud kelas kakap atau kelas atas adalah korupsi yang
dilakukan oleh orang yang sudah terbiasa melakukan korupsi pada kelasnya.
Contohnya pejabat yang melakukan korupsi hingga milyaran bahkan triliyunan.
Disini akan membahas pandangan agama terhadap korupsi, sejauh mana bahaya
perbuatan ini, mari kita ulas bersama-sama.
1.) Dalam islam, pengkhianatan terhadap harta negara dikenal dengan ghulul.
Kata ghululan dalam lafadz Muslim atau ghullun dalam lafadz Abu Dawud.
Keduanya dengan huruf ghain berharakat dhammah ini mengandung beberapa
pengertian diantaranya bermakna belenggu besi, atau berasal dari kata kerja ghalla
bermakna khianat. Ibnul Katsir menerangkan kata al ghulul, pada asalnya
bermakna dalam urusan harta rampasan perang, atau mencuri sesuatu dari harta
rampasan perang sebelum dibagikan.
Kemudian, kata ini digunakan untuk setiap perbuatan khianat dalam suatu urusan
secara sembunyi. Abu Bakar berkata, " Aku diberitahu bahwa Nabi Muhammad
SAW bersabda, " Barang siapa ( aparat ) yang mengambil harta negara selain
5
untuk hal yang telah dijelaskan. Sungguh ia telah berbuat ghulul atau ia telah
mencuri".
3.) Dalam agama Hindu ialah mengumbar hawa nafsu misalnya mencuri,
berzinah, madat, berjudi dan sebagainya. Salah satu aturan-moralitas Buddhis
( sila ) dalam lima aturan-moralitas Buddhis ( Panca Sila ) yang perlu dihindari
oleh umat.
4.) Dalam pandangan Buddha adalah menahan diri dari mengambil barang-barang
yang tidak diberikan pemiliknya. Korupsi termasuk melanggar aturan-moralitas
Buddhis ( sila ) kedua mengambil barang yang tidak diberikan pemiliknya dan
akan mengkondisikan seseorang melanggar aturan-moralitas Buddhis ( sila )
keempat Buddhis.
1) Ghulul (Penggelapan)
2) Risywah (Penyuapan)
5) Al-Ikhtilas (Pencopetan)
6) Al-Ihtihab (Perampasan).
6
B. Korupsi Dalam Persfektif Budaya
Beberapa ahli dan lembaga telah banyak merumuskan apa itu arti dari
korupsi. Samuel P. Huntington, mengemukakan bahwa korupsi adalah penyakit
demokrasi dan modernitas. Sedangkan, Rose-Ackerman mendefinisikan korupsi
sebagai: “Pembayaran ilegal kepada pejabat publik guna mendapatkan
keuntungan, dan seterusnya”.
7
masyarakat dan penyelenggara negara mendapatkan edukasi yang baik mengenai
istilah korupsi dan perilaku-perilaku yang merujuk pada tindak korupsi, yang
penulis katakan di awal adalah sesuatu yang sulit didefinisikan. Mengapa hal ini
penting? Karena yang terjadi di beberapa kasus adalah seseorang/sekelompok
orang melakukan tindak pidana korupsi diakibatkan yang bersangkutan tidak
mengetahui bahwa yang dilakukannya adalah termasuk korupsi. Atau di kasus
lain, seseorang/kelompok melakukan tindak korupsi, karena hal itu sudah
dianggap lumrah dan wajar di lingkungan sekitarnya.
Menurut Haller dan Shore, korupsi dapat dimulai dari pemahaman tentang
konsep, cara memandang apakah tindakan tertentu termasuk korupsi atau tidak.
Cara pandang masyarakat tentang apa yang boleh dan tidak boleh, benar atau
salah, baik atau buruk, korupsi atau tidak, menjadi landasan dalam bersikap dan
berperilaku.
8
5. Apakah menerima hadiah lebaran, hadiah natal, hadiah ulang tahun dari
pebisnis/perusahaan pemenang lelang termasuk korupsi yang disebut
gratifikasi?
Hasil dari jawaban yang diberikan oleh responden beragam, ada yang
menjawab “ya, tidak, tergantung, hal itu wajar, dsb.” Inilah yang menjadi masalah
utamanya. Korupsi seringkali didefinisikan dengan mengacu pada standar nilai
yang ditentukan oleh masyarakat itu sendiri. Sedangkan standar nilai dalam satu
masyarakat, tentu akan berbeda dengan standar nilai di kelompok masyarakat
lainnya. Artinya apa yang bagi seseorang adalah korupsi, bagi orang lain dianggap
sebagai hal yang wajar, ataupun bentuk silaturahmi atau cara agar relasi/hubungan
lebih intim.
Selain perkara cara pandang yang masih abu-abu, tindakan korupsi yang
merajalela juga merupakan suatu proses enkulturasi, yaitu interaksi sosial saat
orang-orang belajar, memahami, dan mempraktekkan serta membangun kebiasaan
yang berkembang di sekitar menjadi kebudayaannya.
Penulis berikan contoh, suatu ketika ada sekelompok orang ingin membuat
KTP Elektronik sebagai bentuk kepatuhan mereka pada peraturan yang telah
9
dicanangkan pemerintah. Di tengah proses berjalan, muncul berita di media
bahwa dana proyek E-KTP telah diselewengkan oleh anggota parlemen, sehingga
proses pembuatannya tidak kunjung selesai, dengan kata lain dikorupsi.
10
totaliter/otoriter, anti diskriminasi gender, dan anti perbudakan yang telah diadopsi
di seluruh dunia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama merupakan salah satu hal yang sangat berhubungan erat dengan
kasus korupsi, karena agama merupakan dasar dari segala kepercayaan dan
keyakinan tiap individu. Dalam semua ajaran agama, tidak ada yang mengajarkan
umatnya untuk berlaku atau melakukan tindakan korupsi. Namun pada
kenyataannya, praktek korupsi sudah menjadi kegiatan yang tidak asing, dan
secara sadar atau tidak, terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, terutama
kehidupan sehari-hari. Sebuah negara agama tidak menjanjikan kebersihan negara
itu sendiri dari praktek korupsi. Indonesia sebagai negara yang memiliki
penduduk mayoritas Muslim, maupun negara-negara di Amerika Latin yang
mayoraitas penduduknya bukan non-Muslim memiliki "citra" yang serupa di mata
dunia terkait dengan praktek korupsi yang terjadi di masing-masing negara.
Hukum korupsi dalam berbagai ajaran agama dan tradisi lain ada beragam,
diantaranya yaitu:
Kristen: suap dapat butakan mata (hati), agar terus jaga tatanan hidup,
hidup adalah perjuangan, takut kepada Tuhan, jauhkan koruptor.
Hindu: pemimpin korup tak akan hidup kembali, suap sebagai pintu masuk
dosa, pendosa tak diakui oleh Tuhan dan kena karma, etika "kau rasakan
apa yang kurasakan", agar terus hidup sederhana.
11
Buddha: tujuan hidup yaitu nirwana (puncak), manusia korup akan tak
bahagia.
Budaya: sebagai nilai hidup (wujud ide, aksi, dan benda), bersifat
rohaniah, peradaban sebagai wujud jasmaniah, bersifat umum, peradaban
lebih kearah budaya tinggi saja, relasi terdapat dalam teori budaya politik
(fungsionaltias).
12