Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak ibu yang kurang mengetahui betapa pentingnya kebutuhan nutrisi
pada ibu hamil maupun ibu yang menyusui. Di Indonesia banyak pantanga yang
dikenakan kepada ibu hamil maupu ibu menyusui. Harus diperhatikan jangan sampai
pantangan tersebut merugikan kondisi ibunya maupun anak yang dikandung dan
disusuinya. Kepercayaan tentang makanan yang menguntungkan gizi ibu dan sekresi
ASI sebaiknya lebih digalakan, seperti lebih banyak sayur daun katuk, daun pepaya
dan sebagainya.
Postpartum badan ibu menyesuaikan kembali alat-alat kandungan dan
adnexanya menjadi bentuk normal seperti sebelum kehamilan sedangkan mamae
meyiapkan diri dan mulai berfungsi mengahsilakan ASI zat-zat gizi yang diperlukan
neonatus, diberikan dari tubuh ibunya dari persediaanmyang telah dipersiapakan
terlebih dahulu. Tambahan kebutuhan energi ibu menyusukan adalah 800 kalori sehari
dan tambahan kebutuhan protein sebesar 25 gram sehari. Sampai batas tertentu,
kebutuhan anak diambil cari tubuh ibunya, tidak menghiraukan apakah ibunya sendri
mempunyai persediaan cukup atau tidak akan zat-zat gizi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip gizi seimbang pada ibu menyusui ?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu menyusui ?
3. Apa saja pengaruh status gizi pada ibu menyusui ?
4. Apa saja kebutuhan zat gizi pada ibu menyusui ?

C. Tujuan
1. Mengetahui prinsip gizi seimbang pada ibu menyusui.
2. Mengatahui faktro-faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu menyusui.
3. Mengetahui pengaruh status gizi pada ibu menyusui.
4. Mengetahui kebutuhan zat gizi pada ibu menyusui.

1
BAB II
ISI

A. Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui


Gizi pda ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka
berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serat kebiasaan
makan yang memuaskan. Ada pun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI.
1. Aspek psikologi
Menyusi merupakan naluri seorang ibu kepda bayinya. Keberhasilannya
dipengaruhi oleh niat yang kuat dan rasa kasih sayang yang besar. Rasa percaya
diri untuk mampu menyusui secara eklusif dn dapat memenuhi kebutuhan ASI
bagi bayinya akan berpengaruh positif bagi keberhasilan menyusui.
2. Inisiasi Asi
Inisiasi ASI atau awal pemberian ASI adalah kapan bayi pertama kali di susui.
Makin cepat datangnya permintaan melalui isapan pertama bayi setelah dilahirkan
akan makin cepat pada ASI keluar.
3. Status Gizi dan Tinggi Badan Ibu
Status giziibu setelah melahirkan yang dinilai dengan indeks masa tubuh ibu atau
IMT ( berat badan dalam Kg di bagi tinggi badan dikali tinggi badan dalam materi
berhubungan positif dengan kandungan lemak dan energi ASI.
4. Kontrasepsi
Dari beberapa kontrasepsi yang menggunakan hormon , ada yang dapat
menurunkan produksi ASI. Disamping itu ,menyusui secara eksklusif mempunyai
efek kontrasepsi . selama memberikan ASI eksklusif dan belum haid , ibu tidak
akan hamil ( sampai 6 bulan keberhasilan 98%).
5. Rawat Gabung
Yang dimaksud adalah cara merawat bayi baru lahir dengan menepatkan bayi dan
ibu dalam satu kamar, bayi diletakan di dekat ibu sehingga mudah diraih.
6. Posisi menyusui
Keberhasilan menyusui juga dipengaruhi benar tidaknya menyusu kepada ibu nya.
7. Makan dan minum

2
Beberapa bahan makanan dan minuman dipercaya dapat meningkatkan produksi
ASI, seperti lebih banyak mengkosumsi sayur daun katuk , daun pepaya dan
sebagainya.

Pada saat menyusui selain dibutuhkan tambahan energi dan zat-zat gizi lain,
dibutuhkan pula lebih banyak cairan. Oleh karena itu ibu menyusui dianjurkan untuk
minum 8-12 gelas sehari, yang bisa didapat dari air putih, susu (untuk tambahan protein)
dan sari buah (untuk tambahan vitamin C). Sayuran dianjurkan yang berkuah serta
memperbanyak makan buah-buahan. Selama menyusui ibu dianjurkan pula untuk
menambah konsentrasi kalsium dan zat besi. Keberhasilan seorang ibu untuk
memberikan ASI yang cukup kepada bayinya sangat ditentukan oleh bagaimana kualitas
dan kuantitas makanan baik semasa hamil maupun setelah bayinya lahir.
Makanan Ibu Menyusui
Makanan ibu menyusui pada dasarnya tidak berbeda dengan makanan keluarga
tetapi kebutuhan zat gizinya lebih tinggi dibandingkan pada waktu hamil atau tidak
hamil. Beberapa alasan mengapa kebutuhan makanan ibu menyusui meningkat, antara
lain:
1. Makanan tersebut diperlukan untuk menghasilkan sejumlah ASI yang
sangat diperlukan sebagai makanan utama bayi ibu.
2. Untuk pemulihan kesehatan ibu setelah melahirkan.
3. Memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat karena kegiatan sehari-hari yang
bertambah.
4. Bila Ibu menyusui kekurangan gizi maka
Produksi/volume ASI kurang, anemia (kurang darah), kemungkinan infeksi
tinggi, dan pertumbuhan bayi yang disusui terhambat.

Penyediaan makanan seimbang untuk ibu menyusui dapat dilakukan dengan


langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengkajian data kasus, kaji data : subjektif dan objektif.
2. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi.
3. Menyusun menu seimbang

Dalam menyusun menu, penting untuk memperhatikan syarat-syarat dalam


menyusun menu ibu menyusui yaitu : seimbang, tidak ada pantangan makanan (kecuali

3
ibu memang alergi bahan makanan tertentu), mudah cerna dan tidak terlalu merangsang
pencernaan.Prinsip gizi seimbang bagi ibu menyusui sama dengan makanan ibu hamil,
hanya jumlahnya lebih banyak dan mutu lebih baik.
Syarat:
1. Susunan menu harus seimbang.
2. Dianjurkan minum 8-12 gelas/hari.
3. Menghindari makanan yang banyak bumbu, terlalu panas/dingin, tidak
menggunakan alkohol, guna kelancaran pencernaan ibu.
4. Dianjurkan banyak makan sayuran berwarna

Bahan makanan yang dianjurkan untuk ibu menyusui:


1. Jumlah dan mutunya lebih banyak daripada saat hamil / keadaan biasa
(tinggi kalori tinggi protein).
2. Bahan makanan sumber kalori : beras, roti, mie, kentang, bihun, dsb.
3. Bahan makanan sumber protein : daging, telur, hati, ayam, ikan, tahu,
tempe, kacang-kacangan dsb.
4. Bahan makanan sumber vitamin dan mineral yang dapat meningkatkan
produksi ASI yaitu sayuran yang berwarna hijau/kuning, buah-buahan yang
dagingnya berwarna merah/kuning, misalnya: bayam daun singkong, daun
katuk, lamtoro gung tanpa kulit, pepaya, pisang, jeruk, jambu air, mangga
dsb.
5. Mengkonsumsi aneka ragam bahan makanan sumber zat besi dalam jumlah
yang cukup setiap harinya misalnya: bayam, daun pepaya, kangkung,
kacang merah, kacang hijau dan kacang tanah.
6. Mengkonsumsi aneka ragam bahan makanan yang mengandung zat
kapur/kalsium misalnya daun singkong, daun katuk, bayam, daun pepaya,
singkong, keju, ikan teri dan susu.
7. Perlu lebih banyak minum air putih untuk membantu memperbanyak
produksi ASI.

Bahan makanan yang dibatasi :


1. Bahan makanan yang berbau merangsang : petai, bawang, jengkol.
2. Bahan makanan yang merangsang, misalnya cabe, merica, jahe, karena bisa
menyebabkan bayi mencret.

4
3. Bahan makanan yang manis dan berlemak, karena bisa menyebabkan ibu
menjadi gemuk.

Yang harus diketahui ibu menyusui:


1. Ibu rela menyusui bayinya karena ASI adalah satu-satunya makanan dan
minuman terbaik untuk bayi dalam masa 4 bulan pertama kehidupannya.
2. ASI yang pertama kali keluar segera disusukan pada bayi karena
mengandung kolostrom. Kolostrom bermanfaat untuk membantu
pencernaan bayi dan mengandung antibodi yang memberikan kekebalan
terhadap berbagai penyakit infeksi.

Selain makanan, produksi ASI sangat tergantung pada 3 hal penting, yaitu:
1. Permintaan bayi : hendaknya ibu sesering mungkin menyusui bayinya
karena dengan demikian produksi ASI akan bertambah banyak dan cukup
untuk kebutuhan bayi.
2. Psikologis ibu : ibu menyusui perlu istirahat cukup, ketenangan jiwa dan
pikiran.
3. Perlu perawatan payudara untuk memberi rangsangan pada kelenjar susu
agar produksi ASI meningkat.

B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui


Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah
1. Pengaruh makanan yang erat kaitannya dengan volume ASI yang di produksi per
hari.
2. Protein , dengan adaanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20
gram protein sehari.
3. Suplementasi , jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali
kurang satuatau lebih zat gizi.
4. Aktifitas.
Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah :
1. Kemauan
Kemauan atau keinginan merupakan hampir sepadan dengan niat. Apabila
dalam melakukan perbuatan pemberian ASI pada bayi tanpa ada niat atau

5
keinginan maka perbuatan itu tidak akan terjadi. Mengapa begitu? Bayi tidak bisa
memaksa ibu sepenuh kekuatan. Pastilah bayi tidak kuat menandingi kekuatan
power tenaga ibu untuk memaksa. Seperti mengikat ibu untuk disusu. Selain itu
dapat ditinjau dari proses kimia,hormonal, kesehatan, fisiologi dll ASI akan
dipengaruhi oleh adanya kemauan ibu. Keinginan ibu menyusui akan
mempengaruhi hormon, hormon ini akan bekerja mempengaruhi produksi
ASI pada ibu. apabila hormon ini terganggu maka hormon ini, juga akan
mempengaruhi organ ASI untuk tidak memproduksi ASI.
2. Nutrisi
Ibu menyusui mempunyai banyak pantangan dan banyak anjuran. ASI pada
ibu mempunyai pengaruh dengan nutrisi. Nutrisi ini akan mempengaruhi kualitas
hasil ASI. Nutrisi juga akan mempengaruhi organ pembuat ASI. Sehingga nutrisi
seperti pendukung alat produksi susu atau pabrik susu bayi.

3. Keadaan fisik payudara ibu (susu sesudah nona)


Bentuk payudara atau susu bermacam-macam. Keadaan ini dipengaruhi
oleh keturunan, aktifitas, profesi, dan permak susu. Payudara yang kempes atau
kecil maka peroduksi susu akan mempengaruhi. Susu kecil bisa juga produksi isi
menjadi sedikit. Ibu ingin menyusui bayinya menjadi terganggu.
4. Penyakit payudara
Penyakit payudara pada ibu menyusui dapat mempengaruhi. Payudara yang
sedang mengalami gangguan tidak bisa dilakukan untuk memberikan asi. Ada yang
beralasan dapat berpengaruh terhadap penyakit yang diderita ibu menyusui.
Misalkan kanker payudara, dan penyakit payudara yang lain. Penyakit bisa
bertambah parah ataupun ada penyakit yang menular melalui asi.
5. Psikis
Orang gila kadang menyusui bayinya dan kadang ada yang enggan menyusui.
Tentunnyaapabila orang yang sedang mengalami gangguan dalam pikiran akan
mempengaruhi hormon. Apabila kita stres banyak pikiran terkadang ada yang lupa
dengan tugas kita yang lain.
6. Dukungan Suami
Dukungan suami akan mempengaruhi ibu ingin menyusui bayi. Bujukan orang
lain akan menjadikan kuat pada keinginan seseorang. Istilahnya meningkatkan
semangat ibu. Berbeda dengan orang yang tidak mendapatkan dukungan. Pada

6
wanitamelahirkan diluar nikah tidak dapat dukungan dari suami. Pada wanita ini
akan hanya mendapat dukungan dari keluarga. Dukungan suami juga berkaitan
dengan pengetahuan suami terhadap ibu menyusui. Suami yang
tidak SIAGA menjadi rendah pengetahuan tentang asi. Ini perlu dilakukan penkes
ASI. Penkes bisa dilakukan dengan internet atau forum kesehatan.
7. Dukungan Keluarga
Selain dukungan suami keluarga juga mempengaruhi ibu akan menyusui
bayinya atau tidak. Moderen ini, bayak wanita mementingkan karir dari pada
menyusui bayi. Peran keluarga juga akan memperkuat dukungan kepada ibu selain
dari suami. Sebagaimana kita apabila dapat dukungan orang lain maka akan merasa
semangat dan seperti ada yang ikut menangguang beban kita. Rasa semangat ini
membatu produksi hormon yang berpengaruh pada produksi asi.
8. Budaya
Budaya bisa meliputi kebiasaan dan mitos ibu menyusui. Kebiasaan pada ibu
menyusui ada kaitannya juga dengan peran orang tua atau keluarga. Keluarga
biasanya mewarisi kebiasaan pada anaknya yang didapat dari orang tuanya, dulu
diajari juga oleh orang tuanya juga. Sehimgga menimbulkan cara-cara menyusui
berkaitan dengan budaya. Misalnya menyusui harus menunggu asi pertama
dibuang karena kotor. Padahal dari kesehatan asi pertama adalah kolostrom. Cairan
ini sangat bermanfaat bagi bayi untuk daya tahan tubuh bayi.

C. Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui


Bila kebutuhan energi wanita usia reproduksi sebesar 2100 kcal/hari, seorang ibu
menyusui memerlukan asupan rata rata 2700 kcal dalam kesehariannya. Tambahan
sebesar 500-700 kcal tersebut tak lain diperlukan Untuk keperluan biosintesis ASI.
Ekstra energi tersebut pun tidak semuanya harus didapatkan dari intake makanan yang
dikonsumsi busui sehari hari. 200 kcal ternyata telah tersedia di tubuh ibu berupa
cadangan deposit yang telah dibentuk sejak dimulainya proses kehamilan. Sisa 300-500
kcal/hari lah yang baru diharapkan diperoleh dari intake makanan keseharian sang ibu.
Jadi tidak tepat bila dikatakan seorang busui harus makan dengan porsi “besar besaran”
agar tidak kelaparan dan produksi ASI lancar.
Hubungan antara data antropometriIbu menyusui, misalnya IMT (Indeks Massa
Tubuh) dengan volume atau energi yang dihasilkan dari ASI juga tidak dapat dibuktikan
keterkaitannya hingga saat ini. Studi studi ilmiah bahkan membuktikan bahwa dengan

7
status gizi ibu yang marjinal, kuantitas ASI yang dihasilkan dapat mencukupi kebutuhan
sang bayi.Data antropometri sendiri, misalnya IMT,biasanya akan berpengaruh terhadap
berat badan bayi yang akan dilahirkan, namun tak ada kaitannya dengan produksi ASI.
Karenanya Ibu yang kurus, normal ataupun “overweight” sebenarnya tidak perlu
mengkhawatirkan volume produksi ASI yang dihasilkan. Dengan bekal keyakinan
produksi ASI akan mencukupi kebutuhan si kecil dan seringnya intensitas si kecil
menyusu pada ibu, maka akan dijamin produksi ASI akan sesuai dengan kebutuhan sang
buah hati.
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didsarkan pada kandungan nutrisi air susu dan
jumlah penghasilan susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan
500 kal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu sendiri.
Pengaruh status gizi juga akan mempengaruhi dan memberikan dampak kepada ibu
dan bayinya. Antara lain :
 Jika ibu menyusui kekurangan gizi menimbulkan gangguan kesehatan pada
ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang
anak. Anak mudag sakit ,mudah terkena infeksi.
 Bila kosumsi zar kapur (Ca) ibunya berkurang,. Ca akan diambil dari
cadangan Ca jaringan ibunya, sehingga memberikan osteoporosis dan
kerusakan gigi gelgi caries dentis . ibu yang telah hamil berkali-kali dan
kurang kosumsi Ca nya akan lebih mudah menderita kerusakan gigi caries
dentis tersebut.

D. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui


Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang
dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata
kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan
kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu
menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6
bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi
2300-2700 kal ketika menyusui (Dudek, 2001).
Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika
menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.Nutrisi lain
yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-
3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.Vitamin dan

8
mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama
hamil

Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui


Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu
dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit,
mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata
ataupun tulang.

Pendidikan Gizi Bagi Ibu Menyusui


1. Makan makanan yang bermanfaat untuk menghasilkan susu yang baik dari segi
kualitas maupun kuantitas dan mempercepat kondisi setelah melahirkan.
2. Memilih makanan yang mengandung kalori sesuai dengan kebutuhan.
3. Jika anda kelaparan, maka bayi juga.
4. Jangan melewatkan makan jika saat menyusui karena dapat memperpendek
umur dan daya hidup.
5. Memilih makanan yang bergizi tidak harus mahal, yang terpenting sesuai
dengan kebutuhan nutrisi selama laktasi.
6. Karbohidrat komplek kaya akan vitamin dan mineral, sehingga menghasilkan
air susu yang baik dan cukup.
7. Kalori yang berasal dari gula, kurang bermanfaat, konsumsi makanan yang
manis dikurangi.
8. Makanan olahan biasanya banyak kehilangan nilai gizinya sehingga akan
mengurangi nilai gizi air susu.
9. Buatlah kebiasaan makan yang baik sebagai kebiasaan keluarga, hal ini akan
bermanfaat untuk kesehatan keluarga.
10. Jangan minum minuman beralkohol, obat-obatan, kopi atau merokok. Hal
tersebut akan mempengaruhi produksi air susu dan menimbulkan gangguan
pada ibu dan bayi.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi pda ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.

B. Saran
Dengan penulis makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat
memilih manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang
bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan dapat di terapkan saat bekerja di
lingkungan masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Purwitasari.Desi,Dkk.2009. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:Nuha Medika


Lailiyana,Dkk.2010. Buku Ajar Gizi Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC
Proverawati.Atika,Dkk.2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta:Nuha Medika

11

Anda mungkin juga menyukai