Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“SATUAN ACARA PENYULUHAN ANEMIA DAN STANDAR


OPERASIONAL PROSEDUR ANEMIA”

Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II


Pada Perkuliahan Semester IV Program Studi Keperawatan Ambon

Disusun Oleh:

Annisa Rachmany Ishak

P07120118052

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

AMBON

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN ANEMIA

A. PENGANTAR
Bidang studi : KMB II
Topik : Anemia pada Remaja
Sasaran : Remaja Wanita Perumahan
Jam : --
Hari/Tanggal : --
Waktu : 30 – 45 MENIT
Tempat : --

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan remaja dapat
mendeteksi anemia pada remaja.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan, Ibu-ibudapat menjelaskan kembali tentang :
1. Pengertian anemia
2. Penyebab anemia
3. Klasifikasi anemia
4. Tanda dan akibat anemia pada remaja
5. Kriteria anemia
6. Penanggulangan anemia
7. Pengobatan anemia

D. MATERI
Terlampir
E. MEDIA
1. SAP
2. Leaflet
3. Power Point
F. METODE
1. Penyuluhan
2. Peragaan/simulasi
3. Tanya jawab, diskusi

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5  menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhaan
4. Menyebut materi/pokok
bahasan yang ingin disampaikan 
2. 15 Pelaksanaan : Menyimak dan
menit Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur materi yang
Materi : disampaikan
1. Pengertian anemia
2. Penyebab anemia
3. Klasifikasi anemia
4. Tanda dan akibat anemia pada
remaja
5. Kriteria anemia
6. Penanggulangan anemia
7. Pengobatan anemia
3. 5 menit Evaluasi : 1. Merespon dan
1. Memberikan kesempatan bertanya
kepada responden untuk 2. Merespon dan
bertanya. menjelaskan
2. Memberikan pujian atas
keberhasilan ibu menjelaskan
pertanyaan dan memperbaiki
kesalahan.
4. 5 menit Penutup : 1. Menyimak
1. 1. Menyimpulkan materi yang telah 2. Menjawab salam
di sampaikan.
2. 2. Mengucapkan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah
diberikan kepada responden.
3. 3, Mengucapkan salam.

H. EVALUASI
Metode evaluasi : Memberikan pertanyaan
Jenis pertanyaan : Lisan

LAMPIRAN MATERI
ANEMIA PADA REMAJA

A. Pengertian
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah
sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam
sel darah merah berada di bawah normal. Anemia adalah berkurangnya
hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume
packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah
B. Penyebab Umum dari Anemia:
1. Kehilangan darah atau Perdarahan hebat
Perdarahan  Akut (mendadak),  Kecelakaan, Pembedahan,
Persalinan, Pecah pembuluh darah,perdarahan Kronik (menahun),
Perdarahan menstruasi yang sangat banyak, serta hemofilia.
2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
Defesiensi zat besi,defesiensi vitamin B12, defesiensi asam
folat,dan Penyakit kronik.  
3. Gangguan produksi sel darah merah
Ketidak sanggupan sumsum tulang belakang membentuk sel- sel darah.
C. Klasifikasi Anemia
1. Berdasarkan Morfologinya
a. Anemia Defisiensi Zat besi
Adalah Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan
oleh kurangnya persediaan besi untk eritropoiesis, karena cadangan
besi kosong (depleted iron store) sehngga pembentukan hemoglobin
berkurang.
b. Anemia Penyakit Kronik
Adalah anemia pada penyakit ini merupakan jenis anemia
terbanyak kedua setelah anemia defisiensi yang dapat ditemukan pada
orang dewasa di Amerika Serikat.
2. Anemia Makrositik
a. Defisiensi vitamin B12
Adalah Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin
B12 dikenal dengan nama anemia pernisiosa.
b. Defisiensi Asam folat
Adalah  bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA. Jumlah
asam folat dalam tubuh berkisar 6-10 mg, dengan kebutuhan perhari
50mg. Asam folat dapat diperoleh dari hati, ginjal, sayur hijau, ragi.
Asam folat sendiri diserap dalam duodenum dan yeyenum bagian atas,
terikat pada protein plasma secara lemah dan disimpan didalam hati.
Tanpa adanya asupan folat, persediaan folat biasanya akan habis kira-
kira dalam waktu 4 bulan.
D. Tanda dan Akibat Anemia
1. Tanda – tanda dari penyakit anemia yakni:
a. Lesu, lemah , letih, lelah, lalai (5L).
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan konjungtiva
pucat.
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan  menjadi pucat.
d. Nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan
tachikardi, dan pingsan.
2. Akibat dari penyakit anemia pada remaja
a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
d. Mengakibatkan muka pucat.

E. Kriteria Anemia
Batasan yang umum dipengaruhi adalah kriteria WHO. Dinyatakan sebagai
anemia bila tedapat nilai dengan kriteria sebagai berikut:
No Jenis kelamin/ usia Kadar hemoglobin
1 Laki-laki Hb <13gr/dl
2 Perempuan dewasa tidak   Hb <12gr/dl
hamil
3 Perempuan     Hb <11gr/dl
4 Anak usia  6-14 tahun      Hb <12gr/dl
5 Anak usia 6 bulan-6 tahun       Hb <11gr/dl

F. Penanggulangan Anemia
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara
lain :
1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi
yang cukup secara rutin pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan,
unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung
vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan
menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan
yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan.
3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah
dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis
1 mg/KgBB/hari.
4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak
diberi bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung
karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.
5. Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih
merupakan pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi.
G. Pengobatan Anemia
Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:
1. Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen
zat besi, yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau
lebih. Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari
haid - sumber perdarahan harus diketahui dan dihentikan. Hal ini
mungkin melibatkan operasi.
2. Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan
- yang seringkali suntikan seumur hidup - vitamin B-12. Anemia karena
kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam folat.
3. Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia
jenis ini. Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis
anemia ini . Namun, jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau
suntikan eritropoietin sintetis, hormon yang biasanya dihasilkan oleh
ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah merah dan
mengurangi kelelahan.
4. Aplastic anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi
darah untuk meningkatkan kadar sel darah merah. Anda mungkin
memerlukan transplantasi sumsum tulang jika sumsum tulang Anda
berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-sel darah sehat. Anda mungkin
perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem kekebalan
tubuh Anda dan memberikan kesempatan sumsum tulang
ditransplantasikan berespon untuk mulai berfungsi lagi.
5. Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang. Pengobatan berbagai
penyakit dapat berkisar dari obat yang sederhana hingga kemoterapi
untuk transplantasi sumsum tulang.
6. Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari
obat-obatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-
obatan yang menekan sistem kekebalan Anda, yang dapat menyerang sel-
sel darah merah. Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan
kekebalan atau gamma globulin dapat membantu menekan sistem
kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah.
7. Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup
pemberian oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan
infus untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga
biasanya menggunakan transfusi darah, suplemen asam folat dan
antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut hidroksiurea (Droxia,
Hydrea) juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada orang
dewasa.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ANEMIA

1. Pengertian Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah


massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam jumlah cukup ke jaringan perifer.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk dapat memahami
dan memberikan pengobatan yang tepat pada pasien Anemia.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Kacang Pedang Nomor
/SK/UKP.VII/UPT.Pusk-KP/III/2017 tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Tahun 2014
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien,
2. Petugas memastikan identitas rekam medis sesuai dengan
pasien yang sedang diperiksa,
3. Petugas melakukan hand hygiene sebelum memeriksa pasien,
4. Petugas melakukan anamnesis (auto/allo) tentang keluhan
pasien. Keluhan lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan
berkunang-kunang, pusing, telinga berdenging, penurunan
konsentrasi dan sesak nafas.
Faktor risiko:
a. Ibu hamil,
b.Remaja putri,
c. Status gizi kurang,
d.Faktor ekonomi kurang,
e. Infeksi kronis,
f. Vegetarian.

5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik :


a. Gejala umum berupa pucat terlihat pada konjungtiva,
mukosa mulut, telapak tangan dan jaringaan dibawah kuku.
b.Gejala anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah,
stomatitis angularis, koilonikia.
6. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang, berupa
pemeriksaan darah yaitu hemoglobin, hematokrit, leukosit,
trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah
tepi), MCV, MCH, MCHC, feses rutin dan urin rutin.
7. Petugas menetapkan diagnosis Anemia.
Anemia adalah suatu sindrom yang dapat disebabkan oleh
penyakit dasar sehingga pentig menentukan penyakut dasar
yang menyebabkan anemia. Diagnosis ditegallan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan darah
dengan kriteria Hb darah kurang dari kadar Hb normal.
Nilai rujukan kadar hemoglobin menurut WHO:
a. Laki-laki : > 13 g/dl,
b.Perempuan : > 12 g/dl,
c. Perempuan hamil : > 11 g/dl.
8. Petugas menatalaksana dengan :
Prinsip penatalaksanaan anemia harus berdasarkan diagnosis
definitif yang ditegakkan. Setelah penegakkan diagnosis dapat
diberikan sulfas ferosus 3 x 200 mg (200mg mengandung 66
besi elemental).
9. Petugas memberikan edukasi tentang penyakit Anemia,
pengendalian Anemia, pemberian obat-obatan dan efek
samping obat.
10. Kriteria Rujukan :
a. Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb < 8g/dl,
b. Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb,
c. Anemia berat dengan indikasi transfusi ( Hb < 7 g/dl),
d. Anemia dengan perburukan.
11.Setelah petugas memeriksa pasien, petugas melakukan hand
hygiene

1. Klinik Umum
2. Klinik Lansia
3. Klinik PKPR
6. Unit Terkait
4. Klinik MTBS
5. Klinik Gizi
6. Ruang Obat

Anda mungkin juga menyukai