Anda di halaman 1dari 32

11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga memiliki
pengaruh yang penting tehadap pembentukan identitas individu, status
kesehatan dan perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang vital bagi
individu adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi,
fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan.
Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan
kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam
perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal masalah kesehatannya,
mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi kesehatannya,
mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang
memerlukan bantuan keperawatan, mampu memodifikasi lingkungan sehingga
menunjang upaya peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
Keluarga memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga sebagai kelompok dapat
melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok
/keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluarga menjadi faktor penentu
sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada munculnya
berbagai masalah kesehatan anggota keluarga. Masalah kesehatan yang dialami
oleh salah anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain,
mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat bahkan komunitas global.
Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan kunci utama
pembangunan kesehatan masyarakat (Ekasari 2008).
12

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa pengertian dari keluarga?
B. Bagaimana tahap perkembangan keluarga?
C. Apa masalah masalah kesehatan pada keluarga?
D. Bagaimana tugas perkembangan keluarga?
E. Bagaimana solusi dari masalah kesehatan yang muncul?
F. Apa fungsi keluarga?
G. Bagaimana struktur keluarga?
H. Apa peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan pada keluarga?
I. bagaimana tingkat kesejahteraan keluarga?

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui apa pengertian dari keluarga
B. Untuk mengetahui tahap perkembangan keluara
C. Untuk mengetahui masalah masalah kesehatan pada keluarga
D. Untuk mengetahui tugas perkembangan keluarga
E. Untuk mengetahui solusi dari masalah kesehatan yang muncul
F. Untuk mengetahui apa itu fungsi keluarga
G. Untuk mengetahui bagaimana struktur keluarga
H. Untuk mengetahui apa peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan
pada keluarga
I. untuk mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan keluarga
13

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STEP I

Skenario

Ada apa dengan keluargaku!!....

Ners muda melakukan pengkajian ke beberapa keluarga. Pertama Ners muda


mengkaji keluarga pasangan baru menikah keluarga Bpk. Budi yang baru menikah 1
bulan. Keluarga Bpk. Budi sering bertengkar dengan istri karena banyak hal hal yang
tidak sesuai dan tidak sepaham dengan istrinya. Kedua ners muda mengkaji keluarga
childbearing Bpk. Andre yang baru mempunyai mempunyai anak berusia 1 minggu
awalnya Bpk. Andre senang mempunyai anak tetapi dia merasa istrnya hanya
memperhatikan dan mengurus anak saja. Ketiga ners muda mengkaji keluarga anak
usia pra sekolah, usia sekolah, dan remaja. Keluarga Bpk. Aswin mempunyai 3
orang anak dan banyak masalah pada anak usia pra sekolah, usia sekolah, dan
remaja. Keempat ners muda mengkaji keluarga Bpk. Amin yang mempunyai anak
usia dewasa 2 orang tapi masih belum menikah. Kelima ners muda mengkaji
keluarga Bpk. Doni yang sudah memasuki usia lansia. Dari semua keluarga yang
dikaji oleh ners muda semua mengalami permasalahan dalam keluarga. Ners muda
harus memahami tentang tahap tahap perkembangan keluarga, masalah masalah
kesehatan keluarga berdasarkan tahapan perkembangan keluarga dan apa saja tugas
perkembangan keluarga tersebut sehingga ners muda bisa memberikan solusi atau
masalah yang di hadapi oleh beberapa keluarga yang sudah dikaji.

2.2 STEP II
A. Keluarga : unit terkecil dimasyarakat dan saling tergantungan dan juga suatu
kumpullan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
B. Childbearing : tahap perkembangan keluarga tahap ke II yag dimulai dengan
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berumur 30 bulan
C. Pasangan baru : pasangan yang baru menikah laki laki dan perempuan dua orang
yang saling menyatukan ikatan sah
14

D. Pra sekolah : pendidikan untuk membantu anak untuk tumbuh kembang dan usia
anak 3-5 tahun
E. Usia sekolah : masa memperoleh dasar pengetahuan untuk penyesuaian
F. Remaja : masa periode transisi (10-12 sampai 18-22)
2.3 STEP III
A. Seperti apa pengkajian pada keluarga?
B. Seperti apa pengkajian padapasangan baru menikah?
C. Apa masalah pada pasangan baru menikah?
D. Bagaimana pengkajian keluarga childbearing?
E. Apa saja pengkajian pada anak pra sekolah, anak usia sekolah, dan remaja?
F. Apa masalah kesehatan dalam anak pra sekolah, anak usia sekolah, dan remaja?
G. Cara mengatasi masalah masalah pada pra sekolah, anak usia sekolah, dan remaja?
H. Apa saja masalah masalah yang dialami oleh keluarga lansia?
I. Apa diagnose keperawatan sesuai tahapan perkembangan?
2.4 STEP IV
A. Pengkajian perindividu, namun secara holistic, pengkajian keperawatan komunitas
dan 8 subsistem
B. Pengkajian nya sama
C. Masalahnya yaitu kehamilan, kehadiran bayi,ketidak cocokan dengan mertua
D. Pengkajian perindividu, data umum dan khusus, agama, suku, status ekinomi,
riwayat terhadap perkembangan, stressor dan koping dalam menghadapinya
E. Pengkajian
F. Masalah masalah kesehatan pada anak pra sekolah risiko cedera dan terjatuh saat
bermain, anak usia sekolah : cacingan, karies gigi dan diare, remaja : masalah sistem
reproduksi
G. Cara megatasi masalah kesehatan pada anak pra sekolah : memberikan penkes
kepada orang tua tentang sesuatu yang membahayakan seorang anak contohya
menjauhkan anak dengan benda tajam, anak usia sekolah : lakukan penkes tentang
langkah cuci tangan dan kebersihan gigi, remaja : lakukan penkes tentang bahaya
nya sex bebas dan juga masalah sistem reproduksi.
H. Masalahnya yaitu mobilitas, gangguan seksual, menurunnya kekuatan tubuh, tulang
rapuh, pendengaran mulai menurun, penglihatan juga menurun, dan stress atau
kesepian.
15

I. Diagnose keluluarg : child bearing : koping individu tidak efektif, pasangan baru :
konflik pengambilan keputusan, pra sekolah : risiko cidera, anak usia sekolah : risiko
peningkatan kejadian cidera, remaja : nyeri berhubugan dengan disminore, lansia :
gangguan perfusi jaringan cerebral
2.5 STEP V
Skema
Ns. Muda melakukan
pengkajian keluarga

Keluarga Bpk. Keluarga Bpk. Aswin:


Keluarga Bpk.
Budi: pasangan prasekolah, anak usia
Doni: lansia.
baru menikah sekolah, dan remaja.

Keluarga Bpk. Keluarga Bpk.


Sering Andre: Amin: dewasa
bertengkar childbearing tetapi belum
akibat tidak menikah
sepaham
Merasa senang dengan
kelahiran anak pertamanya
tapi merasa diabaikan oleh
istrinya

Tahap perkembangan
keluarga

Masalah kesehatan keluarga


berdasarkan tahap
perkembangan keluarga

Tugas perkembangan
keluarga

Solusi atas masalah yang


dihadapi keluarga
16

2.6 STEP VI

Main topic :

Konsep Tahap Perkembangan Keluarga

Learnig Objektif :

A. Definisi Keluarga
B. Tahap Perkembangan Keluarga
C. Masalah Masalah Kesehatan Pada Keluarga
D. Tugas Perkembangan Keluarga
17

BAB III

TEORI/KONSEP

3.1 Definisi Keluarga


Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,
2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu
dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya (Ali, 2010).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum:
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap
anggota.Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam
masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan
keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan
masyarakat (Harmoko. 2012).

keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui


pertalian darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko 2012).
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. (Helvie, dalam
Harmoko 2012).
Friedman (2013) Keluarga adalah 2 orang atau lebih yang terhubung karena
hubungan darah,hubungan perkawinan,atau hubungan pengangkatan dan mereka hidup
dalam 1 rumah dan berinteraksi 1 sama yang lain.
18

3.2 Tahap perkembangan, masalah, dan solusi pada keluarga


A. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami
dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing, secara psikologi keluarga tersebut membentuk keluarga baru. Suami
istri yang membentuk keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan kehidupan
yang baru karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi
sehari-hari. Masing-masing pasangan menghadapi perpisahan dengan keluarga
orang tuanya dan mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok sosial pasangan masing- masing. Masing-masing belajar hidup
bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
Misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi, bekerja dan sebagainya. Hal
ini yang perlu diputuskan adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai
anak dan berapa jumlah anak yang diharapkan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
1. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
2. Menetapkan tujuan bersama;

3. Membina hubungan dengan keluarga lain; teman, dankelompok sosial;


4. Merencanakan anak (KB)
5. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk
menjadi orang tua.
Masalah kesehatan yang muncul:
Masalah-masalah umum yang terjadi pada keluarga Pemula Masalah yang
timbul antara lain ialah masalah-masalah seksual dan emosional, kecemasan,
kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik sebelum maupun
sesudah perkawinan. Untuk mengatasinya perlu ada penyuluhan dan konseling
keluarga berencana, penyuluhan dan konseling prenatal,dan komunikasi. Dan
biasanya juga terjadi perselisihan/keributan dalam keluarga karena kedua
pasangan baru menikah belum bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan yang
baru, dengan peran dan fungsi yang berbeda.
Solusi:
19

B. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan
(2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh pasangan
suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran
bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga
pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan
bayi. Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah pasangan
merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi.
Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
1. Persiapan menjadi orang tua
2. Membagi peran dan tanggung jawab
3. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangan
4. Mempersiapkan biaya atau dana child bearing
Masalah kesehatan yang muncul:
1. Pendidikan maternitas yang terpusat pada keluarga
2. perawatan bayi yang baik
3. pengenalan dan penanganan masalah masalah kesehatan fisik
4. imunisasi
5. konseling perkembangan anak
6. KB (keluarga berencana)
7. interaksi keluarga dan gaya hidup
8. Ketidakefektifan fasilitas perawatan anak untuk ibu yang bekerja
9. masalah pengasuhan anak
Solusi :

memberikan penkes tentang manfaat imunisasi dan mengajarkan cara merawat


bayi dengan baik

C. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
Tahap ini dimulai saat kelahirn anak berusia 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap
20

kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam meningatkan


pertumbuhannya. Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak
sangat bergantung pada orang tua. Kedua orang tua harus mengatur waktunya
sedemikian rupa, sehingga kebutuhan anak, suami/istri, dan ekerjaan (punya
waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi. Orang tua menjadi arsitek keluarga
dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga dalam
merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga agar kehidupan
perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara menguatkan kerja sama
antara suami istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi
perkembangan individual anak, khususnya kemandirian anak agar tugas
perkembangan anak pada fase ini tercapai.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat tinggal,
2. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang
lain juga harus terpenuhi
4. Mempertahakan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak ( tahap paling repot)
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
Masalah kesehatan yang muncul:
1. Penyakit menular yang lazim dialami anak-anak seperti diare ataupun cacingan.

2. Anak jatuh, luka, luka bakar, keracunan, dan kecelakaan lain.

3. Masalah psikososial meliputi hubungan keluarga (penurunan kepuasan yang


dirasakan oleh banyak pasutri), persaingan antara kakak dan adik, KB,
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan, masalah pengasuhan anak seperti
disiplin anak, penganiyaan dan penelantaran anak, dan keamanan di rumah.

4. Masalah komunikasi keluarga.


21

Solusi:

Perawat berperan penting dalam membantu keluarga menyelesaikan masalah,


perannya antara lain:

1. Memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam hal pencegahan


masalah kesehatan utama seperti merokok, penyalahgunaan obat dan alhokol,
seksualitas, keselamatan, diet dan nutrisi, olahraga, penanganan stres/dukungan
sosial.

2. Membantu anak membentuk gaya hidup sehat dan memfasilitasi pertumbuhan


fisik, intelektual, emosional dan sosial secara optimal.

D. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada
usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehngga keluarga sangat sibuk. Selain
aktifitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri
demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak.
Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan.
Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan anak,
memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah
maupun di luar sekolah.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
1. Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan
semangat belajar
2. Tetap mempertahanan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
3. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
4. Menyediakan aktifitas untuk anak
5. Manyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan anak
Masalah kesehatan yang muncul:
1. Diare
2. Ispa
3. karies gigi
4. orang tua akan mulai berpisah dengan anak karena sudah punya teman sebaya
22

solusi:
Melakukan pendidikan kesehatan tentang masalah gizi dan masalah kesehatan
E. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa.
Tugas dan perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:
1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3. Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

Masalah kedsehatan yang muncul:


1. Penyalahgunaan obat dan alkohol
2. Seks bebas
3. Penyakit menular hiv aids

Solusi:

Memberikan penyuluhan pada keluarga ataupun remaja dan konseling tentang


bahaya narkotika dan seks bebas

F. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (lounching center
families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.


Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau jika
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan
utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap
berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga empersiapkan
anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu
anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan rumah,
23

pasangan perlu menata ulang dan membina hubungan suami istri seperti pada
fase awal. Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan
merasa kosong karena anak- anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna
mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktifitas kerja,
meningkatkan peran sebagai pasangan, dan tetap memelihara hubungan
dengan anak.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:


1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan
3. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua

4. Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak


5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
6. Berperan sebagai suami istri, kakek, dan nenek

7. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-


anaknya
Masalah kesehatan yang muncul:
1. Kehamilan yang tidak diinginkan
2. cedera karena kekerasan
3. penyalahgunaan zat
4. penyakit menular seksual
5. paparan terhadap partikel udara
6. merokok
7. stres dan kebersihan hygiene.
Solusi:
Memberikan penkes tentang seks bebas dan bahayanya merokok
G. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middle age families)
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada tahap ini
semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk
mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.
Tugas perkembangan keluar pada tahap ini adalah:
24

1. Mempertahankan kesehatan
2. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat
sosial dan waktu santai
3. Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua
4. Keakraban dengan pasangan
5. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga
6. Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan keakraban
pasangan.
Masalah kesehatan yang muncul:
1. Kebutuhan promkes, istirahat tidak cukup

2. masalah-masalah hubungan perkawinan


3. komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, cucu, ortu yang berusia
lanjut.
Solusi:

H. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut


Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut
dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai
proses stresor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stresor tersebut
adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial,
kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi
kesehatan. Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan
merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia lanjut umumnya lebih
dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal bersama anaknnya.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:


1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan
pendapatan
3. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4. Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat
5. Melakukan life review
6. Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian
25

Masalah kesehatan yang muncul:


1. Menurunnya fungsibdan kekuatan fisik
2. Sumber-sumber finansial yang tidak memadai
3. Isolasi sosial
4. Kesepian (Helley et al, 2008)
Solusi:

3.3 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Friedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan, yaitu:

A. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.

B. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.

C. Memberikan perawatan anggota keluarga yang sakit.

D. Modifikasi lingkungan untuk kesehatan keluarga.

E. Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan dan mempertahankan


kesehatan keluarga.

3.4 Fungsi Keluarga


Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:
A. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga.
B. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai
anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota
keluarga.
C. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk
keberlangsungan hidup masyarakat.
D. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
E. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan
kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86; 2010)
Berdasarkan UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 tertulis fungsi keluarga
dalam delapan bentuk yaitu :
A. Fungsi Keagamaan
1. Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga.
2. Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada
seluruh anggota keluarga.
3. Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam
pengamalan dari ajaran agama.
4. Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang kurang diperolehnya diseko lah atau masyarakat.
5. Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai
pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
B. Fungsi Budaya
1. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan
norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan.

2. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma


dan budaya asing yang tidak sesuai.

3. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya


mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi
dunia.
4. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat
berpartisipasi berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa
Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.

5. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan


budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera.
C. Fungsi Cinta Kasih
1. Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar
anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal dan
terus-menerus.
2. Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga secara
kuantitatif dan kualitatif.
3. Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi
dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.
4. Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

D. Fungsi Perlindungan
1. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
2. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
3. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
E. Fungsi Reproduksi
1. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi
sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.
2. Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
3. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak
yang diinginkan dalam keluarga.
4. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
F. Fungsi Sosialisasi
1. Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga
sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.
2. Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga
sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai
konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan seko
lah maupun masyarakat.
3. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang
diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan
mental), yang kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun
masyarakat.
4. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang
tua, dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
G. Fungsi Ekonomi
1. Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan
keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan
kehidupan keluarga.
2. Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan
dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.
3. Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras
dan seimbang.
4. Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
3.5 Tipe dan bentuk keluarga
Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :
A. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu
rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/
keduanya dapat bekerja di laur rumah.
B. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
C. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,
tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan
dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya
dapat bekerja di luar rumah.
D. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah,
anak-anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/ perkawinan/meniti karier.
E. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu
bekerja di rumah.
F. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
G. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
H. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
I. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk menikah.
J. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
K. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.
L. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
M. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan
keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
N. Unmarried paret and child
Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi.
O. Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan. (Harmoko,
hal 23; 2012).
3.6 Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut :
A. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki kekuatan. Komunikasi
keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan
berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan
mendengarkan pesan, memberikan umpan balik, dan valid.
Karakteristik pemberi pesan :
1. Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat.
2. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
3. Selalu menerima dan meminta timbal balik.
Karakteristik pendengar :
1. Siap mendengarkan
2. Memberikan umpan balik
3. Melakukan validasi
B. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial
yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi/status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai
istri/suami.
C. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legimate power), ditiru
(referent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa
(coercive power), dan efektif power.
D. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima
pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat sekitar keluarga.
3.7 Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga
A. Pendidikan kesehatan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan satu dari pendekatan
intervensi keperawatan keluarga yang utama. Pendidikan dapat mencakup
berbagai bidang, isi dan fokus, termasuk promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit, masalah kesakitan/disabilitas dan dampaknya, serta dinamika
keluarga. (Friedman, 2010)
B. Konseling
Konseling adalah suatu proses bantuan interaktif antara konselor dan klien
yang ditandai oleh elemen inti penerimaan, empati, ketulusan, dan keselarasan.
Hubungan ini terdiri dari serangkaian interaksi sepanjang waktu berupa
konselor yang melalui berbagai teknik aktif dan pasif, berfokus pada
kebutuhan, masalah atau perasaan klien yang telah memengaruhi perilaku
adaptif klien. (Bank, 1992 dalam Friedman 2010).
C. Membuat kontrak
Suatu cara efektif bagi perawat yang berpusat pada keluarga agar dapat dengan
realistik membantu individu dan keluarga membuat perubahan perilaku adalah
dengan cara membuat kontrak. Kontrak adalah persetujuan kerjasama yang
dibuat antara dua pihak atau lebih, misalnya antara orang tua dan anak. Aar
tepat waktu dan relefan, kontrak waktu dapat dinegosiasi secara terus menerus
dan harus mencakup area sebagai berikut : tujuan, lama kontrak, tanggung
jawab klien, langkah untuk mencapai tujuan, dan penghargaan terhadap
pencapaian tujuan (Sloan dan Schommer, 1975; Steiger dan Lipson, 1985
dalam Friedman 2010).
D. Menejemen kasus
Menejemen kasus memiliki riwayat perkembangan sebagai bagian dari peran
perawat kesehatan masyarakat; terakhir dugunakan di tatanan layanan
kesehatan yang bersifat akut. (Carry 1996 dalam Friedman 2010).
E. Advokasi klien
Peran sebagai advokat klien melibatkan pemberian informasi kepada klien dan
kemudian mendukung mereka apapun keputusan yang mereka buat (Bramlett,
Gueldener, dan Sowell, 1992; Kohnke, 1982 dalam Friedman 2010).Koordinasi
merupakan Salah satu peran advokasi klien yang diterima secara luas adalah
koordinator. Karena inti dari menejemen kasus adalah juga koordinasi,
pengertian advokasi dan koordinasi pada pokonya saling tumpang tindih. Pada
kenyataannya menejemen kasus sering kali diartikan sebagai koordinasi
(khususnya di bidang kerja sosial), dan dirancang untuk memberikan berbagai
pelayanan kepada klien dengan kebutuhan yang kompleks di dalam suatu
pengendali tunggal. (Sletzer, Litchfield, Lowy & Levin, 1989 dalam Friedman,
2010).
F. Kolaborasi
Sebagai perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayan rumah
sakit, puskesmas, dan anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal. Kolaborasi tidak hanya dialukakan sebagai
perawat di rumah sakit tetapi juga dikeluarga dan komunitaspun dapat
dilakukan. Kolaborasi menurut Lamb dan Napadano (1984) dalam Friedman
(2010) adalah proses berbagi perencanaan dan tindakan secara berkelanjutan
disertai tanggng jawab bersama terhadap hasil dan kemampuan bekerjasama
untuk tujuan sama menggunakan teknik penyelesaian masalah.
G. Konsultasi
Konsultasi termasuk sebagai intervensi keperawatan keluarga karena perawat
keluarga sering berperan sebagai konsultan bagi perawat, tenaga profesional,
dan para profesional lainnya ketika informasi klien dan keluarga serta bantuan
diperlukan. (Friedman, 2010).
2. Tingkat Kesejahteraan Keluarga
Tingkat kesejahteraan keluarga menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu: 
A. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6
(enam) indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar
keluarga” (basic needs).
B. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS-I)
Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan
KS I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator Keluarga
Sejahtera II atau indikator ”kebutuhan psikologis” (psychological needs) keluarga.
C. Tahapan Keluarga Sejahtera II (KS-II)
Keluarga Sejahtera II yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi salah satu
dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III), atau indikator ”kebutuhan
pengembangan” (develomental needs)dari keluarga.
D. Tahapan Keluarga Sejahtera III (KS-III)
Keluarga Sejahtera III yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS III, tetapi
tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga Sejahtera III Plus (KS
III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri” (self esteem) keluarga.
E. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus (KS-III Plus)
Keluarga Sejahtera III Plus yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan
dari 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima)
indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus.

Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN

No Indikator Kriteria
.
Klasifikasi kebutuhan dasar keluarga (basic needs)
1. Pada umumnya makan dua kali sehari atau Keluarga Sejahtera I
lebihPengertian makan adalah makan menurut Jika tidak dapat memenuhi satu
pengertian dan kebiasaan masyarakat setempat, seperti atau lebih dari 6 indikator KS-I
makan nasi bagi mereka yang biasa makan nasi sebagai maka termasuk ke dalam
makanan pokoknya (staple food), atau seperti makan Keluarga Prasejahtera
sagu bagi mereka yang biasa makan sagu dan
sebagainya
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk
di rumah, bekerja/sekolah dan bepergianPengertian
pakaian yang berbeda adalah pemilikan pakaian yang
tidak hanya satu pasang, sehingga tidak terpaksa harus
memakai pakaian yang sama dalam kegiatan hidup yang
berbeda beda. Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk
tidur atau beristirahat di rumah) lain dengan pakaian
untuk ke sekolah atau untuk bekerja (ke sawah, ke
kantor, berjualan dan sebagainya) dan lain pula dengan
pakaian untuk bepergian (seperti menghadiri undangan
perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan sebagainya).
3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai
dan dinding yang baik.Pengertian Rumah yang
ditempati keluarga ini adalah keadaan rumah tinggal
keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding dalam
kondisi yang layak ditempati, baik dari segi
perlindungan maupun dari segi kesehatan.
4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana
kesehatan.Pengertian sarana kesehatan adalah sarana
kesehatan modern, seperti Rumah Sakit, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek,
Posyandu, Poliklinik, Bidan Desa dan sebagainya, yang
memberikan obat obatan yang diproduksi secara
modern dan telah mendapat izin peredaran dari instansi
yang berwenang (Departemen Kesehatan/Badan POM).
5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana
pelayanan kontrasepsi.Pengertian Sarana Pelayanan
Kontrasepsi adalah sarana atau tempat pelayanan KB,
seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik, Dokter
Swasta, Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan
pelayanan KB dengan alat kontrasepsi modern, seperti
IUD, MOW, MOP, Kondom, Implan, Suntikan dan Pil,
kepada pasangan usia subur yang membutuhkan.
(Hanya untuk keluarga yang berstatus Pasangan Usia
Subur).
6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga
bersekolah.Pengertian Semua anak umur 7-15 tahun
adalah semua anak 7-15 tahun dari keluarga (jika
keluarga mempunyai anak 7-15 tahun), yang harus
mengikuti wajib belajar 9 tahun. Bersekolah diartikan
anak usia 7-15 tahun di keluarga itu terdaftar dan aktif
bersekolah setingkat SD/sederajat SD atau setingkat
SLTP/sederajat SLTP.
Klasifikasi kebutuhan psikologis (psychological needs) keluarga
7. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah Keluarga Sejahtera II
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing- Jika tidak dapat memenuhi satu
masing.Pengertian anggota keluarga melaksanakan atau lebih dari 8 indikator KS-II
ibadah adalah kegiatan keluarga untuk melaksanakan maka termasuk ke dalam
ibadah, sesuai dengan ajaran agama/kepercayaan yang Keluarga Sejahtera I
dianut oleh masing masing keluarga/anggota keluarga.
Ibadah tersebut dapat dilakukan sendiri-sendiri atau
bersama sama oleh keluarga di rumah, atau di tempat
tempat yang sesuai dengan ditentukan menurut ajaran
masing masing agama/kepercayaan.
8. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga
makan daging/ikan/telur.Pengertian makan
daging/ikan/telur adalah memakan daging atau ikan atau
telur, sebagai lauk pada waktu makan untuk melengkapi
keperluan gizi protein. Indikator ini tidak berlaku untuk
keluarga vegetarian.
9. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang
satu stel pakaian baru dalam setahun.Pengertian pakaian
baru adalah pakaian layak pakai (baru/bekas) yang
merupakan tambahan yang telah dimiliki baik dari
membeli atau dari pemberian pihak lain, yaitu jenis
pakaian yang lazim dipakai sehari hari oleh masyarakat
setempat.
10. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap
penghuni rumah.Luas Lantai rumah paling kurang 8 m2
adalah keseluruhan luas lantai rumah, baik tingkat atas,
maupun tingkat bawah, termasuk bagian dapur, kamar
mandi, paviliun, garasi dan gudang yang apabila dibagi
dengan jumlah penghuni rumah diperoleh luas ruang
tidak kurang dari 8 m2.
11. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat
sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-
masing.Pengertian Keadaan sehat adalah kondisi
kesehatan seseorang dalam keluarga yang berada dalam
batas batas normal, sehingga yang bersangkutan tidak
harus dirawat di rumah sakit, atau tidak terpaksa harus
tinggal di rumah, atau tidak terpaksa absen bekerja/ke
sekolah selama jangka waktu lebih dari 4 hari. Dengan
demikian anggota keluarga tersebut dapat melaksanakan
tugas dan fungsinya sesuai dengan kedudukan masing
masing di dalam keluarga.
12. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja
untuk memperoleh penghasilan.Pengertian anggota
keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan
adalah keluarga yang paling kurang salah seorang
anggotanya yang sudah dewasa memperoleh
penghasilan berupa uang atau barang dari sumber
penghasilan yang dipandang layak oleh masyarakat,
yang dapat memenuhi kebutuhan minimal sehari hari
secara terus menerus.
13. Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca
tulisan latin.Pengertian anggota keluarga umur 10 - 60
tahun bisa baca tulisan latin adalah anggota keluarga
yang berumur 10 - 60 tahun dalam keluarga dapat
membaca tulisan huruf latin dan sekaligus memahami
arti dari kalimat kalimat dalam tulisan tersebut.
Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga yang tidak
mempunyai anggota keluarga berumur 10-60 tahun.
14. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih
menggunakan alat/obat kontrasepsi.Pengertian
Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih
menggunakan alat/obat kontrasepsi adalah keluarga
yang masih berstatus Pasangan Usia Subur dengan
jumlah anak dua atau lebih ikut KB dengan
menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern,
seperti IUD, Pil, Suntikan, Implan, Kondom, MOP dan
MOW.
Klasifikasi kebutuhan pengembangan (develomental needs) dari keluarga
15. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan Keluarga Sejahtera III
agama.Pengertian keluarga berupaya meningkatkan Jika tidak dapat memenuhi satu
pengetahuan agama adalah upaya keluarga untuk atau lebih dari 5 indikator KS-
meningkatkan pengetahunan agama mereka masing III maka termasuk ke dalam
masing. Misalnya mendengarkan pengajian, Keluarga Sejahtera II
mendatangkan guru mengaji atau guru agama bagi anak
anak, sekolah madrasah bagi anak anak yang beragama
Islam atau sekolah minggu bagi anak anak yang
beragama Kristen.
16. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk
uang atau barang.Pengertian sebagian penghasilan
keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang
adalah sebagian penghasilan keluarga yang disisihkan
untuk ditabung baik berupa uang maupun berupa barang
(misalnya dibelikan hewan ternak, sawah, tanah, barang
perhiasan, rumah sewaan dan sebagainya). Tabungan
berupa barang, apabila diuangkan minimal senilai Rp.
500.000,-
17. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang
seminggu sekali dimanfaatkan untuk
berkomunikasi.Pengertian kebiasaan keluarga makan
bersama adalah kebiasaan seluruh anggota keluarga
untuk makan bersama sama, sehingga waktu sebelum
atau sesudah makan dapat digunakan untuk komunikasi
membahas persoalan yang dihadapi dalam satu minggu
atau untuk berkomunikasi dan bermusyawarah antar
seluruh anggota keluarga.
18. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan
tempat tinggal.Pengertian Keluarga ikut dalam kegiatan
masyarakat di lingkungan tempat tinggal adalah
keikutsertaan seluruh atau sebagian dari anggota
keluarga dalam kegiatan masyarakat di sekitarnya yang
bersifat sosial kemasyarakatan, seperti gotong royong,
ronda malam, rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan
PKK, kegiatan kesenian, olah raga dan sebagainya.
19. Keluarga memperoleh informasi dari surat
kabar/majalah/ radio/tv/internet.Pengertian Keluarga
memperoleh informasi dari surat kabar/ majalah/
radio/tv/internet adalah tersedianya kesempatan bagi
anggota keluarga untuk memperoleh akses informasi
baik secara lokal, nasional, regional, maupun
internasional, melalui media cetak (seperti surat kabar,
majalah, bulletin) atau media elektronik (seperti radio,
televisi, internet). Media massa tersebut tidak perlu
hanya yang dimiliki atau dibeli sendiri oleh keluarga
yang bersangkutan, tetapi dapat juga yang dipinjamkan
atau dimiliki oleh orang/keluarga lain, ataupun yang
menjadi milik umum/milik bersama.
Klasifikasi aktualisasi diri (self esteem) keluarga
20. Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan Keluarga Sejahtera III Plus
sumbangan materiil untuk kegiatan sosial.Pengertian Jika tidak dapat memenuhi satu
Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan atau lebih dari 2 indikator KS-
sumbangan materiil untuk kegiatan sosial adalah III Plus maka termasuk ke
keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar dengan dalam Keluarga Sejahtera III
memberikan sumbangan materiil secara teratur (waktu
tertentu) dan sukarela, baik dalam bentuk uang maupun
barang, bagi kepentingan masyarakat (seperti untuk
anak yatim piatu, rumah ibadah, yayasan pendidikan,
rumah jompo, untuk membiayai kegiatan kegiatan di
tingkat RT/RW/Dusun, Desa dan sebagainya) dalam hal
ini tidak termasuk sumbangan wajib.
21. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
perkumpulan sosial/yayasan/ institusi
masyarakat.Pengertian ada anggota keluarga yang aktif
sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/ institusi
masyarakat adalah keluarga yang memiliki rasa sosial
yang besar dengan memberikan bantuan tenaga, pikiran
dan moral secara terus menerus untuk kepentingan
sosial kemasyarakatan dengan menjadi pengurus pada
berbagai organisasi/kepanitiaan (seperti pengurus pada
yayasan, organisasi adat, kesenian, olah raga,
keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat,
pengurus RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keluarga merupakan tempat dimana anak mendapatkan perlindungan dan kasih


sayang, Keluarga merupakan tempat yang pertama menerima anak lahir ke dunia.
Keluarga bertanggung jawab akan kehidupan anak. Keluarga mengajarkan anak
berbagai macam pendidikan yang menjadikan anak dapat hidup bermasyarakat dengan
baik. Sosialisasi dalam keluarga sangat dibutuhkan dalam rangka memenuhi fungsi
keluarga yang sekarang ini semakin berkurang. Kurangnya fungsi sosialisasi terjadi
dikarenakan orang tua sudah tidak mampu lagi memenuhi peran dan fungsi dalam
keluarga. Hal tersebut terjadi karena adanya banyak faktor. Sehingga untuk memenuhi
peran dan fungsi tersebut keluarga menjalin kerjasama dengan lembaga terkait untuk
mendidik anaknya sekaligus menjadi tempat penitipan anak.

4.2 Saran

Adanya kesibukan orang tua: Luangkan waktu untuk anak, jangan hanya
memikirkan pekerjaan, jadikan anak nomor satu. Untuk pendidikan Jadikanlah
pendidikan anak dalam keluarga menjadi hal yang terpenting selain pendidikan yang
dilakukan di luar keluarga. Adanya tuntutan zaman Orang tua harus selalu memberi
pendidikan yang baik dan persiapan mental kepada anak agar tidak terkikis oleh zaman
yang semakin maju. Penanaman nilai dan norma orang tua harus lebih menanamkan
nilai dan norma dalam keluarga, karena fungsi nilai dan norma merupakan hal yang
selalu dipegang oleh anak dalam bermasyarakat. Bidang keagamaan orang tua harus
memperhatikan dan mengajarkan pendidikan agama dirumah karena agama merupakan
hal yang terpenting Bidang pendidikan jadikan pendidikan anak dalam keluarga nomor
satu dibandingkan pendidikan diluar keluarga karena anak sangat membutuhkan
pendidikan dari orang tuanya. g.Cinta kasih: Orang tua harus selalu memperhatikan dan
memberikan kasih sayang dengan baik terhadap anak karena anak selalu ingin
mendapatkan belaian kasih sayang dari orang tua.
DAFTAR PUSTAKA

Khofifah Siti Nur dan Wahyu Widagdo. 2016. Keperawatan Keluarga Dan Komunitas.
Jakarta. Kemenkes Ri

Ali, Z. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC. 2009

Sumber: Susilo, Aji. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan:


Pustaka As Salam.

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai