DENGAN DIARE
B. Klasifikasi Diare
Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat
kelompok yaitu:
1. Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya
kurang dari tujuh hari)
2. Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya,
3. Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara
terus - menerus,
4. Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan persisten)
mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit
lainnya
C. Etiologi Diare
a. Faktor Infeksi
1. Infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan makanan yang meriupakan penyebab
utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, coxsaxide, poliomyelitis),
adeno-virus, rotavirus, astrovirus.
Infeksi parasit: cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides);
protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, tri chomonas nominis);
jamur (candida albicans).
2. Infeksi parenteral ialah inf eksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis
media akut (OMA), transilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis
dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur 2 tahun.
b. Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat:
Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)
Monosakarida (intoleransi glukosa, fraktosa, galaktosa).Pada bayi dan
anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
4. Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi, terhadap makanan)
5. Faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang tapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar.
6. Faktor imunodefisiensi
7. Faktor obat-obatan, antibiotic
8. Faktor penyakit usus, colitis ulcerative, croho disease, enterocilitis.
E. Patofisiologi Diare
osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat
rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya
makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut
DIARE
Mual muntah
Kehilangan cairan &
elektrolit berlebih
Nafsu makan menurun
Dehidrasi
BB menurun
Kekurangan Volume
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang
Cairan
dari Kebutuhan Tubuh
G. Pemeriksaan Diagnostik Diare
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. :
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri untuk mengetahui organisme penyebabnya,
dengan melakukan pembiakan terhadap contoh tinja.
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah sel
darah putih.
4. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup.
5. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
6. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau
parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
E. Komplikasi Diare
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan
Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek,
suara serak, penderita jatuh pre syok, nadi cepat dan dalam.
Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-
tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma,
otot-otot kaku sampai sianosis.
3. Obat-obatan
a. Obat anti – sekresi
b. Obat spasmolitik
c. Antibiotik, diberikan jika jelas penyebabnya misal oleh bakteri.
Cairan per oral
o Pasien dehidrasi ringan dan sedang diberi cairan per oral yaitu NaCl dan
NaHCO3, KCl
dan glukosa.
o Pasien diare akut dan koleri umur 6 bulan diberi Natrium 90 mEq/L.
o Pasien umur 6 bulan de ngan dehidrasi ringan/sedang diberi Natrium 50-60
mEq/L.
o Pemberian formula tidak lengkap (mengandung garam dan gula), lengkap
(oralit).
4. Cairan parenteral
o Pemberian RL sesuai dengan berat/ringannya penyakit dan juga sesuai umur
dan BBnya.
1. Diagnosa keperawatan
A. Diare b.d fisiologis proses infeksi
Tujuan :
Diare teratasi
Kriteria hasil :
Eliminasi defeksi efektif Ir:2 er:4
Keseimbangan cairan Ir:2 Er:4
Intervensi Rasional
1. Pantau frekuensi dan pola 1.Memantau frekuensi dan pola defekasi
defekasi kebutuhan cairan kebutuhan cairan
2. Monitor intake dan output 2.Sebagai salah satu kesan adanya
cairan dehidrasi dan membutuhkan peningkatan
3.Beri cairan sedikit demi cairan
sedikit tapi sering 3.Untuk meminimalkan hilangnya cairan
Kriteria hasil :
Ø Intake dan output adekuat
Ø Vital sign dalam batas normal Ir:2 er:2
Intervensi Rasional
1.Monitor status dehidrasi 1.Memberikan gambaran tentang status
2 Monitor vital sign dehidrasi anak
3.Anjurkan kepada orang tua 3.Dengan makan sedikit tapi sering dapat
untuk memberikan makanan memenuhi nutrisi anak secara bertahap
sedikit demi sedikit tapi sering 4.Diet yang sesuai dapat membantu proses
4. Berikan makanan sesuai penyembuhan dan pemenuhan nutrisi
dengan diet yang diberikan 5.Memantau status kondisi anak
atau tidak merangsang muntah
5. Timbang BB
Intervensi Rasional
1.Beri penkes tentang penyakit 1.Mengetahui tentang cara penangan diare
diare 2.Mengetahui tentang penyakit diare
2.Beri penilaian tentang tingkat
pengetahuan ibu
DAFTAR PUSTAKA
Suntosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. 2005-2006. Definisi dan
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius