Gizi Kel 2
Gizi Kel 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak ibu yang kurang mengetahui betapa pentingnya kebutuhan nutrisi
pada ibu hamil maupun ibu yang menyusui. Di Indonesia banyak pantanga yang
dikenakan kepada ibu hamil maupu ibu menyusui. Harus diperhatikan jangan sampai
pantangan tersebut merugikan kondisi ibunya maupun anak yang dikandung dan
disusuinya. Kepercayaan tentang makanan yang menguntungkan gizi ibu dan sekresi
ASI sebaiknya lebih digalakan, seperti lebih banyak sayur daun katuk, daun pepaya
dan sebagainya.
Postpartum badan ibu menyesuaikan kembali alat-alat kandungan dan
adnexanya menjadi bentuk normal seperti sebelum kehamilan sedangkan mamae
meyiapkan diri dan mulai berfungsi mengahsilakan ASI zat-zat gizi yang diperlukan
neonatus, diberikan dari tubuh ibunya dari persediaanmyang telah dipersiapakan
terlebih dahulu. Tambahan kebutuhan energi ibu menyusukan adalah 800 kalori sehari
dan tambahan kebutuhan protein sebesar 25 gram sehari. Sampai batas tertentu,
kebutuhan anak diambil cari tubuh ibunya, tidak menghiraukan apakah ibunya sendri
mempunyai persediaan cukup atau tidak akan zat-zat gizi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip gizi seimbang pada ibu menyusui ?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu menyusui ?
3. Apa saja pengaruh status gizi pada ibu menyusui ?
4. Apa saja kebutuhan zat gizi pada ibu menyusui ?
C. Tujuan
1. Mengetahui prinsip gizi seimbang pada ibu menyusui.
2. Mengatahui faktro-faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu menyusui.
3. Mengetahui pengaruh status gizi pada ibu menyusui.
4. Mengetahui kebutuhan zat gizi pada ibu menyusui.
1
BAB II
ISI
2
Beberapa bahan makanan dan minuman dipercaya dapat meningkatkan produksi
ASI, seperti lebih banyak mengkosumsi sayur daun katuk , daun pepaya dan
sebagainya.
Pada saat menyusui selain dibutuhkan tambahan energi dan zat-zat gizi lain,
dibutuhkan pula lebih banyak cairan. Oleh karena itu ibu menyusui dianjurkan untuk
minum 8-12 gelas sehari, yang bisa didapat dari air putih, susu (untuk tambahan protein)
dan sari buah (untuk tambahan vitamin C). Sayuran dianjurkan yang berkuah serta
memperbanyak makan buah-buahan. Selama menyusui ibu dianjurkan pula untuk
menambah konsentrasi kalsium dan zat besi. Keberhasilan seorang ibu untuk
memberikan ASI yang cukup kepada bayinya sangat ditentukan oleh bagaimana kualitas
dan kuantitas makanan baik semasa hamil maupun setelah bayinya lahir.
Makanan Ibu Menyusui
Makanan ibu menyusui pada dasarnya tidak berbeda dengan makanan keluarga
tetapi kebutuhan zat gizinya lebih tinggi dibandingkan pada waktu hamil atau tidak
hamil. Beberapa alasan mengapa kebutuhan makanan ibu menyusui meningkat, antara
lain:
1. Makanan tersebut diperlukan untuk menghasilkan sejumlah ASI yang
sangat diperlukan sebagai makanan utama bayi ibu.
2. Untuk pemulihan kesehatan ibu setelah melahirkan.
3. Memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat karena kegiatan sehari-hari yang
bertambah.
4. Bila Ibu menyusui kekurangan gizi maka
Produksi/volume ASI kurang, anemia (kurang darah), kemungkinan infeksi
tinggi, dan pertumbuhan bayi yang disusui terhambat.
3
ibu memang alergi bahan makanan tertentu), mudah cerna dan tidak terlalu merangsang
pencernaan.Prinsip gizi seimbang bagi ibu menyusui sama dengan makanan ibu hamil,
hanya jumlahnya lebih banyak dan mutu lebih baik.
Syarat:
1. Susunan menu harus seimbang.
2. Dianjurkan minum 8-12 gelas/hari.
3. Menghindari makanan yang banyak bumbu, terlalu panas/dingin, tidak
menggunakan alkohol, guna kelancaran pencernaan ibu.
4. Dianjurkan banyak makan sayuran berwarna
4
3. Bahan makanan yang manis dan berlemak, karena bisa menyebabkan ibu
menjadi gemuk.
Selain makanan, produksi ASI sangat tergantung pada 3 hal penting, yaitu:
1. Permintaan bayi : hendaknya ibu sesering mungkin menyusui bayinya
karena dengan demikian produksi ASI akan bertambah banyak dan cukup
untuk kebutuhan bayi.
2. Psikologis ibu : ibu menyusui perlu istirahat cukup, ketenangan jiwa dan
pikiran.
3. Perlu perawatan payudara untuk memberi rangsangan pada kelenjar susu
agar produksi ASI meningkat.
5
keinginan maka perbuatan itu tidak akan terjadi. Mengapa begitu? Bayi tidak bisa
memaksa ibu sepenuh kekuatan. Pastilah bayi tidak kuat menandingi kekuatan
power tenaga ibu untuk memaksa. Seperti mengikat ibu untuk disusu. Selain itu
dapat ditinjau dari proses kimia,hormonal, kesehatan, fisiologi dll ASI akan
dipengaruhi oleh adanya kemauan ibu. Keinginan ibu menyusui akan
mempengaruhi hormon, hormon ini akan bekerja mempengaruhi produksi
ASI pada ibu. apabila hormon ini terganggu maka hormon ini, juga akan
mempengaruhi organ ASI untuk tidak memproduksi ASI.
2. Nutrisi
Ibu menyusui mempunyai banyak pantangan dan banyak anjuran. ASI pada
ibu mempunyai pengaruh dengan nutrisi. Nutrisi ini akan mempengaruhi kualitas
hasil ASI. Nutrisi juga akan mempengaruhi organ pembuat ASI. Sehingga nutrisi
seperti pendukung alat produksi susu atau pabrik susu bayi.
6
wanitamelahirkan diluar nikah tidak dapat dukungan dari suami. Pada wanita ini
akan hanya mendapat dukungan dari keluarga. Dukungan suami juga berkaitan
dengan pengetahuan suami terhadap ibu menyusui. Suami yang
tidak SIAGA menjadi rendah pengetahuan tentang asi. Ini perlu dilakukan penkes
ASI. Penkes bisa dilakukan dengan internet atau forum kesehatan.
7. Dukungan Keluarga
Selain dukungan suami keluarga juga mempengaruhi ibu akan menyusui
bayinya atau tidak. Moderen ini, bayak wanita mementingkan karir dari pada
menyusui bayi. Peran keluarga juga akan memperkuat dukungan kepada ibu selain
dari suami. Sebagaimana kita apabila dapat dukungan orang lain maka akan merasa
semangat dan seperti ada yang ikut menangguang beban kita. Rasa semangat ini
membatu produksi hormon yang berpengaruh pada produksi asi.
8. Budaya
Budaya bisa meliputi kebiasaan dan mitos ibu menyusui. Kebiasaan pada ibu
menyusui ada kaitannya juga dengan peran orang tua atau keluarga. Keluarga
biasanya mewarisi kebiasaan pada anaknya yang didapat dari orang tuanya, dulu
diajari juga oleh orang tuanya juga. Sehimgga menimbulkan cara-cara menyusui
berkaitan dengan budaya. Misalnya menyusui harus menunggu asi pertama
dibuang karena kotor. Padahal dari kesehatan asi pertama adalah kolostrom. Cairan
ini sangat bermanfaat bagi bayi untuk daya tahan tubuh bayi.
7
status gizi ibu yang marjinal, kuantitas ASI yang dihasilkan dapat mencukupi kebutuhan
sang bayi.Data antropometri sendiri, misalnya IMT,biasanya akan berpengaruh terhadap
berat badan bayi yang akan dilahirkan, namun tak ada kaitannya dengan produksi ASI.
Karenanya Ibu yang kurus, normal ataupun “overweight” sebenarnya tidak perlu
mengkhawatirkan volume produksi ASI yang dihasilkan. Dengan bekal keyakinan
produksi ASI akan mencukupi kebutuhan si kecil dan seringnya intensitas si kecil
menyusu pada ibu, maka akan dijamin produksi ASI akan sesuai dengan kebutuhan sang
buah hati.
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didsarkan pada kandungan nutrisi air susu dan
jumlah penghasilan susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan
500 kal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu sendiri.
Pengaruh status gizi juga akan mempengaruhi dan memberikan dampak kepada ibu
dan bayinya. Antara lain :
Jika ibu menyusui kekurangan gizi menimbulkan gangguan kesehatan pada
ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang
anak. Anak mudag sakit ,mudah terkena infeksi.
Bila kosumsi zar kapur (Ca) ibunya berkurang,. Ca akan diambil dari
cadangan Ca jaringan ibunya, sehingga memberikan osteoporosis dan
kerusakan gigi gelgi caries dentis . ibu yang telah hamil berkali-kali dan
kurang kosumsi Ca nya akan lebih mudah menderita kerusakan gigi caries
dentis tersebut.
8
mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama
hamil
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi pda ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.
B. Saran
Dengan penulis makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat
memilih manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang
bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan dapat di terapkan saat bekerja di
lingkungan masyarakat.
10
DAFTAR PUSTAKA
11