Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

Nama : Rahman Wahid Ohi


Nim : 17.420.410.1219

EOR, Antara Kebutuhan dan Tantangan


Cadangan minyak Indonesia terus berkurang tiap tahun. Jumlah minyak yang
diproduksikan lebih besar dibanding jumlah cadangan baru yang ditemukan. Guna mengatasi
ketidakseimbangan tersebut, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
lifting minyak. Selain kegiatan eksplorasi, upaya lain yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan lifting minyak adalah melalui Enhanced Oil Recovery (EOR). Inilah yang
melatarbelakangi SKK Migas untuk membentuk Dinas Penerapan EOR. Dalam
perjalanannya, banyak tantangan dan kendala yang dihadapi dinas ini agar EOR bisa
diterapkan di seluruh lapangan minyak di Indonesia.

Berikut wawancara dengan Kepala Dinas Penerapan EOR SKK Migas,


Mohammad Rivai Lasahido, tentang kegiatan EOR di Indonesia. Saat menyelesaikan studi
S2 di Amerika Serikat, alumnus Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini
menyusun thesis tentang komparasi oil recovery dengan CO2, nitrogen, dan polymer flooding
menggunakan simulasi reservoir.

Apa itu EOR?

EOR adalah salah satu cara untuk meningkatkan cadangan minyak dengan menguras
volume minyak yang sebelumnya tidak dapat diproduksikan. Secara umum, kegiatan
eksploitasi terbagi menjadi tiga fase, yakni primer, sekunder dan tersier. Fase primer adalah
fase di mana lapangan baru dikembangkan. Saat produksi mulai turun sejalan dengan
penurunan tekanan, kegiatan eksploitasi masuk fase sekunder. Pada fase ini, injeksi air atau
gas dilakukan untuk memberikan tambahan energi ke dalam reservoir dan mendorong
minyak mengalir ke sumur-sumur produksi. Setelah fase sekunder, kegiatan eksploitasi
masuk fase tersier. Biasanya pada fase ini EOR diterapkan. Untuk kasus tertentu kegiatan
EOR dapat langsung diterapkan tanpa melalui fase primer atau sekunder, misalnya Lapangan
Duri yang memiliki kandungan minyak yang sangat kental.

Apa saja metode yang digunakan dalam EOR?

Ada beberapa metode EOR, yakni thermal, gas miscible dan chemical flooding.
Metode thermal dan gas miscible flooding dipilih untuk mengubah karakteristik fluida.
Sedangkan chemical flooding dapat mengubah karakteristik fluida dan batuan. Thermal
flooding membuat minyak yang kental menjadi lebih encer. Miscible gas flooding (CO2)
yang bila tercampur di larutan minyak pada kondisi tertentu akan mengubah karakteristik
minyak sehingga densitasnya turun dan mudah dialirkan ke sumur-sumur produksi. Selain
itu, EOR juga bisa dilakukan dengan menginjeksikan bahan kimia. Ada dua jenis bahan
kimia yang digunakan. Pertama, surfaktan yang bisa melepaskan minyak yang menempel
pada batuan. Kedua, polimer yang berfungsi membuat air menjadi lebih kental sehingga bisa
mendorong minyak ke sumur produksi.dengan lebih baik.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses EOR?

Persiapan EOR memerlukan waktu yang cukup lama karena kegiatan ini melibatkan
capital yang sangat besar sehingga perlu upaya-upaya untuk memitigasi risiko. Persiapan
dimulai dengan studi karakteristik fluida, batuan dan kinerja reservoir serta menentukan
metode EOR apa yang cocok untuk digunakan. Apabila metode yang dipilih menggunakan
bahan kimia yang belum terbukti akan bekerja seperti diharapkan, perlu dilakukan field trial
untuk melihat bagaimana kinerja bahan kimia yang digunakan. Luasan yang digunakan dalam
field trial tergolong kecil dengan jarak antara sumur injeksi dan produksi sekitar 100 meter.
Apabila hasil field trial menunjukkan bahan kimia yang digunakan bisa bekerja, proses EOR
berlanjut pada pilot project. Hasil pilot project digunakan untuk menentukan apakah
pengembangan lapangan dengan metode EOR komersial atau tidak. Mengacu pada kegiatan
Chemical EOR yang saat ini sedang dilakukan di Lapangan Kaji dan Minas, total waktu yang
diperlukan untuk sampai tahap pilot saja lebih dari 10 tahun. Contoh lain, Lapangan Duri
dengan steam flood, total waktu dari persiapan hingga pengembangan selama 19 tahun.

Mengapa kegiatan EOR perlu diterapkan di Indonesia?

EOR diperlukan untuk memaksimalkan nilai suatu lapangan minyak. Volume minyak
di reservoir tidak semua menjadi cadangan minyak yang dapat diproduksikan, maksimal 40
persen. Volume minyak yang tidak bisa diproduksi Indonesia sekitar 45 miliar barel.
Seandainya 5 persen saja dari minyak tersebut bisa diambil, cadangan kita bisa bertambah
lebih dari 2 miliar barel. Untuk bisa mengangkatnya, perlu EOR. Tetapi perlu diingat,
kenaikan produksi dari kegiatan EOR baru dapat dirasakan dalam jangka panjang. Namun
tingkat kepastian EOR lebih tinggi dibanding eksplorasi karena volume cadangan minyak
yang ada di suatu lapangan sudah bisa dipastikan. Sebagai ilustrasi, apabila Minas dan Kaji
bisa komersial, penambahan cadangan diperkirakan sebesar 850 juta barel.

Bagaimana perkembangan penerapan EOR di Indonesia?

Di Indonesia, EOR baru berhasil diterapkan di Lapangan Duri dengan metode steam.
Dengan EOR, Lapangan Duri mampu mengangkat 80 persen dari volume minyak yang
berkisar 4,5 miliar barel. Tanpa EOR, Lapangan Duri hanya mampu menguras kurang dari 10
persen. Kegiatan EOR dengan memanfaatkan bahan kimia dilakukan di Lapangan Minas dan
Lapangan Kaji. Lapangan Minas masih dalam tahap field trial. Sementara Lapangan Kaji
masih pada tahap pilot project. Keduanya menunjukkan hasil yang sangat bagus. Lapangan
Kaji merupakan lapangan pertama di dunia yang menerapkan Chemical EOR dengan
menggunakan surfaktan polimer pada batuan karbonat dan secara teknis berhasil. Indonesia
juga memiliki pilot project di offshore, yaitu Lapangan Widuri, yang menggunakan metode
polymer flooding. Ada juga beberapa lapangan yang masih dalam tahap studi di antaranya
dengan metode CO2.

Apa yang menjadi kendala sehingga belum banyak lapangan menerapkan EOR?

Kendala yang utama adalah biaya. Kita juga kekurangan SDM yang berpengalaman,
khususnya reservoir engineer. Ada juga masalah non-teknis yang dilihat kontraktor kontrak
kerja sama (kontraktor KKS) sebagai hambatan untuk menginisiasi kegiatan EOR.
Kontraktor KKS butuh kepastian terkait perpanjangan wilayah kerja karena umumnya EOR
diterapkan mendekati akhir masa kontrak. Apabila tidak ada kepastian perpanjangan wilayah
kerja, operator enggan melakukan pilot EOR karena biaya yang dibutuhkan sangat besar.
Belum lagi isu lain seperti lahan.

Langkah apa yang perlu diambil agar EOR bisa diterapkan secara maksimal di
Indonesia?

Intinya adalah reservoir management. Artinya, bagaimana kita mengelola lapangan


dengan benar. Dengan reservoir management yang baik kita dapat memaksimalkan value
suatu lapangan minyak. Artinya cadangan dapat dikuras maksimum. Pengurasan cadangan
yang maksimum dapat dicapai dengan memproduksikan lapangan tersebut dengan laju
produksi yang optimum. Apabila lapangan dikelola, dirawat, dan dimonitor dengan baik,
memiliki data-data yang lengkap dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi maka
persiapan untuk melakukan EOR menjadi lebih mudah. SKK Migas sendiri terus mendorong
kontraktor KKS untuk menerapkan EOR Dalam waktu dekat kita akan mengeluarkan PTK
tentang EOR sehingga proses di internal SKK Migas menjadi lebih baik.

Bagaimana perkembangan lapangan idle di Indonesia?

Lapangan idle di Indonesia memiliki potensi volume minyak sekitar 370 juta barel
yang berada di 69 lapangan dan volume gas sekitar 4,940 miliar juta kaki kubik tersebar di 49
lapangan. Pada tahun 2013, SKK Migas telah mendorong kontraktor KKS untuk melakukan
pengembangan dua lapangan idle, yaitu Lapangan OO-OC-OX (PHE ONWJ) dan Lapangan
Kuang Selatan (Pertamina EP). Dari kedua lapangan tersebut cadangan minyak yang bisa
diproduksikan sebesar 2,67 juta barrel, sedangkan gas sebesar 113 BCF. SKK Migas terus
berupaya mereaktivasi lapangan idle dengan mendorong Pertamina EP untuk melakukan
studi pengembangan bersama pihak universitas.
Metode-Metode Enhanced Oil Recovery(EOR)

Ada beberapa metode EOR, yaitu: thermal recovery, gas miscible dan chemical flooding.
Metode thermal  dan gas miscible flooding dipilih untuk mengubah karakteristik fluida.
Sedangkan chemical flooding dapat mengubah karakteristik fluida dan batuan.

Thermal Recovery

Pada thermal recovery, metode yang digunakan dengan cara memanaskan minyak mentah
dalam formasi untuk mengurangi viskositas dan menguapkan sebagian dari minyak sehingga
menurunkan rasio mobilitas. Selain itu, peningkatan panas mengurangi tegangan permukaan
dan meningkatkan permeabilitas minyak. EOR tipe thermal recovery ini pertama kali
diterapkan di Venezuela pada tahun 1960.

Gas Miscible

Gas miscible biasanya digunakan sebagai metode tersier karena pemulihan nya melibatkan
peng-injeksi-an gas alam, nitrogen atau karbon dioksida ke dalam reservoir. Gas-gas ini dapat
mendorong minyak melalui reservoir atau akan ikut larut di dalam minyak sehingga
menurunkan viskositas dan meningkatkan aliran minyak tersebut.

Gas injection EOR yang paling popular adalah karbon dioksida EOR(CO2-EOR). Pertama
kali digunakan di Amerika Serikat pada awal 1970-an di Texas. Hampir setengah dari EOR
yang digunakan di AS adalah bentuk injeksi gas.
Chemical Flooding

Prinsip kerja chemical flooding-EOR ini adalah membebaskan minyak yang terperangkap di
dalam reservoir. Metode ini menggunakan long chained moleculs yang berupa polimer dan
di-injeksikan ke dalam reservoir untuk meningkatkan efisiensi waterflooding atau untuk
meningkatkan efektivitas surfaktan.

Metode-Metode Enhanced Oil Recovery(EOR)

Ada beberapa metode EOR, yaitu: thermal recovery, gas miscible dan chemical flooding.
Metode thermal  dan gas miscible flooding dipilih untuk mengubah karakteristik fluida.
Sedangkan chemical flooding dapat mengubah karakteristik fluida dan batuan.

Thermal Recovery

Pada thermal recovery, metode yang digunakan dengan cara memanaskan minyak mentah
dalam formasi untuk mengurangi viskositas dan menguapkan sebagian dari minyak sehingga
menurunkan rasio mobilitas. Selain itu, peningkatan panas mengurangi tegangan permukaan
dan meningkatkan permeabilitas minyak. EOR tipe thermal recovery ini pertama kali
diterapkan di Venezuela pada tahun 1960.

Gas Miscible

Gas miscible biasanya digunakan sebagai metode tersier karena pemulihan nya melibatkan
peng-injeksi-an gas alam, nitrogen atau karbon dioksida ke dalam reservoir. Gas-gas ini dapat
mendorong minyak melalui reservoir atau akan ikut larut di dalam minyak sehingga
menurunkan viskositas dan meningkatkan aliran minyak tersebut.
Gas injection EOR yang paling popular adalah karbon dioksida EOR(CO2-EOR). Pertama
kali digunakan di Amerika Serikat pada awal 1970-an di Texas. Hampir setengah dari EOR
yang digunakan di AS adalah bentuk injeksi gas.

Chemical Flooding

Prinsip kerja chemical flooding-EOR ini adalah membebaskan minyak yang terperangkap di
dalam reservoir. Metode ini menggunakan long chained moleculs yang berupa polimer dan
di-injeksikan ke dalam reservoir untuk meningkatkan efisiensi waterflooding atau untuk
meningkatkan efektivitas surfaktan.

Anda mungkin juga menyukai