Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur aktivitas bisnis dan

memproses informasi-informasi menjadi suatu laporan, kemudian

mengkomunikasikan temuan-temuan tersebut kepada pengambil keputusan.

Menurut Munawir (2014:5) “Akuntansi adalah seni dari pada pencatatan,

penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian

yang setidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya”. Dari

defenisi akuntansi tersebut peringkasan dimaksud adalah pelaporan dari peristiwa-

peristiwa keuangan perusahaan atau organisasi yang dapat diartikan sebagai

laporan keuangan.

Menurut Kasmir (2012:45) “Laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukan kondisi keuangan entitas pada periode tertentu laporan keuangan juga

menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan kedepan dengan

melihat persoalan yang ada baik kelemahan maupun keukuatan guna mengambil

keputusan ekonomi”. Banyak pihak yang mengandalkan informasi dalam laporan

keuangan yang disajikan oleh pemerintah daerah sebagai bahan pengambilan

keputusan. Informasi yang disajikan tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai

dan informasi tersebut harus mempunyai. Sehingga, pemerintah perlu

memperhatikan kualitas dari laporan keuangan tersebut.

Kualitas laporan keuangan pemerintah sangat berkaitan dengan Standar

sebagai Akuntansi Pemerintahanan (SAP). Laporan keuangan yang berkualitas

harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang terdapat dalam

1
2

standar akuntansi yang berlaku, oleh karena itu Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (LKPD) haruslah mengacu kepada SAP yang telah ditetapkan. SAP yang

ditetapkan adalah Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 yang kemudian

sekarang diganti menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Dalam

peraturan pemerintah tersebut SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi

Pemerintahan dan disusun berdasarkan kepada Kerangka Konseptual Akuntansi

Pemerintahan.

Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dikatakan bahwa Standar Akuntansi

Pemerintahan, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun

dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Upaya yang harus dilakukan untuk

mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan

laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang harus memenuhi

prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi

Pemerintahan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Peraturan tersebut menjelaskan bahwa terdapat 4 (empat) prasyarat normatif

agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki,

yaitu relevan, andal, dapat diperbandingkan dan dapat dipahami. Laporan keuangan

pemerintah kemudian diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), selanjutnya

disampaikan kepada DPR/DPRD agar dapat dipublikasikan dan diakses oleh

masyarakat. Komponen laporan keuangan yang disampaikan sesuai PP 71 Tahun

2010 tersebut meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional

(LO), Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan SAL, Laporan Arus Kas,

dan Catatan atas Laporan Keuangan.


3

Sistem Informasi Akuntansi pada pemerintah daerah mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 56 tahun 2005 yang direvisi oleh Peraturan Pemerintah Nomor

65 tahun 2010 yang mewajibkan setiap pemerintah daerah menerapkan Sistem

Informasi Keuangan Daerah dalam mengelola keuangan daerah. Peneranpan sistem

informasi akuntansi keuangan daerah sangat penting dalam menciptakan laporan

keuangan yang berkualitas.

Penerapan sistem informasi akuntansi daerah mulai dari pengelompokkan,

penggolongan, pencatatan dan pemrosesan aktivitas keuangan pemerintah daerah

kedalam sebuah laporan keuangan sebagai suatu informasi yang nantinya dapat

digunakan oleh pihak tertentu dalam pengambilan keputusan masing-masing SKPD

dalam proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

Kebijakan akuntansi pemerintah daerah pada pemerintah Kabupaten Serdang

Bedagai terakhir ditetapkan dengan Peraturan Bupati No. 9 tahun 2016. Kebijakan

akuntansi tersebut menyangkut kebijakan akuntansi pelaporan keuangan dan

akuntansi akun;

1. Kebijakan akuntansi Pelaporan keuangan terdiri dari: Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Keuangan Ekuitas,

Laporan Perubahan SAL, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan

Keuangan.

2. Kebijakan akuntansi Akun terdiri dari : Akuntansi Aset, Akuntansi

kewajiban, Akuntansi Ekuitas, Akuntansi Pendapatan LRA, Akuntansi

Belanja, Akuntansi Transfer, Akuntansi Pembiayaan, Akuntansi Pendapatan

LO, Akuntansi Beban dan, Akuntansi atas koreksi kesalahan, perubahan

kebijakan akuntansi perubahan estimasi akuntansi dan operasi yang tidak

dilanjutkan.
4

Walaupun Pemerintah Daerah telah menetapkan peraturan Bupati tentang

kebijakan akuntansi yang penyusunannya berpedoman pada Standar Akuntansi

Akrual sesuai amanat Permendagri No. 64 Tahun 2013 namun hasilnya belum

seluruhnya sesuai dengan Buletin Teknis Kebijakan Akuntansi Pemerintahan yang

diharapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Hal tersebut dapat dilihat pada

gambar opini BPK terhadap Laporan Keuangan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun

2012-2016 di bawah ini.

Gambar 1.1
Perkembangan Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan
Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012-2016

Sumber: BPK-RI, 2018

Hasil opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Serdang Bedagai hampir setiap tahun

mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (Daftar opini LKPD 2012-2016 BPK-

RI Perwalikan Sumatera Utara, 2016). Menurut Endarto (2014:20) salah satu faktor

yang mempengaruhi adalah lemahnya penerapan SAP (Standar Akuntansi

Pemerintahan) pada program aplikasi berbasis akrual di SKPD, sehingga tidak

sesuai dengan batas waktu penerapan yang telah ditetapkan, dan belum sesuai

konsep serta kerangka dari indikatornya.


5

Laporan keuangan yang dinilai kualitasnya oleh BPK adalah Laporan

Keuangan konsolidasi yaitu kumpulan laporan keuangan yang dikonsolidasikan

dari SKPD. Dengan demikian laporan keuangan yang disusun oleh SKPD

merupakan sumber data pada penyusunan laporan konsolidasi, ketidakmampuan

penyusunan laporan keuangan pada tingakat SKPD akan berpengaruh terhadap

kualitas Laporan Keuangan Konsolidasi.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu antara lain penelitiannya Evicahyani

(2016), dan Sari (2014) yang meneliti tentang pemanfaatan sistem informasi

akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan. Namun penelitian yang dilakukan oleh Rianisanti (2017) memiliki hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi

keuangan daerah tidak berpengaruh signfikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berkeinginan untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Informasi

Akuntansi Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada Pemerintah

Kabupaten Serdang Bedagai”.

B. Identifikasi Masalah

Dalam menganalisa penerapan sistem informasi akuntansi daerah peneliti

memulai dari elemen laporan keuangan serta kegiatan dokumentasi dan tata usaha

keuangan lainnya yang mendukung penerapan sistem informasi akuntansi daerah

berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan Permendagri No. 59 Tahun

2007. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: “Adanya kelemahan sistem

pengendalian dan pembuatan laporan keuangan daerah pada Kabupaten Serdang

Bedagai”.
6

C. Batasan dan Perumusan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi

daerah dan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten Serdang

Bedagai yang dimulai dari pencatatan bukti transaksi ke buku jurnal hingga

penyusunan laporan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Apakah Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Daerah berpengaruh terhadap Kualitas Laoporan Keuangan (sistem pengendalian

dan pembuatan laporan keuangan) daerah Pada Kabupaten Serdang Bedagai”.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penerapan

Sistem Informasi Akuntansi Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis:

1. Aspek Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan data

empiris dalam ilmu akuntansi sektor publik terutama dalam bahasan tentang

sistem informasi akuntansi daerah dan kualitas laporan keuangan.

2. Aspek Praktis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menghimpun informasi sebagai

bahan sumbangan pemikiran bagi Kabupaten Serdang Bedagai guna

meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.


7

E. Keaslian Penelitian

Berbagai penelitian mengenai aspek yang berhubungan dengan pengelolaan

keuangan daerah telah sering di lakukan oleh peneliti tedahulu salah satunya adalah

Hasnidar (2016) melakukan penelitian tentang Pengaruh Sistem Informasi

Akuntansi Berbasis Komputer, dan Pengendalian Internal terhadap Kualitas

Keuangan Pemerintah di Instansi Pemerintahan Kabupaten Bone.

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa sistem informasi akuntansi berbasis

komputer berpengaruh positif namun namun tidak berpengaruh signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bone. Sedangkan variabel

sistem pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bone.

Penelitian ini berjudul Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Daerah Terhadap Kualitas Laporan Kuangan Pemerintah Daerah Kabupaten

Serdang Bedagai.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu:

1. Model penelitian: Penelitian terdahulu menggunakan metode analisis regresi

linier berganda untuk 3 (dua) variabel. Dalam penelitian ini menggunakan

regresi linier sederhana untuk 2 (dua) variabel.

2. Variabel penelitian: Penelitian terdahulu menggunakan 2 (dua) variabel bebas

yaitu sistem informasi akuntansi berbasis komputer, dan sistem pengendalian

internal dan 1 (satu) variabel terikat yaitu kualitas laporan keuangan. Penelitian

ini menggunakan 1 (satu) variabel bebas yaitu sistem informasi akuntansi daerah

dan 1 (satu) variabel terikat yaitu kualitas laporan keuangan.


8

3. Tempat penelitian: Penelitian terdahulu melakukan penelitian di instansi

Pemerintahan Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, sedangkan penelitian ini

dilakukan di instansi Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai.

4. Waktu penelitian: Penelitian terdahulu dilakukan pada tahun 2016 sedangkan

penelitian ini dilakukan pada tahun 2018.

5. Sampel penelitian: Penelitian terdahulu menggunakan sampel 25 responden,

sedangkan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 27

responden.

Anda mungkin juga menyukai