TINJAUAN PUSTAKA
4
menurunkan muatan ke tempat yang telah ditentukan dengan mekanisme
pergerakan crane.
5
Gambar 2.2 Double Girder Overhead Traveling Crane
6
b. Gerakan Travelling
Gerakan Travelling adalah gerakan memanjang pada rel besi yang
terletak pada permukaan tanah yang dilakukan melalui roda gigi
transmisi. Dalam hal ini motor memutar roda jalan ke arah yang
diinginkan (maju atau mundur) dan setelah jarak yang diinginkan
tercapai, maka arus listrik akan terputus dan sekaligus rem bekerja.
c. Gerakan Traversing
1. Tali Baja
2. Puli
3. Drum
4. Hook (Kait)
5. Electromotor (Motor penggerak)
1. Lebih ringan.
2. Lebih tahan terhadap sentakan
3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi.
4. Keandalan operasi yang tinggi
Kerusakan pada rantai akan terjadi tiba-tiba sedangkan pada tali baja
kawat bagian luar yang akan mengalami keausan lebih parah dan putus
terlebih dahulu dibandingkan dengan bagian dalamnya. Sehingga bila bagian
7
luar tali kawatnya mulai terputus-putus, jauh sebelum putus dan menandakan
tali baja tersebut perlu diganti. Tali baja lebih murah harganya dibandingkan
dengan rantai, tetapi memerlukan diameter drum yang lebih besar sehingga
mekanisme pengangkatan lebih besar dan berat.
Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan σb = 130 sampai 200
kg/mm2. Dalam proses pembuatan kawat baja diberi perlakuan panas tertentu
dan digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis
kawat baja yang tinggi. Tali kawat yang terbentuk dari untaian dikenal
sebagai tali berpintal dua, dan sering sekali digunakan untuk mesin
pengangkat. Lapisan dalam tali dikelompokkan menjadi :
1. Tali pintal silang atau tali biasa
2. Tali pintal paralel atau jenis lang
3. Tali komposit atau pintal balik
Tali biasa (Gambar 2.3a) mempunyai penerapan yang paling luas. Tali ini
dikonstruksi sedemikian rupa sehingga arah anyaman kawat dalam untaian
berlawanan dengan arah anyaman untaian pada tali.
Pada tali paralel (Lang) arah anyaman kawat dalam untaian sama dengan
arah anyaman untaian pada tali (Gambar 2.3b). Tali ini mampu menahan
gesekan lebih baik dan lebih fleksibel tetapi cenderung untuk terpuntir. Tali
paralel dipakai pada lift dan pengangkat lainnya yang mempunyai jalur pandu
dan sebagai tali penghela. Pada tali komposit kedua untaian yang berdekatan
dianyam dengan arah yang berlawanan/ terbalik (Gambar 2.3c).
8
Gambar 2.3 Tipe Tali Baja
9
KONTRUKSI TALI
6 x 19 = 114 + 1c 6 x 37 = 222 + 1c 6 x 61 = 366 + 1c 18 x 17 = 342 + 1c
Faktor Posisi Posisi Posisi Posisi Posisi Posisi
mula-mula Posisi Posisi
dari berpo- sejajar berpo- sejajar berpo- sejajar
berpo- sejajar
keamanan tongan tongan tongan
tali tongan
terhadap Jumlah serat yang patah pada panjang tertentu setelah tali dibuang
tegangan
Kurang 6 12 6 22 11 36 18 36 18
6-7 14 7 26 13 38 19 38 19
Diatas 7 16 8 30 15 40 20 40 20
Rudenko; 38 )
10
Jumlah Jumlah
lengkungan lengkungan
1
16 9 32
2 20 10 33
3 23 11 34
4 25 12 35
5 26,5 13 36
6 28 14 37
7 30 15 37,5
8 31 16 38
(Rudenko;38)
Atau:
Dengan:
Diagram lengkungan tali pada mekanisme gerak hoist dapat dilihat pada
Gambar 2.4 di bawah ini
11
Gambar 2.4 Diagram lengkung tali
Dari gambar 2.4 dapat dilihat diagram lengkungan tali yang dapat
menentukan tegangan tali yang dapat menentukan tegangan tali maksimum
baja yang terjadi. Sistem pengangkat yang direncanakan ini terdiri dari 2 buah
tali penggantung yang menahan beban.
Tegangan kerja maksimum pada bagian tali dari sistem puli beban Sw dihitung
dengan rumus:
( Rudenko;41)
dengan:
12
Puli tunggal Puli ganda Efisiensi
Gesekan pada Gesekan anguler
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah permukaan puli pada permukaan
alur puli yang alur puli yang (faktor resisten puli (faktor
berputar berputar satu puli) resisten satu puli)
2 1 4 2 0,951 0,971
3 2 6 4 0,906 0,945
4 3 8 6 0,861 0,918
5 4 10 8 0,823 0,892
6 5 12 10 0,784 0,873
Tegangan tali akibat tarikan dan lenturan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
(Rudenko:39)
dimana :
K = Faktor keamanan = 5
13
Dimana:
K = faktor keamanan
Untuk tali yang paling sering dipakai pada mesin pengangkat, misalnya
tali dengan 114, 222, dan 342 buah kawat (N.Rudenko) rumus di atas menjadi:
Ketahanan tali baja ditentukan berdasarkan umur operasi dari tali baja
tersebut. Umur tali baja tergantung dari jumlah lengkungan, faktor kontruksi
tali baja, faktor operasi, dan faktor keausan serta material baja tersebut. Faktor
keausan tali baja didapat dari rumus berikut:
14
Dimana:
Dimana:
15
Di bawah ini terdapat Tabel 4 yaitu menunjukan faktor yang tergantung
pada jumlah lengkungan berulang dari tali z selama periode keausannya sampai
tali rusak, pada Tabel 5 menunjukkan faktor yang memberi karakteristik
kontruksi tali dan kekuatan tarik maksimum, pada Tabel 6 menunjukan faktor
yang tergantung pada tali, dan pada Tabel 7 menunjukan faktor yang
menentukan faktor produksi dan operasi tambahan, dan pada Tabel 8
menunjukan Harga a , Z2 dan β.
16
Tabel 6. Harga Faktor C1. (Sumber: Rudenko;44)
17
Tabel 8. Harga a ,Z2 dan β. (Sumber: Rudenko; 47)
2.3.2 Pulley
Pulley/ puli (kerek) adalah alat yang berbentuk cakra bundar beralur,
berfungsi sebagai laluan tali baja. Puli dibuat dengan desain tetap dan bebas.
Puli digunakan sebagai penuntun karena berfungsi sebagai pengubah arah
peralatan. Pada puli bebas terdapat gander yang bergerak dan dibebani
dengan muatan. Gabungan beberapa puli bebas dan puli tetap merupakan
suatu sistem puli yang digunakan untuk mengubah gaya yang terdapat pada
sistem crane. Seperti terlihat pada Gambar 2.5 di bawah ini:
18
Puli dibuat dengan desain tetap dan bebas. Puli dengan as yang tetap
disebut juga puli penuntun karena berfungsi untuk mengubah arah peralatan
pengangkat. Dimana untuk menentukan diameter puli dapat ditentukan
dengan rumus:
Dimana:
Selain kekakuan tali, faktor hambatan puli juga tergantung pada jenis
bantalan dan pelumas yang dipakai pada gandar puli. Bila pelumas yang
digunakan adalah gemuk (μ = 0,1) untuk melumasi rantai atau puli rantai, nilai
rata-rata berikut ini dapat digunakan: ε = 1,05 dan ɳ = 0,95. Untuk puli dengan
bantalan peluru atau rol, biasanya gesekan pada drum diabaikan dan nilai rata-
rata ε = 1,02 dan ɳ = 0,98. Berikut Gambar 2.6 Puli bebas sederhana.
19
Roda pada puli terdiri atas roda puli diam dan bebas,yang biasanya
digunakan untuk pengangkat dan derek yang digerakkan tenaga manusia
(tangan) dan juga untuk alat yang digerakkan mesin. Biasanya roda puli
terpasang secara bebas pada gandarnya, karena kecepatannya yang rendah,
nap roda puli ini didesain tanpa menggunakan kuningan. Efisiensi roda
puli rantai sebesar ɳ = 0,95. Dan untuk contoh roda puli dapat dilihat pada
Tabel 9 di bawah ini. Dan untuk kontruksi roda pulley dapat dilihat pada
Gambar 2.7 di bawah ini.
Diameter a b C e h l r r1 r2 r3 r4
tali
4,8 22 15 5 0,5 12,5 8 4,0 2,5 2,0 8 6
6,2 22 15 5 0,5 12,5 8 4,0 2,5 2,0 8 6
8,7 28 20 6 1,0 15,0 8 5,0 3,0 2,5 9 6
11,0 40 30 7 1,0 25,0 10 8,5 4,0 3,0 12 8
13,0 40 30 7 1,0 25,0 10 8,5 4,0 3,0 12 8
15,0 40 30 7 1,0 25,0 10 8,5 4,0 3,0 12 8
19,5 55 40 10 1,5 30,0 15 12,0 5,0 5,0 1 10
24,0 65 50 10 1,5 37,0 18 14,5 5,0 5,0 20 15
28,0 80 60 12 2,0 45,0 20 17,0 6,0 7,0 25 15
34,5 90 70 15 2,0 55,0 22 20,0 7,0 8,0 28 20
39,0 110 85 18 2,9 65,0 22 25,0 9,0 10,0 40 30
(Sumber: Rudenko;7)
20
Gambar 2.7 Kontruksi Roda Puli
Drum untuk tali kawat baja terbuat dari besi cor, terkadang dari besi
tuang atau kontruksi lasan. Dengan memperhitungkan gesekan pada bantalan
21
efisiensinya ɳ = 0,95. Diameter drum tergantung pada diameter tali. Untuk
drum penggerak daya, drum harus selalu dilengkapi dengan alur heliks
sehingga tali akan tergulung secara seragam dan keausannya berkurang. Jari-
jari atur heliks harus dipilih tidak menyebabkan kemacetan tali. Pada Tabel 10
adalah faktor yang tergantung pada alat pengangkat dan kondisi operasinya,
Tabel 11 faktor yang tergantung pada kontruksi tali, dan pada Tabel 12
menerangkan dimensi alur standar dan alur dalam drum. Drum dengan satu
tali tergulung hanya mempunyai satu arah heliks ke kanan, drum yang
didesain untuk dua tali diberi dua arah heliks ke kanan dan ke kiri. Jumlah
lilitan pada drum dapat dihitung dengan rumus:
(Rudenko : 74)
dengan:
D = diameter drum
(Rudenko:41)
dengan:
D = diameter drum atau puli pada dasar alurnya (mm)
d = diameter tali, (mm)
e1= faktor yang tergantung pada alat pengangkat dan kondisi operasinya.
(Tabel 10)
e2= faktor yang tergantung pada kontruksi tali. (Tabel 11)
22
Tabel 10. Harga Minimum Faktor K dan e1 yang Diizinkan. (Sumber: Rudenko;
42)
23
Tabel 11. Harga Faktor e2 yang Tergantung pada Kontruksi Tali. (Sumber:
Rudenko;42)
24
Bila dua tali digulung pada satu drum (sistem puli majemuk) panjang
drum akan menjadi:
(Rudenko:75)
Dengan:
s = kisar
z = lilitan drum
Tebal dinding drum dari besi cor dapat ditentukan kira-kira dari rumus
empiris berikut:
Dengan:
D = diameter drum
(Rudenko:76)
Dimana:
S = tarikan pada tali
ω = tebal dinding drum
s = kisar
25
Sistem pengencangan yang dipilih pada perencanaan ini jenis
pengencangan dengan mur. Standar Soviet untuk mengikat tali drum dapat
dilihat pada tabel 13 di bawah ini:
Tabel 13. Standar Soviet untuk pengikat Tali Drum. (Sumber; Rudenko:78)
26
2.3.4 Motor Penggerak naik/ turun Hoist
Penggerak elektrik untuk pesawat pengangkat mempunyai ciri khas yaitu
sumber daya terpusat dan sederhana. Penggerak elektrik dapat langsung segera
bekerja, sangat aman dalam operasinya dan mudah dikendalikan. Kecepatan
pengangkatan beban dapat diatur dengan sangat baik. Penggerak elektrik juga
sangat ekonomis dibandingkan dengan penggerak lainnya karena pemakaian
daya listriknya tergantung pada kapasitas daya unitnya.
Motor listrik hoist berfungsi untuk menaikan dan menurunkan benda yang
dikaitkan pada pengait. Seperti terlihat pada Gambar 2.9 di bawah ini, dan
terdapat juga Tabel 14 yaitu Mitsubishi Electric Motor Hoist General Catalog.
27
Gambar 2.9 Motor Penggerak naik/ turun Hoist
(Rudenko: 234)
dengan:
ɳ = efisiensi mekanis pengangkat.
v = kecepatan angkat muatan. (m/detik)
(Rudenko: 234)
dengan:
N = daya motor
nm = putaran motor
28
Tabel 14. Mitsubishi Electric Motor Hoist General Catalog
29
Gambar 2.10 Penggantungan muatan pada kait
(Sumber: Rudenko;85)
30
a. Kait Tempa Standar
Gambar 2.12 menunjukan kait tempa standar sederhana. Untuk
mencari tegangan tarik pada kait standar diperiksa pada daerah yang
berulir (terhadap diameter yang d1 yang lebih kecil) dengan menggunakan
rumus:
(Rudenko:86)
Dimana:
Q = beban angkat
d1 = diameter dalam
31
Tegangan aman tidak boleh melebihi 500 kg/cm2.
Tinggi minimum ulir kait ditentukan oleh tegangan tekan yang diizinkan
pada ulir yang didapat dengan rumus berikut:
(Rudenko:86)
dengan:
t = kisar ulir
do = diameter luar ulir
d1 = diameter dalam ulir
Tegangan tekanan aman p (baja dengan baja) diambil sama dengan p = 150
sampai 350 kg/cm2).
Dimana untuk menentukan diameter ulir luar dapat dilihat pada Tabel 15
di bawah ini:
32
Kait yang akan digunakan untuk perencanaan ini adalah kait dengan jenis
single hook. Pemilihan kait berdasarkan tabel 17 yaitu dari Forged Hooks-
Single Hook Catalog (DIN 15401). Diasumsikan pada perencanaan ini memilih
single hook model GS 5. Single hook model GS 5 memiliki dimensi kait
sebagai berikut.
33
34
(Sumber: Forged Hooks - Single Hook Catalog DIN 15401)
35
2.5 Klasifikasi Mesin Pengangkat
Menurut klasifikasinya mesin pemindah bahan jenis crane dapat dibagi
menjadi:
1. Crane Putar Stationer (Stationer Crane)
Umumnya merupakan crane tetap dengan tiang yang berputar pada
sumbu vertikal. Seperti terlihat pada Gambar 2.13 di bawah ini;
Contohnya: Jib Crane, Derrick Crane.
36
3. Crane Tanpa Lintasan (Trackless Crane)
Crane ini terutama terdiri atas crane tiang yang dipasang pada truk,
mobil atau traktor agar dapat bergerak pada jalan berkapur, berbatu, dan
beraspal. Seperti yang terlihat pada gambar 2.15 di bawah ini dimana crane
tanpa lintasan jenis mobil crane.
Contohnya: Crane Mobil (Truck Mounted Crane), Crane Traktor (Crane on
Hand Truck).
37
5. Crane Jembatan (Gantry Crane)
Umunya terdiri atas crane yang berjalan pada gelagar-gelagar dan
yang bergerak pada jalur rel yang dibentang pada dinding bangunan atau di
permukaan tanah. Untuk rel yang dibentang di permukaan tanah, jembatannya
dilengkapi dengan kaki pendukung yang tinggi, yang dipasangpada kedua sisi
jembatan (gantri dan jembatan pemindah buatan) atau hanya pada satu sisi
jembatan. Untuk crane jembatan dapat dilihat pada Gambar 2.17 di bawah ini;
38