Anda di halaman 1dari 6

VI.

Pembahasan

Pada percobaan stabilita obat bertujuan untuk dapat menentuukan tingkat


reaksi penguraian suatu zat, dan pada akhirnya kita dapat mengetahui waktu
kadaluarsa suatu obat/produk. Pengujian ini sangat penting karena obat yang
disimpan dalam jangka waktu lama dapat mengalami penguraian dan dosis yang
diterima pasien berkurang. Maka dari itu perlu di ketahui beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi stabilita obat diantaranya adalah:

 Suhu, dimana semakin panas maka laju reaksi semakin cepat, penguraianya
semakin cepat dan stabilitas nya semakin menurun.
 pH, dimana pH asam maupun pH basa dapat mempengaruhi stabilita obat
dikarenakan keasaman yang berubah dapat mempercepat penguraian maupun
memperlambat.
 Cahaya, jika cahaya semakin terang maka dapat mengoksidasi.
 Mikroorganisme, dapat mempercepat penguraian makanya itu dibutuhkan
pengawet.
 Kelembaban, apabila semakin tinggi kelembaban maka kadar air dilingkungan
pun dapat menjadi media untuk tumbuhnya mikroorganisme
 Oksigen, merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
untuk oksidasi bilogis yang terjadi di dalam sel mikroorganisme karena itu
oksigen juga dapat mempercepat penguraian.
 Bahan-bahan tumbuhan yang digunakan dalam formula sediaan obat, dapat
berinteraksi dengan zat utama secara kimiawi.

6.1 Penyiapan Larutan Dapar

Dalam percobaan ini menggunakan dapar fosfat untuk mempertahankan pH


karena kenaikan atau penurunan pH dapat mempengaruhi kelarutan suatu stabilita
obat sehingga tidak stabil. Pembuatan larutan dapar fosfat adalah mencampurkan
50mL kalium dihidrogen fosfat 0,2M dengan 46,1mL NaOH 0,2N karena kalium
dihidrogen fosfat merupakan garam yang terdiri dari hidrogen (asam) dan ion
hidrogen fosfat (HPO4-) yang merupakan penerima hidrogen basa sedangkan NaOH
merupakan basa lemah. Untuk melarutkan larutan dapar menggunakan air suling
karena mudah larut. Sehingga diperoleh dapar dengan pH 8.

6.2 Pembuatan Spektrum Absorbsi dan Kurva Kalibrasi

6.2.1 Dilakukan pengenceran larutan stok menggunakan satuan konsentrasi


dalam bentuk ppm yang merupakan jumlah bahan atau campuran bahan
dalam jumlah yang kecil. Ditambahkan larutan dapar sampai 100 ml untuk
mendapatkan volume yang konsentrasinya lebih kecil dari larutan stok
yang ada. Untuk mengetahui absorbansi dapat menggunakan alat
spektrofotometri yaitu spektrofotometer UV-Vis karena banyak dipakai
untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Sebelum penggunaan alat
ini harus menggunakan larutan blanko untuk menetralisasi agar tidak ada
zat-zat yang terhitung, karena campuran yang kita gunakan adalah dapar
pH 8 maka larutan blanko yang digunakan harus pH 8. Untuk menampung
larutan yang akan di analisis ke dalam alat spektrofotometer dapat di
tampung di cuvet, syarat pemegangan kita harus memegangnya di kaca
yang buram karena kalau kita memegang kaca yang bening dapat
mempengaruhi pengukuran karena adanya sidik jari kita.

6.2.2 Dalam praktikum kali ini kita membuat kurva kalibrasi antara konsentrasi
indometasin dengan absorbansi. Alat yang digunakan adalah
spektrofotometer UV-Vis. dari konsentrasi 10-40 mengalami kenaikan
karena semakin besar konsentrasi maka nilai absorbannya akan semakin
besar pula, lalu konsentrasi ke-50 mengalami penurunan karena adanya
kesalahan yang diakibatkan oleh kondisi pengukuran yang salah, dan
konsentrasi ke-60 naik kembali. Dan diperoleh a:0,088 b:0,017 r:0,0894
dan garis regresinya y=0,017x+0,088.
6.3 Penentuan stabilitas larutan indometasin

Percobaan ini dilakukan dengan cara uji stabilitas di percepat untuk


meningkatkan laju degradasi kimia dan perubahan fisika obat dengan membuat
suatu kondisi penyimpanan yang dilebihkan (sesuai dengan kondisi penyimpanan
obat).

6.3.1. Larutan induk indometasin

Pada percobaan ini rentang absorbansi λ= 200-350nm dan λmax


indometasin= 320 karena sinar intraviolet (UV) mempunyai panjang
gelombang 400-750nm.

6.3.2 Uji Stabilitas dipercepat

Pada pengujian ini sebanyak 5 ml larutan induk indometasin yang


dimasukan ke dalam 36 vial. Vial-vial tersebut dimasukan kedalam oven
yang bersuhu 60℃ , 70℃ , dan 80℃ dan dihitung setiap menit ke 10, 30, 60,
90, 120, 150. Tetapi, setiap setelah di oven harus di dinginkan terlebih
dahulu di dalam lemari es untuk menghentikan reaksi penguraian. Untuk
menentukan absorbansi harus menggunakan spektometer pada ƛ=320nm.

Pada suhu 60℃ dimenit 10 di dapatkan absorbansi dengan rata-rata


0,595. Dimenit 30 di dapatkan absorbansi dengan rata-rata 0,563. Dimenit
60 di dapatkan absorbansi dengan rata-rata 0,543. Dimenit 90 di dapatkan
absorbansi dengan rata-rata 0,607. Dimenit 120 didapatkan absorbansi
dengan rata-rata 0,506. Dan di menit 150 didapatkan absorbansi dengan
rata-rata 0,539.

Pada suhu 70℃ dimenit 10 di dapatkan absorbansi dengan rata-rata


0,620. Dimenit 30 didapatkan absorbansi dengan rata-rata 0,602. Dimenit 60
didapatkan absorbansi dengan rata-rata 0,552. Dimenit 90 didapatkan
absorbansi dengan rata-rata 0,495. Dimenit 120 didapatkan absorbansi
dengan rata-rata 0,474. Dan dimenit 150 didapatkan absorbansi dengan rata-
rata 0,460.

Pada suhu 80℃ dimenit 10 didapatkan absorbansi dengan rata-rata


0,587. Dimenit 30 didapatkan absorbansi dengan rata-rata 0,540. Dimenit 60
didapatkan absorbansi dengan rata-rata 0,483. Dimenit 90 didapatkan
absorbansi dengan rata-rata 0,462. Dimenit 120 didapatkan absorbansi
dengan rata-rata 0,368. Dan dimenit 150 didapatkan absorbansi dengan rata-
rata 0,225.

6.4 Penentuan waktu kadaluarsa larutan Indometasin

Untuk menentukan waktu kadaluarsa pada larutan Indometasin harus


ditentukan dulu tingkat/orde reaksi penguraian dengan metode substitusi dan
metode grafik. Cara menentukan orde reaksi diliat dari R yang mendekati 1/-1.
Selanjutnya dihitung Energi aktivasi (Ea) dengan menggunakan persamaan
Arrhenius yaitu dengan rumus Ea=b x R . Dan diperoleh dari hasil Ea adalah
26,099 kal/mol.

Setelah itu, Ditentukan K pada suhu kamar (25℃) dengan rumus

Eq 1
ln K25 = ln A. x yang hasilnya adalah 2,821x10-7
r T

Dan yang terakhir menghitung kadaluarsa larutan Indometasin tersebut pada


suhu kamar apabila larutan tersebut dianggap sudah tidak dapat digunakan lagi
bila telah terurai sebanyak 10% dengan mencari suhu paling tinggi, konsenterasi
awal nya C 90% = 26,418 %. Karena yang mendekati adalah orde 2 karena itu

1 1
menggunakan rumus x = kt . Dengan hasil t nya adalah 14.179.37 menit atau
ct co
236 jam atau 9,8 hari. Jadi kadaluarsa larutan Indometasin adalah 9,8 hari atau 9
hari.
VII. KESIMPULAN

Setelah dilakukan percobaan maka dapat disimpulkan bahwa stabilita obat


dapat dipengaruhi oleh panas/suhu, cahaya, kelembaban, mikroorganisme, pH,
oksigen dan bahan-bahan yang digunakan dalam formula sediaan obat.

Indometasin sebaiknya disimpan pada suhu kamar atau lebih rendah agar
tidak teroksidasi. Semakin lama pemanasan maka semakin turun stabilita obat
kadaluarsa larutan indometasin berkurang dengan bertambahnya suhu. Apabila
konsentrasi stabilita obat menurun maka tidak akan ada efeknya bagi tubuh kita.

Anda mungkin juga menyukai