PRIBADI
(Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana (S1)
Oleh :
MERRY PRISMAWATI
10090116079
2019
BAB I
PENDAHULUAN
rendah. Menurut Aviliani (2019) Pajak dari PPh 21 maupun pajak Badan
menengah dan atas meningkat, tetapi kepatuhan bayar pajak masih rendah.
Realisasi tingkat kepatuhan formal pada tahun 2017 tercatat sebesar 72,64%
jumlah tersebut bersumber dari jumlah SPT tahunan PPh yang diterima oleh
Direktorat Jendral Pajak sebanyak 12,06 juta dari total jumlah SPT sebanyak
yang rendah tergambar dari tax coverage ratio (nisbah realisasi terhadap
potensi) baru sebesar 72%. Nisbah penerimaan pajak terhadap PDB (tax ratio)
masih rendah, berkisar 11%-12% atau hanya naik 0,1% saja dalam rentang
sebesar 14%, Malaysia 16%, Thailand 17%, Korea Selatan 25%, Afrika
Selatan 27%, dan Brasil 34% Jauh di bawah rata-rata negara OECD sebesar
34% atau kebutuhan minimal MDGs sebear 25% Dari jumlah wajib pajak
belum optimal, baru 36.031.972 wajib pajak pada 2017, dengan rincian
tersebut dilakukan oleh pemerintah agar wajib pajak menjadi patuh akan
kewajibannya. Akan tetapi kepatuhan wajib pajak hingga bulan Juli 2019
hanya sebesar 12,3 juta atau setara dengan 67,2% dari jumlah wajib pajak
yang wajib menyampaikan SPT sebanyak 18,3 juta wajib pajak. Hal tersebut
Dirjen Pajak mengatakan bahwa pemerintah telah menerima data wajib pajak
yang akan segera di optimalkan untuk mendorong kepatuhan wajib pajak yang
masih minim. Salah satu kriteria wajib pajak patuh menurut Keputusan
Tabel 1.1
Periode 2016-2019
Uraian Tahun
2016 2017 2018 2019
Jumlah WP 128,205 137,609 144,721 152,413
terdaftar
Jumlah WP 66,203 54,824 62,234 65,830
terdaftar SPT
Jumlah WP lapor 44,351 45,870 49,635 49,140
SPT
Rasio Kepatuhan 0.67 0.84 0.8 0.75
Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) KPP Pratama
Bandung Cibeunying
Pajak masih tergolong rendah hanya berkisar dibawah 60%. Fenomena serupa
jumlah Wajib Pajak terdaftar dari tahun ke tahun namun tidak diiringi dengan
ke tahun.
Permasalahan dalam bidang pajak sampai saat ini masih sama. Banyak
masyarakat akan pajak. Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Mulyani (2018)
dalam membayar pajak. Karena saat ini faktanya, tidak semua wajib pajak
orang yang bekerja di Indonesia, baru ada 1 orang yang terdaftar sebagai
wajib pajak. Dari 10 orang wajib pajak, yang betul-betul membayar pajak
sejak usia dini sehingga akan diadakan kerja sama yang dilakukan untuk
dengan universitas terbuka, serta pusat data dan informasi ilmiah. Kerja sama
2018).
Adapun beberapa penelitian yang telah dilakukan
Pemahaman wajib pajak sangat dibutuhkan hal tersebut diungkapkan oleh Sri
mengatakan bahwa yang perlu dilakukan saat ini bukan hanya mengumpulkan
seperti yang dilakukan oleh pemerintah kota Jakarta barat yang memberikan
Walikota Jakarta Barat. Para WP berasal dari berbagai bidang usaha yakni
diberlakukan oleh Pemprov DKI Jakarta sehingga roda usaha berjalan aman
dan lancar (M Zen, 2019). Sosialisasi tersebut diadakan yang bertujuan untuk
kemudahan kepada wajib pajak (WP) dalam melaporkan SPT ataupun dalam
melakukan pembayaran pajak oleh wajib pajak (WP). Kemudahan inilah yang
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak (WP). Akan tetapi tidak semua
sampai saat ini sudah menerima 432 pengaduan dari masyarakat. Pengaduan
rendahnya mutu pemeriksaan pajak dan kesalahan aparat pajak/bea dan cukai
dimaksudkan untuk mempermudah wajib pajak agar lebih mudah, murah dan
Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Mulyani (2018) selaku Menteri Keuangan
Sri Mulyani (2018) tidak hanya e-commerce, persoalan juga muncul dari on
demand service seperti ojek online yang sebagian besar mitranya adalah
Cibeunying?
orang pribadi?
yang diterapkan dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi.
pemahaman wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang
tidak hanya untuk pribadi penulis, tetapi memberi manfaat juga bagi beberapa
pihak lain. Kegunaan penelitian ini dapat dirumuskan dalam dua hal, yaitu:
a. Bagi Penulis
Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Akuntansi (S1) pada
serta untuk menambah wawasan pengetahuan dan daya nalar sebagai bagian
aplikasi dari teori-teori yang telah penulis peroleh selama duduk di bangku
BAB II
HIPOTESIS
2.1.1 Definisi
merupakan perbedaan antara temuan (invention), dan kreasi ide baru”. Dalam literatur
manajemen juga dikemukakan sejumlah definisi inovasi dimana secara luas berada
dalam tema-tema perubahan proses atau teknologi yang menciptakan nilai bagi
pelanggan atau organisasi. Dalam pengertian lain dinyatakan oleh Koch (2005: 211)
dikutip dalam buku media economics, theory and practice mengatakan bahwa,
pengertian lain mengenai inovasi teknologi yang dikemukakan oleh Firman (2008:50)
dikutip dalam buku media economics, theory and practice mengatakan bahwa:
merupakan sebuah ide, gagasan, objek, dan praktik yang dilandasi dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau pun kelompok tertentu untuk
diaplikasikan atau pun diadopsi.” Menurut Van de Vend dan Andrew H (2008) dalam
baru oleh orang dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan dengan berbagai
Proses yang berjalan dapat menggunakan atau menghasilkan produk tertentu, di mana
produk yang tidak terpisah dari produk lain yang sudah ada (Miarso, 2007). Definisi
atau mebuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia.” Menurut
Rogers (dalam Seels, Richey, 2008:12) “Teknologi adalah suatu rancangan langkah
instrumental untuk memperkecil keraguan mengenai hubungan sebab akibat dalam
“Teknologi adalah keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki
Menurut Manuel Castells (2004:311) dikutip dalam buku yang berjudul media
Firman, 2008; Everett M. dan Rogers (2007); Van de Vend dan Andrew H (2008);
dalam Miarso (2007:131). Miarso (2007) Inovasi teknologi adalah perubahan atau
pembaharuan terhadap suatu alat atau cara yang terjadi saat ini dengan
waktu tertentu yang dilakukan dengan berbagai aktivitas transaksi di dalam tatanan
organisasi tertentu dengan kumpulan alat, aturan dan juga prosedur yang merupakan
penerapan dari sebuah pengetahuan ilmiah terhadap sebuah pekerjaan tertentu dalam
1. Faktor Pemimpin
a. Kecerdasan
b. Motivasi
c. Hubungan Manusiawi
terdapat suatu interaksi sosial, ada terjadi proses saling mempengaruhi dan
berakhir dengan saling merasakan adanya kepuasan hati. Bisa terjadi pada
semua bidang kehidupan sosial maupun kapan saja, tidak terikat ruang dan
waktu.
a. Faktor eksternal
organisasi, yang terdiri atas berbagai macam unsur, yang sebagian besar tidak
manajer.
Hubungan lingkungan dan sosial budaya adalah faktor yang disebabkan oleh
lingkungan sekitar serta budaya yang ada di lingkungan sekitar yang akan
dilakukan inovasi teknologi karena faktor ini menjadi faktor yang sangat
3. Faktor politik
Faktor politik adalah faktor yang disebabkan oleh perebutan kekuasaan
a. Tingkat Pengetahuan
setelah seseorang mengerti atau pun mengetahui sesuatu hal. Tanpa mengerti,
pengajaran.
pegawai pemerintahan dalam suatu hal, baik itu untuk mengawasi maupun
Peran kaum intelektual adalah peran orang-orang yang terpelajar dan memiliki
(2010:11) dikutip dalam buku yang berjudul understanding media, culture, and
dikreasi dan dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten dan kota terkait dengan aplikasi
meliputi pengembangan komitmen elit (political will) lalu diikuti dengan berbagai
program inovasi serta perlu adanya kebijakan pemerintah yang selaras dan terpadu
dalam bidang Industri dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi sebagai alat yang ampuh
pengembangan komitmen elit (political will) lalu diikuti dengan berbagai kebijakan
Selain itu perlu adanya kebijakan pemerintah yang selaras dan terpadu dalam bidang
Industri dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi sebagai alat yang ampuh dalam
teknologi berupa penggunaan smart card dalam bidang pelayanan termasuk kategori
inovasi incremental dari tingkat inovasi termasuk dalam kategori inovasi sustaining
innovation”.
mengatakan bahwa:
teknologi yang baru ada atau berkembang di era modern ini untuk mencapai
organisasi.
Dalam melakukan suatu Inovasi tidak terjadi secara mulus atau tanpa resistensi
sehingga terdapat faktor penghambat. Menurut Suwano (2008:54) dikutip dari buku
berupa:
1. Masalah keamanan
Masalah keamanan terjadi pada Hal-hal baru yang terasa menakutkan karena
Waktu dan sumber daya terbatas terjadi pada suatu perusahaan yang merasa
punya cukup waktu atau orang untuk melakukan pekerjaan sehingga harus
mengukir waktu untuk inovasi karena inovasi tidak akan terjadi begitu saja.
inovasi macam apa yang akan dilakukan. Selain itu perlu adanya ide-ide
4. Kurangnya Keahlian
Kurangnya keahlian jauh lebih mudah untuk berinovasi jika memiliki orang
Setiap inovasi pasti akan menerima risiko kegagalan namun ada beberapa
orang yang tidak mau menerima kegagalan tersebut, sehingga orang lebih
(Technology Acceptance Model). TAM adalah model yang disusun oleh Davis.et.al
pengguna teknologi. TRA adalah teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku
Acceptance Model) dan TRA (Theory of Reasoned Action) adalah sebagai berikut:
a. Belief (keyakinan)
SPT.
b. Attitude (sikap)
Menurut Jogiyanto yang dikutip oleh Prambudi dan Ahmad (2014) kelebihan
menggunakannya.
3. TAM telah diuji dengan banyak penelitian dan hasilnya sebaguan besar
semua komponen dari teori TRA. Yang hanya memanfaatkan komponen “Belief”
dan “Attitude” saja, sedangkan Normative Belief dan Subjective Norms tidak
Informasi diawali oleh adanya persepsi mengenai manfaat (usefulness) dan persepsi
Gefen (2003) sampai saat ini TAM merupakan model yang paling banyak digunakan
penerimaan penggunaan teknologi informasi itu sendiri. Model TAM secara lebih
persepsi dari pemakai teknologi yang memiliki suatu dampak pada penerimaan
mereka.
kata yang sulit dengan perkataan sendiri. Menurut Benyamin S. Bloom dalam
adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan serta mampu memahami arti atau
konsep, situasi, serta faktor yang diketahuinya.” Menurut Anas Sudijono (2016)
untuk mengerti atau memahami sesuatu dan dapat dilihat dari beberapa segi.
perubahan ketiga atas Undang-undang nomor. 6 Tahun 1983 tentang ketentuan umum
perpajakan, adalah ”Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
Erly Suandi (2011:105) “Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, pemungut pajak yang mempunyai hak dan
perpajakan.”
pajak yang ada di Indonesia dan segala macam peraturan perpajakan yang berlaku
“informasi pajak yang dapat digunakan wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak,
mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan
Menurut Waluyo (2011: 20) dikutip dalam buku perpajakan Indonesia menjelaskan
bahwa, “Pemahaman wajib pajak adalah proses dimana Wajib Pajak mengetahui dan
atau memahami suatu informasi dalam bidang pajak yang dapat digunakan wajib
pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh
arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya
penelitian yang dilakukan oleh Widayati dan Nurlis (2010) terdapat beberapa
1. Pengetahuan
Wajib pajak yang telah memiliki penghasilan wajib untuk mendaftarkan diri
pajak.
saya semakin tahu dan paham juga terhadap sanksi yang akan diterima apabila
2. Pemahaman
Wajib pajak semakin tahu dan paham mengenai PTKP,PKP dan tarif pajak
oleh KPP
apabila :
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Pendidikan formal
formal
perpajakan.
(2005) “berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan”. Menurut Machfud sidik
Moh.Zain (2004) seperti yang dikutip Siti Kurnia Rahayu (2010:138) menjelaskan
perundang-rundangan perpajakan
Perpajakan menyatakan bahwa: “kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak yang
dengan perturan yang berlaku. Menurut Abdul Rahman (2010:32) didalam buku
perpajakannya”.
bahwa, kepatuhan wajib pajak adalah kondisi dimana wajib pajak mendaftarkan
tindakan pemaksaan.
Nomor 74/KMK.03/2012 tentang wajib pajak dengan kriteria tertentu dalam rangka
tertentu disebut wajib pajak patuh apabila memenuhi beberapa syarat berikut :
3. Laporan keuangan harus di audit oleh Kantor Akuntan Publik atau Lembaga
kata lain laporan keuangan tersebut sudah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK).
4. Tidak pernah di pidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
mendapatkan pelayanan khusus dalam restitusi dalam pajak penghasilan dan pajak
Kepatuhan wajib pajak terdiri dari beberapa jenis menurut Siti Rahayu
sesuai isi dan jiwa Undang-undang pajak kepatuhan material juga dapat
perpajakan
yang baik
Penghasilan Tahunan sebelum atau pada tanggal 31 Maret maka wajib pajak telah
memenuhi ketentuan formal, akan tetapi isinya belum tentu memenuhi ketentuan
material, yaitu suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara substantif memenuhi
semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang
yang memenuhi kepatuhan material adalah Wajib Pajak yang mengisi dengan
jujur, lengkap dan benar Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai ketentuan dan
buku Perpajakan menyatakan bahwa wajib pajak memiliki beberapa hak dan
5. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan.
keterangan yang diminta, wajib pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk
ketetaoan pajak.
1. Pengaruh Moralitas
Motovasi yang muncul pada wajib pajak, atas kemauan, keyakinan untuk
sebagai sikap kepatuhan pajak. Moralitas merupakan salah satu aspek dalam
2. Pengaruh Budaya
dengan wajib pajak dimana secara historis melekat dengan budaya nasional,
berkelanjutan,
3. Pengaruh Agama
beragama, dan tidak berkaitan dengan pemungutan pajak, dari agama yang
dianut.
4. Pengaruh pendidikan
orang untuk membayara pajak, dengan pendidikan yang tinggi maka akan
adalah :
a. Wajib pajak wajib mendaftarkan dirinya untuk dpat memenuhi kewajiban dan
b. Wajib pajak wajib membayar kewajiban perpajakan pada Kantor Pajak yang
pajak sendiri.
besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh wajib pajak, serta wkatu yang terpakai
oleh wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan, mulai dari waktu membaca
formulir SPT dan buku petunjuknya, waktu untuk konsultasi dengan akuntan atau
konsulatan pajak untuk mengisi SPT, serta waktu tang terpakai untuk pulang pergi ke
kantor pajak.
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah sebagi berikut :
mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya terdiri dari tempat tinggal dn
tenpat kegiatan usaha wajib pajak untuk kemudian mendapatkan NPWP. NPWP
digunakan sebagai identitas bagi wajib pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajibannya.
Pajak yang telah dihitung kemudian disetorkan ke kas negara melalui bank atau
Tunggakan pajak merupakan pajak terutang yang belum dilunasi oleh wajib pajak
Wajib pajak diwajibkan untuk mengisi dan menyampaikan SPT kepada KPP
dengan batas waktu penyampaian untuk SPT masa paling lambat 20 hari setelah
akhir masa pajak, sedangkan untuk STP Tahunan paling lambat 3 bulan untuk
Wajib Pajak Orang Pribadi dan 4 bulan untuk Wajib Pajak Badan setelah akhir
tahun pajak. Wajib pajak akan dikenakan sanksi administrasi apabila terlambat
baik
2.4.1 Pengaruh penerapan inovasi teknologi terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi
Sarana, prasarana dan sistem informasi yang baik baru disediakan oleh organisasi
publik, seperti Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam melayani wajib pajak.
Billing diyakini akan menjadi salah satu pilar penting dari reformasi perpajakan
karena akan sangat bermanfaat sebagai upaya untuk meningkatkan tax ratio,
penghindaran dan penggelapan pajak, serta dapat mendorong kepuasan wajib pajak
yang dapat berdampak pada kepatuhan wajib pajak (Chrisna Lumban, 2015).
wajib pajak dapat dikaitkan dengan theory Reasoned Action, dimana teori ini
maksud dari teori ini wajib pajak mau menerapkan sistem Teknologi informasi
karena melihat sistem ini dapat memudahkan wajib pajak dalam melakukan
pelaporan pajak tanpa harus datang ke kantor pelayanan pajak setempat karena dapat
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ulfah (2014) bahwa terdapat pengaruh
positif antara teknologi informasi dalam bidang perpajakan dengan tingkat kepatuhan
wajib pajak. Adanya teknologi informasi memberikan kemudahan kepada wajib pajak
baik dalam hal pelaporan SPT karena wajib pajak tidak perlu datang dan antri ke kantor
pajak untuk melaporkan SPT. Adanya penerapan teknologi informasi dalam bidang
sehingga wajib pajak akan patuh terhadap kewajibannya (Fahmi, 2011). Penelitian
yang dilakukan oleh Alfian (2013) menjelaskan bahwa wajib pajak akan patuh apabila
mendapatkan kemudahan serta layanan terbaik baik itu dalam pelayanan pelaporan
maupun dalam pembayaran pajak. Layanan tersebut harus berisi tentang hal-hal yang
dibutuhkan oleh wajib pajak baik itu mengenai pelaporan SPT, mengenai pembayaran
pajak,serta mengenai pengaduan apabila ada kendala yang dialami oleh wajib pajak
wajib pajak. dengan adanya teknologi informasi dalam bidang perpajakan tidak selalu
dapat memberikan kemudahan tersendiri pada wajib pajak karena tidak semua wajib
teknologi informasi yang digunakan dalam bidang pajak cenderung tidak selalu
beberapa penelitian diatas, maka rumusan hipotesis yang dapat diajukan dalam
H1: Penerapan Inovasi Teknologi berpengaruh terhadap Kepatuhan wajib pajak orang
pribadi.
2.4.2 Pengaruh Pemahaman wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi
pemahaman terhadap sistem pemungutan pajak yang ada di Indonesia dengan segala
macam peraturan perpajakn yang berlaku yang telah mengalami beberapa perubahan.
Pemahaman sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Apabila wajib
pajak paham akan peraturan perpajakan maka wajib pajak akan patuh terhadap
kewajiban perpajakannya. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian yang dilakukan oleh
terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Salma, dkk (2012)
dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi saksama,
peringatan, ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik itu sanksi hukum maupun
sanksi administrasi. Selain itu kepatuhan wajib pajak dapat diukur dari fasilitas yang di
dapatkan oleh wajib pajak serta kemudahan seperti apa yang di dapatkan oleh wajib
pajak. Arianto (2014) menjelaskan bahwa, wajib pajak akan paham terhadap kewajiban
dilakukan oleh Ditjen pajak kepada wajib pajak hal tersebut dilakukan sebagai cara
perpajakannya.
Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Arviah (2016) menjelaskan bahwa
pemahaman wajib pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak. hal
perpajakannya namun tetap saja mereka tidak patuh dikarenakan wajib pajak tidak
berniat untuk membayar pajak. Berdasarkan penjelasan diatas maka, kemudahan yang
didapatkan dan dirasakan oleh wajib pajak akan hal pelaporan SPT maupun pembayaran
pajak itu tidak terlepas dari sejauh mana wajib pajak paham akan kewajiban
perpajakannya. Apabila wajib pajak paham akan kewajiban perpajakannya maka hal
inilah yang dapat menyebabkan kapatuhan dalam diri wajib pajak. Berdasarkan
beberapa penelitian diatas, maka rumusan hipotesis yang dapat diajukan dalam
H2: Pemahaman wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
Variabel Independent 1(X1)
1. Belief (keyakinan)
2. Attitude (sikap)
3. Normative Belief (keyakinan normatif)
4. Subjective Norms (norma subjektif)
5. Percieved Ease of Use (Kemudahan
Penggunaan yang Dipersepsikan)
6. Perceived Usefulness (Manfaat yang
Dirasakan)
7. Behavioral Intention to Use.( Niat serta
Variabel Dependen (Y)
1. Kepatuhan Formal
2. Kepatuhan Material
Siti Rahayu (2006:110)
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Pendidikan formal
4. Pendidikan non formal
Widayati dan Nurlis (2010)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek dan Metode Penelitian
adalah :
diteliti yang berupa orang, organisasi, dan hal lain yang menjadi
suatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel
tertentu).
unit analisis (orang, organisasi, dan hal lain yang menjadi pusat
perhatian) yang akan diteliti dengan maksud mendapatkan data
Teknologi, Pemahaman Wajib Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang
penelitian tersebut
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2016). Metode
deskriktif ini untuk mengetahui keberadaan variabel secara tunggal dan tidak
membandingkan maupun mencari hubungan antar variabel yang satu dengan yang
lainnya sedangkan Nurmayan (2014) berpendapat bahwa metode deskriktif bertujuan
untuk mencari deskripsi atau gambaran tentang karakteristik dari variabel tertentu.
hipotesis diterima atau ditolak (Sugiyono, 2013). Berdasarkan jenis penelitian diatas
dimana penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode verifikatif. Data
yang didapatkan dengan mengumpulkan data yang ada di lapangan dan metode
secara seksama tentang aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah
yang diteliti sehingga akan diperoleh data-data yang menunjang penyusunan laporan
penelitian.
berbagai macam nilai yang digunakan untuk memberikan gambaran secara lebih
nyata mengenai fenomena-fenomena. Seperti yang dijelaskan oleh Nur Indriantoro
dan Bambang Supomo (2009: 69) ada beberapa macam variabel adalah sebagai
berikut:
suatu perubahan atau pembaharuan terhadap suatu alat atau cara yang terjadi
orang dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan dengan berbagai aktivitas
dan juga prosedur yang merupakan penerapan dari sebuah pengetahuan ilmiah
SPT.
f. Attitude (sikap)
membuat wajib pajak tidak perlu bersusah payah datang ke KPP untuk
informasi pajak yang dapat digunakan wajib pajak sebagai dasar untuk
Wajib pajak yang telah memiliki penghasilan wajib untuk mendaftarkan diri
pajak.
Wajib pajak semakin tahu dan paham terhadap peraturan perpajakan, sehingga
saya semakin tahu dan paham juga terhadap sanksi yang akan diterima apabila
2. Pemahaman
Wajib pajak semakin tahu dan paham mengenai PTKP,PKP dan tarif pajak
3. Pendidikan formal
Wajib pajak mendapatkan pengajaran melalui pendidikan
formal
perpajakan.
Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016:39). Variabel
didefinisikan sebagai wajib pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan
1. Kepatuhan Formal
2 . Kepatuhan Material
a. Wajib pajak bersedia melaporkan informasi tentang pajak
perpajakan.
Agar lebih mudah untuk mengetahui variabel penelitian yang akan digunakan,
Tabel 3.1
a. Perciev
Ordinal Kuisioner
TAM ed Ease of Use
(Technology (Kemudahan
Acceptance Penggunaan
Model) yang
Dipersepsikan)
b. Perceived
Usefulness
(Manfaat yang
Dirasakan)
c. Behavioral
Intention to
Use.( Niat serta
Perilaku yang
Digunakan)
c.Mengetahui
mengenai sanksi
perpajakan.
Pemahaman a. Pemahaman
mengenai
PTKP,PKP dan
tarif pajak.
b. Wajib pajak
memahami
peraturan
perpajakan
melalui
sosialisasi yang
dilakukan oleh
KPP
Pendidikan Wajib pajak
formal mendapatkan
pengajaran melalui
pendidikan formal
Pendidikan non Wajib pajak
formal mendapatkan
pengajaran melalui
pendidikan non
formal
Kepatuhan Kepatuhan a. Kepatuhan wajib
wajib pajak Formal pajak dalam
(Y) mendaftarkan diri
b.Kepatuhan dalam
penghitungan dan
pembayaran pajak
terutang
c. Kepatuhan dalam
pembayaran
tunggakan pajak
d.Kepatuhan untuk
melaporkan
kembali Surat
Pemberitahuan
Kuisioner
Kepatuhan a. Wajib pajak Ordinal
Material bersedia
melaporkan
informasi tentang
pajak apabila
petugas
membutuhkan
informasi
b. Wajib pajak
bersikap
kooperatif (tidak
menyusahkan)
petugas pajak
dalam
pelaksanaan
proses
administrasi
perpajakan
c. Wajib pajak
berkeyakinan
bahwa
melaksanakan
kewajiban
perpajakan
merupakan
tindakan sebagai
warga Negara
yang baik
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut
Sekaran (2014: 242) data primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama
untuk analisis berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah yang diteliti. Data
mengumpulkan informasi dari wajib pajak sebagai responden dalam penelitian ini.
Sedangkan responden dari peneliti ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
2014:193).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
definisi populasi diatas menerangkan bahwa pada penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying yaitu sebanyak 140.214 wajib pajak.
(Sugiyono, 2016:81). Dalam penelitian ini tidak seluruh anggota populasi diambil,
melainkan hanya sebagian dari populasi. Penelitian ini mengambil sampel wajib
ukuran sampel penelitian dari populasi tersebut dapat digunakan rumus Formula
a.
Dimana:
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
1 : Angka konstan
140.214
n = 1+ 140.214(0,1) ²
n = 99,928
172) bahwa :
moment.
Keterangan :
r = Koefisien validitas item yang dicari
x = Skor yang diperoleh dari subjek tiap item
y = Skor yang diperoleh dari subjek seluruh item
∑x = Jumlah skor dalam distribusi X
∑y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑x2 = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X
∑y2 = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y
N = Jumlah responden
mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan jika alat ukur
dengan 0,6. Dimana jika nilai Alpha lebih besar dari 0,6 maka
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan di
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
Tabel 3.2
Skor Berdasarkan Skala Likert
Keterangan Skor
Setuju/selalu/sangat positif 5
Setuju/sering/positif 4
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/kurang 3
Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative 2
Sangat tidak setuju/tidak pernah 1
(Sugiyono, 2017:94)
Berdasarkan tabel diatas, perhitungan dan pengelompokan nilai jawaban
pemahaman wajib pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Kelas Interval Variabel (Y)
Interval Kriteria
2380-2939 Baik
1820-2379 Cukup
Cara meningkatkan skala ukur ordinal menjadi tingkat interval adalah dengan
mentransformasikan dari skala ordinal menjadi data berskala interval. Prosedur kerja
yang harus dilakukan untuk merubah data dengan skala ordinal menjadi skala interval
5. Dari nilai z yang diketahui tersebut tentukan densitynya (dalam hal ini
6. Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban:
Keterangan:
Density at lower limit : Kepadatan batas bawah
Density at upper limit : Kepadatan batas atas
Area under upper limit : Daerah dibawah batas atas
Area under lower limit : Daerah dibawah batas bawah
7. Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban
Y =NS+ [ NS minimum+1 ]
Data ini diolah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda untuk
pengetahuan wajib pajak (X2) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) sehingga
hubungan antara beberapa variabel tersebut dapat diwujudkan dalam suatu model
berganda:
Y =α +b 1 x 1+ b2 x2 +e
Dimana:
Y: Kepatuhan Wajib Pajak (Variabel Dependen)
X1: Penerapan Inovasi Teknologi (Variabel Independen)
X2: Pemahaman Wajib Pajak (Variabel Independen)
α : Konstanta B1&B2 : Koefisien regresi
e : Error
Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan
sebelum melakukan analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik terdiri atas uji
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji Tdan F
residual terdistribusi secara normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
1. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan
2. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho diterima. Dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Jika nilai Variance Inflation Faktor (VIF) ≤ 10 dan nilai Tolerance ≥ 0,10,
2. Jika nilai Variance Inflation Faktor (VIF) > 10 dan nilai Tolerance < 0,10,
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Metode ini yaitu dengan
student residual (SRESID). Ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk sesuatu pola
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
(Santoso,2016:175)
3.7.4.1 Uji F
variabel dependen.
3.7.4.2 Uji t
variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel
adalah :
sebaliknya Ha diterima.
pertama koefisien determinan dilihat dari besarnya nilai (Adjusted R2) untuk
pemahaman wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Nilai (Adjusted R2)
mempunyai interval antara 0 dan 2. Jika nilai Adjusted bernilai besar (mendeteksi 1)
berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
terbatas. Secara umum koefisien determinan untuk data siang (crossection) relative
rendah karena adanya variasi yang besar antara masing masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai
Kd = R2× 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi
R = Koefisien korelasi