Tugas Tekres Final
Tugas Tekres Final
1. Teori Dasar
Fluida reservoir adalah fluida yang mengisi rongga pori-pori batuan reservoir yang dapat
berupa minyak, gas dan air, sesuai dengan jenis reservoirnya. Hidrokarbon sendiri terdiri
dari fasa cair (minyak bumi) maupun fasa gas, yang tergantung pada kondisi (tekanan dan
temperatur) reservoir. Perubahan kondisi reservoir akan mengakibatkan perubahan fasa
serta sifat fisik fluida reservoir. Parameter karakteristik fluida reservoir yang akan dibahas
pada sub-bab di bawah ini yaitu kelarutan gas dalam minyak (Rs), faktor volume formasi
reservoir (Bo), faktor volume formasi gas (Bg), faktor volume formasi air (Bw), faktor volume
dua fasa (Bt), viskositas (μ), dan kompresibilitas fluida (Cf).
Mekanisme pendorong (Drive Mechanism) adalah tenaga yang dimiliki oleh reservoir
secara alamiah yang digunakan untuk mendorong minyak selama produksi ke permukaan.
Proses pendorongan akan terjadi bila energi produksinya lebih besar dari seluruh energi
yang hilang selama aliran fluida reservoir menuju lubang bor. Drive Mechanism merupakan
salah satu karakteristik reservoir. Setiap reservoir mempunyai jenis dan tingkatan kekuatan
driving mechanism yang berbeda-beda.
Pada reservoir minyak, minimal dikenal 3 macam drive mechanism yang dapat bekerja
sendiri atau secara kombinasi, yaitu :
Depletion Drive atau solution gas drive atau dissolved gas drive, yaitu daya dorong
oleh gas larut.
Gas cap drive, yaitu daya dorong oleh gas dari tudung gas.Water drive, yaitu daya
dorong oleh air dari aquifer.
Combination Drive merupakan daya dorong oleh gas dari tudung gas dan air dari
akuifer.
Jenis drive mechanism harus diketahui sejak awal karena akan mempengaruhi:Strategi
pengurasan reservoir (reservoir drainage strategy)Jumlah minyak atau gas yang bisa
diproduksi,Kinerja produksi masing-masing sumur produksi.Reservoir performance, yaitu
kinerja reservoir.Kelayakan penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR).
2. Metode penghitungan
Dalam perhitungan cadangan minyak dan gas bumi pemilihan metode perhitungan
cadangannya berbeda-beda. Pemilihan ini bedasarkan pada tahap apa proses cadangan itu
sekarang, misalnya pada tahap eksplorasi akan berbeda dengan tahap produksi maupun
tahap abondenment. Metode perhitungan cadangan ini antara lain analogi, volumetric,
material balance, decline curve, dan simulasi reservoir. Kurva penurunan produksi (decline
curve) adalah suatu metoda untuk mengetahui potensi hidrokarbon yang terkandung
didalam suatu reservoir (lapangan) hanya berdasarkan data produksi yang terdiri atas : laju
produksi, kumulatif produksi dan waktu produksi. Dengan demikian metoda penurunan
produksi (decline curve) ini akan dapat diterapkan apabila suatu lapangan telah cukup lama
diproduksikan.
Metode kurva penurunan produksi (decline curve) merupakan salah satu cara untuk
menghitung cadangan migas (ultimate recovery). Selain itu, metode ini juga mempunyai
keunggulan-keunggulan lainnya jika dibandingkan dengan metode volumetric dan metode
material balance. Adapun keunggulan-keunggulan dari metode kurva penurunan produksi
adalah sebagai berikut :
Secara umum decline dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu exponential decline, hyperbolic
decline, dan harmonic decline. Berdasarkan harga exponen decline-nya atau lebih dikenal
dengan “b”. Harga b berkisar 0 hingga 1. Jika harga b=0 maka jenis kurvanya adalah
exponential decline, jika harga (0≤b≤1) maka jenis kurva disebut hyperbolic decline dan jika
harga b=1 jenis kurvanya adalah harmonic decline.
Exponential decline
Exponential decline disebut juga dengan Geometric decline, Semilog decline
atau Constant Percentage decline mempunyai ciri khas penurunan produksi pada
suatu interval waktu tertentu sebanding dengan laju produksinya (konstan).
Q=Qi x e (Ti-T)/a
Np= a (Qi-Q)
Hyperbolic Decline
Hyperbolic decline adalah tipe kurva dimana harga loss ratio (a) mengikuti
deret hitung, sehingga turunan pertama loss ratio terhadap waktu yaitu eksponen
decline (b) mempunyai harga konstan atau relatif konstan.
a+Ti
Q= Qi ( )
a+T
Qi
Np = Qi (a + Ti ) ln ( )
Q
Keterangan:
Q = laju produksi
Np = kumulatif produksi minyak
Np = Gp =kumulatif produksi minyak
Qi = laju produksi data pertama yang digunakan
T = waktu produksi ke-T
Ti = waktu produksi data pertama yang digunakan
a = konstanta
b = konstanta loss-ratio
( ∑ Y ) ( ∑ X 2 )−(∑ XY )(∑ X )
K1 = 2
N ∑ X 2 −( ∑ X )
3. Konstanta k2
( ∑ Y )( ∑ X )−N ∑ XY
K2 =
(∑ X )2−N ∑ X 2
N ∑ XY −(∑ X )(∑ Y )
R= 2 2
√ {N ∑ X 2−( ∑ X ) }{N ∑ Y 2− ( ∑Y ) }
Yakt−Yreg
SD = X 100%
Yakt
Yakt = nilai variable terikat Y actual
Yreg = nilai variable terikat Y hasil regresi linier
∑ SD
SDavg =
N
1. Hubungan antara laju produksi (Q) skala logaritma dengan waktu (T) skala logaritma
(lnQ vs lnT):
LnQ = k1 + k2 x lnT
Y = lnQ
X = lnT
2. Hubungan antara laju produksi (Q) skala logaritma dengan waktu (T) skala logaritma
(lnQ vs lnT)
lnQ = k1 + k2 x lnT
Y = lnQ
X = lnT
3. Hubungan antara kumulatif laju produksi (NP) skala logaritma dengan laju produksi (Q)
skala kartesian (NP vs Q)
Np = k1 + k2 x Q
Y = Np
X=Q
4. Hubungan antara kumulatif laju produksi (Np) skala logaritma dengan laju produksi (Q)
skala kartesian (lnNp vs Q):
lnNp = k1 + k2 x Q
Y = lnNp
X=Q
5. Hubungan antara kumulatif laju produksi (Np) skala logaritma dengan laju produksi (Q)
skala logaritma (lnNp vs lnQ)
lnNp = k1 + k2 x lnQ
Y = lnNp
X = ln
Dari jenis decline curve bisa di tentukan cadangan gas dan sisa dengan menggunakan
model perhitungan sebagai berikut
Keterangan:
RR = cadangan gas
Qe = laju produksi gas pada kondisi economic limit
k1 dan k2 = konstanta
∆RR = sisa cadangan
Gp = kumulatif produksi terakhir
Penentuan cadangan minyak sisa yang akan dilakukan pada lapisan bertujuan untuk
mendapatkan informasi mengenai besarnya cadangan minyak sisa dan umur lapisan.
Penggunaan metode decline curve dilakukan karena berdasarkan data produksi yang telah
terjadi penurunan laju produksi pada lapisan ini tanpa adanya pengurangan dan
penambahan jumlah sumur. Dalam penerapan kurva penurunan produksi ini akan dilakukan
pemilihan jenis kurva terlebih dahulu. Sehingga di dapatkan jenis kurva lapisan untuk
mendapatkan jumlah cadangan gas dan sisa lapangan beserta umur produksi lapangan.
Dari tabel di atas dapat di tentukan bahwa jenis kurva nya adalah Hyperbole Decline
Curve karena diantara ketiga jenis kurva yang ada, jenis ini mempunyai nilai Sdvag terkecil.
2. Tahap Analisis Cadangan Gas (RR), Sisa (∆RR), beserta Umur Produksi.
Karena telah di tentukan jenis kurvanya adalah hyperbole curve dilakukan
perhitungan sebagai berikut (diketahui Qe = 25 bopd).
RR = Exp( 14,2934 + -0,14186 x ln25)
= 1.021.498
Maka jumlah cadangan gas yang ada sejumlah 1.021.498 STB
∆RR = 1.021.498 – 5.325.600
= - -4.304.102
Maka cadangan sisa yang ada sejumlah -4.304.102 STB
T = Exp((ln25 – 16,8011) / -1,4155073)
= 14.696
Maka umur produksi nya adalah selama 14.969 bulan.
BAB 3 KESIMPULAN
1. Jumlah cadangan gas dan sisa lapangan TP pada kondisi economic limit sebesar 5000
MSCF/D adalah sebesar 1.021.498 STB dan -4.304.102 STB berurutan.
2. Umur produksi dari lapangan TP adalah selama 14.969 bulan.
LAMPIRAN
40000
Qg Vs Gp
35000
30000
LAJU PRODUKSI , Bopd
25000
20000
15000
10000
5000
0
90 100 110 120 130 140 150 160 170
WAKTU , BULAN
3. Tabel analisis jenis decline curve
(a) Tabel 1
(b) Tabel 2
TUGAS TEKNIK RESERVOIR
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIIWIJAYA
2019