Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternakan merupakan sektor pertanian yang telah menyebar di Indonesia. Usaha sektor
peternakan juga di jadikan untuk peluang bekerja yang menguntungkan. Salah satu usaha
peternakan adalah peternakan ayam. Dengan adanya sektor peternakan utamanya peternakan
ayam petelur meningkatkan produksi telur dan daging, ditambah permintaan konsumen yang
terus meningkat akan kebutuhan pangan. Kabupaten Blitar merupakan daerah di Jawa Timur
sebagai salah satu daerah sentra terbesar usaha sektor peternakan ayam dengan produksi terbesar
di Kecamatn Srengat, Ponggok dan Kademangan. Hal ini sesuai dengan pemaparan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam siaran Pers kunjungan kerja yang
dilakukan di Kabupaten Blitar menyatakan bahwa Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah
pemasok telur ayam terbesar di Indonesia dan Nomor satu di Jawa Timur dengan kontribusi
produksi telur ayam ras terhadap total produksi Nasional sebesar 40%.

Peningkatan usaha peternakan ayam petelur diikuti dengan peningkatan pekerja


peternakan. Para pekerja bahkan ada yang bekerja sejak masih usia belasan tahun hingga dewasa
dengan durasi dan lama kerja yang sudah cukup lama. Dengan pekerjaan yang telah lama
dilakukan dari pemberian makan, pengambilan telur dan pembersihan kandang, mereka tak lepas
dari lingkungan kandang. Lingkungan area kandang umumnya mengandung bau dari kotoran
ayam. Kondisi udara yang tidak bersih diakibatkan karena bulu ayam, serbuk pakan serta polutan
debu. Mengakibatkan para pekerja peternakan beresiko terkena dampak utamanya pada
kesehatan. Tidak sedikit dari pekerja yang masih aktif dan pekerja yang sudah pensiun karena
umur yang sudah tua mengeluhkan adanya gangguan pada saluran pernafasan seperti batuk,
sesak, tenggorokan kering, mengeluarkan dahak dan nyeri dada.

Data dari Kementerian Pertanian pada tahun 2015 menunjukkan bahwa sektor
peternakan di Jawa Timur mengalami peningkatan disetiap tahunnya dari segi ketenagakerjaan
maupun dalam produksi. Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja 2013-2017 tenga kerja
subsektor peternakan terbesar Indonesia berada di Jawa Timur yaitu 1.508.586 orang. Sedangkan
pada tahun 2015 jumlah populasi ayam ras petelur Kabupaten Blitar mencapai 14.973000 dengan
jumlah peternakan mencapai……dan total karyawan sebesar….. Pusat produksi terbesar ada di
daerah Kademangan, Srengat dan Ponggok.

Berdasarkan pengamatan penyakit yang terjadi di wilayah pelayanan kesehatan


Kabupaten Blitar tahun 2012, Infeksi Saluran Pernafasan Atas menempati peringkat 3 besar dari
penyakit utama pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di sarana kesehatan Kabupaten
Blitar. Secara garis besar membuktikan bahwa kejadian gangguan pernafasan masih banyak
terjadi di wilayah Kabupaten Blitar.

Hasil studi pendahuluan yang di lakukan pada pekerja peternakan desa Kademangan
Kabupaten Blitar di dapatkan data dari jumlah 11 pekerja 6 orang bekerja antara 5-10 tahun, 3
orang 11-20 tahun, 2 orang lebih dari 21 tahun. Para pekerja bekerja dengan durasi yang
berbeda-beda. Ada 8 orang pekerja bekerja dengan durasi 3-4 jam/hari, 2 orang 7-9 jam/hari dan
1 orang lebih dari 10 jam/hari. Keluhan yang dirasakan 5 orang yang bekerja > 10 tahun
memberikan keluhan batuk, sesak dan sering berdahak, sedangkan 6 orang yang bekerja < 10
tahun, 4 orang sering batuk, 1 orang menyatakan batuk jarang dan 1 orang tidak merasakan
keluhan.

Peningkatan usaha peternakan dapat menimbulkan efek pada pencemaran lingkungan


maupun kesehatan pekerja. Pencemaran lingkungan diakibatkan dari proses selama produksi
sedangkan pencemaran lingkungan yang dimaksud adalah pencemaran udara yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan khususnya pada saluran pernafasan. Pada dasarnya menurut
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk tenaga kerja dalam pekerjaan sehari-hari yang tidak
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus menerus tidak
melebihi dari 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu.

Dampak negatif yang ditimbulkan dari usaha peternakan bersumber dari kotoran, bulu
ayam, serbuk pakan dan partikel debu lain yang menimbulkan bau tidak sedap. Salah satu factor
penyebab bau tidak sedap adalah kandungan gas NH3 yang tinggi. Walaupun sebenarnya dari
kotoran ayam bisa terurai menjadi gas beracun lain seperti H2S, CO2, dan metana. Namun,
diantara gas beracun tersebut yang paling banyak menimbulkan masalah kesehatan adalah NH3
(Ahmad H.M, 2017). Gas NH3 (Amoniak) memiliki efek terhadap kesehatan utamanya
pernafasan yaitu menyebabkan iritasi selaput lendir hidung dan tenggorokan serta kadar 5000
ppm dapat menyebabkan edema laryng, paru dan dapat menimbulkan kematian apabila terpapar
secara terus menerus (H.J. Mukono). Sedangkan menurut pemaparan Rahayu 2013 tentang
factor-faktor yang mempengaruhi kapasitas paru peternak ayam menunjukkan gambaran paru
yang tidak normal yaitu lebih banyak terjadi pada responden laki-laki, merokok, dengan lama
paparan lebih dari 8 jam / hari dan masa kerja 1- 5 tahun.

Sumber terkait dengan keluhan karayawan di sebabkan karena kurangnya pemakaian


APD seperti masker yang mengakibatkan alergen yang berasal dari pencemaran udara dengan
kandungan NH3 masuk dan mengendap di saluran pernafasan. Pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rahayu ia meneliti tentang factor-faktor yang mempengaruhi kapasitas paru
peternak ayam dengan menilai gambaran paru normal dan tidak normal tanpa
mempertimbangkan keluhan pekerja dan lama kerja. Padahal pada kenyataannya kebanyakan
pekerja tidak pernah mau memeriksakan kondisi kesehatannya sebelum muncul keluhan. Dengan
hal itu penulis ingin melakukan penelitian baru yang meliputi adakah hubungan durasi dan lama
kerja pekerja peternakan dengan melihat keluhan gangguan pernafasan yang di alami oleh
pekerja di peternakan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana hubungan durasi dan lama kerja dengan keluhan gangguan pernafasan pada
pekerja peternakan ayam.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Menjelaskan hubungan durasi dan lama kerja dengan keluhan gangguan pernafasan pada
pekerja peternakan ayam.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi hubungan durasi dan lama kerja dengan keluhan gangguan pernafasan pada
pekerja peternakan ayam.

2. Mengidentifikasi keluhan gangguan pernafasan pada pekerja peternakan.

3. Menganalisis hubungan durasi dan lama kerja dengan keluhan ganguan pernafasan pada
pekerja peternakan.
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada dunia pendidikan dan keperawatan
dalam peningkatan kualitas kesehatan di masyarakat khususnya pada pekerja peternakan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dalam bidang keperawatan dapat memberikan masukan tentang pentingnya pemeriksaan


kesehatan sedini mungkin dan penggunaan Alat Perlindungan Diri yang tepat dalam pencegahan
penyakit gangguan pernafasan pada pekerja peternakan.

Anda mungkin juga menyukai