LAPORAN PENDAHULUAN Asites
LAPORAN PENDAHULUAN Asites
ASITES
A. PENGERTIAN
II. ETIOLOGI
III. PATOFISIOLOGI
Penimbunan asites ditentukan oleh 2 faktur yang penting yakni faktor lokal
dan sistemik.
1. Faktor lokal
2. Faktor sistemik
Asites lanjut sangat mudah dikenali pada inspeksi, akan tampak perut
membuncit pada umumnya gizi kurang, otot atrofi dan pada bagian besar kasus
dapat dijumpai stigmata hati kronik. Pada saat pasien tidur terlentang,
pembesaran perut akan nampak mencolok kesamping kanan dan kiri seperti perut
kodok letak umbilikus tergeser kekaudal mendekati sismfisis pubis, sering
dijumpai hernia umbilikalis kiri tekanan intara abdomen yang meninggi sedangkan
otot-otot atrofi sehingga kekuatannya berkurang, tanda-tanda visis lain
menunjukkan adanya akumilasi cairan dalam rongga perut. Perut antar lain :
pekak samping (Flank dullness) pekak alih (shiffing dulinees)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Penatalaksanaan asites :
1. Istirat dan diet rendah garam. Dengan istirahan dan diet rendah garam (200-
500mg perhari), kadang-kadang asites dan edema telah dapat diatasi.
Adakalanya harus dibantu dengan membatasi jumlah pemasukan cairan selama
24 jam , hanya sampai 1 liter atau kurang.
2. Bila dengan istirat dan diet tidak dapat diatasi, diberikan pengobatan diuretik
berupa spironolakton 50-100 mg/hari (awal) dan dapat ditingkatkan sampai 300
mg/hari bila setelah 3-4 hari tidak dapat perubahan.
3. Bila terjadi asites reflakter (asites yang tidak dapat dokendalikan dengan terafi
medikamentosa yang intensif). Dilakukan terapi para sintesis. Walau pun
merupakan cara pengobatan asites yang tergolong kono dan setempat
ditinggalkan karena berbagai komplikasinya, parasintesis banyak kembali
dicoba untuk digunakan. Pada umumnya parasentisis aman apabila disertai
dengan infus albumin sebanyak 6-8 g untuk setiap liter cairan asites. Selain
albumin dapat pula digunakan dekstran 70%. Walau pun demikian untuk
mencegah pembentukan asites setelah parasintase, pengaturan diet rendah
garam dan diuritek biasanya tetap diterlukan.