Anda di halaman 1dari 7

RESUME PDF LRT HANDBOOK CHAPTER 7

OLEH :
TULUS NIRWANSYAH AWI
NIT : 20181024

PRODI : D.III TEKNIK BANGUNAN DAN JALUR PERKERETAAPIAN


POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA
TAHUN 2019
Lintas Rel Terpadu atau disingkat LRT (Bahasa Inggris : Light Rapid Transit) adalah
salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi di kawasan perkotaan yang
konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus,
disebut juga trem.

Kereta api ringan banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah mengalami


modernisasi, antara lain dengan otomatisasi, sehingga dapat dioperasikan tanpa masinis, bisa
beroperasi pada lintasan khusus, penggunaan lantai yang rendah (sekitar 30 cm) yang disebut
sebagai Low floor LRT untuk mempermudah naik turun penumpang.

Banyak sistem trem konvensional di Britania Raya, Amerika Serikat, dan lain-lainnya
mulai dikurangi pelayanannya pada dekade 1950-an saat mobil pribadi mulai bertumbuh.
Britania Raya mulai meninggalkan sistem trem, kecuali pada lintas Blackpool, pada tahun 1962.
[1]
 Walaupun sistem ini masih ada di sejumlah negara, istilah "kereta api ringan" atau "lintas rel
terpadu" merujuk pada sistem perkeretaapian yang jauh berbeda. Teknologi kereta ringan sendiri
dikembangkan dari Jerman Barat, karena upaya Boeing Vertol memperkenalkan sistem LRT
modern Amerika mengalami kegagalan teknis. Setelah Perang Dunia II, Jerman
mempertahankan banyak lintas tremnya dan berevolusi menjadi lintas kereta api perkotaan
(Stadtbahnen). Kecuali untuk Hamburg, seluruh kota besar maupun kecil di Jerman
mempertahankan lintas kereta ringan.[2]

Konsepsi mengenai LRT digagas oleh H. Dean Quinby tahun 1962 pada artikel di jurnal Traffic
Quarterly berjudul "Major Urban Corridor Facilities: A New Concept" (Fasilitas Koridor
Perkotaan Utama: Konsep Baru). Quinby membedakan konsep ini dari trem sebagai berikut:

 mempunyai kapasitas angkut penumpang yang lebih besar;


 tampak seperti kereta api atau kereta rel (yang dirangkai-rangkai);
 mempunyai banyak pintu untuk memudahkan arus penumpang; serta
 cepat dan nyaman dalam pengoperasiannya.

Istilah light rail transit (LRT) dan bentuk neologismenya, "Lintas Rel Terpadu"


diperkenalkan di Amerika Utara tahun 1972 untuk menyebut konsep baru transportasi rel ini.[3]
LRT pertama di Amerika Utara mulai berdinas tahun 1978 ketika Edmonton, Alberta, Kanada,
mengadopsi sistem LRT Siemens-Duewag U2, menyusul tiga tahun kemudian di Calgary,
Alberta, dan San Diego, California. Konsep ini kemudian menjadi populer, dan meski Kanada
memiliki sejumlah kota yang cukup besar untuk dilintasi LRT, saat ini ada kira-kira 30 lintas
LRT di Amerika Serikat.

Britania Raya memulai LRT pada tahun 1980-an. Lintas pertamanya adalah Tyne and Wear
Metro dan berikutnya Docklands Light Railway (DLR) di London. Istilah historis light
railway digunakan karena sistem ini berdasarkan Light Railways Act 1896, walaupun teknologi
yang digunakan setara dengan konsep light rail di Amerika Serikat. Tren LRT Britania Raya
terus mencuat sejak diluncurkannya lintas Manchester Metrolink pada tahun 1992.

Karena definisinya banyak, kereta api ringan dan bentuk kereta api kota dan komuter lain
sulit dibedakan. Sistem yang disebut kereta api ringan di suatu kota bisa dianggap sebagai trem
di kota lain. Sebaliknya, sejumlah jalur yang disebut "kereta api ringan" sebenarnya sama
dengan angkutan cepat; dalam beberapa tahun terakhir, istilah baru seperti metro
ringan digunakan untuk menyebut sistem berkapasitas menengah ini. Beberapa sistem "kereta
api ringan" seperti Sprinter tidak sama dengan kereta api kota dan bisa dikelompokkan sebagai
kereta komuter atau bahkan kereta antarkota. Di Amerika Serikat "kereta api ringan" telah
menjadi istilah tunggal untuk menyebut berbagai sistem kereta penumpang.

Jenis-jenis kereta api ringan memiliki perbedaan biaya yang besar. Sistem sejenis trem biasanya
lebih murah separuhnya atau sepertiganya daripada sistem sejenis angkutan cepat.

Sulit sekali membedakan kereta api ringan dan trem. Banyak ciri-ciri yang saling
tumpang tindih, sebagian besar kereta bisa digunakan untuk satu sama lain, dan sejumlah pihak
sering menggolongkan trem sebagai subkategori kereta api ringan alih-alih kategori transportasi
terpisah. Dua versi umumnya adalah:

1. Versi tradisional: rel dan kereta menyusuri jalan raya dan berbagi ruang dengan mobil.
Tempat perhentiannya banyak, tetapi tidak banyak stasiun khusus. Karena berbagi ruang
dengan jalan raya, relnya tidak mengganggu pemandangan.
2. Versi modern: kereta menyusuri relnya sendiri, terpisah dari lalu lintas mobil. Tempat
perhentiannya tidak banyak dan penumpang naik dari peron. Relnya tampak jelas.
Kadang operator perlu membangun pensinyalan khusus, perlintasan sebidang dengan
gerbang angkat, atau bahkan membangun perlintasan tak sebidang (bawah tanah atau
layang).

Kereta api ringan dan angkutan cepat (metro) juga sulit dibedakan, misalnya sistem
kereta gantung Schwebebahn Wuppertal, "D" Branch of Boston's Green Line, Confederation
Line Ottawa, atau Docklands Light Railway London yang kemungkinan tidak dianggap "ringan"
karena berbeda dengan London Underground. Sistem-sistem ini bisa dikelompokkan
sebagai angkutan cepat ringan alih-alih "kereta api ringan". Di Eropa, istilah "kereta api ringan"
semakin sering dipakai untuk menyebut sistem angkutan cepat manapun yang frekuensinya
rendah atau rangkaiannya lebih pendek, berbeda dengan sistem angkutan massal yang lebih berat
seperti London Underground atau Mass Rapid Transit Singapura. Misalnya, LRT-1 dan MRT-
3 di Manila sering disebut "kereta api ringan", padahal relnya terpisah dari jalan dan sebagian
besar jalurnya berupa jalur layang. Fenomena ini lazim ditemukan di kota-kota Tiongkok. Di
sana, angkutan cepat ringan layang di Shanghai, Wuhan, dan Dalian disebut jalur kereta api
ringan. Di Amerika Utara, sistem ini tidak dianggap kereta api ringan (kecuali Scarborough
LRT di Toronto).

Banyak sistem berciri-ciri campuran. Dengan teknik sipil yang baik, sebuah rel bisa
membentang menyusuri jalan, lalu ke bawah tanah, lalu naik ke jembatan. Contohnya, Los
Angeles Metro Rail Gold Line memiliki bagian-bagian yang bisa dikelompokkan sebagai trem,
angkutan cepat ringan, dan angkutan cepat. Ini umum ditemukan di Amerika Serikat, negara
yang tidak membedakan berbagai jenis sistem kereta api kota.

Dalam sistem ini, bahkan kereta angkutan cepat berlantai tinggi bisa dioperasikan di jalan raya
layaknya trem. Model ini disebut street running. Di Indonesia, sistem ini bisa dijumpai
di Surakarta dan Madiun.
Di sejumlah wilayah, "kereta api ringan" bisa mengacu pada jalur kereta apapun yang
kecepatannya rendah atau banyak stasiun dalam jarak singkat. Ini sesuai dengan definisi lama rel
ringan di Britania Raya. Light Rail di Hong Kong adalah salah satunya , tetapi Light Rail bisa
juga disebut "kereta api ringan" karena lebih kecil daripada seluruh MTR. Sprinter di San Diego
menggunakan DMU dan menargetkan penumpang kereta komuter; namun, karena jumlah
stasiunnya banyak, Sprinter disebut kereta api ringan.

Namun, kecepatan tertinggi yang rendah tidak selalu membedakan kereta api ringan
dengan sistem lain. Misalnya, kereta api ringan Siemens S70 yang dipakai di METRO
Rail Houston dan sistem LRT lainnya di Amerika Utara memiliki kecepatan tertinggi 106
kilometer per jam (66 mph), sedangkan kereta di Montreal Metro yang sepenuhnya bawah tanah
memiliki kecepatan tertinggi 72 kilometer per jam (45 mph). Los Angeles Metro memiliki
kecepatan tertinggi dan rata-rata yang lebih tinggi daripada Montreal Metro atau New York City
Subway.[5] Perbedaan utamanya adalah kereta Montreal Metro dan New York City Subway
mengangkut lebih banyak penumpang daripada sistem LRT manapun di Amerika Utara.
Keretanya memiliki akselerasi yang lebih cepat sehingga masa tempuh antarstasiun relatif lebih
pendek di daerah padat penduduk. Sebagian besar sistem kereta api ringan melayani daerah kota
jarang penduduk dan pinggiran kota yang lalu lintas penumpangnya rendah, tetapi biaya rendah
dan kecepatan tertinggi tinggi turut dipertimbangkan untuk bersaing dengan mobil.

Banyak sistem kereta api ringan—bahkan yang sudah tua—mencampurkan jalur rel di
jalan dengan rel di luar jalan. Di beberapa negara (khususnya di Eropa), hanya rel di luar jalan
yang dianggap rel kereta api ringan. Di sana, trem yang berjalan di jalan raya tidak dianggap
kereta api ringan, melainkan trem. Namun, sulit mengatakan bahwa sebuah rel itu "terpisah dari
jalan raya"—kadang ada "tombol" beton supaya mobil tidak masuk rel. Beberapa sistem
seperti Seattle Link mencampurkan jalurnya, tetapi dekat dengan lalu lintas mobil; kereta api
ringan dan bus berjalan di jalur bersama.

Sejumlah sistem seperti AirTrain JFK di New York City, DLR di London, dan Kelana


Jaya Line di Kuala Lumpur, telah menghilangkan peran masinis. Vancouver SkyTrain adalah
sistem pertama yang menggunakan kereta nirawak, sedangkan Toronto Scarborough
RT mengoperasikan kereta yang sama seperti Vancouver, tetapi bermasinis. Dalam berbagai
pembahasan dan perbandingan, sistem khusus seperti ini umumnya tidak dianggap kereta api
ringan.

Banyak sistem kereta api ringan—bahkan yang sudah tua—mencampurkan jalur rel di
jalan dengan rel di luar jalan. Di beberapa negara (khususnya di Eropa), hanya rel di luar jalan
yang dianggap rel kereta api ringan. Di sana, trem yang berjalan di jalan raya tidak dianggap
kereta api ringan, melainkan trem. Namun, sulit mengatakan bahwa sebuah rel itu "terpisah dari
jalan raya"—kadang ada "tombol" beton supaya mobil tidak masuk rel. Beberapa sistem
seperti Seattle Link mencampurkan jalurnya, tetapi dekat dengan lalu lintas mobil; kereta api
ringan dan bus berjalan di jalur bersama.

Sejumlah sistem seperti AirTrain JFK di New York City, DLR di London, dan Kelana Jaya
Line di Kuala Lumpur, telah menghilangkan peran masinis. Vancouver SkyTrain adalah sistem
pertama yang menggunakan kereta nirawak, sedangkan Toronto Scarborough
RT mengoperasikan kereta yang sama seperti Vancouver, tetapi bermasinis. Dalam berbagai
pembahasan dan perbandingan, sistem khusus seperti ini umumnya tidak dianggap kereta api
ringan.

Biaya pembangunan jalur kereta api ringan sangat beragam, tergantung jumlah
terowongan dan jembatan yang diperlukan. Survei proyek kereta api ringan di Amerika
Utara[6] menunjukkan bahwa biaya sebagian besar sistem LRT berkisar antara US$9 juta sampai
lebih dari US$62 juta per km. Biaya pembangunan LRT baru di Seattle merupakan yang
termahal di Amerika Serikat, US$109 juta per km, karena perlu membangun terowongan panjang
di tanah yang buruk, sekian kilometer jembatan rel, dan stasiun berkedalaman 180 kaki (55 m) di
bawah permukaan tanah.[7] Peningkatan biaya ini membuat LRT Seattle semahal kereta bawah
tanah atau sistem angkutan cepat. Di sisi lain, empat sistem kereta ringan lain (Baltimore,
Maryland; Camden, New Jersey; Sacramento, California; dan Salt Lake City, Utah) menelan
biaya kurang dari US$12 juta per km. Di seluruh Amerika Serikat, kecuali Seattle, biaya
pembangunan LRT rata-rata sebesar US$22 juta per km.[6]

Sebagai perbandingan, perluasan lajur jalan bebas hambatan biasanya menelan biaya
US$621 ribu sampai US$5 juta per km lajur untuk dua arah dengan rata-rata biaya US$2,3 juta.
[8]
 Namun, jalan bebas hambatan banyak dibangun di pinggiran kota atau pedesaan, sedangkan
kereta ringan dibangun di perkotaan yang hak lintas dan pengadaan lahannya lebih mahal.
Karena itu, proyek perluasan jalan bebas hambatan termahal di Amerika Serikat adalah "Big
Dig" di Boston, Massachusetts, yang beranggaran US$124 juta per km lajur dengan total biaya
US$14,6 miliar. Satu rel kereta ringan bisa mengangkut 20.000 orang per jam, sedangkan satu
lajur jalan bebas hambatan hanya menampung 2.000–2.200 kendaraan per jam. [9] Contohnya, rel
kereta ringan di Boston dan San Francisco masing-masing mengangkut 9.600 dan 13.100
penumpang per jam ke arah puncak pada jam sibuk.[10]

Bila dibandingkan dengan bus, biaya LRT bisa lebih murah karena biaya tenaga kerja per
mil penumpang lebih murah, jumlah penumpang lebih banyak, dan kecepatan rata-rata lebih
tinggi (mengurangi jumlah kereta yang diperlukan dalam satu rute). Meski kereta ringan lebih
mahal harganya, usia barangnya jauh lebih panjang daripada bus sehingga biaya perawatannya
juga rendah.

Anda mungkin juga menyukai