Antenatalcare (Anc)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

ANTE NATAL CARE (ANC)

1. Definisi Antenal Care


Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau dokter kepada ibu selama
masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu
menghadaapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar
(Manuaba, 1998). Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala dan teratur selama masa
kehamilan sangat penting, sebab merupakan upaya bersama antara petugas kesehatan dan ibu hamil, suami,
dan keluarga mengenai :
- Aspek kesehatan dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan kehamilan, pertumbuhan janin dalam
kandungan, kelangsungan hidup ibu dan bayi setelah lahir.
- Aspek psikologik, agar dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya ibu hamil mendapatkan rasa aman,
tenang, terjamin dan terlindungi keselamatan diri dan dirinya.
- Aspek social ekonomi, ibu hamil dari keluarga miskin pada umumnya tergolong dalam kelompok kurang gizi,
anemis, dan penyakit menahun.
2. Tujuan Antenatal Care
- Ibu dalam kondisi selamat selama kahamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik maupun mental yang
merugikan.
- Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.
- Ibu sanggup merawat dan member ASI kepada bayinya.
- Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana setelah kelahiran
bayinya.
3. Kegiatan Antenatal Care
Standart minimal pelayanan antenatal menurut (saifudin, 2002), pelayanan antenatal mencakup banyak
hal, namun dalam penerapan operasional dikenal dengan standart minimal 7T yang terdiri dari:
1) Timbang berat badan
2) Ukuran tekanan darah
3) Ukuran tinggi funduss uteri
4) Pemberian imunisasi TT
5) Pemberian tablet zat besi
6) Tes terhadap penyakit menular seksual
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
4. Prosedur Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil
1) Persiapan alat
- Timbangan berat badan - Sarung tangan
- Tensimater - Kapas kering dalam tempatnya
- Stetoscope - Air DTT pada komnya
- Termometer - Pita ukur untuk lingkar lengan atas
- Tisu pada tempatnya - Alat tulis
- Bengkok - Termometer aksila
- Pen light - Larutan klorin 0,5%
- Meteran / pita - Arloji dengan jarum detik
- Funduskop / laennec - Lampu senter
- Hummer untuk memeriksa refleks - Spatel lidah
2) Persiapan lingkungan
- Menutup tirai atau sketsel - Menyiapkan meja peralatan pemeriksaan
- Ruangan yang kondusif - Tempat tidur atau kursi tempak ibu berbaring/duduk
- Penerangan yang memadai - Meletakkan kursi untuk pemeriksaan di dekat tempat tidur ibu
3) Persiapan ibu
- Menyapa ibu dengan sopan sesuai dengan kondisi
- Memberitahu ibu maksud dan tujuan akan di lakukan pemeriksaan tersebut
- Menganjurkan ibu untuk buang air kecil dahulu
- Mempersilhkan ibu untuk masuk ke dalam ruang pemeriksaan
- Setelah ibu berada di ruang pemeriksaan dipersilahkan membuka pakaian dalam dan melonggarkan pakaian
luar. Apabila ibu menggunakan pakaian luar yang ketat, pakaian bawah ibu di ganti dengan sarung dan
pakaian atas di ganti dengan pakaian atas yang longgar yang telah di sediakan
4) Persiapan perawat
- Mencuci tangan
- Memakai handscon
5) Mengukur Berat Badan
Prosedur pemeriksaan :
a. Mempersilahkan ibu untuk melepas alas kaki
b. Menuntun ibu naik ke atas timbangan
c. Membaca hasil timbangan
d. Menuntun ibu untuk turun dari timbangan (apabila menggunakan timbangan yang langsug dengan ukuran tinggi
badan ,langsung di lakukan pengkuran tinggi badan juga
e. Mencatat hasil penimbangan pada status ibu
Tujuan: Tujuan dari penimbangan berat badan ibu hamil ini adalah untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu
sebelum dan sesudah kehamilan. kenaikan berat badan yang baik adalah 11-16kg. Pada trimester 1 kenaikan
berat badan ibu hamil sebaiknya 0,5-2,5 kg, setelah itu diikuti dengan kenaikan berat 0,5 kg per minggu. Bahaya
kenaikan berat badan yang berlebihan adalah :
- Di takutkan bayi besar risiko kesulitan saat persalinan ,
- Pada kehamilan trimester ke III merupakan tandan bahaya kemungkinan terjadinya preeklamsia
- Juga bisa gejala penyakit diabetes militus pada ibu hamil .
Sedangkan bahaya penurunan berat badan yang berlebihan meliputi
- Janin tidak berkembang
- kurang gizi dan anemia sehinggan mengalami kesulitan saat melahirkan
6) Mengukur Tinggi Badan
Prosedur pemeriksaan TB
a. Mempersilahkan ibu untuk berdiri tegak pada lantai datar,merapat pada alat pengukur tinggi badan dan
pandangan lurus kedepan
b. Merapatkan alat pengukur pada kepala ,kemudian membaca skala
c. Bila menggunakan alat peninggi badan yang jadi satu dengan alat menghitung berat badan. Alat pengukur tinggi
di naikkan sampai menempel pada kepala ibu. Kemudian skala ukur di baca
d. Menuntun ibu untuk turun dari timbangan .
e. Mencatat hasil pengukuran tinggi badan ibu di buku.
Tujuan:Tujuan dari pengukuran tinggi badan pada ibu adalah untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil sehingga
bisa mendeteksi faktor risiko terhadap kehamilan yang berhubungan dengan tinggi badan adalah keaadaan
rongga panggul,sering di jumpai pada ibu yang pendek ,rongga panggulnya sempit , ada juga ibu yang pendek
tetapi rongga panggul nya normal .
7) Mengukur Lila
Melaksanakan Prosedur :
a. Membuka lengan baju ibu pada lengan yang akan di ukur
b. Memposisikan lengan atas lurus ke bawah (Dari bahu ke siku )
c. Mengukur panjang lengan atas dengan menggunakn meteran khusus,kemudian tentukan titik tengah pada
daerah lengan atas
d. Melingkari meteran pada titik tengah lengan atas sesuai ukuran lengan
e. Baca hasil pegukuran dengan tepat
f. Catat hasil pengukuran.
Tujuan: Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui ukuran lingkar lengan bagian atas ,ukuran ini di gunakan
sebagai indikator untuk menilai status gizi ibu hamil ,ukuran lingkar lengan atas yang normal adalah 23,5 cm.
Bila ditemukan pengukuran kurang dari 23,5 cm berarti status gizi ibu kurang
8) Mengukur Tekanan Darah
Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
a. Menyisingkan lengan baju ibu
b. Memasang manset tensimeter pada lengan
c. Memakai stetoskop untuk mendengarkan denyut arteri brakialis
d. Meraba denyut arteri brakialis dengan ujung jari tengah dan jari telunjuk, ibu tidak diperkenankan
menggenggam atau menggepalkan tangan
e. Meletakkan piring stetoskop pada arteri brakialis
f. Mengunci skrup balon udara
g. Memompa menset melalui balon udara sampai deyut arteri brakialis tidak terdengar lagi
h. Mendengarkan bunyi denyutan arteri sambil membuka skrup balon udara untuk menurunkan tekanan manset
pada lengan, dilakukan secara perlahan
i. Menentukan bunyi jantung sistole dan diastole dengan cara:
- Bunyi denyut arteri pertama yang terdengar adalah sistole
- Bunyi denyut arteri terakhir terdengar disebut diastole
j. Menganalisis hasil pemeriksaan:
k. Tekanan darah normal: bila perubahan tekanan darah sebelum hamil dan saat hamil berkisar 10 mmHg
l. Tekanan darah tinggi: sistole >140 mmHg, diastole > 100 mmHg
m. Tekanan darah rendah: sistole < 90 mmHg
n. Merapikan lengan baju ibu
o. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
p. Merapikan alat
q. Mencatat hasil pemeriksaan ke dalam status ibu
9) Mengukur Suhu Tubuh
Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
a. Meminta ibu melonggarkan pakaian agar mudah memasang termometer
b. Membersihkan bagian ketiak yang akan diukur dengan menggunakan tisu
c. Memastikan thermometer pada skala 0
d. Memasukkan thermometer pada ketiak ibu kemudian meminta ibu menjepit thermometer
e. Menunggu selama 5 menit dan memastikan thermometer aman dan pada posisi yang tepat
f. Mengambil thermometer dari ketiak ibu
g. Membaca hasil dengan melihat skala yang ditunjukkan air raksa pada thermometer, membaca dengan posisi
sejajar dengan mata bidan
h. Menurunkan skala termometer pada skala 0 0 C
i. Merendam thermometer dengan larutan klorin 0,5% selama 10 menit
j. Kemudian cuci dengan larutan deterjen dan bilas dengan air bersih
k. Keringakan dan letakkan pad tempat semula
l. Mencatat hasil pengukuran
m. Merapikan dan membersihkan alat.
10) Mengukur Respirasi Rate
Prosedur pemeriksaan :
a. Menyiapkan ibu dengan memberitahu tentang tujuan pemeriksaan
b. Meminta ibu meletakkan tangan di atas dada ibu
c. Memegang pergelangan tangan ibu sambil merasakan gerakan dada ketika ibu melakukan inspirasi dan ekspirasi
d. Menghitung jumlah pernafasan selama 1 menit
e. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
f. Mencatat hasil pengukuran
g. Merapikan dan membereskan alat
h. Nomal pernafasan 16-24 x/menit
11) Mengukur Nadi
Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
a. Mempersilahkan ibu di tempat yang telah disediakan
b. Pemeriksa berada di sebelah kanan ibu
c. Meraba denyut arteri radialis dengan ujung jari tengah dan jari telunjuk, ibu tidak diperkenankan menggenggam
atau mengepalkan tangan
d. Melakukan tekanan secara perlahan, kemudian lakukan perhitungan dengan menggunakan jarum detik selama
1 menit
e. Menganalisis hasil pemeriksaan:
f. Normal: 60-100 x/menit
g. Merapikan alat
h. Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu
12) Pemfis Kepala-Kaki
a. Inspeksi kepala : rambut bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi
- Inspeksi wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan tidak pucat
b. Inspeksi Mata : dengan membuka kedua kelopak mata bawah mengguna kan ibu jari ,apakah konjungtiva
berwarna merah muda atu pucat dan mengamati skelera apakah berwarn putih atau kuning /ikterik
menggunakan penlight, gerakan bola mata
c. Inspeksi lubang hidung : menggunakan spekulum hidung (lihat apakah ada polip ,perdarahan ,dan skret )
d. Inspeksi pada rongga mulut : lidah, gigi lengkap/tidak, ada caries/tidak dan bibir ibu hamil pucat /kering
pecah pecah ,Bisa dengan menggunakan senter ibu di suruh membka mulut .hal ini bertujuan untuk melihat
apakah ada peradangan selaput lendir mulut atau pembesaran tonsil dan gigi berlubang,gusi tidak
berdarah,stomsatitis
e. Inspeksi telinga : bagian telingan luar apakah simetris atau tidak ,apakah ada lesi atau tidak. Lalu di bagian
dalam telinga kita liat ada kotoran/tidak
f. Inspeksi pada bagian leher melihat apakah ada pembengkakan pada saluran limfe dan kelenjar tiroid dan
pembesaran vena jugularis dengan cara pasien diminta menelan
g. Inspeksi paru paru simetris /tidak apakah ada jaringan parut luka / tidak .Respirasi rate, dan Irama paru paru
h. Palpasi paru paru pengembangan dada kanan kiri apakah sama atau tidak
i. Perkusi mengetuk menentukan letrak paru normal Sonor
j. Auskultasi bunyi paru paru vasikuler
k. Inspeksi jantung dada simetris atau tidak ,ada lesi atau tidak
l. Palpasi menentukan titik titik jantung pulmonalis terletak di ICS 3 Sinistra kiri .Aorta terletak pada ICS 3
dekstra kanan,Triskupidalis terletak di ICS 5 di tengah garis dada,Mitral terletak di ICS 5 mid klavikula
sinistra.
m. Perkusi pada titik titik yang telah di tentukan ,sura jantung redup
n. Auskultasi bunyi jantung normalnya redup
o. Inspeksi payudara : ukuran payudara simetris/tidak, puting susu menonjol /datar /masuk, ada benjolan
pada payudara atau tidak, dan apakah ada dumpling (puting susu tertarik )
p. Palpasi payudara dengan menekan aerola mammae sambil memegang puting mamae dengan jari telunjuk
dan ibu jari ke udian memencetnta tidak ada masa/ benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, colostrum (-).

13) Pemeriksaan Abdomen


Prosedur pemeriksaan
a. Inspeksi
- Inspeksi adanya luka bekas operasi atau tidak
- Ukuran: mungkin dipengaruhi oleh obesitas, otot abdomen yang kendur, kehamilan kembar, poli dan
oligohidramnion, ukuran dan letak janin, fibroid uterus dan usia gestasi
- Bentuk: dapat memberikan indikasi posisi dan presentasi janin, mis, cekungan pada umbilicus dapat
menjadi indikasi adanya posisi oksipito posterior
- Perubahan kulit, misalnya linea nigra, stria gravidarum, tanda- tanda bedah abdomen sebelumnya
b. Palpasi
 Leopold I
a) Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu menghadap ke bagian wajah ibu
b) Tangan kanan menahan fundus uteri, tangan kiri mengukur tinggi fundus uterus mulai atas fundus
sampai prosesus xifoideus menggunakan jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking atau tangan
kiri menahan fundus uteri dan tangan kanan mengukur tinggi fundus uteri dari batas fundus sampai
pusat.
c) Lalu meraba bagian apa yang ada difundus. Jika teraba benda bulat, melenting mudah digerakkan maka
itu adalah kepala. Namun jika teraba bulat,besar, lunak, tidak melenting dan susah digerakkan maka itu
adalah bokong.
Tujuan pemeriksaan leopold I :
 Untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri
 menentukkan bagian bagian janin yang berada pada fundus uteri
 Leopold II
a) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu
b) tangan kiri mendorong dinding perut kanan ibu dengan lembut, jari tangan kanan yang di rapatkan
meraba dinding perut ibu di bagian kiri untuk merasakan bagian janin yang terletak pada bagian samping
kiri uterus ibu
c) Jika yang teraba seperti papan keras, lebar, rata, tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan maka itu
adalah punggung bayi. Namun jika teraba tidak beraturan, lembut dan dapat bergerak maka itu adalah
bagian kecil janin.
Tujuan :
 untuk menentukan bagian punggung janin
 Leopold III
a) Tangan kiri menahan fundus uteri
b) Tangan kanan meraba bagian yang ada dibawah uterus. Jika teraba bagian yang bulat, keras, melenting
dan dapat digoyangkan maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian bulat, lunak, dan sulit
digerakkan maka itu adalah bokong.
c) Bila bagian janin yang berada pada bagian bawah uterus bisa digoyangkan, merupakan pertandan belum
masuk pintu atas panggul, sedangkan bila bagian janin yang berada pada bagian bawah uterus tidak bisa
digoyangkan merupakan pertandah bahwa sudah masuk ke pintu atas panggul.
Tujuan pemeriksaan Leopold III:
 Untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus, serta apakah bagian
janin sudah memasuki pintu panggul (PAP)
 Leopold IV
a) Pemeriksa menghadap kaki pasien
b) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah
c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan didua belah pihak yang berlawanan dibagian bawah.
d) Jika kedua tangan konvergen ( dapat saling bertemu ) berarti bagian rendah janin belum memasuki pintu
atas panggul
e) Jika kedua tangan divergen ( tidak saling bertemu ) berarti bagian terendah janin sudah memasuki pintu
atas panggul
Tujuan :
 Untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul

Gambar Leopold 1, 2, 3 dan 4


 Mengukur TFU

Cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan teknik McDonald adalah dengan menghitung jarak dari
simfisis pubis hingga ke fundus uteri dan sebaliknya. Teknik McDonald ini menggunakan alat ukur panjang
yang elastis yaitu pita ukur.

Pengukuran usia kehamilan menggunakan metode tinggi fundus uteri dengan teknik McDonald biasanya
dilakukan pada saat usia kehamilan mencapai 22 minggu. Namun, sebelum pengukuran harus dilakukan
pemeriksaan inspeksi pada abdomen terlebih dahulu.

Cara mengukur tinggi tinggi fundus uteri menggunakan teknik McDonald:

- Siapkan pita ukur


- Ibu hamil berbaring dengan diganjal bantal di bagian punggung bawah
- Dokter atau bidan berdiri di sisi kanan
- Dokter atau bidan akan meraba fundus uteri dengan menggunakan tangan kanan dan tangan kiri
- Memosisikan fundus uteri agar tepat di tengah abdomen
- Setelah fundus uteri tepat di tengah abdomen maka tangan kiri menahannya
- Tangan kanan mulai menempelkan pita ukur mulai dari simsifis pubis hingga ke fundus uteri
- Menandai pita ukur lalu melihat hasil yang sudah ditandai
- Inilah hasil tinggi fundus uteri ibu hamil
c. Auskultasi
 Perhitungan DJJ
- Menggunakan funduskop /stetoskop laennec
- Medengarkan denyut jantung janin dengan menempelkan telinga pada ujung funduskop
- Sementara mendengarkan, tangan kanan memeriksa merabah denyut nadi ibu pada arteri radialis kanan
untuk memastikan denyutan yang didengar, apabila lebih cepat dari denyut nadi ibu berarti benar denyut
jantung janin
- Menghitung denyut jantung selama 5 detik sebanyak 3X, dengan interval penghitungan masing-masing 5
detik mengunakan jam tangan
- Mengangkat funduskopi dan meletakkan kembali di tempatnya
- Menghitung frekuensi denyut jantung janin dengan menjumlah hasil penghitungan 3 detik pertama, 5 detik
ketiga, dan 5 detik kelima, kemudian dikalikan 4
- Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu.
14) Pemeriksaan Genetalia
Prosedur pemeriksaan
a. Inspeksi : kebersihan rambut pubis, ada lesi, lecet atau tidak
b. Palpasi : di daerah inguinal (lipatan paha) ada benjolan, pembengkakan
Tujuan: pemeriksaan genetalian bertujuan untuk mengetahui kondisi anatomis genetalia (tanda infeksi
dan penyakit menular seksual)
15) Pemeriksaan Ektremitas Bawah
a. Inspeksi : kulit (hiperpigmentasi, anemis), edema
b. Palpasi : reflek patela
Tujuan: pemeriksaan ekstermitas bawah untuk mengetahui adanya edema
5. Menghitung Tafsiran Partus
Mengetahui usia kehamilan memang penting bagi ibu hamil, salah satunya untuk memprediksi perkiraan
kapan lahirnya sang buah hati. Taksiran Persalinan juga diperlukan cara hitung ataupun alat untuk
mengetahuinya. TPP adalah taksiran perkiraan partus.
Cara dalam menghitung TPP : (Perkiraan persalinan menggunakan HPHT)
Rumus Naegele :

 Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap


=> jika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
 Hari +7, Bulan -3,Tahun +1
=> jika bulan HPHT bulan April s/d Desember

HPHT = Hari Pertama Haid Terakhir


Contoh : HPHT nya 20 Mei 2018
maka tafsiran persalinan adalah :
Hari : 20 + 7 = 27
Bulan : 5 – 3 = 2
Tahun : 2018 +1 = 2019
jadi perkiraan nya 27 Februari 2019
6. Menghitung Tafsiran Berat Janin
Perhitungan berat janin dapat diperkirakan dengan pengukuran TFU (tinggi fundus uteri), Fundus uteri
merupakan nama latin dari puncak rahim. TBJ adalah Taksiran berat janin
Perkiraan TBJ menggunakan rumus :
 n = 11 jika sudah masuk PAP
TBJ = (TFU - n) x 155 gram  n = 12 jika belum masuk PAP

7. Menghitung Usia Kehamilan


Mengetahui usia kehamilan sangat penting untuk memperkirakan waktu kelahiran. Untuk mengetahui cara
menghitung usia kehamilan berdasarkan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir).

 Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap


=> jika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
 Hari +7, Bulan -3,Tahun +1
=> jika bulan HPHT bulan April s/d Desember

Contoh : HPHT nya 10 februari 2019


Hari : 10 + 7 = 17
Bulan : 2 + 9 = 11 17 november 2019
Tahun : 2019
Jadi, TPP (taksiran perkiraan partus) adalah 17 November 2019. Dari TPP ini dapat menghitung usia kehamilan
per tanggal 17. Misalnya, pada 17 April 2019, usia kehamilan menginjak 2 bulan, dan seterusnya.
8. Pemeriksaan Panggul

Pada ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan yang dapat menimbulkan penyulit
persalinan, apakah terdapat dugaan penyempitan panggul atau kelainan panggul. Pengukuran panggul
dilakukan pada setiap wanita hamil yang akan direncanakan untuk lahir secara per vaginam. Pemeriksaan
panggul ini dilakukan pada usia kehamilan 36 minggu pada setiap pemeriksaan antenatal, namun biasanya
dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul jika ada indikasi tertentu pada ibu hamil.
 Tujuan Pemeriksaan Panggul
 Untuk mengetahui panggul seseorang apakah normal atau tidak
 Untuk mengetahui keadaan bentuk atau keadaan panggul seseorang
 Indikasi
1) Ada dugaan ketidaksesuaian besar bayi dan ukuran panggul ibu. Khususnya ukuran bayi besar, sedangkan
panggul ibu sempit.
2) Kelainan panggul, karena trauma kecelakaan yang merusak bentuk panggul.
3) Ibu memiliki riwayat penyakit perusak panggul, seperti TBC, tulang rakhitis atau polio. Bakteri TBC tulang
mampu merusak bentu panggul menjadi bengkok ataupun tidak beraturan
4) Kelainan letak bayi, misalnya posisi wajah bayi yang langsung menghadap jalan lahir. Posisi yang benar adalah
ubun-ubun bayi menghadap jalan lahir.
 Pemeriksaan Panggul Luar dan Dalam
a. Prosedur Pemeriksaan Panggul Luar
1. Persiapan Alat
o Midline
o Jangka panggul
o Buku catatan
2. Persiapan Lingkungan
o Menutup tirai atau sketsel
o Menyalakan lampu bila diperlukan
3. Persiapan Pasien
o Jelaskan tentang prosedur dan tujuan pemeriksaan kepada pasien
o Meminta klien untuk melepaskan pakaian daerah yang akan diukur. Hal ini dilakukan agar hasil
pengukuran valid.
o Pastikan pasien
4. Persiapan Perawat
o Cuci tangan
5. Melakukan Pengukuran Distansia Spinarum (Jarak normal adalah 23-26 cm)

 Posisikan Pasien berbaring terlentang dengan kedua kaki diluruskan


 Ambil jangka panggul
 Ujung jari telunjuk kanan dan kiri berada pada ujung jangka panggul
 Jari tengah mencari tulang SIAS (spina iliaka anterior superior) di kiri dan kanan panggul
 Tempatkan ujung jangka panggul pada masing-masing tulang SIAS tersebut dan baca skala jangka
panggul
 Dokumentasi

6. Melakukan Pengukuran Distansia Kristarum (Jarak normal adalah 26-29 cm)

 Klien berbaring telentang dengan kedua kaki diluruskan


 Ambil jangka panggul
 Jari tengah mencari tulang crista iliaka di kiri dan kanan
 Tempatkan ujung jangka panggul pada masing-masing tulang crista iliaka tersebut dengan cara menarik
ujung jangka panggul ke belakang kurang lebih 5cm dari spina iliaka anterior superior kanan dan kiri dan
baca skala pada jangka panggul.
 Dokumentasi
7. Melakukan Pengukuran Distansia Tuberum (Jarak normal adalah 10,5-11 cm)

 Pengukuran melintang dari pintu bawah panggul (PBP)


 Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki diluruskan
 Cari dengan jari telunjuk tulang isciadium di kanan dan di kiri panggul
 Tempatkan ujung jangka panggul pada masing-masing tulang tersebut dan baca skala pada jangka
panggul
 Dokumentasi
8. Melakukan Pengukuran Konjugata externa (jarak normal adalah : 18-20 cm)

 Klien berbaring miring membelakangi


perawat dengan kedua kaki di luruskan
 Perawat dengan posisi di belakang klien mengambil jangka panggul
 Jari tengan mencari tulang ke-5 lumbra vetebrate tempatkan ujung jangka panggul kemudian tangan
yang lain mencari tulang simfisis pubis bagian atas dan tempatkan ujung jangka panggul yang lain dan
baca skala jangka panggul.
 Dokumentasi
9. Melakukan Pengukuran Lingkar Panggul (Jarak normal adalah 80-90 cm)
 Tempelkan ujung midline (pada angka 0) dipinggir atas simfhisis pubis kepertengahan tulang spina ilikan
antaerior superior dan trohanter kiri dan kemudian kembali lagi ke simphisis pubis (melingkar) dan baca
skala pada midline.
10. Bereskan alat
11. Cuci tangan
b. Prosedur Pemeriksaan Panggul Dalam

1. Persiapan Alat
̵ Kapas steril - Penggaris
̵ Bengkok - Buku catatan
̵ Air DTT atau saflon - Larutan clorin 0,5%
̵ Cucing - Baskom
̵ Handscoon - Korentang
2. Persiapan Lingkungan
o Tutup tirai untuk menjaga privasi pasien
o Nyalakan lampu bila diperlukan
3. Persiapan Pasien
o Jelaskan tentang prosedur dan tujuan pemeriksaan kepada pasien
o Meminta pasien untuk membuka pakaian daerah yang akan dilakukan pemeriksaan.
o Pastikan pasien BAK terlebih dahulu atau mengosongkan kandung kemih.
4. Persiapan Perawat
o Pastikan perawat mengukur panjang jarinya, dari pangkal ibu jari sampai ujung jari tengah. Untuk
mempermudah atau untuk menentukan berapa jarak conjuguta diagonalis.
o Cuci tangan
5. Posisikan pasien posisi dorsal recumbent
6. Memakai handscoon
7. Lakukan Vulva hygiene
 Gunakan gulungan kapas yang dicelupkan ke air DTT. Basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian
depan ke belakang untuk menghindarkan kontaminasi feses (tinja).
 Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri membuka labia mayor dan minor.
8. Mengukur conjugata diagonalis (CD).
9. Masukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan kedalam vagina, anjurkan pasien untuk manarik nafas
pajang.
10. Kemudian mengukur jarak antara pinggir bawah shimpisis sampai promotorium. Apabila promotorium
teraba maka ukuran panggul sempit.
11. Kemudian mengukur linea inominata.
 Jari telunjuk dan jari tengah meraba linea inominata ke kanan dan kiri, normalnya hanya bisa meraba
sepertiga dari linea inominata. Apabila linea inominata teraba semua berarti ukuran panggul sempit.
 Memeriksa dinding samping (apakah kaku, apakah ada benjolan).
12. Memeriksa spina ischiadica (spina ischiadica merupakan tulang yang menonjol di kiri dan kanan vagina)
 Nilai apakah spina ischiadica runcing atau tumpul.
 Ukur jarak antara spina ischiadika kanan dan kiri dengan merentangkan jari telunjuk dan jari tengah,
normalnya 10,5 cm.
13. Memeriksa sacrum
 Jari telunjuk dan jari tengah meraba sacrum apakah cembung atau cekung. Jika bentuknya cembung
maka jalan lahir menjadi sempit sehingga susah untuk melahirkan secara normal.
14. Memeriksa tulang ekor
 Raba tulang ekor, kemudian tekan tulang ekor apabila tulang ekor bisa kebelakang berarti tulang ekor
tersebut lentur atau elastis, sehingga pada saat bayi melewati panggul dan panggul akan menjadi lebih
luas.
15. Keluarkan jari telunjuk dan jari tengah, dengan menganjurkan pasien untuk tarik nafas panjang.
16. Lakukan pemeriksaan arcus pubis, arcus pubis normal sudutnya lebih dari 90 derajat.
 Gunakan jari telunjuk dan ibu jari yang membentuk sudut 90 derajat, untuk mengukur. Pemeriksaan
arcus pubis susah untuk dilakukan karena tertutup dengan kulit.
17. Bereskan alat, lepaskan handscoon
18. Cuci tangan.
19. Mengukur conjugata vera (CV) dari pinggir atas shimpisis sampai promotorium. CV tidak dapat diukur
langsung karena pinggir atas shimpisis tetutup oleh otot perut. CV dapat diukur dengan rumus :
20. Dokumentasi
CV = CD – 1,5 cm

Anda mungkin juga menyukai