No Kegiatan Waktu
1 Kelarutan suatu padatan 30 menit
2 Kelarutan alkohol 30 menit
3 Kelarutan asam-basa organik 30 menit
4 Bercampur atau tidak bercampur 30 menit
Total waktu 120 menit
Hasil
A. Kelarutan suatu padatan
No Hasil Pemanasan
Pelarutan Gambar
. Sebelum Sesudah
1.
Asam benzoat + air Tidak Larut Tidak Larut
Asam benzoat + metanol Tidak Larut Larut
sebelum
sesudah
2.
2-naftol + air Tidak larut Tidak larut
sebelum
3.
Kolesterol + air Tidak larut Tidak Larut
B. Kelarutan alkohol
No. Pelarutan Hasil Gambar
1.
Etanol + air Larut
2.
Etanol + heksana Tidak larut
2.
Anilin + air Tidak larut
Pembahasan
Kelartutan merupakan seberapa banyak zat terlarut yang dapat larut dalam suatu pelarut.
Zat dapat larut, atau tidak dapat larut tergantung pada sifat molekul nya. molekul polar akan
larut dalam pelarut polar, sedangkan molekul nonpolar akan larut dalam pelarut non polar
(Fessenden, 1995). Percobaan kelarutan ini menunjukkan suatu zat dapat larut atau tidak
dalam suatu pelarut. Percobaan pertama yaitu dalam menentukan kelarutan suatu padatan
menggunakan asam benzoat (molekulnya polar) yang dilarutkan dengan air, metanol, dan
heksana pada tabung reaksi yang berbeda beda. Asam benzoat juga ditempatkan pada tabung
reaksi tanpa ditambahkan pelarut apapun. Asam benoat yang tidak diberikan perlakuan
apapun digunakan sebagai kontrol, yaitu untuk pembanding terhadap tabung reaksi dengan
pelarut yang berbeda beda.
Asam benzoat yang dilarutklan pada air pada tabung pertama mengalami tidak larut
karena pada tabung reaksi terdapat endapan (sisa dari nasam benzoat) pada tabung reaksi.
Asam benzoat yang dilarutkan pada metanol mengalami tidak larut karena pada tabung reaksi
kedua ini asam benzoat yang berbentuk padatan sebagian larut saat ditambahkan metanol.
Asam benzoat pada pelarut heksana tidak mengalami kelarutan karena pada tabung reaksi,
padatan asam benzoat masih tertinggal atau tidak larut dalam heksana. Peristiwa larut atau
tidak larutnya asam benzoat ini disebabkan oleh interaksi antar molekulnya dengan molekul
pelarutnya. Hasil percobaan ini terdapat dua yang berbeda dengan literatur. Asam benzoat
yang merupakan molekul polar seharusnya larut saat ditambahkan atau dilarutkan pada air
dan metanol. Air dan metanol mempunyai molekul polar dengan gaya interaksi antar
molekulnya ikatan hidrogen. Asam benzoat tidak dapat larut dalam heksana karena heksana
mempunyai molekul yang non polar. Peristiwa ini yang menyebabkan asam benzoat tidak
dapat larut dalam pelarut heksana.
Bahan kedua pada percobaan kelarutan suatu padatan menggunakan 2-naftol. Naftol
yang dilarutkan dalam air larut sebagian. Campuran antara naftol dan air pada tabung reaksi
masih terdapat beberapa endapan. Naftol juga di reaksikan dengan metanol dan data yang
didapat naftol dapat larut sebagian dalam metanol. Naftol pada tabung ketiga juga larutkan
dengan heksana dan menunjukkan tidak larut. Naftol merupakan molekul polar karena
mempunyai gugus –OH dengan jenis interaksinya ikatan hidrogen. Air dan metanol juga
molekul polar yang juga mempunyai ikatan hidrogen yang menyebabkan 2-naftol seharusnya
dapat larut dalam metanol dan air. Heksana yang merupakan pelarut non polar seharusnya
tidak dapat melarutkam naftol.
Bahan ketiga ialah kolesterol yang dilarutkan pada air, metanol, dan heksana. Kolesterol
mempunyai molekul nonpolar. Kolesterol yang di reaksikan pada air dan metanol tidak akan
larut dimana pada hasil percobaan kolesterol tidak larut pada air, dan menggumpal pada
metanol. Kolesterol yang dilarutkan pada heksena mengalami pelarutan sebagian dimana
terdapat kolesterol yang larut pada heksena. Sifat sifat dari bahan seperti asam benzoat, 2-
naftol, dan kolesterol masuk kedalam molekul polar atau nonpolar dapat dilihat dari struktur
molekulnya. Asam benzoat memoliki gugus –COOH dan 2-naftol memiliki gugus -OH, yang
berarti interaksi antar molekulnya hydrogen bond sedangkan molekul kolesterol tidak
memiliki gugus fungsi yang polar. Struktur dari ketiga bahan dapat dilihat pada gembar
dibawah ini :
COOH OH
H3C
CH3
CH3
H3C
CH3
HO
(c). Kolesterol
Gambar 1. (a). Struktur Asam Benzoat, (b) Struktur 2-Naftol, (c) Struktur Kolesterol
Percobaan kedua ialah penentuan kelarutan alkohol. Alkohol memiliki ikatan hidrogen
yaitu ikatan yang terjadi pada atom N, O dan F. Ikatan ini dapat menyebabkan sampel
memiliki kelarutan yang besar. kelarutan alkohol juga dipengaruhi oleh kepolarannya.
Sampel yang digunakan yaitu etanol, metanol, 1-butanol dan ters-butanol dimana semua
sampel memiliki gugus –OH dengan jenis interaksi ikatan hidrogen. Air yang dimasukkan
kedalam sampel metanol, etanol, 1-butanol, dan ter-butanol dapat larut karena pada sampel
dan pelarut mempunyai interaksi yang sama yaitu ikatan hidrogen dan jenis molekulnya sama
yaitu polar. Data menunjukkan pada 1 butanol larut sebagian karena memiliki alkil yang
panjang. Perlakuan kedua yaitu ke empat sampel, metanol, etanol, 1-butanol, dan ter-butanol
dicampurkan pada larutan heksana. Sampel yang semuanya mempunyai molekul molar ketika
dicampur dengan larutan heksana yang bersifat non polar tidak akan larut atau terbentuk 2
fase. Data yang di hasilkan terdapat ketidak sesuaian dengan literatur, yaitu pada 1-butanol,
metanol, dan ter-butanol. Heksana yang dicampurkan ter-butanol juga terbentuk 1 fase
dengan larutan yang keruh. Larutan keruh yang terdapat pada ter-butanol yang dicampur
dengan heksana terjadi karena adanya zat yang masih tersisa pada tabung reaksi yang
menyebabkan larutan menjadi keruh. Struktur molekul sampel yang digunakan dalam
percobaan kelarutan alkohol ini sebagai berikut :
H3C
H3C OH
HO
H3C OH CH3 H3C OH H3C
(a) ethanol (b) butan-1-ol (c) 2-methylpropan-2-ol (d) methanol
Gambar 2. (a). Struktur etanol, (b) Struktur 1-butanol, (c) Struktur ter-butanol, (d) Struktur
metanol
COOH
NH2
(a).benzoic acid (b )aniline (c) phenol
Gambar 2. (a). Struktur asam benzoat, (b) Struktur anilin, (c) Struktur fenol
Percobaan terakhir yaitu tentang bercampur atau tidak bercampur suatu larutan.Larutan
yang bercampur apabila di campurkan pada suatu pelarut dan membentuk 1 fase yang sama
disebut larutan yang homogen. Sampel yang digunakan yaitu air yang dicampur dengan
etanol, sikloheksena, aseton, etil asetat dan kloroform. Data menunjukkan pada sampel etanol
dan aseton saat dicampurkan pada air terbentuk satu fase atau dapat dikatakan larutan nya
bercampur. Peristiwa ini dikarenakan pelarut air yang memiliki sifat polar apabila di
campurkan dengan sampel molekul etanol memiliki sifat polar akan terjadi interaksi yaitu
ikatan hidrogen karena air dan etanol memiliki atom O dan H. Aseton dapat bercampur
karena aseton mempunyai gaya dipol dipol yang menunjukkan molekulnya polar. Sampel
sikloheksana, etil asetat, dan kloroform bersifat non polar sehingga tidak dapat bercampur
dengan air. Struktur yang dimiliki oleh sampel dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
O
H
H3C Cl
O
OH O
Cl
H3C H3C CH3 CH3 Cl
(a) ethanol (b) cyclohexane (c) Aseton (d) ethyl acetate (e) kloroform
Gambar 2. (a). Struktur etanol, (b) Struktur sikloheksana, (c) Struktur aseton, (d)
Struktur etil asetat, (e) Struktur kloroform
Kesimpulan
Percobaan kelarutan ini dapat disimpulkan bahwa interaksi antar molekul dalam dua zat
yang dicampurkan atau dilarutkan menentukan keluarutan dari dua zat tersebut.molekul polar
akan larut dalam pelarut polar sedangkan molekul non polar akan larut dalam pelarut
nonpolar. Kepolaran zat dapat diprediksikan dengan terbentuknya endapan atau terbentuknya
dua fase. Endapan yang dihasilkan menunjukkan bahwa zat bercampur memiliki kepolaran
yang berbeda.
Referensi
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta. Erlangga
Fessenden & Fessenden. 1995. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Martin, A. 1993. Farmasi Fisik, jilid II Edisi III. Jakarta: UI Press
Sciencelab. 2018. Material Safety Data Sheet [serial online]. https://www.msdsonline.com/
(diakses pada tanggal 19 Oktober 2018).
Sukardjo. 1997. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Syukri. 1999. Kimia Dasar. Bandung: ITB.
Tim Penyusun. 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember: Universitas Jember.
Saran
Praktikan diharapkan datang tepat waktu, agar praktikum dapat berlangsung secara
efisien. Praktikan diharapkan memahami materi praktikum. Praktikan diharapkan lebih teliti
dalam menjalani praktikum.
Nama Praktikan
Nurul A’eni (171810301029)