1. Faktor Kesehatan
2. Faktor Kebudayaan
3. Faktor Keluarga
1. Upaya Promotif
a. Penyuluhan untuk memberikan informasi kepada orangtua,
terutama ibu tentang pemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan
balita sesuai usia tumbuh kembangnya. Bayi usia 1 sampai 6 bulan
hanya boleh diberikan ASI, lebih dari 6 bulan diperbolehkan untuk
diberikan makanan pendamping ASI.
b. Memberikan informasi tentang kebersihan diri bayi meliputi cara
memandikan bayi yang benar, cara perawatan tali pusat, cara
mengganti popok bayi, dsb.
c. Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi yang meliputi jenis-jenis
imunisasi, usia pada saat dilakukan imunisasi, manfaat, efek
samping, dan akibat yang akan timbul jika tidak dilakukan
imunisasi.
d. Memberikan informasi tentang pentingnya memeriksakan bayi dan
balita yang sakit ke petugas kesehatan
e. Memberikan informasi tentang pemantauan tumbuh kembang bayi
dan balita.
2. Upaya Preventif
a. Imunisasi terhadap bayi dan balita.
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas, maupun kunjungan rumah.
c. Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita.
d. Pemberian vitamin A, yodium, dan obat cacing.
e. Skrining untuk deteksi penyakit atau kelainan pada bayi dan balita
sejak dini.
3. Upaya Kuratif
a. Melakukan pelayanan kesehatan dan keperawatan.
b. Melakukan rujukan medis dan kesehatan. Bayi atau balita dengan
penyakit tertentu perlu diberikan perawatan lebih lanjut.
c. Perawatan lanjutan dari Rumah Sakit, dilakukan oleh orangtua
tetapi masih dalam pengawasan petugas kesehatan untuk
memulihkan kondisi kesehatan bayi atau balita.
d. Perawatan tali pusat terkendali pada bayi baru lahir.
3. Upaya Rehabilitatif
Bayi dan balita pasca sakit, perlu waktu untuk masa pemulihan.
Upaya pemulihan yang dapat dilakukan yaitu latihan fisik dan fisioterapi.
4. Resosialitatif
Upaya mengembalikan ke dalam pergaulan masyarakat. Misal:
kelompok balita yang diasingkan karena autis, ADHD.