S YANG MENGALAMI
AKUT MIOKARD INFARK (AMI) DENGAN NYERI AKUT DI
RUANG ICVCU RSUD Dr. MOEWARDI
DISUSUN OLEH :
RIDWAN SUTRISNO
NIM. P.14102
DISUSUN OLEH :
RIDWAN SUTRISNO
NIM. P.14102
i
ii
MOTTO
1. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali kita jatuh (Confusius).
2. Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang
(William J. Siegel).
3. Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya
dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain (William Wordsworth).
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat, rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Akut
Miokard Infak (AMI) dengan Nyeri Akut di Ruang ICVCU RSUD Dr.
Moewardi”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Ns. Wahyu Rima Agustin M.Kep, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakartatelah memeberikan kesempatan untuk dapat menumba ilmu di
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3 Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ns. Erlina Windyastuti M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4. Ns. Sutiyo Dani Saputro, S.Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Mellia Silvy Irdianty, S.Kep, MPH selaku pengkuji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.
vii
7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Temen-temen Mahasiwa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
DARFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu penyebab Akut Miokard Infark yang paling banyak adalah
yang biasanya disebabkan oleh suplai darah yang terhambat atau berhenti
terlalu lama dan manifestasi klinis pertama adalah iskemia jantung, atau
lama akibat adanya oklusi di arteri koroner (Thygesen & Verdy, 2012).
sebanyak
Akut Miokard Infark adalah penyebab kematian nomor dua pada negara
jumlah pasien penyakit jantung yang menjalani rawat inap dan rawat jalan
jantung iskemik, yaitu 110,183 kasus. Care fatelity rate (CFR) tertinggi
terjadi pada Akut Miokard Infark (13,49%) dan kemudian diikuti oleh gagal
1
2
RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2016 yang menderita penyakit Akut
Miokard Infark sebanyak 320 pasien (Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi,
2016).
Keluhan yang khas pada Akut Miokard Infark adalah nyeri dada
pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali.
Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak nafas, pusing, keringat
2015). Kematian sel-sel miokard pada proses penyakit Akut Miokard Infark
sangat m p
Akut e r
Miokard n o
Infark e g
n n
t o
u s
k i
a s
n
S dan Ny. S yang mengalami Akut Miokard Infark dengan nyeri akut di
1. Bagi Penulis
1. Bagi Pasien
3. Bagi perawat
Infark.
TINJAUAN TEORI
2.1.2 Pengertian
aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard (Setianto, et.al., 2003;
disebabkan oleh rupture flak ateroma pada arteri koroner yang kemudian
2013).
biasanya disebabkan oleh suplai darah yang terhambat atau berhenti terlalu
lama dan manifestasi klinis pertama adalah iskemia jantung, atau adanya
7
8
2.2.1 Klasifikasi
Klasifikasi angina :
3. koroner.
Penurunan aliran darah koroner dapat juga disebabkan oleh syok dan
yaitu:
arteri.
pembuluh darah.
Secara garis besar terdapar dua jenis faktor resiko bagi setiap orang
untuk terkena AMI, yaitu faktor resiko yang bisa dimodifikasi dan faktor
a. Merokok
b. Konsumsi Alkohol
c. Infeksi
d. Hipertensi sistemik
e. Obesitas
f. Kurang olahraga
g. Penyakit Diabetes
yaitu diantaranya:
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Riwayat keluarga
d. RAS
e. Geografi
f. Tipe kepribadian
g. Kelas sosial
remas, ditekan, ditusuk, panas atau tertindih barang berat. Nyeri dapat
menjalar ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke
pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali.
Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin,
namun bila anamnesis dilakukan teliti hal ini sering sebenarnya sudah
1. Klinis
lengan kiri).
(NGT).
muntah.
2. Laboratorium
3. EKG (Electrocardiogram)
Akut Miokard Infark sering terjadi pada orang yang memiliki satu
atau lebih faktor resiko seperti merokok, obesitas, hipertensi dan lain-lain.
kerusakan otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark)
(Aspiani, 2015).
cukup lama yaitu lebih dari 30-45 menit sehingga menyebabkan kerusakan
seluler yang ireversibel. Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti
yang mensuplai darah dan oksigen pada jantung). Plaque dapat rupture
plaque. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa menghambat aliran
darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner (Kasron, 2012).
Aterosklerosis trombosis
Kontriksi arteri koronaria
2. Syok kardiogenik
5. Ruptura jantung
6. Aneurisma ventrikel
7. Tromboembolisme
8. Perikarditis
9. Aritmia
2.4 Penaktalaksanaan
1. Diagnosa
2. Diet makanan lunak atau sering serta redah garam (bila ada gagal
jantung).
3. Terapi Oksigen
4. Monitor EKG
5. Pemberian obat
a. Obat-obatan trombolitik
pertama dan tidak boleh lebih dari 12 jam paska serangan. Selain
adalah streptokinase.
b. Beta blocker
cedera pada otot jantung. Obat ini juga dapat digunakan untuk
d. Obat-obatan antikoagulan
enoksaparin.
e. Obat-obatan antiplatelet
diinginkan.
berdasarkan gejala, riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, serta hasil test
diagnotik.
1. EKG (Electrocardiogram)
aliran listrik diarahkan menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi,
Pada infark miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan gagal
20
parut yang tak aktif secara elektrikal, tetapi zona nekrotik akan
c. Troponin T dan I
d. Elektrolit
e. Leukosit
g. GDA
3. Tes Radiologis
a. Coronary angiography
b. Foto dada
d. Angiografi koroner
2.5.1 Pengkajian
2012).
adalah :
1. Keluhan Utama
pingsan.
diremas.
rentang 0-4 atau 0-10 (visual analogue scale – VAS) dan klien
akan menilai berapa berat nyeri yang dirasakan. Biasanya pada saat
angina terjadi, skala nyeri berkisar antara 3-4 (skala 0-4) atau 7-9
(skala 0-10).
pada masa lalu yang masih relevan dengan obat-obat antiangina seperti
adanya efek samping yang terjadi dimasa lalu, alergi obat, dan reaksi
4. Riwayat Keluarga
6. Pengkajian Psikososial
mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Breathing
c. Blood
d. Brain
e. Bladder
intake cairan klien. Oleh karena itu perawat perlu monitor adanya
syok kardiogenik.
f. Bowel
g. Bone
menetap, dan jadwal olah raga tak teratur. Tanda klinis lain yang
ditemukan adalah takikardi, dipsnea pada saat istirahat maupun
saat beraktifitas.
merokok (00204).
2.5.3 Perencanaan
a. Tujuan :
b. Kriteria Hasil :
yang adekuat
distress pernapasan
lips)
c. Intervensi :
a) Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw trust,
sebagaimana mestinya
b) Posisikan pasien untuk memksimalkan ventilasi
buatan
dan batuk
2) Terapi oksigen
humidifier
pakai
i) Pastikan pengkantian masker oksigen atau kanul nasal
bernafas
pergerakan parasoksikal
merokok.
a. Tujuan :
c. Intervensi
a. Tujuan
berkurang
30
b. Kriteria Hasil
manajemen nyeri
c. Intervensi
dukungan
nyeri
optimal
a. Tujuan
b. Kriteria Hasil
cemas
c. Intervensi
prosedur
mengurangi takut
kecemasan
ketakutan, persepsi
a. Tujuan
b. Kriteria Hasil
3) TD 120/80 mmHg
c. Intervensi
2.5.4 Evaluasi
METODE PENELITIAN
keperawatan pada Tn. S dan Ny. S yang mengalami Infark Miokard Akut
Miokard Infak dengan nyeri akut di ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi,
maka penyusun studi kasus harus menjabarkan tentang konsep Akut Miokard
karena berkurangnya suplai darah dan oksigen akibat gangguan aliran darah
materi lemak (plaque) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di dalam
lumen arteri koronari ( arteri yang mensuplai darah dan oksigen pada
jantung).
3.3 Partisipan
Secara umum partisipan yang akan diikut sertakan dalam Karya Tulis
Ilmiah ini adalah dua klien dengan penyakit Infark Miokard Akut di ruang
35
36
Karya Tulis Ilmiah ini disusun di ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi.
Pengambilan kasus dimulai tanggal 22 Mei 2017 sampai tanggal 3 juni 2017.
Lama waktu yang digunakan untuk satu klien yaitu sejak klien pertama kali
masuk rumah sakit sampai pulang atau klien yang dirawat minimal tiga hari.
Jika sebelum tiga hari klien sudah pulang, maka perlu penggantian klien
lainnya yang sejenis. Dan bila perlu dapat dilanjutkan dalam bentuk home
care.
3.5.1 Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama,
3.5.3 Studi dokumen dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain
tiga sumber data utama yaitu klien atau keluarga, perawat dan sumber pustaka
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menhasilkan data untuk
analisis adalah:
3.7.4 Kesimpulan
termasuk bangsal dewasa dengan kelas VIP ada 4 kamar sedangkan kelas 1, 2
dan 3 sebanyak 8 bed, keadaan ruang rawat klien bersih, tenang terdapat
4.2 Pengkajian
Tanggal MRS
Diagnosa Medis
No Register Tn. S
47 Tahun
Riwayat Penyakit
Sekarang Tn. S mengatakan nyeri pada
dada kiri.
39
40
Riwayat Penyakit
Dahulu
Riwayat Kesehatan
Keluarga
Riwayat Kesehatan
Lingkungan dirasakan kurang lebih 30 menit
lalu menjalar ke dada sebelah
kanan, punggung dan disertai
keringat dingin, lemas keluhan
bertambah saat di pakai berjalan
Blood
RR: 25x/menit, tidak
Brain
menggunakan alat bantu
nafas, terpasang oksigen 5
lpm.
Bowel
Output urine 600cc/6 jam,
Bon
warna
e kuning pekat, klien
tampak terpasang dower
cateter
c. rambut
d. mata
1) palpebra
2) konjungtiva
3) sklera
4) pupil
5) diameter mata
6) reflek cahaya
7) pnggunaan alat
bantu
e. hidung
f. mulut
g. gigi
3. leher
4. dada
a. paru-paru
inspeksi
palpasi
perkusi
auskultasi
b. jantung
inspeksi
palpasi
perkusi
auskultasi
5. abdomen
ispeksi
auskultasi
palpasi
perkusi
6. genetelia
7. rectum
8. ekstremitas
a. atas
Kekuatan otot kanan
kiri
ROM
Capillary refill time
Perubahan bentuk
tulang
Perabaan akral
Vocal fromitus teraba
b. bawah
43
Perubahan bentuk
tulang
Perabaan akral 4/4
Aktif/aktif
4.2.5 TKereampbiali kurang dari 2
Klien 1
Aspilet
Clopidogrel
Arixtra
ISDN
500 cc
Laxydin
1 x 80 mg
Klien 2
Aspilet
500 cc
Clopidogrel
1 x 80 mg
Larutan elektrolit
44
ISDN
Laxydin
Atorvastatin
3 x 5 mg
Candesartan
3 x ci
Klien 1
DO :
1. Klien tampak tidak rileks
2. Tekanan darah : 130/88 mmHg
3. Nadi : 128 x/menit
4. Pernafasan : 25 x/menit
Suhu : 37,2 0 C 5. Nyeri akut Agen cidera
(00132) biologis
DS :
1. Klien mengataakan merasakan sesak
nafas setelah beraktifitas atupun
saat kelelahan
2. Klien mengatakan sesak bertambah
saat nyeri
DO :
1. Pernafasan klien 25 x/menit
2. Klien terpasang oksigen nasal kanul 5
lpm Ketidakefektifan
pola nafas
(00032) Keletihan atau
kelelahan
DS :
1. Klien mengatakan mudah kelelahan
atau cepat capek saat beraktifitas
2. Klien mengatakan dada sebelah
kiri sering berdebar debar
3. Hasil perekaman EKG sinus takikardi
4. Ada perubahan pada EKG
5. CKMB : 43.46 mg/ml
6. Troponin I : 1.01 ug/L
Klien 2
DS :
Klien mengatakan nyeri di dada
P: klien mengatakan nyeri pada dada kiri
Q:klien mengatakan nyeri seperti tertindih
benda
berat
R:klien mengatakan nyeri bertambah saat daerah
dada ditekan
S: klien mengatakan skala nyeri 5
T: klien mengatakan nyeri datang hilang timbul
DO :
1. Klien tampak tidak rileks
2. Tekanan darah : 140/ 90mmHg
3. Nadi : 101 x/menit
4. Pernafasan 20 x/menit
5. Suhu : 36,6 0 C Nyeri akut Agen cidera
(00132) biologis
DS :
1. Klien mengatakan mudah leleah dan
kecapeaan sering ngos ngosan
saat beraktifitas
2. Klien mengatakan dada selalu berdebar
DO :
1. Nadi 101 x/menit
2. Terdapat perubahan pada
gambaran EKG
3. Detak jantung cepat
4. CKMB : 40.27 mg/ml Penurunan curah Perubahan
jantung (00029)
frekunsi atau
irama jantung
DS :
Klien mengatakan tidak kuat atau lemas saat
melakukan aktifitas, sering capek dan mudah
lelah
Klien juga mengatakan aktifitas dibatasi atas
saran dari dokter dan tim medis
DO :
1. Klien sering berada di tempat tidur
2. Detak jantung cepaat
Prioritas diagnosa
Klien 1 Klien 2
1. Penuruna curah jantung(00029)
berhubungan dengan perubahan
frekunsi atau irama jantung
2. Ketidakefektifan pola nafas(00032)
berhubungan dengan keletihan atau
kelelahan 1. Penurunan curah jantung 00029)
berhubungan dengan perubahan
3. Nyeri akut(00132) berhubungan dengan kelemahan umum ( adanya
dengan agen cidera biologis
nekrotik jaringan miokard dtandai
dengan gangguan frekunsi jantung
4.4 Perencanaan
DISUSUN OLEH :
RIDWAN SUTRISNO
NIM. P.14102
DISUSUN OLEH :
RIDWAN SUTRISNO
NIM. P.14102
i
ii
MOTTO
1. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali kita jatuh (Confusius).
2. Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang
(William J. Siegel).
3. Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya
dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain (William Wordsworth).
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat, rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Akut
Miokard Infak (AMI) dengan Nyeri Akut di Ruang ICVCU RSUD Dr.
Moewardi”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Ns. Wahyu Rima Agustin M.Kep, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakartatelah memeberikan kesempatan untuk dapat menumba ilmu di
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3 Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ns. Erlina Windyastuti M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4. Ns. Sutiyo Dani Saputro, S.Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Mellia Silvy Irdianty, S.Kep, MPH selaku pengkuji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.
vii
7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Temen-temen Mahasiwa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
DARFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu penyebab Akut Miokard Infark yang paling banyak adalah
yang biasanya disebabkan oleh suplai darah yang terhambat atau berhenti
terlalu lama dan manifestasi klinis pertama adalah iskemia jantung, atau
lama akibat adanya oklusi di arteri koroner (Thygesen & Verdy, 2012).
sebanyak
Akut Miokard Infark adalah penyebab kematian nomor dua pada negara
jumlah pasien penyakit jantung yang menjalani rawat inap dan rawat jalan
jantung iskemik, yaitu 110,183 kasus. Care fatelity rate (CFR) tertinggi
terjadi pada Akut Miokard Infark (13,49%) dan kemudian diikuti oleh gagal
1
2
RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2016 yang menderita penyakit Akut
Miokard Infark sebanyak 320 pasien (Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi,
2016).
Keluhan yang khas pada Akut Miokard Infark adalah nyeri dada
pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali.
Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak nafas, pusing, keringat
2015). Kematian sel-sel miokard pada proses penyakit Akut Miokard Infark
sangat m p
Akut e r
Miokard n o
Infark e g
n n
t o
u s
k i
a s
n
S dan Ny. S yang mengalami Akut Miokard Infark dengan nyeri akut di
1. Bagi Penulis
1. Bagi Pasien
3. Bagi perawat
Infark.
TINJAUAN TEORI
2.1.2 Pengertian
aliran darah yang diawali dengan hipoksia miokard (Setianto, et.al., 2003;
disebabkan oleh rupture flak ateroma pada arteri koroner yang kemudian
2013).
biasanya disebabkan oleh suplai darah yang terhambat atau berhenti terlalu
lama dan manifestasi klinis pertama adalah iskemia jantung, atau adanya
7
8
2.2.1 Klasifikasi
Klasifikasi angina :
3. koroner.
Penurunan aliran darah koroner dapat juga disebabkan oleh syok dan
yaitu:
arteri.
pembuluh darah.
Secara garis besar terdapar dua jenis faktor resiko bagi setiap orang
untuk terkena AMI, yaitu faktor resiko yang bisa dimodifikasi dan faktor
a. Merokok
b. Konsumsi Alkohol
c. Infeksi
d. Hipertensi sistemik
e. Obesitas
f. Kurang olahraga
g. Penyakit Diabetes
yaitu diantaranya:
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Riwayat keluarga
d. RAS
e. Geografi
f. Tipe kepribadian
g. Kelas sosial
remas, ditekan, ditusuk, panas atau tertindih barang berat. Nyeri dapat
menjalar ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke
pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali.
Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin,
namun bila anamnesis dilakukan teliti hal ini sering sebenarnya sudah
1. Klinis
lengan kiri).
(NGT).
muntah.
2. Laboratorium
3. EKG (Electrocardiogram)
Akut Miokard Infark sering terjadi pada orang yang memiliki satu
atau lebih faktor resiko seperti merokok, obesitas, hipertensi dan lain-lain.
kerusakan otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark)
(Aspiani, 2015).
cukup lama yaitu lebih dari 30-45 menit sehingga menyebabkan kerusakan
seluler yang ireversibel. Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti
yang mensuplai darah dan oksigen pada jantung). Plaque dapat rupture
plaque. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa menghambat aliran
darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner (Kasron, 2012).
Aterosklerosis trombosis
Kontriksi arteri koronaria
2. Syok kardiogenik
5. Ruptura jantung
6. Aneurisma ventrikel
7. Tromboembolisme
8. Perikarditis
9. Aritmia
2.4 Penaktalaksanaan
1. Diagnosa
2. Diet makanan lunak atau sering serta redah garam (bila ada gagal
jantung).
3. Terapi Oksigen
4. Monitor EKG
5. Pemberian obat
a. Obat-obatan trombolitik
pertama dan tidak boleh lebih dari 12 jam paska serangan. Selain
adalah streptokinase.
b. Beta blocker
cedera pada otot jantung. Obat ini juga dapat digunakan untuk
d. Obat-obatan antikoagulan
enoksaparin.
e. Obat-obatan antiplatelet
diinginkan.
berdasarkan gejala, riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, serta hasil test
diagnotik.
1. EKG (Electrocardiogram)
aliran listrik diarahkan menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi,
Pada infark miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan gagal
20
parut yang tak aktif secara elektrikal, tetapi zona nekrotik akan
c. Troponin T dan I
d. Elektrolit
e. Leukosit
g. GDA
3. Tes Radiologis
a. Coronary angiography
b. Foto dada
d. Angiografi koroner
2.5.1 Pengkajian
2012).
adalah :
1. Keluhan Utama
pingsan.
diremas.
rentang 0-4 atau 0-10 (visual analogue scale – VAS) dan klien
akan menilai berapa berat nyeri yang dirasakan. Biasanya pada saat
angina terjadi, skala nyeri berkisar antara 3-4 (skala 0-4) atau 7-9
(skala 0-10).
pada masa lalu yang masih relevan dengan obat-obat antiangina seperti
adanya efek samping yang terjadi dimasa lalu, alergi obat, dan reaksi
4. Riwayat Keluarga
6. Pengkajian Psikososial
mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Breathing
c. Blood
d. Brain
e. Bladder
intake cairan klien. Oleh karena itu perawat perlu monitor adanya
syok kardiogenik.
f. Bowel
g. Bone
menetap, dan jadwal olah raga tak teratur. Tanda klinis lain yang
ditemukan adalah takikardi, dipsnea pada saat istirahat maupun
saat beraktifitas.
merokok (00204).
2.5.3 Perencanaan
a. Tujuan :
b. Kriteria Hasil :
yang adekuat
distress pernapasan
lips)
c. Intervensi :
a) Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw trust,
sebagaimana mestinya
b) Posisikan pasien untuk memksimalkan ventilasi
buatan
dan batuk
2) Terapi oksigen
humidifier
pakai
i) Pastikan pengkantian masker oksigen atau kanul nasal
bernafas
pergerakan parasoksikal
merokok.
a. Tujuan :
c. Intervensi
a. Tujuan
berkurang
30
b. Kriteria Hasil
manajemen nyeri
c. Intervensi
dukungan
nyeri
optimal
a. Tujuan
b. Kriteria Hasil
cemas
c. Intervensi
prosedur
mengurangi takut
kecemasan
ketakutan, persepsi
a. Tujuan
b. Kriteria Hasil
3) TD 120/80 mmHg
c. Intervensi
2.5.4 Evaluasi
METODE PENELITIAN
keperawatan pada Tn. S dan Ny. S yang mengalami Infark Miokard Akut
Miokard Infak dengan nyeri akut di ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi,
maka penyusun studi kasus harus menjabarkan tentang konsep Akut Miokard
karena berkurangnya suplai darah dan oksigen akibat gangguan aliran darah
materi lemak (plaque) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di dalam
lumen arteri koronari ( arteri yang mensuplai darah dan oksigen pada
jantung).
3.3 Partisipan
Secara umum partisipan yang akan diikut sertakan dalam Karya Tulis
Ilmiah ini adalah dua klien dengan penyakit Infark Miokard Akut di ruang
35
36
Karya Tulis Ilmiah ini disusun di ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi.
Pengambilan kasus dimulai tanggal 22 Mei 2017 sampai tanggal 3 juni 2017.
Lama waktu yang digunakan untuk satu klien yaitu sejak klien pertama kali
masuk rumah sakit sampai pulang atau klien yang dirawat minimal tiga hari.
Jika sebelum tiga hari klien sudah pulang, maka perlu penggantian klien
lainnya yang sejenis. Dan bila perlu dapat dilanjutkan dalam bentuk home
care.
3.5.1 Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama,
3.5.3 Studi dokumen dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain
tiga sumber data utama yaitu klien atau keluarga, perawat dan sumber pustaka
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menhasilkan data untuk
analisis adalah:
3.7.4 Kesimpulan
termasuk bangsal dewasa dengan kelas VIP ada 4 kamar sedangkan kelas 1, 2
dan 3 sebanyak 8 bed, keadaan ruang rawat klien bersih, tenang terdapat
4.2 Pengkajian
Tanggal MRS
Diagnosa Medis
No Register Tn. S
47 Tahun
Riwayat Penyakit
Sekarang Tn. S mengatakan nyeri pada
dada kiri.
39
40
Riwayat Penyakit
Dahulu
Riwayat Kesehatan
Keluarga
Riwayat Kesehatan
Lingkungan dirasakan kurang lebih 30 menit
lalu menjalar ke dada sebelah
kanan, punggung dan disertai
keringat dingin, lemas keluhan
bertambah saat di pakai berjalan
Blood
RR: 25x/menit, tidak
Brain
menggunakan alat bantu
nafas, terpasang oksigen 5
lpm.
Bowel
Output urine 600cc/6 jam,
Bon
warna
e kuning pekat, klien
tampak terpasang dower
cateter
c. rambut
d. mata
1) palpebra
2) konjungtiva
3) sklera
4) pupil
5) diameter mata
6) reflek cahaya
7) pnggunaan alat
bantu
e. hidung
f. mulut
g. gigi
3. leher
4. dada
a. paru-paru
inspeksi
palpasi
perkusi
auskultasi
b. jantung
inspeksi
palpasi
perkusi
auskultasi
5. abdomen
ispeksi
auskultasi
palpasi
perkusi
6. genetelia
7. rectum
8. ekstremitas
a. atas
Kekuatan otot kanan
kiri
ROM
Capillary refill time
Perubahan bentuk
tulang
Perabaan akral
Vocal fromitus teraba
b. bawah
43
Perubahan bentuk
tulang
Perabaan akral 4/4
Aktif/aktif
4.2.5 TKereampbiali kurang dari 2
Klien 1
Aspilet
Clopidogrel
Arixtra
ISDN
500 cc
Laxydin
1 x 80 mg
Klien 2
Aspilet
500 cc
Clopidogrel
1 x 80 mg
Larutan elektrolit
44
ISDN
Laxydin
Atorvastatin
3 x 5 mg
Candesartan
3 x ci
Klien 1
DO :
1. Klien tampak tidak rileks
2. Tekanan darah : 130/88 mmHg
3. Nadi : 128 x/menit
4. Pernafasan : 25 x/menit
Suhu : 37,2 0 C 5. Nyeri akut Agen cidera
(00132) biologis
DS :
1. Klien mengataakan merasakan sesak
nafas setelah beraktifitas atupun
saat kelelahan
2. Klien mengatakan sesak bertambah
saat nyeri
DO :
1. Pernafasan klien 25 x/menit
2. Klien terpasang oksigen nasal kanul 5
lpm Ketidakefektifan
pola nafas
(00032) Keletihan atau
kelelahan
DS :
1. Klien mengatakan mudah kelelahan
atau cepat capek saat beraktifitas
2. Klien mengatakan dada sebelah
kiri sering berdebar debar
3. Hasil perekaman EKG sinus takikardi
4. Ada perubahan pada EKG
5. CKMB : 43.46 mg/ml
6. Troponin I : 1.01 ug/L
Klien 2
DS :
Klien mengatakan nyeri di dada
P: klien mengatakan nyeri pada dada kiri
Q:klien mengatakan nyeri seperti tertindih
benda
berat
R:klien mengatakan nyeri bertambah saat daerah
dada ditekan
S: klien mengatakan skala nyeri 5
T: klien mengatakan nyeri datang hilang timbul
DO :
1. Klien tampak tidak rileks
2. Tekanan darah : 140/ 90mmHg
3. Nadi : 101 x/menit
4. Pernafasan 20 x/menit
5. Suhu : 36,6 0 C Nyeri akut Agen cidera
(00132) biologis
DS :
1. Klien mengatakan mudah leleah dan
kecapeaan sering ngos ngosan
saat beraktifitas
2. Klien mengatakan dada selalu berdebar
DO :
1. Nadi 101 x/menit
2. Terdapat perubahan pada
gambaran EKG
3. Detak jantung cepat
4. CKMB : 40.27 mg/ml Penurunan curah Perubahan
jantung (00029)
frekunsi atau
irama jantung
DS :
Klien mengatakan tidak kuat atau lemas saat
melakukan aktifitas, sering capek dan mudah
lelah
Klien juga mengatakan aktifitas dibatasi atas
saran dari dokter dan tim medis
DO :
1. Klien sering berada di tempat tidur
2. Detak jantung cepaat
Prioritas diagnosa
Klien 1 Klien 2
1. Penuruna curah jantung(00029)
berhubungan dengan perubahan
frekunsi atau irama jantung
2. Ketidakefektifan pola nafas(00032)
berhubungan dengan keletihan atau
kelelahan 1. Penurunan curah jantung 00029)
berhubungan dengan perubahan
3. Nyeri akut(00132) berhubungan dengan kelemahan umum ( adanya
dengan agen cidera biologis
nekrotik jaringan miokard dtandai
dengan gangguan frekunsi jantung
4.4 Perencanaan
Klien 1
Jam Implementasi Jam Implementasi Jam
Penurunan
curah jantung
berhubungan
dengan
perubahan atau
irama jantung
(00029) 08.00
08.30
08.30
Menganjurkan klien bedret total
10.00
S: -
Ketidakefektifan
pola nafas
berhubungan
dengan
keletihan atau
kelelahan
(00032) 08.00
08.30
08.30
Menganjurkan klien bedrest total
10.00
S:-
O : klien tampak beristrahat di
tempat tidur
Mengkolaborasikan pemberian
terapi medis
S : klien mengatakan bersedia
diberikan terapi dan sesak
mulai berkurang
O : klien terpasang oksigen nasal
kanul 5lpm
52
kiri
10.30
P : klien mengatakan nyeri
bertambah saat beraktifitas
Q : klien mengatakan nyeri terasa
ampek
R : klien mengatakan nyeri menjalar
ke punggung
S : klien mengatakan skala nyeri 6
T : klien mengatakan nyeri terasa
hilang timbul
DO : klien tampak tidak rileks
09.30
08.00
Memberikan posisi yang nyaman
S:-
O : klien tampak nyaman
Mengkolaborasikan pemberian
terapi medis
S : klien mengatakan bersedia
diberikan terapi
O : klien tidak mengalami alergi
obat setelah klien meminum
obat Pernafasan : 24 x/menit
09.30
08.00
Memberikan posisi yang nyaman
S:-
O : klien tampak lebih nyaman
Mengkolaborasikan pemberian
terapi medis
S : klien mengatakan bersedia
diberikan terapi
O : klien tidak mengalami alergi
obat setelah klien meminum
obat Pernafasan : 21 x/menit
P : klien mengatakan nyeri
bertambah saat area dada
ditekan
Q : klien mengatakan nyeri terasa
ditindih benda berat
R : klien mengatakan nyeri menjalar
ke punggung
S : klien mengatakan skala nyeri 5
T : klien mengatakan nyeri terasa
hilang timbul
O : klien tampak tidak rileks P : klien mengatakan nyeri
bertambah saat area dada
ditekan
Q : klien mengatakan nyeri
terasa ditindih benda
berat
R : klien mengatakan nyeri
menjalar ke
punggung
S : klien mengatakan skala nyeri 3
T : klien mengatakan nyeri terasa
hilang timbul
O : klien tampak lebih rileks bertambah saat area dada
ditekan
Q : klien mengatakan nyeri terasa
ditindih benda berat
R : klien mengatakan nyeri menjalar
ke punggung
S : klien mengatakan skala nyeri 1
T : klien mengatakan nyeri terasa
hilang timbul
O : klien tampak lebih rileks
Intoleransi
aktifitas
berhubungan
dengan
55
4.6 Evaluasi
Klien 1
Selasa, 23 mei
2017
O : klien tampak sesak, terpasang oksigen 5 liter
A : masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Obserfasi pola nafas
Bedret total
Atur posisi klien
Kolaborasi pemberian oksigen nasal kanul
3 S : klien
mengatak
Selasa, 23 mei
2017
P : klien mengatakan nyeri bertambah saat beraktifitas
Q : klien mengatakan nyeri terasa ampek
R : klien mengatakan nyeri menjalar ke punggung
S : klien mengatakan skala nyeri 6
T : klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul
O : klien tampak tidak rileks
A : masalah nyeri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Kaji nyeri
56
Kamis, 25 mei
2017
O : klien tampak terpasang oksigen 3 liter
A : masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Obserfasi pola nafas
Bedret total
Atur posisi klien
Kolaborasi pemberian oksigen nasal kanul
3 S : klien
mengatak
Klien 2
Selasa, 23 mei
2017
P : klien mengatakan nyeri bertambah saat daerah dada
ditekan
Q : klien mengatakan nyeri terasa tertindih benda berat
R : klien mengatakan nyeri menjalar ke punggung
S : klien mengatakan skala nyeri 3
T : klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul
O : klien tampak lebih rileks
A : masalah nyeri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Kaji nyeri
Beri posisi yang nyaman
Ajarkan teknik relaksasi benson
Kolaborasi pemberian terapi
3 S : klien
mengatak
58
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
dasar teori dan kasus nyata Tn. S dan Ny. S dengan akut miokard infatk di
5.1.1 Pengkajian
yang progresif akibat terhentinya aliran arteri koroner secara total. Proses ini
biasanya ditandai dengan keluhan nyeri dada khas dan perubahan gambaran
EKG menjadi ST-elevasi pada lead tertentu sesuai dengan lokasi kerusakan
dari 20 menit dan terus meluas dalam hitungan jam, dimulai dari
59
60
serangan jantung akut (Rifqi, 2012). Sedangkan identifikasi lokasi injuri dan
infark dari pola EKG yaitu pada area anterior di lead I, aVL,V1-V4, dan
kasus yang sama. Berdasarkan data yang didapatkan oleh pada tanggal 23
dan 22 Mei 2017 keluhan utama Tn. S adalah klien mengatakan dada
sebelah kiri terasa nyeri dengan karateristik P : nyeri terasa saat beraktifitas
punggung, S : skala nyeri terasa 6 dari 0-10, T : nyeri terasa hilang timbul.
kiri dengan kriteria hasil P : nyeri terasa saat daerah semua bagian dada
ditekan, Q : nyeri seperti di tekan benda berat, R : nyeri di dada kiri dan
hilang timbul
pasien mendapat serangan akut miokard infak dan bukan disebabkan nyeri
dada biasa. Pada pasien nyeri dada dapat pula timbul keluhan lain seperti
(Kasron, 2012).
yang dalami Tn. S dan Ny. S terdapat persamaan dengan tanda dan gejala
yang ada di teori, yaitu klien mengalami nyeri pada dada kiri, nyeri terasa
khas seperti tertindih benda berat ataupun seperti ampek dan nyeri juga
berbeda yaitu Tn.S dengan skala nyeri 6 dan Ny S dengan skala nyei 5 maka
penulis disini membuat kesimpulan bahwa dalam pengkajian Tn. S dan Ny.
5.1.2 Diagnosa
ataau lambat dari intensitas ringan hingga berat hingga akhir yang dapat
dan data obyektif. Data subyektif klien Tn. S yaitu klien mengatakan
meraskan nyeri di bagian dada kiri dengan karateristik P : nyeri terasa saat
timbul, data obyektif klien tampak gelisah dan tidak tenang tekanan darak:
pada dada sebelah kiri dengan karateristik P : nyeri terasa saat daerah semua
bagian dada ditekan, Q : nyeri seperti di tekan benda berat, R : nyeri di dada
kiri dan bertambah jika daerah dada di tekan, S : sekala nyeri 5, T : nyeri
dan ternyata terdapat persamaan fakta kasus dengan teori maka penulis
cidera biologis.
sehingga sangat tepat untuk mengurangi nyeri pada kasus Akut Miokard
tinggi.
Berdasarkan tujuan tersebut, penulis membuat rencana tindakan
yaitu kaji nyeri klien untuk mengetahui batasan karateristik nyeri pada klien
seperti tempat terjadinya nyeri, faktor yang menambah nyeri, kualitas nyeri,
skala dan waktu terjadinya nyeri. Beri posisi yang nyaman agar klien dapat
beristirahat dengan nyaman bila nyeri muncul, ajarkan dan dampingi klien
pada Tn. S dan Ny. S dilakukan 1 kali dalam sehari selama kurang lebih
dalam durasi waktu 10-15 menit ini betujuan untuk mengurangi atau
dengan cara relaksasi yang melibatkan pada keyakinan klien sehingga dapat
pasien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang
telah disusun dengan memperhatikan aspek tujuan dan kriteria hasil dalam
penulis selama 3 hari kelolaan pada asuhan keperawatan Tn. S dan Ny. S
dengan akut miokard infark pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan
sampai 25 Mei 2017. Tanggal 23 Mei 2017 penulis memberikan posisi yang
nyamaan kepada klien respon subyektif dari klien tidak ada, dan obyektif
terapi, data obyektif klien tampak meminum obat dan setelah meminum
tidak terjadi alergi terhadaap terapi yang diberikan. Mengkaji nyeri, data
kepada klien respon subyektif dari klien tidak ada, dan obyektif klien
terapi medis, data subyektif klien mengatakan bersedia diberikan terapi, data
obyektif klien tampak meminum obat dan setelah meminum tidak terjadi
alergi terhadaap terapi yang diberikan. Mengkaji nyeri, data subyektif klien
bersedia mengikuti yang diajarkan dan mengerti, data obyektif klien tampak
kepada klien respon subyektif dari klien tidak ada, dan obyektif klien
terapi medis, data subyektif klien mengatakan bersedia diberikan terapi, data
obyektif klien tampak meminum obat dan setelah meminum tidak terjadi
alergi terhadaap terapi yang diberikan. Mengkaji nyeri, data subyektif klien
bersedia mengikuti yang diajarkan dan mengerti, data obyektif klien tampak
tenang.
diberikan terapi, data obyektif klien tampak meminum obat dan setelah
obyektif klien tampak lebih rileks dan tenang. Memberikan posisi yang
nyamaan kepada klien respon subyektif dari klien tidak ada, dan obyektif
klien tampak lebih nyaman. Mengkaji nyeri klien, data subyektif klien
timbul.
diberikan terapi, data obyektif klien tampak meminum obat dan setelah
obyektif klien tampak lebih rileks dan tenang. Memberikan posisi yang
nyamaan kepada klien respon subyektif dari klien tidak ada, dan obyektif
klien tampak lebih nyaman. Mengkaji nyeri klien, data subyektif klien
timbul.
diberikan terapi, data obyektif klien tampak meminum obat dan setelah
obyektif klien tampak lebih rileks dan tenang. Memberikan posisi yang
nyamaan kepada klien respon subyektif dari klien tidak ada, dan obyektif
klien tampak lebih nyaman. Mengkaji nyeri klien, data subyektif klien
timbul.
Implementasi tindakan keperawatan pemberian relaksasi Benson
pada Tn.S dan Ny.S yang dilakukan dalam frekunsi 3 hari sekali selama 10-
tentang relaksasi benson terbukti dapat menurunkan skala nyeri tanpa obat
diberikan pada Tn. S dan Ny. S ini dilakukan untuk penentuan masalah
membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
Evaluasi hari pertama pada pasien Tn. S dengan diagnosa nyeri akut
menjalar kepunggung, sekala nyeri 6 dan nyeri datang hilang timbul. Data
obyektif klien tampak gelisah, intervensi yang dilanjukan antaraa lain kaji
nyeri, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi benson dan
nyeri di dadaa sebelah kiri dengan kriteria hasil nyeji bertambah jika daerah
bagian dada ditekan, nyeri seperti tertindih benda berat, nyeri dada kiri
kadang menjalar kebagian punggung, dengan skala nyeri 5 dan nyeri datang
lainkaji nyeri, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi benson dan
Evaluasi hari kedua pada pasien Tn. S dengan diagnosa nyeri akut
menjalar kepunggung, sekala nyeri 3 dan nyeri datang hilang timbul. Data
obyektif klien tampak lebih rileks, intervensi yang dilanjukan antaraa lain
kaji nyeri, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi benson dan
nyeri di dadaa sebelah kiri dengan kriteria hasil nyeri bertambah jika daerah
bagian dada ditekan, nyeri seperti tertindih benda berat, nyeri dada kiri
kadang menjalar kebagian punggung, dengan skala nyeri 3 dan nyeri datang
hilang timbul dan klien tampak lehih rileks dan tenang. Intervensi yang
dilanjutkan antara lainkaji nyeri, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik
Evaluasi hari kedua pada pasien Tn. S dengan diagnosa nyeri akut
menjalar kepunggung, sekala nyeri 3 dan nyeri datang hilang timbul. Data
obyektif klien tampak lebih rileks, intervensi yang dilanjukan antaraa lain
kaji nyeri, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi benson dan
nyeri di dadaa sebelah kiri dengan kriteria hasil nyeri bertambah jika daerah
bagian dada ditekan, nyeri seperti tertindih benda berat, nyeri dada kiri
kadang menjalar kebagian punggung, dengan skala nyeri 3 dan nyeri datang
hilang timbul dan klien tampak lehih rileks dan tenang. Intervensi yang
dilanjutkan antara lainkaji nyeri, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik
Evaluasi hari ketiga pada pasien Tn. S dengan diagnosa nyeri akut
menjalar kepunggung, sekala nyeri 1 dan nyeri datang hilang timbul. Data
obyektif klien tampak lebih rileks, intervensi yang dilanjukan antaraa lain
kaji nyeri, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi benson dan
nyeri di dadaa sebelah kiri dengan kriteria hasil nyeri bertambah jika daerah
bagian dada ditekan, nyeri seperti tertindih benda berat, nyeri dada kiri
kadang menjalar kebagian punggung, dengan skala nyeri 1 dan nyeri datang
hilang timbul dan klien tampak lehih rileks dan tenang. Intervensi yang
dilanjutkan antara lainkaji nyeri, beri posisi yang nyaman, ajarkan teknik
mengalami nyeri pada penderita AMI yang dilakukan oleh (Sunaryo dkk
2014). Penelitian tersebut terbukti di dalam studi kasus ini yaitu didapatkan
bahwa relaksasi Benson dapat mengurangi frekuensi nyeri pada klien yang
menderita AMI pada Tn.S dan Ny.S yaitu kedua klien mengalami
penurunan skala nyeri yang sama , yaitu sama-sama menjadi 1 yang masing-
6.1 Kesimpulan
tentang asuhan keperawatan pada Tn. S dan Ny. S dengan Akut Miokard
nyeri dengan nonfarmakologi pada penderita Akut Miokard Infak maka dapat
ditarik kesimpulan.
6.1.1 Pengkajian
adalah pasien mengeluh nyeri pada dada kiri, P : klien mengatakan nyeri
nyeri 1, T : klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul dan klien tampak
rileks, Tekanan darah : 142/86 mmHg, Nadi: 100 x/menit, Suhu : 36,5 0 C,
nyeri di dada kiri, P : klien mengatakan nyeri bertambah saat area dada
1, T : klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul dan klien tampak lebih
72
73
Pernafasan : 21 x/menit
relaksasi benson.
yang bertujuan untuk mengurangi nyeri pada klien AMI dengan cara
nonfarmakologi.
penurunan nyeri pada klien Tn S dan Ny. S dengan sekala nyeri yang sama
yaitu 1.
6.2 Saran
kerjasama baik antar tim kesehatan maupun pasien seta keluarga pasien.
Dapat melengkapi sarana dan prasarana yang sudah ada secara optimal
upaya mengurangi rasa nyeri tanpa obat atau nonfarmakologi pada klien
penderita Akut Miokar Infak baik individu, keluarga dan masyarakat serta
dapat menjadi pegangan atau manfaat bagi penulis dalam hal pemberian
latihan relaksasi benson sebagai upaya mengurangi rasa nyeri tanpa obat