Anda di halaman 1dari 43

HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

PESAWAT ATWOOD
I. Dasar teori
Pesawat atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk mengamati hukum mekanika
pada gerak yang dipercepat secara beraturan. Sederhananya pesawat atwood tersusun atas dua
benda yang terhubung dengan seutas kawat atau tali.
HUKUM NEWTON
Mekanika kalsik atau mekanika Newton adalah teori tentang gerak yang didasarkan pada konsep
massa dan gaya dan hukum-hukum yang menghubungkan konsep-konsep fisis ini dengan besaran
kinematika – perpindahan, kecepatan, dan percapatan. Semua gejala dalam mekanika klasik dapat
digambarkan dengan menggunakan hanya tiga hukum sederhana yang dinamakan hukum
newtom tentang gerak. Hukum Newton menghubungkan percepatan sebuah benda dengan
massanya dan gaya-gaya yang bekerja padanya.
Versi modern hukum Newton adalah sebagai berikut.
 Hukum I. sebuah benda tetap pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak dengan
kecepatan sama kecuali ia dipengaruhi oleh suatugaya tidak seimbang, atau gaya eksternal
neto. (gaya neto yang bekerja pada sebuah benda, juga dinamakan gaya resultan, adalah
jumlah vektor semua gaya yang bekerja padanya: ).
 Hukum II. Percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya dan sebanding
dengan gaya eksternal netoyang bekerja padanya:

Atau

 Hukum III. Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A memberikan gaya pada benda B,
gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan diberikan oleh benda B pada benda A.

Hukum Pertama Newton : Hukum Kelembaman


Hukum pertama newton menyatakan bahwa semua benda dalam keadaan diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau akan terus bergarak dengan kecepatan konstan
kecuali ada gaya eksternal yang bekerja pada benda itu. Kecenderungannya ini digambarkan
dengan mengatakan bahwa benda mempunyai kelembaman.
Hukum kelembaman
Sebelum galileo, pada umumnya dipikirkan bahwa gaya, seerti dorongan atau tarikan, diperlukan
untuk mempertahankan benda agar terus bergerak dengan kecepatan konstan. Dalam pengalamn
sehari-hari, jika sebuah buku didorong diatas sebuah meja kemudian dibiarkan, buku akan
meluncur untuk beberapa saat kemudian berhenti. Galileo dan kemudian newton mengakui
bahwa dalam keadaan semacam itu buku itu tidak bebas dari gaya eksternal karena ada gaya
gesekan. Jika kita memperhalus permukaan meja, buku muncul lebih jauh, dan berkurangnya
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

kecepatan dalam suatu waktu tertentu lebih kecil. Jika kita topang buku itu dengan bantalan udara
yang tipis (hal ini mungkin pada meja udara), buku akan meluncur untuk waktu dan jarak yang
jauh dengan hampir tanpa perubahan nyata dalam kecepatannya.
Galileo mempelajari gerakan dengan melakukan eksperimen dimana ia menggelindingkan bola
naik dan turun bidang-bidang miring. Ia menemukan, misalnya, bahwa jika sebuah bola
digelindingkan menuruni bidang miring, kelajuannya bertambah dengan jumlah yang sama dalam
selang waktu yang sama. Gambar 1 menunjukkan sebuah bola menggelinding menuruni sebuah
bidang miring dan naik bidang lain. Bola menggelinding naik bidang miring kedua sampai hampir
ketinggian yang sama ketika ia mulai, tanpa peduli kemiringan masing-masing bidang miring.
Karena kemiringan bidang miring kedua dikurangi, bola menggelinding semakin jauh. Galileo
menerangkan bahwa, jika ia dapat mengeliminasi pengaruh gesekan, sebuah bola yang
menggelinding pada bidang horizontal akan menggelinding selamanya tanpa perubahan kelajuan.
Newton menyatakan hasil ini sebagai hukumnya yang pertama.

GAMBAR 1

Perhatikan bahwa hukum pertama newton tidak membuat perbedaan antara benda diam dan
benda yang bergerak dengan kecepatan konstan. Pernyataan tentang apakah sebuah benda
sedang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan tergantung pada kerangka acuan dimana
benda itu diamati. Tinjaulah sebuah buku yang diam di atas meja udara dalam sebuah gerbong
barang kereta api. Dalam sistem koordinat yang titik asalnya dikaitkan dengan gerbong
( gambar 2a ), buku itu dalam keadaan diam. Sistem koordinat itu menetapkan suatu kerangka
acuan untuk mengukur posisi, kecepatan, dan percepatan buku. Kita akan menamakan kerangka
acuan yang dikaitkan pada gerbong S’. Andaikan sekarang gerbong bergerak sekarang sepanjang
rel ke kanan dengan kelajuan v (gambar 2b). Menurut hukum pertama newton , buku akan terus
bergerak dengan kecepatan konstan dalam kerangka acuan S atau kan tetap diam dalam kerangka
acuan S’ kecuali ia dipengaruhi oleh suatu gaya neto.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Gambar 2a

Gambar 2b

Hukum pertama newton tidak berlaku dalam semua kerangka acuan. Andaikan kerangka acuan S’
dikaitkan pada sebuah gerbong yang dipercepat sepanjang rel dengan percepatan relatif
terhadap rel. misalkan gerbong mulai dari diam pada dan pada saat itu kita letakkan
sebuah buku di atas meja udara dalam gerbong. Jadi, relatif terhadap gerbong , buku mempunyai
percepatan horizontal tanpa adanya gaya horizontal. . jika buku harus tetap diam terhadap
gerbong, gaya horizontal harus bekerja terhadap buku (gambar 3). Hukum pertama newton tidak
berlaku dalam kerangka acuan ini.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Gambar 3
Sebuah kerangka acuan di mana hukum newton berlaku dinamakan kerangka acuan inersial. Tiap
kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif terhadap suatu kerangka acuan
inersial adalah juga kerangka acuan inersial. Suatu kerangka acuan yang terikat pada permukaan
bumi sebenarnya bukan kerangka acuan inersial karena percepatan kecil permukaan bumi (relatif
terhadap pusat bumi) yang disebabkan rotasi bumi, dan karena percepatan sentripetal yang kecil
dari bumi itu sendiri sehubungan dengan peredarannya mengelilingi matahari. Namun,
percepatan-percepatan ini berorde 0.01 atau kurang, sehingga dalam pendekatan
yang baik, kerangka acuan yang terikat pada permukaan bumi adalah kerangka acuan inersial.

1. Gaya, massa, dan hukum kedua newton


Hukum pertama dan kedua newton dapat dianggap sebagai definisi gaya. Gaya adalah suatu
pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, atinya
dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkannya jika gaya itu adalah satu-
satunya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah kasil kali massa benda dan
besarnya percepatan yang dihasilkan gaya. (Kita akan mendefinisikan massa benda sebentar lagi).
Definisi gaya ini sesuai dengan konsep intuitif kita tentang gaya sebagai suatu dorongan atau
tarikan seperti yang dilakukan otot kita. Secara eksperimen telah ditemukan bahwa jika dua atau
lebih gaya bekerja pada benda yang sama, percepatan benda adalah sama, percepatan benda
adalah adalah sama jika benda dikenai gaya tunggal yang sama dengan penjumlahan vektor gaya-
gaya itu sendiri. Artinya, gaya-gaya dijumlahkan sebagai vektor-vektor.

Massa adalah sifat instrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya sebagai percepatan.
Rasio dua massa dapat didefinisikan sebagai berikut. Jika gaya F dikerjakan pada benda bermassa
, maka
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Jika gaya yang dikerjakan pada benda kedua yang massanya , dan menghasilkan percepatan
, maka

Dengan menghubungkan persamaan-persamaan ini, kita dapatkan

atau

(persamaan 1)
Jadi, rasio massa dua benda didefinisikan dengan menerapkan gaya yang sama pada masing-
masing benda dan membandingkan percepatannya. Definisi ini sesuai dengan konsep intuitif kita
tentang massa. Sebagai contoh, jika sebuah benda lebih “masif” dibanding benda lainnya sesuai
dengan penggunaan istilah kita sehari-hari, kita akan mendapatkan bahwa sebuah gaya
menghasilkan percepatan yang lebih kecil pada benda yang lebih masif. Secara eksperimen, kita
dapatkan bahwa rasio percepatan yang dihasilkan oleh gaya yang sama yang bekerja
pada dua benda tidak bergantung pada besar maupun arah gaya. rasio ini juga tak
bergantungpada besar maupun arah gaya. Rasio ini juga tak bergantung pada jenis gaya yang
digunakan, artinya tidak peduli apakah gaya tersebut disebabkan pegas, gaya tarik gravitasi, gaya
tarik atau gaya tolak listrik atau magnet, dan seterusnya. Kita juga mendapatkan bahwa jika massa
ternyata dua kali massa lewat perbandingan langsung dan jika massa ketiga
didapatkan 4 kali massa , maka akan menjadi dua kali massa jika kedua massa
itu dibandingkan secara langsung. Karena itu kita dapat membentuk suatu skala massa dengan
memilih satu benda tertentusebagai standar dan menetapkannya sebagai massa 1 satuan. Benda
standar internasional adalah sebuah silinder campuran platinum yang disimpan di International
Bureau of Weights and Measurement di Sevres, Perancis. Massa benda standar itu adalah 1
kilogram, yaitu satuan SI untuk massa. Benda standar dapat digunakan untuk menghasilkan
standar kedua dengan pembandingan langsung, dan massa tiap benda lain kemudian dapat dicari
dengan membandingkan percepatan yang terjadi padanya oleh gaya yang tertentu dengan
percepatan yang dihasilkan pada standar kedua itu. Massa sebuah benda merupakan sifat
instrinsik benda yang tidak bergantung pada lokasi benda. Artinya massa sebauh benda tetap sma
apakah benda itu di bumi, di bulan, atau di angkasa luar.

Gaya yang diperlukan untuk menghasilkan percepatan 1 pada benda standar


didefinisikan sebagai 1 newton (N). dengan cara sama, gaya yang mengahsilkan percepatan 2
pada benda standar itu didefinisikan sebagai 2 N.

Hukum kedua newton


(persamaan 2)
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Hukum kedua newton menetapkan hubungan antara besaran dinamika gaya dan massa dan
kinematika percepatan, kecepatan, dan perpindahan. Hal ini bermanfaat karena memungkinkan
kita menggambarkan aneka gejala fisika yang luas dengan menggunakan hanya sedikit hukum
gaya yang relatif mudah. Sebagai contoh, dengan tambahan hukum tarikan gravitasi newton
antara dua benda, kita dapat menggambarkan gejala seperti gerakan bulan, lintasan planet
mengelilingi matahari, lintasan satelit buatan, variasi percepatan gravitasi g dengan ketinggian dan
garis lintang , variasi kecepatan gravitasi karena adanya kandungan mineral, dan lintasan peluru
kendali.
2. Gaya karena adanya gravitasi : berat
Gaya yang paling umum dalam pengalaman kita sehari-hari adalah gaya tarikan gravitasi bumi
pada sebuah benda. Gaya ini dinamakan berat benda, w. Jika kita menjatuhkan sebuah benda
dekat permukaan bumi dan mengabaikan resistansi udara sehingga satu-satunya gaya yang
bekerja pada benda itu adalah gaya karena gravitasi (keadaan itu dinamakan jatuh bebas), benda
dipercepat ke bumi dengan percepatan 9,81 . Pada tiap titik di ruang, percepatan ini
sama untuk semua benda, tak bergantung pada massanya. Kita namakan nilai percepatan ini

dengan g. Dari hukum kedua newton, kita dapat menulis gaya gravitasi pada benda bermassa
sebagai

Dengan menggunakan dan menulis w untuk gaya gravitasi, kita dapatkan


(persamaan 3)
Karena adalah sama untuk semua benda di suatu titik, kita dapat menyimpulkan bahwa berat
benda sebanding dengan massanya. Vektor dalam persamaan 3adalah gaya per satuan massa
yang dilakukan bumi pada setiap benda dan dinamakan medan gravitasi bumi. Percepatan ini
sama dengan percepatan jatuh bebas yang dialami sebuah benda jika satu-satunya gaya yang
bekerja padanya adalah gaya gravitasi bumi. Di dekat permukaan bumi, mempunyai nilai

Pengukuran yang teliti di berbagai tempat menunjukkan bahwa tidak mempunyai nilai
yang sama di mana-mana. Gaya tarikan bumi pada benda berubah dengan lokasi. Secara khusus,
di titik-titik di atas permukaan bumi, gaya karena gravitasi berubah secara terbalik dengan kuadrat
jarak benda dari pusat bumi. Jadi, sebuah benda memiliki berat sedikit lebih kecil pada ketinggian
yang sangat tinggi dibandingkan pada ketinggian laut. Medan gravitasi juga sedikit berubah
dengan kutubnya. Jadi, berat tidak seperti massa, bukan sifat instrinsik benda; artinya berat bukan
sifat benda itu sendiri.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Walaupun berat sebuah benda berbeda dari tempat ke tempat karena perubahan dalam ,
perbedaan ini terlampau kkeciluntuk dapat dicatat dalam kebanyakan terapan praktis. Jadi, dalam
pengalaman kita sehari-hari, berat sebuah benda tampak sebagai karakteristik benda yang
konstan seperti massanya.
Di dekat permukaan bulan, tarikan gravitasi bumi pada sebuah benda jauh lebih kecil
dibandingkan tarikan bulan. Gaya yang dikerjakan bulan pada benda biasanya dinamakan berat
benda ketika benda dekat ke bulan. Catat sekali lagi bahwa massa benda adalah sama baik bila
benda ada di bumi, di bulan, atau entah di mana pun di ruang. Massa adalah sifat benda itu
sendiri, sedangkan berat bergantung pada hakikat dan jarak benda-benda lain yang mengerjakan
gaya-gaya gravitasional pada benda itu. Sebuah contoh akan membantu menjelaskan perbedaan
antara massa dan berat. Andaikan anda membawa sebuah bola berat misalnya bola gelinding ke
bulan. Karena berat benda di bulan hanya sekitar seperenam beratnya di bumi, mengamngkat
bola itu jauh lebih mudah di bulan. Akan tetapi, melempar bola itu dengan kecepatan horizontal
tertentu membutuhkan gaya yang sama di bulan maupun di bumi. Artinya, gaya yang sama untuk
menghasilkan percepatan bola yang sama di ruang bebas, jauh dari medan gravitasional apa pun.
Karena pada tiap lokasi tertentu, berat sebuah benda sebanding dengan massanya, kita dengan
mudah dapat membandingkan massa sebuah benda dengan massa benda lain dengan
membandingkan beratnya, sepanjang kita menetapkan beratnya di lokasi yang sama. Perasaan
kita tentang berat kita biasanya datang dari gaya-gaya lain yang mengimabanginya. Sebagai
contoh, ketika duduk di kursi, kita merasakan gaya yang dikerjakan oleh kursi yang mengimbangi
berat kita dan dengan demikian mencegah kita jatuh ke lantai. Jika kira berdiri di atas timbangan
pegas, kaki kita merasakan gaya yang dikerjakan pada kita oleh timbangan. Timabangan dikalibrasi
untuk menunjukkan gaya yang harus diberikan (lewat penekanan pegasnya) untuk mengimbangi
berat kita. Gaya yang mengimbangi berat kita dinamakan berat semu kita. Apa yang diberikan
oleh timbangan pegas adalah berat semu. Jika tidak ada gaya yang mengimbangi berat Anda,
seperti pada jatuh bebas, berat semu anda adalah nol. Kondisi ini dinamakan kondisi tanpa bobot,
dialami astronot ketika mengelilingi satelit. Perhatikan sebuah satelit dalam orbit
melingkar di dekat permukaan bumi dengan percepatan sentripetal dengan
adalah jari-jari orbital dan adalah kelajuannya. Satu-satunya gaya yang bekerja pada astronaut
adalah beratnya, yang menghasilkan percepatan . Karena tidak ada gaya yang
mengimbangi gaya gravitasi, berat semua stronaut adalah nol.
Satuan gaya dan massa
Satuan SI untuk massa adalah kilogram. Seperti sekon dan meter, kilogram adalah salah satu
satuan dasar dalam SI. Satuan gaya, Newton, dan satuan-satuan untuk besaran-besaran lain yang
akan kita pelajari, seperti momentum dan energi, diturunkan dari ketiga satuan ini. Karena 1 N
mengahsilkan percepatan 1 jika gaya itu bekerja pada benda 1 kg, dari
kita dapatkan
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

(persmaan 4)
Walaupun umumnya kita akan menggunakan satuan SI, kita perlu mengetahui sistem lain, sistem
AS sehari-hari, yang didasrkan pada feet, sekon dan setuan gaya (pound), yang masih tetap
digunakan di Amerika Serikat. Sistem A.S. sehari-hari berbeda dari sistem SI karena satuan gaya
alih-alih satuan massa dipilih sebagai satuan dasarnya. Pound semula didefinisikan sebagai berat
sebuah benda standar tertentu di lokasi tertentu. Sekarang pound didefinisikan sebagai 4,448222
N. (Ini adalah berat sebuah benda yang massanya 0,45359237 kg di di sebuah titik di mana
mempunyai nilai 9,80665 = 32,1740 ). Pembulatan sampai tiga tempat
menghasilkan

Karena 1 kg beratnya 9,81 N, beratnya dalam pound adalah

Satu satuan massa dalam sistem A.S. sehari-hari adalah sebuah massa yang memperoleh
percepatan satu feet per sekon kuadrat jika sebuah gaya satu pound diberikan padanya. Satuan
ini, yang dinamakan slug, adalah massa sebuah benda yang beratnya 32,2 pound. Kita tidak perlu
menggunakan satuan ini. Alih-alih jika mengerjakan soal-soal dalam satuan ini, kita substitusi
untuk massa , dengan adalah berat dalam pound dan adalah percepatan karena
gravitasi dalam feet per sekon per sekon (feet per sekon kuadrat).
Hukum Ketiga Newton
Hukum ketiga newton kadang-kadang dinamakan hukum interaksi atau hukum aksi reaksi.
Hukum ini menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi
berpasangan. Jika sebuah gaya yang dikerjakan pada sebuah benda A, maka harus ada benda lain
B yang mengerjakan benda itu.

Selanjutnya, jika B mengerjakan gaya pada A, maka A harus mengerjakan gaya pada B. yang sama

besar dan berlawanan arahnya. Sebagai contoh, bumi mengerjakan gaya gravitasional pada
sebuah benda proyektil yang menyebabkan dipercepat ke bumi. Menurut humuk ketiga newton,
proyektil mengerjakan gaya pada bumi yang sama besar dan berlawanan arahnya. Jadi proyektil

mengerjakan gaya pada bumi ke arah proyektil. Jika gaya adalah satu-satunya
gaya yang ekerja pada bumi, bumi akan dipercepat ke proyektil. Karena bumi mempunyai massa
yang sangat besar, percepatan yang dialami akibat gaya yang dihasilkan proyektil ini sangat kecil
dan tak teramati.
Dalam pembahasan tentang hukum ketiga newton, kata “aksi” dan “reaksi” seringkali digunakan.
Jika gaya yang dikerjakan pada benda A dinamakan aksi benda B pada A, maka gaya A yang
dikerjakan balik pada B dinamakan reaksi A pada B. tidaklah menjadi persoalan gaya mana dalam
pasangan semacam itu dinamakan aksi dan yang mana reaksi. Yang penting adalah bahwa gaya-
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

gaya selalu terjadi dalam pasangan aksi-reaksi, dan bahwa gaya reksi adalah sama besar dan
berlawanan arah dengan gaya aksi.
Perhatikan bahwa gaya aksi dan reaksi tidak pernah dapat saling mengimbangi karena mereka
bekerja pada benda-benda yang berbeda. Hal ini digambarkan di gambar 4 yang menunjukkan dua
pasangan aksi-reaksi untuk balok yang diam di atas meja. Gaya yang bekerja ke bawah pada balok
adalah berat karena tarikan bumi. Gaya yang sama dan berlawanan
dikerjakan oleh balok pada bumi. Gaya-gaya ini adalah pasangan aksi-reaksi. Jika mereka adlah
satu-satunya gaya yang ada, balok akan dipercepat ke bawah karena balok hanya mempunyai satu
gaya yang bekerja padanya. Namun, meja yang menyentuh balok akan mengerjakan gaya ke atas
padanya. Gaya ini mengimbangi berat balok. Bali juga mengerjakan gaya
ke bawah pada meja. Gaya-gaya dan juga merupakan pasangan aksi-
reaksi.

Gambar 4

Seekor kuda menolak untuk menarik sebuah kereta. Alasan kuda, “menurut hukum ketiga newton,
gaya apapun yang aku kerjakan pada kereta, kereta akan mengerjakan gaya yang sama dan
berlawanan padaku, sehingga gaya neto akan nol dan aku tidak mempunyai kesempatan
mempercepat kereta ini.” Apa yang salah dengan alasan kuda ini?
Gambar 5 adalah sketsa kuda yang menarik kereta. Karena kita tertarik pada gerakan kereta, kita
mengelilingi kereta dengan garis putus-putus dan telah menggambarkan gaya-gaya yang bekerja
pada kereta. Gaya yang dikerjakan kuda diberi huruf T. Gaya ini dikerjakan oleh kuda pada tali
kekang. (Karena kekang diikatkan pada kereta, kita menganggapnya sebagai bagian dari kereta).
Gaya lain yang bekerja pada kereta adalah beratnya , gaya topang vertikaldari tanah , dan
gaya horizontalyang dikerjakan oleh tanah (untuk friction = gesekan). Gaya-gaya vertikal
dan saling mengimbangi. (Kita tahu ini karena kita mengerti bahwa kereta tidak dipercepat
secara vertikal). Gaya-gaya horizontal adalah T ke kanan dan ke kiri. Kereta akan dipercepat jika
T lebih besar daripada . Perhatikan bahwa gaya reaksi terhadap T, yang kita namakan T’,
dikerjakan pada kuda tidak pada kereta. Gaya ini mempunyai pengaruh pada kereta, tetapi ia
mempengaruhi gerakan kuda. Jika kuda harus dipercepat ke kanan, maka harus ada gaya (ke
kanan) yang lebih besar daripada T’ yang dikerjakan oleh tanah pada kaki kuda. Contoh ini
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

menggambarkan pentingnya mengambar suatu diagram yang sederhana ketika memecah soal-
soal mekanika. Andaikan kuda bisa menggambar diagram yang sederhana, tentunya ia melihat
bahwa ia hanya perlu mendorong balik secara keras melawan tanah agar tanah mendorong maju.

Gambar 5
Gaya-gaya di alam
Gaya-gaya fundamental
Berbagai macam gaya yang diamati di alam dapat dijelaskan lewat empat interaksi dasar
yang terjadi antara partikel-partikel elementer :
1. Gaya gravitasi
2. Gaya elektromagnetik
3. Gaya nuklir kuat (juga dinamakan gaya hadronik)
4. Gaya nuklir lemah

Gaya gravitasi antara bumi dan sebuah benda di permukaan bumi adalah berat benda. Gaya
gravitasi yang dikerjakan oleh matahari pada bumi dan planet-planet lain bertanggungjawab untuk
mempertahankan dalam orbitnya mengelilingi matahari. Demikian pula, gaya gravitasi yang
dikerjakan oleh bumi pada bulan menjaga bulan dalam orbitnya yang mendekati lingkaran
mengelilingi bumi. Gaya gravitasi yang dikerjakan oleh bulan dan matahari pada lautan di bumi
bertanggung jawab terhadap peristiwa pasang surut.
Gaya elektromagnetik mencakup gaya-gaya listrik dan gaya magnetik. Sebuah contoh yang
terkenal tentang gaya listrik adalah tarikan antara potongan-potongan kertas kecil dan sisir yang
telah diberi muatan listrik dengan digosokkan pada rambut. Walaupun gaya magnetik yang
terkenal antara sebuah magnet dan benda-benda besi tampaknya sangat berbeda dengan gaya
listrik, gaya magnetik muncul bila muatan listirik dalam keadaan bergerak. Gaya elktromagnetik
antara partikel elementer yang bermuatan sangat lebih besar daripada gaya gravitasi di antara
partikel elementer sehingga gaya gravitasinya dapat hampir selalu diabaikan. Sebagai contoh, gaya
tolak elektrostatik antara dua proton berorde kali tarikan gravitasi antara dua proton.
Gaya nuklir kuat terjadi antara partikel-partkel elementer yang dinamakan hadron, yang di
dalamnya termasuk proton dan neutron, unsur pokok inti atom. Gaya ini bertanggung jawab
dengan mengikat inti menjadi satu. Sebagi contoh, kedua proton dalam atom helium terikat lewat
gaya nuklir yang kuat, yang lebih dari mengimbangi tolakan elektrostatika proton. Namun, gaya
nuklir kuat mempunyai jangkauan yang sanagt pendek. Gaya ini berkurang dengan cepat
bersamaan dengan pemisahan partikel-partikel, dan dapat diabaikan jika partikel-partikel berpisah
sejauh beberapa diameter nuklir. Gaya nuklir lemah yang juga mempunyai jangkauan pendek
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

terjadi antara elektron dan proton atau neutron. Gaya ini bertanggung jawab untuk sejenis
peluruhan radioaktif tertentu yang dinamakan peluruhan beta.
Gaya-gaya fundamental bekerja di antara partikel-partikel yang terpisah dalam ruang. Konsep ini
dihubungkan dengan aksi pada suatu jarak. Newton menganggap, aksi pada suatu jarak sebagai
suatu cacat dalam teori gravitasinya, tetapi ia menolak memberikan hipotesis lain. Memang, pada
1692, ia menuliskan hal berikut ini: *
Tidaklah dapat dibayangkan bahwa benda mati, bahan kasar, tanpa perantaraan sesuatu yang lain,
yang bukan materi, bekerja pada, dan mempengaruhi benda lain tanpa saling kontak, seperti yang
terjadi bila gravitasi , dalam pengertian Epiriqus, adalah penting dan inheren di dalamnya. Ini
adalah salah satu sebab mengapa saya menginginkan anda tidak menganggap swadaya gravitasi
berasal dari saya. Bahwa gravitasi haruslah swadaya, inheren, dan penting bagi bahan , agar satu
benda dapat bekerja pada benda lain pada suatu jarak lewat ruang hampa, tanpa perantaraan
apapun yang lain, oleh dan lewat aksi mereka dan gaya dapat diteruskan dari satu ke yang lainnya,
untuk saya suatu kemustahilan yang demikian besarnya sehingga saya percaya tidak ada orang
yang mempunyai kemampuan berfikir yang baik dalam masalah filosofis dapat jatuh ke dalamnya.
Sekarang kita lakukan persoalan aksi pada suatu jarak memperkenalkan konsep medan. Sebagai
contoh, kita dapat menganggap tarikan bumi oleh matahari dalam dua langkah. Matahari
menciptakan suatu kondisi dlam ruang yang kita namakan medan gravitasi. Medan ini
menghasilkan gaya pada bumi, jadi medan ini adalah perantara. Dengan cara yang sama, bumi
mengahsilkan medan gravitasi yang mengerjakan sebuah gaya pada matahari. Jika bergerak ke
posisi baru, medan bumi berubah. Perubahan ini tidak dirambatkan langsung lewat ruang, tetapi
dengan kelajuan , yang juga adalah kelajuan cahaya. Jika kita
dapat mengabaikan waktu yang dibutuhkan untuk perambatan medan ini, kita dapat mengabaikan
perantara ini dan memperlakukan gaya-gaya gravitasi seakan-akan mereka dikerjakan oleh
matahari dan bumi langsung satu terhadap yang lain. Sebagai contoh, swelama 8 menityang
dibutuhkan untuk perambatan medan gravitasi itu dari bumi ke matahari, bumi bergerak hanya
melewati sebagian kecil dari total orbitnya mengelilingi matahari.
Gaya kontak
Kebanyakan dari gaya sehari-hari yang kita amati pada benda-benda makroskopik adalah gaya
kontak yang dikerjakan pegas, tali dan permukaan yang kontak langsung dengan benda. Gaya-gaya
ini adalah hasil gaya molekuler yang dikerjakan moleku-molekul sebuah benda pada molekul di
benda lain. Gaya molekuler ini sendiri adalah perwujudan yang rumit dari gaya elektromagnetik
dasar. Sebuah pegas yang dibuat dengan cara melilitkan kawat yang kaku menjadi sebuah
kumparan adalah alat yang lazim. Gaya yang dikerjakan oleh pegas jika ia ditekan atau
diregangkan adalah hasil dari gaya intermolekuler yang rumit di dalam pegas, tetapi gambaran
empiris tentang perilaku makroskopik pegas adalah cukup untuk kebanyakan terapan. Jika pegas
ditekan atau diregangkan kemudian dilepas, pegas kembali ke panjang asal atau alamiahnya, jika
perpindahannya tidak terlalu besar. Ada suatu batas untuk perpindahan itu, di atas nilai itu pegas
tidak kembali ke panjang semulanya tetapi tinggal secara permanen dalam keadaan yang telah
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

berubah. Jika kita hanya membolehkan perpindahan di bawah batas ini, kita dapat mengkalibrasi
peregangan atau penekanan melalui gaya yang diperlukan untuk menghasilkan peregangan
atau penekanan itu. Secara eksperimen ditemukan bahwa untuk yang kecil, gaya yang
dikerjakan oleh pegas mendekati sebanding dengan dan dalam arah berlawanan. Hubungan
ini dikenal sebagai Hukum Hooke, yang dapat ditulis
(persamaan 5)
Dengan konstanta disebut konstanta gaya pegas. Jarak adalah koordinat ujung bebas atau
tiap benda yang diikatkan pada ujung pegas tersebut. Kostanta adalah nilai kordinat ini jikaa
pegas tidak diregangkan dari posisi kesetimbangannya. Dalam persamaan 5 terdapat tanda negatif
karena, jika pegas diregangkan positif), gaya negatif, sedangkan jika pegas ditekan (
negatif), positif (gambar 6). Gaya semacam itu dinamakan gaya pemulih karena gaya
ini cenderung memulihkan pegas ke konfigurasi awalnya. Gaya yang dikerjakan oleh pegas serupa
dengan gaya yang dikerjakan oleh satu atom pada atom lain dalam sebuah molekul atau dalam zat
padat dlam arti bahwa, untuk perpindahan yang kecil dari kesetimbangannya, gay pemulih
sebanding dengan perpindahan. Seringkali berguna untuk memvisualisasi atom-atom dalam
sebuah molekul atau zat padat seperti atom-atom yang dihubungkan oleh pegas (gambar 7).
Sebagai contoh, jika kita sedikit menambah jarak pisah atom-atom dlam molekul dan melepaskan
mereka, kita berharap atom-atom berosilasi mundur dan maju seakan-akan mereka merupakan
dua massa yang dihubungkan oleh pegas. Jika kita menarik sebuah tali yang fleksibel, tali
meregang sedikit dan menarik kembali dengan gaya yang sama tetapi berlawanan (kecuali tali
putus). Kita dapat membayangkan tali sebagai pegas dengan konstanta gaya yang demikian
besarnya hingga perpanjangan tali diabaikan. Namun karena fleksibel, kita tidak dpat mengerjakan
gaya tekan padanya. Jika kita mendorong sebuah tali, tali hampir tidak melentur atau melengkung.
Gambar 6. Pegas horizontal dikaitkan pada sebuah balok

(a) Jika pegas tak diregangkan, pegas tindak


mengerjakan gaya pada balok
(b) Jika pegas diregangkan sedemikian

sehingga positif, pegas mengerjakan


gaya pada balok yang bersama
dalam arah negatif
(c) Jika pegas ditekan sedemikan sehingga

negatif, pegas mengerjakan gaya pada


balok yang besarnya dalam arah
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

positif

Jika dua benda bersinggungan, benda-benda tersebut mengerjakan gaya satu terhadap yang lain
sehubungan dengan interaksi molekul sebuah benda dengan molekul benda lain. Perhatikan
sebuah balok yang diam di atas meja horizontal. Berat balok menarik balok ke bawah,
menekannya pada meja. Karena molekul-molekul dalam meja mempunyai resistansi kompresi
yang besar , meja melakukan gaya ke atas pada balok secara tegak lurus, atau normal, pada
permukaan. Gaya semacam itu dinamakan gaya normal. (Kata normal berarti tegak lurus).
Pengukuran yang hati0hati menunjukkan bahwa permukaan yang menopang selalu melengkung
sedikit sebagai tanggapan atas suatu beban, tetapi kompresi ini tidak tampak oleh mata telanjang.
Karena meja mengerjakan gaya ke atas pada balok, balok harus mengerjakan gaya yang samake
bawah pada meja. Perhatikan bahwa gaya normal yang dikerjakan oleh suatu permukaan pada
permukaan lain dapat berubah meliputi suatu jangkauan nilai yang lebar. Sebagai contoh, kecuali
balok demikian beratnya sehingga meja pecah, meja akan mengerjakan gaaya dukung ke atas
pada balok tepat sama besar dengan dengan berat balok, tak peduli bagaimanapun besar atau
kecil beratnya. Selanjutnya, jika Anda menekan balok ke bawah, meja kan mengerjakan gaya
dukung yang lebih besar daripada berat balok untuk mencegahnya dipercepat ke bawah.
Dalam keadaan tertentu, benda-benda yang bersinggungan akan mengerjakan gaya satu terhadap
yang lain yang sejajar dengan permukaan yang bersinggungan. Komponen sejajar gaya kontak
yang dikerjakan oleh satu benda pada yang lain dinamakan gaya gesekan.

MOMEN INERSIA
Pengantar
Pada pembahasan mengenai Torsi, gurumuda sudah menjelaskan pengaruh torsi terhadap
gerakan benda yang berotasi. semakin besar torsi, semakin besar pengaruhnya terhadap gerakan
benda yang berotasi. dalam hal ini, semakin besar torsi, semakin besar perubahan kecepatan
sudut yang dialami benda. Perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut. Jadi kita bisa
mengatakan bahwa torsi sebanding alias berbanding lurus dengan percepatan sudut benda. Perlu
diketahui bahwa benda yang berotasi juga memiliki massa.
Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai
kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila benda sudah
bergerak lurus dengan kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa benda itu besar.
Sebuah truk gandeng yang sedang bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah
taxi. Sebaliknya jika benda sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit digerakan jika
massanya besar. Misalnya jika kita menendang bola tenis meja dan bola sepak dengan gaya yang
sama, maka tentu saja bola sepak akan bergerak lebih lambat.
Dalam gerak rotasi, “massa” benda tegar dikenal dengan julukan Momen Inersia alias MI. Momen
Inersia dalam Gerak Rotasi tuh mirip dengan massa dalam gerak lurus. Kalau massa dalam gerak
lurus menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan linear
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

(kecepatan linear = kecepatan gerak benda pada lintasan lurus), maka Momen Inersia dalam gerak
rotasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut
(kecepatan sudut = kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak rotasi. Disebut sudut karena
dalam gerak rotasi, benda bergerak mengitari sudut). Makin besar Momen inersia suatu benda,
semakin sulit membuat benda itu berputar alias berotasi. sebaliknya, benda yang berputar juga
sulit dihentikan jika momen inersianya besar.
Momen Inersia Partikel
Sebelum kita membahas momen inersia benda tegar, terlebih dahulu kita pelajari Momen inersia
partikel. Btw, dirimu jangan membayangkan partikel sebagai sebuah benda yang berukuran sangat
kecil. Sebenarnya tidak ada batas ukuran yang ditetapkan untuk kata partikel. Jadi penggunaan
istilah partikel hanya untuk mempermudah pembahasan mengenai gerakan, di mana posisi suatu
benda digambarkan seperti posisi suatu titik. Konsep partikel ini yang kita gunakan dalam
membahas gerak benda pada Topik Kinematika (Gerak Lurus, Gerak Parabola, Gerak Melingkar)
dan Dinamika (Hukum Newton). Jadi benda-benda dianggap seperti partikel.
Konsep partikel itu berbeda dengan konsep benda tegar. Dalam gerak lurus dan gerak parabola,
misalnya, kita menganggap benda sebagai partikel, karena ketika bergerak, setiap bagian benda
itu memiliki kecepatan (maksudnya kecepatan linear) yang sama. Ketika sebuah mobil bergerak,
misalnya, bagian depan dan bagian belakang mobil mempunyai kecepatan yang sama. Jadi kita
bisa mengganggap mobil seperti partikel alias titik.
Ketika sebuah benda melakukan gerak rotasi, kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda.
Bagian benda yang ada di dekat sumbu rotasi bergerak lebih pelan (kecepatan linearnya kecil),
sedangkan bagian benda yang ada di tepi bergerak lebih cepat (kecepatan linear lebih besar). Jadi ,
kita tidak bisa menganggap benda sebagai partikel karena kecepatan linear setiap bagian benda
berbeda-beda ketika ia berotasi. Btw, kecepatan sudut semua bagian benda itu sama. Mengenai
hal ini sudah dijelaskan dalam Kinematika Rotasi.
Jadi pada kesempatan ini, terlebih dahulu kita tinjau Momen Inersia sebuah partikel yang
melakukan gerak rotasi. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kita memahami konsep momen
inersia. Setelah membahas Momen Inersia Partikel, kita akan berkenalan dengan momen inersia
benda tegar. btw,

benda tegar itu memiliki bentuk dan ukuran yang beraneka ragam. Jadi untuk membantu kita
memahami momen Inersia benda-benda yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda itu,
terlebih dahulu kita pahami Momen Inersia partikel.

Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia melakukan gerak rotasi
terhadap sumbu O. Partikel itu berjarak r dari sumbu rotasi. mula-mula partikel itu diam
(kecepatan = 0). Setelah diberikan gaya F, partikel itu bergerak dengan kecepatan linear tertentu.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Mula-mula partikel diam, lalu bergerak (mengalami perubahan kecepatan linear) setelah diberikan
gaya. Dalam hal ini benda mengalami percepatan tangensial. Percepatan tagensial = percepatan
linear partikel ketika berotasi.
Kita bisa menyatakan hubungan antara gaya (F), massa (m) dan percepatan tangensial (a t), dengan
persamaan Hukum II Newton :

Karena partikel itu melakukan gerak rotasi, maka ia pasti mempunyai percepatan sudut. Hubungan
antara percepatan tangensial dengan percepatan sudut dinyatakan dengan persamaan :

Sekarang kita masukan a tangensial ke dalam persamaan di atas :

Kita kalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan r :

Perhatikan ruas kiri. rF = Torsi, untuk gaya yang arahnya tegak lurus sumbu (bandingan dengan
gambar di atas). Persamaan ini bisa ditulis menjadi :

mr2 adalah momen inersia partikel bermassa m, yang berotasi sejauh r dari sumbu rotasi.
persamaan ini juga menyatakan hubungan antara torsi, momen inersia dan percepatan sudut
partikel yang melakukan gerak rotasi. Istilah kerennya, ini adalah persamaan Hukum II Newton
untuk partikel yang berotasi. Jadi Momen Inersia partikel merupakan hasil kali antara massa
partikel itu (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke partikel (r 2). Untuk
mudahnya, bandingkan dengan gambar di atas.
Secara matematis, momen inersia partikel dirumuskan sebagai berikut :

Momen Inersia Benda Tegar


Secara umum, Momen Inersia setiap benda tegar bisa dinyatakan sebagai berikut :
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel yang tersebar di seluruh bagian benda
itu. Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja memiliki jarak r dari sumbu rotasi. jadi
momen inersia dari setiap benda merupakan jumlah total momen inersia setiap partikel yang
menyusun benda itu.
Ini cuma persamaan umum saja. Bagaimanapun untuk menentukan Momen Inersia suatu benda
tegar, kita perlu meninjau benda tegar itu ketika ia berotasi. Walaupun bentuk dan ukuran dua
benda sama, tetapi jika kedua benda itu berotasi pada sumbu alias poros yang berbeda, maka
Momen Inersia-nya juga berbeda.
Sekarang coba kita lihat Momen Inersia beberapa benda tegar.
Momen Inersia Benda-Benda yang Bentuknya Beraturan
Selain bergantung pada sumbu rotasi, Momen Inersia (I) setiap partikel juga bergantung pada
massa (m) partikel itu dan kuadrat jarak (r 2) partikel dari sumbu rotasi. Total massa semua partikel
yang menyusun benda = massa benda itu. Persoalannya, jarak setiap partikel yang menyusun
benda tegar berbeda-beda jika diukur dari sumbu rotasi. Ada partikel yang berada di bagian tepi
benda, ada partikel yang berada dekat sumbu rotasi, ada partikel yang sembunyi di pojok bawah,
ada yang terjepit di tengah. amati gambar di bawah

Ini contoh sebuah benda tegar. Benda-benda tegar bisa dianggap tersusun dari partikel-partikel.
Pada gambar, partikel diwakili oleh titik berwarna hitam. Jarak setiap partikel ke sumbu rotasi
berbeda-beda. Ini cuma ilustrasi saja.
Lingkaran tipis dengan jari-jari R dan bermassa M (sumbu rotasi terletak pada pusat)
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Lingkaran tipis ini mirip seperti cincin tapi cincin lebih tebal. Jadi semua partikel yang menyusun
lingkaran tipis berada pada jarak r dari sumbu rotasi. Momen inersia lingkaran tipis ini sama
dengan jumlah total momen inersia semua partikel yang tersebar di seluruh bagian lingkaran tipis.
Momen Inersia lingkaran tipis yang berotasi seperti tampak pada gambar di atas, bisa diturunkan
sebagai berikut :

Perhatikan gambar di atas. Setiap partikel pada lingkaran tipis berada pada jarak r dari sumbu
rotasi. dengan demikian : r1 = r2 = r3 = r4 = r5 = r6 = R
I = MR2
Ini persamaan momen inersia-nya.
Penurunannya pakai kalkulus sehingga agak sulit. Ada cara lain untuk menurunkan momen inersia
benda tegar, selain menggunakan kalkulus, yakni dengan bantuan teorema sumbu sejajar,
teorema sumbu tegak lurus + sifat simetri benda. Prof. Yohanes Surya sudah menurunkan
beberapa momen inersia benda tegar, tapi Cuma beberapa benda tegar saja.
Cincin tipis berjari-jari R, bermassa M dan lebar L (sumbu rotasi terletak di tengah-tengah salah
satu diameter)
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Cincin tipis berjari-jari R, bermassa M dan lebar L (sumbu rotasi terletak pada salah satu garis
singgung)

Silinder berongga, dengan jari-jari dalam R2 dan jari-jari luar R1

Silinder padat dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada sumbu silinder)

(sumbu rotasi terletak pada diameter pusat)


HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Bola pejal dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter)

Kulit Bola dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter)

Batang pejal yang panjangnya L (sumbu rotasi terletak pada pusat )

Batang pejal yang panjangnya L (sumbu rotasi terletak pada salah satu ujung)
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Balok pejal yang panjangnya P dan lebarnya L (sumbu rotasi terletak pada pusat; tegak lurus
permukaan)

TORSI ALIAS MOMEN GAYA


Dalam pokok bahasan hukum II newton, kita belajar bahwa sebuah benda bisa bergerak lurus
dengan percepatan tertentu jika diberikan gaya. Misalnya terdapat sebuah buku yang terletak di
atas meja. Mula-mula buku itu diam (kecepatan = 0). Setelah diberikan gaya dorong, buku itu
bergerak dengan kecepatan tertentu. Buku mengalami perubahan kecepatan (dari diam menjadi
bergerak) akibat adanya gaya. Perubahan kecepatan = percepatan. Kita bisa mengatakan bahwa
buku mengalami percepatan akibat adanya gaya. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin
besar percepatan gerak buku itu. Jadi dalam gerak lurus, gaya sebanding dengan percepatan linear
benda.
Bagaimana-kah dengan gerak rotasi ?
Hubungan antara Gaya, Lengan Gaya (Lengan Torsi) dan Percepatan Sudut
Untuk memahami persoalan ini, pahami ilustrasi berikut ini. Kita tinjau sebuah benda yang
berotasi. Misalnya pintu rumah. Ketika kita membuka dan menutup pintu, pintu juga melakukan
gerak rotasi. Engsel yang menghubungkan pintu dengan tembok berperan sebagai sumbu rotasi.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Ini gambar pintu (dilihat dari atas). Misalnya kita mendorong pintu dengan gaya yang sama (F 1 =
F2). Mula-mula kita mendorong pintu dengan gaya F1 yang berjarak r1 dari sumbu rotasi. Setelah itu
kita mendorong pintu dengan gaya F2 yang berjarak r2 dari sumbu rotasi. Walaupun besar dan arah
Gaya F1 = F2, Gaya F2 akan membuat pintu berputar lebih cepat dibandingkan dengan Gaya F 1.
Dengan kata lain, gaya F2 menghasilkan percepatan sudut yang lebih besar dibandingkan dengan
gaya F1.
Jadi dalam gerak rotasi, percepatan sudut tidak hanya bergantung pada Gaya saja, tetapi
bergantung juga pada jarak tegak lurus antara sumbu rotasi dengan garis kerja gaya. Jarak tegak
lurus dari sumbu rotasi ke garis kerja gaya, dinamakan lengan gaya alias lengan torsi. Pada contoh
di atas, Lengan gaya untuk F1 adalah r1, sedangkan lengan gaya untuk F2 adalah r2.
Catatan :
Mengenai lengan gaya, selengkapnya dipelajari pada penjelasan di bawah. Untuk ilustrasi di atas,
lengan gaya = r, karena garis kerja gaya (arah gaya) tegak lurus sumbu rotasi.
Kita bisa menyimpulkan bahwa percepatan sudut yang dialami benda yang berotasi berbanding
lurus dengan hasil kali Gaya dengan lengan gaya. Hasil kali antara gaya dan lengan gaya ini
dikenal dengan julukan Torsi alias momen gaya. Jadi percepatan sudut benda sebanding alias
berbanding lurus dengan torsi. Semakin besar torsi, semakin besar percepatan sudut. Semakin
kecil torsi, semakin kecil percepatan sudut (percepatan sudut =perubahan kecepatan sudut)
Secara matematis, hubungan antara Torsi dengan percepatan sudut dinyatakan sebagai berikut :

Hubungan antara Arah Gaya dengan Lengan Gaya


Pada penjelasan di atas, arah gaya F1 dan F2 tegak lurus pintu. Kali ini kita mencoba melihat
beberapa kondisi yang berbeda. Perhatikan gambar di bawah.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Gambar pintu (dilihat dari atas). Pada gambar a, garis kerja gaya tegak lurus terhadap r (garis kerja
gaya membentuk sudut 90o). Pada gambar b, garis kerja gaya membentuk sudut teta terhadap r.
Pada Gambar c, garis kerja gaya berhimpit dengan r (garis kerja gaya menembus sumbu rotasi).
Walaupun besar gaya sama, tapi karena arah gaya berbeda, maka besar lengan gaya juga berbeda.
Lengan gaya l1 lebih besar dari lengan gaya l 2. Sedangkan lengan gaya l3 = 0 karena garis kerja gaya
F3 berhimpit dengan sumbu rotasi.
Untuk menentukan lengan gaya, kita bisa menggambarkan garis dari sumbu rotasi menuju garis
kerja gaya, di mana garis dari sumbu rotasi harus tegak lurus alias membentuk sudut siku-siku
dengan garis kerja gaya.
Persamaan Lengan Gaya
Untuk membantu menurunkan persamaan lengan gaya, gurumuda menggunakan bantuan gambar

Amati gambar di atas. Garis kerja gaya membentuk sudut teta terhadap r.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Apabila garis kerja gaya tegak lurus r (gambar a), maka besar lengan gaya adalah :

Apabila garis kerja gaya berhimpit dengan r (gambar c), maka besar lengan gaya adalah :

BESAR TORSI
Torsi adalah hasil kali antara gaya dan lengan gaya. Secara matematis, torsi dirumuskan sebagai
berikut :

Jika arah gaya tegak lurus r, maka sudut yang dibentuk adalah 90 o. Dengan demikian, besar Torsi
untuk kasus ini adalah :

Jika arah gaya berhimpit dengan r, maka sudut yang dibentuk adalah 0 o. Dengan demikian, besar
Torsi untuk kasus ini adalah :

Para fisikawan sering menggunakan istilah torsi sedangkan para insnyur sering menggunakan
istilah Momen Gaya. Satuan Sistem Internasional untuk Torsi adalah Newton meter. Satuan Torsi
tetap Newton meter, bukan joule, karena torsi bukan energi.

ARAH TORSI
Torsi merupakan besaran vector, sehingga selain mempunyai besar, torsi juga mempunyai arah.
Apabila arah rotasi berlawanan dengan putaran jarum jam, maka Torsi bernilai positif. Sebaliknya,
apabila arah rotasi searah dengan putaran jarum jam, maka arah torsi bernilai negative. Untuk
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

menentukan arah torsi, kita menggunakan kaidah alias aturan tangan kanan. Untuk
mempermudah pemahamanmu, perhatikan gambar di bawah.
Pintu didorong ke depan
Catatan :
Arah gaya F pada gambar di bawah tidak tegak lurus ke atas alias tidak menuju ke langit. Arah
gaya menembus pintu. Jadi pintunya dilihat dari atas. Bayangkanlah dirimu mendorong pintu ke
depan, di mana arah doronganmu tegak lurus pintu itu.

Gambar pintu (dilihat dari atas). Misalnya kita mendorong pintu dengan gaya F, di mana arah gaya
tegak lurus r. Bagaimana-kah arah Torsi untuk kasus ini ? gampang… Gunakan aturan tangan
kanan. Rentangkan jari tangan kanan dan usahakan supaya posisi keempat jari tangan kanan
sejajar dengan arah gaya F. setelah itu, putar keempat jari tangan kanan menuju sumbu rotasi (ke
kiri). Arah yang ditunjukkan oleh Ibu Jari adalah arah Torsi. Untuk contoh di atas, putaran keempat
jari tangan kanan berlawanan dengan putaran jarum jam. Arah torsi tegak lurus ke atas (menuju
langit)
Pintu didorong ke belakang
Catatan :
Arah gaya F pada gambar di bawah tidak tegak lurus ke bawah alias tidak menuju ke tanah. Arah
gaya menembus pintu. Bayangkanlah dirimu mendorong pintu dari depan, di mana arah
doronganmu tegak lurus pintu itu.

Gunakan aturan tangan kanan lagi untuk menentukan arah torsi. Rentangkan jari tangan
kanan dan usahakan supaya posisi keempat jari tangan kanan sejajar dengan arah gaya F. setelah
itu, putar keempat jari tangan kanan menuju sumbu rotasi. Arah yang ditunjukkan oleh Ibu Jari
adalah arah Torsi. Untuk kasus ini, putaran keempat jari tangan kanan searah dengan putaran
jarum jam. Arah torsi tegak lurus ke bawah (menuju ke dalam tanah). Arah Torsi bernilai negative
karena putaran searah dengan arah putaran jarum jam.
Contoh Soal 1 :
Seorang kakek mendorong pintu, di mana arah dorongan tegak lurus pintu (lihat gambar di
bawah). Tentukan Torsi yang dikerjakan sang kakek terhadap pintu.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Panduan Jawaban :

Untuk contoh di atas, lengan gaya (l) = jarak gaya dari sumbu rotasi (r), karena garis kerja gaya
tegak lurus pintu.
Arah torsi ?
Perhatikan arah rotasi alias arah putaran pintu pada gambar di atas. Arah torsi tegak lurus ke
langit… mudahnya seperti ini. Putar keempat jari tangan kananmu searah dengan arah rotasi.
Arah yang ditunjukkan oleh ibu jari adalah arah torsi. Arah rotasi berlawanan dengan jarum jam,
sehingga torsi bernilai positif.
Contoh Soal 2 :
Seorang bayi yang sangat superaktif sedang merangkak di dekat pintu, lalu mendorong tepi pintu
dengan gaya sebesar 2 N. Jika lebar pintu 1 meter dan arah dorongan si bayi yang nakal itu
membentuk sudut 60o terhadap pintu, tentukan torsi yang dikerjakan bayi (amati gambar di
bawah).

Panduan Jawaban :
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Sekarang kita hitung Torsi yang dikerjakan si bayi yang supernakal tadi :

Perhatikan arah rotasi alias arah putaran pintu pada gambar di atas. Arah rotasi berlawanan
dengan jarum jam, sehingga torsi bernilai postif. Arah torsi tegak lurus ke langit… mudahnya
seperti ini. Putar keempat jari tangan kananmu searah dengan arah rotasi. Arah yang ditunjukkan
oleh ibu jari adalah arah torsi.
Contoh Soal 3 :
Seorang tukang memasang sebuah mur menggunakan sebuah kunci, seperti tampak pada gambar.
Jika besar gaya yang diberikan 40 N dan garis kerja gaya membentuk sudut 45 o terhadap r,
tentukan besar lengan gaya dan torsi yang dikerjakan pada mur tersebut (r = 0,2 meter)

Panduan Jawaban :
Terlebih dahulu kita hitung lengan gaya alias lengan torsi :

Wah, lengan gaya Cuma 0,14 meter.


Sekarang kita hitung besar Torsi :

Arah torsi bagaimana-kah ?


Perhatikan gambar di atas. Arah rotasi searah dengan putaran jarum jam (kunci di tekan ke
bawah). Dengan demikian, arah torsi menuju ke dalam (arah gerakan mur ke dalam). Untuk kasus
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

ini, sepertinya om tukang memasang mur. Untuk memudahkan pemahamanmu, gunakan aturan
tangan kanan. Posisikan tangan kananmu hingga sejajar dengan kunci (ujung jari tanganmu berada
di tepi kunci/sekitar F) . Setelah itu, putar keempat jari tanganmu menuju sumbu rotasi (diputar ke
bawah/searah putaran jarum jam). Nah, arah ibu jari menunjukan arah torsi.

GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatannya selalu konstan.
Kecepatan konstan artinya besar kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan.
Karena besar kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan
bahwa benda bergerak pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan.
Misalnya sebuah mobil bergerak lurus ke arah timur dengan kelajuan konstan 10 m/s. Ini berarti
mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 10 meter setiap sekon. Karena kelajuannya konstan
maka setelah 2 sekon, mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 20 meter, setelah 3 sekon mobil
bergerak lurus ke arah timur sejauh 30 meter… dan seterusnya…   bandingkan dengan gambar di
samping. Perhatikan besar dan arah panah. Panjang panah mewakili besar kecepatan alias
kelajuan, sedangkan arah panah mewakili arah kecepatan. Arah kecepatan mobil = arah
perpindahan mobil = arah gerak mobil.
Perhatikan bahwa ketika dikatakan kecepatan, maka yang dimaksudkan adalah kecepatan sesaat.
Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan kecepatan sesaat, maka yang dimaksudkan adalah
kecepatan.
Ketika sebuah benda melakukan gerak lurus beraturan, kecepatan benda sama dengan kecepatan
rata-rata. Kok bisa ya ? yupz.   Dalam gerak lurus beraturan (GLB) kecepatan benda selalu konstan.
Kecepatan konstan berarti besar kecepatan (besar kecepatan = kelajuan) dan arah kecepatan
selalu konstan. Besar kecepatan atau kelajuan benda konstan atau selalu sama setiap saat
karenanya besar kecepatan atau kelajuan pasti sama dengan besar kecepatan rata-rata. Pahami
contoh berikut !!
Ketika ulangan fisika pertama, saya mendapat nilai 10. Ulangan fisika kedua, saya mendapat nilai
10. Berapa nilai rata-rata ?  nilai rata-rata = (10 + 10) / 2 = 20/2 = 10
Nilai fisika anda selalu 10 jadi rata-ratanya juga 10. Demikian halnya dengan benda yang bergerak
dengan kelajuan konstan. Kelajuan benda selalu konstan atau selalu sama sehingga kelajuan rata-
rata juga sama. Kalau benda bergerak dengan kelajuan konstan 10 m/s maka kelajuan rata-ratanya
juga 10 m/s.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Grafik Gerak Lurus Beraturan


Grafik sangat membantu kita dalam menafsirkan suatu hal dengan mudah dan cepat. Untuk
memudahkan kita menemukan hubungan antara Kecepatan, perpindahan dan waktu tempuh
maka akan sangat membantu jika digambarkan grafik hubungan ketiga komponen tersebut.
Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t)

Berdasarkan grafik di atas, tampak bahwa besar kecepatan bernilai tetap pada tiap satuan waktu.
Besar kecepatan tetap ditandai oleh garis lurus, berawal dari t = 0 hingga t akhir.
Contoh : perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) di bawah ini

Besar kecepatan benda pada grafik di atas adalah 3 m/s. 1, 2, 3 dstnya adalah waktu tempuh
(satuannya detik). Amati bahwa walaupun waktu berubah dari 1 detik sampai 5, besar kecepatan
benda selalu sama (ditandai oleh garis lurus).
Bagaimana kita mengetahui besar perpindahan benda melalui grafik di atas ? luas daerah yang
diarsir pada grafik di atas sama dengan besar perpindahan yang ditempuh benda. Jadi, untuk
mengetahui besarnya perpindahan, hitung saja luas daerah yang diarsir. Tentu saja satuan
perpindahan adalah satuan panjang, bukan satuan luas.
Dari grafik di atas, v = 5 m/s, sedangkan t = 3 s. Dengan demikian, besar perpindahan yang
ditempuh benda = (5 m/s x 3 s) = 15 m. Cara lain menghitung besar perpindahan  adalah
menggunakan persamaan GLB. s = v t = 5 m/s x 3 s = 15 m.
Persamaan GLB yang kita gunakan untuk menghitung besar perpindahan di atas berlaku jika
gerakan benda memenuhi grafik tersebut. Pada grafik terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0.
Artinya, pada mulanya benda diam, baru kemudian bergerak dengan kecepatan sebesar 5 m/s.
Padahal dapat saja terjadi bahwa saat awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak,
sehingga benda telah memiliki posisi awal s0. Untuk itu lebih memahami hal ini, pelajari grafik di
bawah ini.
Grafik Perpindahan terhadap Waktu (x-t)
Grafik posisi terhadap waktu, di mana posisi awal x0 berhimpit dengan titik acuan nol.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Makna grafik di atas adalah bahwa besar kecepatan selalu tetap. Anda jangan bingung dengan
kemiringan garis yang mewakili kecepatan. Makin besar nilai x, makin besar juga nilai t sehingga
hasil perbandingan x dan y selalu sama.
Contoh : Perhatikan contoh grafik posisi terhadap waktu (x – t) di bawah ini

Bagaimanakah cara membaca grafik ini ?


Pada saat t = 0 s, besar perpindahan yang ditempuh oleh benda = x = 0. Pada saat t = 1 s,
besar perpindahan yang ditempuh oleh benda = 2 m. Pada saat t = 2 s, besar perpindahan yang
ditempuh oleh benda = 4 m. Pada saat t = 3 s, besar perpindahan yang ditempuh oleh benda = 6
m  dan seterusnya. Berdasarkan hal ini dapat kita simpulkan bahwa benda bergerak dengan
kecepatan konstan sebesar 2 m/s.
Grafik p osisi terhadap waktu, di mana posisi awal x0 tidak berhimpit dengan titik acuan nol.

Contoh soal 1 :
Sebuah pesawat, terbang dengan kecepatan konstan 100 km/jam ke arah timur. Berapa jarak
tempuh pesawat setelah 1 jam ? tentukan kecepatan pesawat dan jarak yang ditempuh pesawat
setelah 30 menit…
Pembahasan :
Kelajuan pesawat 100 km/jam. Ini berarti pesawat bergerak sejauh 100 km setiap jam. Setelah 1
jam, pesawat bergerak sejauh 100 km.
Kecepatan pesawat setelah 30 menit ? pesawat bergerak ke timur karenanya arah gerakan
pesawat = arah kecepatan pesawat = ke timur. Besar kecepatan alias kelajuan pesawat selalu
konstan, karenanya kelajuan pesawat setiap saat selalu 100 km/jam.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Contoh soal 2 :
Sebuah mobil bergerak pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan 40 km/jam. Tentukan selang
waktu yang dibutuhkan mobil untuk menempuh jarak 10 km…
Pembahasan :
Mobil bergerak dengan kelajuan konstan 40 km/jam. Ini berarti mobil bergerak sejauh 40 km
setiap  jam (1 jam = 60 menit)
Setelah 60 menit, mobil bergerak sejauh 40 km
Setelah 30 menit, mobil bergerak sejauh 20 km
Setelah 15 menit, mobil bergerak sejauh 10 km
Jadi selang waktu yang dibutuhkan mobil untuk menempuh jarak 10 km = 15 menit.
Contoh soal 3 :
Seekor burung merpati terbang lurus sejauh 50 km setiap 1 jam. Berapa kelajuan burung merpati
setelah 2 jam ?
Pembahasan :
Burung merpati terbang sejauh 50 km setiap 1 jam = 50 km per jam = 50 km/jam.
Setelah 2 jam, burung merpati terbang sejauh 100 km. Kelajuannya berapa ? kelajuannya tetap 50
km/jam.
Contoh soal 4 :
Dua mobil saling mendekat pada lintasan lurus paralel. Masing-masing mobil bergerak dengan laju
tetap 80 km/jam. Jika pada awalnya jarak antara kedua mobil tersebut 20 km, berapa waktu yang
diperlukan kedua mobil tersebut untuk bertemu ?
Pembahasan :
Sebelum bertemu, kedua mobil bergerak pada lintasan lurus sejauh 10 km.
Kedua mobil bergerak dengan laju tetap 80 km/jam. Ini berarti kedua mobil bergerak sejauh 80 km
setiap jam atau mobil bergerak sejauh 80 km setiap 60 menit (1 jam = 60 menit)
Mobil bergerak sejauh 80 km dalam 60 menit, Mobil bergerak sejauh 40 km dalam 30 menit
Mobil bergerak sejauh 20 km dalam 15 menit, Mobil bergerak sejauh 10 km dalam 7,5 menit.
Salah satu mobil bergerak sejauh 10 km dalam 7,5 menit; salah satu mobil bergerak sejauh 10 km
dalam 7,5 menit. Karena pada awalnya jarak antara kedua mobil = 20 km, maka kita bisa
mengatakan bahwa kedua mobil bertemu setelah bergerak selama 7,5 menit. 7,5 menit = 7,5 (60
s) = 450 sekon
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya
selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai besar dan arah).
Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu konstan setiap saat. Walaupun besar
percepatan suatu benda selalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu berubah maka
percepatan benda tidak konstan. Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda
selalu konstan tetapi besar percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan lurus.
Arah percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan = arah gerakan
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

benda tidak berubah = benda bergerak lurus.Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan
bertambah secara konstan atau kelajuan berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda
berkurang secara konstan, kadang kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan
satu dimensi (gerakan pada lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan =
arah percepatan, sedangkan kata perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan
berlawanan.

Contoh 1 : Besar percepatan konstan (kelajuan benda bertambah secara konstan)


Misalnya mula-mula mobil diam. Setelah 1 detik, mobil bergerak dengan kelajuan 2 m/s. Setelah 2
detik mobil bergerak dengan kelajuan 4 m/s. Setelah 3 detik mobil bergerak dengan kelajuan 6
m/s. Setelah 4 detik mobil bergerak dengan kelajuan 8 m/s. Dan seterusnya… Tampak bahwa
setiap detik kelajuan mobil bertambah 2 m/s. Kita bisa mengatakan bahwa mobil mengalami
percepatan konstan sebesar 2 m/s per sekon = 2 m/s2.

Contoh 2 : Besar perlambatan konstan (kelajuan benda berkurang secara konstan)


Misalnya mula-mula benda bergerak dengan kelajuan 10 km/jam. Setelah 1 detik, benda bergerak
dengan kelajuan 8 km/jam. Setelah 2 detik benda bergerak dengan kelajuan 6 km/jam. Setelah 3
detik benda bergerak dengan kelajuan 4 km/jam. Setelah 4 detik benda bergerak dengan kelajuan
2 km/jam. Setelah 5 detik benda berhenti. Tampak bahwa setiap detik kelajuan benda berkurang 2
km/jam. Kita bisa mengatakan bahwa benda mengalami perlambatan konstan sebesar 2 km/jam
per sekon.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Perhatikan bahwa ketika dikatakan percepatan, maka yang dimaksudkan adalah percepatan
sesaat. Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan percepatan sesaat, maka yang dimaksudkan
adalah percepatan. Nah, dalam gerak lurus berubah beraturan (GLBB), percepatan benda selalu
konstan setiap saat, karenanya
percepatan benda sama dengan percepatan rata-ratanya. Jadi besar percepatan = besar
percepatan rata-rata. Demikian juga, arah percepatan = arah percepatan rata-rata.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak lurus berubah
beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik ketika hendak bergerak
dari keadaan diam maupun ketika hendak berhenti. walaupun demikian, banyak situasi praktis
terjadi ketika percepatan konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak
berubah terhadap waktu (ingat bahwa yang dimaksudkan di sini adalah percepatan tetap, bukan
kecepatan).
Penurunan Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Rumus dalam fisika sangat membantu kita dalam menjelaskan konsep fisika secara singkat dan
praktis. Dalam fisika, anda tidak boleh menghafal rumus. Pahami saja konsepnya, maka anda akan
mengetahui dan memahami cara penurunan rumus tersebut.
Pada penjelasan di atas, telah disebutkan bahwa dalam GLBB, percepatan benda tetap atau
konstan alias tidak berubah. (kalau di GLB, yang tetap adalah kecepatan). Nah, kalau percepatan
benda tersebut tetap sejak awal benda tersebut bergerak, maka kita bisa mengatakan bahwa
percepatan sesaat dan percepatan rata-ratanya sama. Bisa ya ? ingat bahwa percepatan benda
tersebut tetap setiap saat, dengan demikian percepatan sesaatnya tetap. Percepatan rata-rata
sama dengan percepatan sesaat karena baik percepatan awal maupun percepatan akhirnya sama,
di mana selisih antara percepatan awal dan akhir sama dengan nol.
Jika sudah paham, sekarang kita mulai menurunkan rumus-rumus alias persamaan-persamaan.
Pada pembahasan mengenai percepatan, kita telah menurunkan persamaan alias rumus
percepatan rata-rata, di mana

t0 adalah waktu awal ketika benda hendak bergerak, t adalah waktu akhir. Karena pada saat t0
benda belum bergerak maka kita bisa mengatakan t0 (waktu awal) = 0. Nah sekarang persamaan
berubah menjadi :
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Satu masalah umum dalam GLBB adalah menentukan kecepatan sebuah benda pada waktu
tertentu, jika diketahui percepatannya. Untuk itu, persamaan percepatan yang kita turunkan di
atas dapat digunakan untuk menyatakan persamaan yang menghubungkan kecepatan pada waktu
tertentu (vt), kecepatan awal (v0) dan percepatan (a). sekarang kita obok2 persamaan di atas. Jika
dibalik akan menjadi

Ini adalah salah satu persamaan penting dalam GLBB, untuk menentukan kecepatan benda pada
waktu tertentu apabila percepatannya diketahui. Selanjutnya, mari kita kembangkan persamaan di
atas (persamaan I GLBB) untuk mencari persamaan yang digunakan untuk menghitung posisi
benda setelah waktu t ketika benda tersebut mengalami percepatan tetap. Pada pembahasan
mengenai kecepatan, kita telah menurunkan persamaan kecepataan rata-rata

Untuk mencari nilai x, persamaan di atas kita tulis ulang menjadi :

Karena pada GLBB kecepatan rata-rata bertambah secara beraturan, maka kecepatan rata-rata
akan berada di tengah-tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir :

Persamaan ini berlaku untuk percepatan konstan dan tidak berlaku untuk gerak yang
percepatannya tidak konstan. Kita tulis kembali persamaan a :

Persamaan ini digunakan untuk menentukan posisi suatu benda yang bergerak dengan percepatan
tetap. Jika benda mulai bergerak pada titik acuan = 0 (atau x0 = 0), maka persamaan 2 dapat ditulis
menjadi
x = vot + ½ at2
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Sekarang kita turunkan persamaan/rumus yang dapat digunakan apabila t (waktu) tidak diketahui.
Kita tulis lagi persamaan a :

Terdapat empat persamaan yang menghubungkan posisi, kecepatan, percepatan dan waktu, jika
percepatan (a) konstan, antara lain :

Persamaan di atas tidak berlaku jika percepatan tidak konstan.


GRAFIK GLBB
Grafik percepatan terhadap waktu
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak lurus dengan percepatan tetap. Oleh karena itu,
grafik percepatan terhadap waktu (a-t) berbentuk garis lurus horisontal, yang sejajar dengan
sumbuh t. lihat grafik a – t di bawah
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Percepatan Positif


Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t), dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama,
grafiknya berbentuk garis lurus miring ke atas melalui titik acuan O(0,0), seperti pada gambar di
bawah ini. Grafik ini berlaku apabila kecepatan awal (v0) = 0, atau dengan kata lain benda bergerak
dari keadaan diam.

Kedua, jika kecepatan awal (v0) tidak nol, grafik v-t tetap berbentuk garis lurus miring ke atas,
tetapi untuk t = 0, grafik dimulai dari v0. lihat gambar di bawah
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Nilai apa yang diwakili oleh garis miring pada grafik tersebut ?
Pada pelajaran matematika SMP, kita sudah belajar mengenai grafik seperti ini. Persamaan
matematis y = mx + n menghasilkan grafik y terhadap x ( y sumbu tegak dan x sumbu datar) seperti
pada gambar di bawah.

Kemiringan grafik (gradien) yaitu tangen sudut terhadap sumbu x positif sama dengan nilai m
dalam persamaan y = n + m x.
Persamaan y = n + mx mirip dengan persamaan kecepatan GLBB v = v0 + at. Berdasarkan kemiripan
ini, jika kemiringan grafik y – x sama dengan m, maka kita dapat mengatakan bahwa kemiringan
grafik v-t sama dengan a.

Jadi kemiringan pada grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) menyatakan nilai percepatan (a).

Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Perlambatan


Contoh grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk perlambatan dapat anda lihat pada gambar di
bawah ini.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Grafik Kedudukan Terhadap Waktu (x-t)


Persamaan kedudukan suatu benda pada GLBB telah kita turunkan pada awal pokok bahasan ini,
yakni x = xo + vot + ½ at2
Kedudukan (x) merupakan fungsi kuadrat dalam t. dengan demikian, grafik x – t berbentuk
parabola. Untuk nilai percepatan positif (a > 0), grafik x – t berbentuk parabola terbuka ke atas,
sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.

Apabila percepatan bernilai negatif (a < 0), di mana benda mengalami perlambatan, grafik x – t
akan berbentuk parabola terbuka ke bawah.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

GERAK VERTIKAL
GERAK VERTIKAL KE BAWAH
Gerak vertikal ke bawah sangat mirip dengan gerak jatuh bebas, cuma beda tipis… kalau pada
gerak jatuh bebas, kecepatan awal benda, vo = 0, maka pada gerak vertikal ke bawah, kecepatan
awal (vo) benda tidak sama dengan nol. Contohnya begini… kalau buah mangga dengan sendirinya
terlepas dari tangkainya dan jatuh ke tanah, maka buah mangga tersebut melakukan Gerak Jatuh
Bebas. Tapi kalau buah mangga anda petik lalu anda lemparkan ke bawah, maka buah mangga
melakukan gerak Vertikal Ke bawah. Atau contoh lain… anggap saja anda sedang memegang
batu… nah, kalau batu itu anda lepaskan, maka batu tersebut mengalami gerak Jatuh bebas.. tapi
kalau batu anda lemparkan ke bawah, maka batu mengalami Gerak Vertikal Ke bawah.
Karena gerak vertikal merupakan contoh GLBB, maka kita menggunakan rumus GLBB. v t = vo + at
s = vo t + ½ at2
vt2 = vo2 + 2as
Kalau dirimu paham konsep Gerak Vertikal Ke bawah, maka persamaan ini dengan mudah diubah
menjadi persamaan Gerak Vertikal Ke bawah.
Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g). Kedua, ketiga melakukan
gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal benda bertambah secara konstan setiap saat (benda
mengalami percepatan tetap). Karena benda mengalami percepatan tetap maka g bernilai positif.
Ketiga, kecepatan awal tetap disertakan karena pada Gerak Vertikal ke bawah benda mempunyai
kecepatan awal. Keempat, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.
Dengan demikian, jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke
bawah, maka akan kita peroleh persamaan Gerak Vertikal ke bawah sebagai berikut :
vt = vo + gt
h = vo t + ½ gt2
vt2 = vo2 + 2gh

GERAK VERTIKAL KE ATAS


HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Pada gerak vertikal ke bawah, benda hanya bergerak pada satu arah. Jadi setelah diberi kecepatan
awal dari ketinggian tertentu, benda tersebut bergerak dengan arah ke bawah menuju permukaan
bumi. Terus bagaimana dengan Gerak Vertikal ke atas ?
Pada gerak vertikal ke atas, setelah diberi kecepatan awal, benda bergerak ke atas sampai
mencapai ketinggian maksimum. Setelah itu benda bergerak kembali ke permukaan bumi.
Dinamakan Gerak Vertikal Ke atas karena benda bergerak dengan arah ke atas alias menjahui
permukaan bumi. Persoalannya, benda tersebut tidak mungkin tetap berada di udara karena
gravitasi bumi akan menariknya kembali. Dengan demikian, pada kasus gerak vertikal ke atas, kita
tidak hanya menganalisis gerakan ke atas, tetapi juga ketika benda bergerak kembali ke
permukaan bumi. Ini yang membuat gerak vertikal ke atas sedikit berbeda.
Karena gerakan benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi yang bernilai tetap, maka
gerak vertikal ke atas termasuk gerak lurus berubah beraturan. Dengan demikian, untuk
menurunkan persamaan Gerak Vertikal ke atas, kita tetap menggunakan persamaan GLBB.
Kita tulis kembali ketiga persamaan GLBB :
vt = vo + at
s = vo t + ½ at2
vt2 = vo2 + 2as
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menganalisis Gerak Vertikal ke atas
Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g). Kedua, ketika benda
bergerak ke atas, kecepatan benda berkurang secara konstan setiap saat. Kecepatan benda
berkurang secara konstan karena gravitasi bumi bekerja pada benda tersebut dengan arah ke
bawah. Kalau gravitasi bumi bekerja ke atas, maka benda akan terus bergerak ke atas alias tidak
kembali ke permukaan bumi. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Karena kecepatan benda
berkurang secara teratur maka kita bisa mengatakan bahwa benda yang melakukan gerak vertikal
ke atas mengalami perlambatan tetap. Karena mengalami perlambatan maka percepatan gravitasi
bernilai negatif. Kedua, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y.
Ketiga, pada titik tertinggi, tepat sebelum berbalik arah, kecepatan benda = 0.
Jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke atas, maka akan
diperoleh persamaan berikut ini :
vt = vo – gt
h = vo t – ½ gt2
vt2 = vo2 – 2gh

GERAK JATUH BEBAS (GJB)


HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat atau menemui benda yang mengalami gerak
jatuh bebas, misalnya gerak buah yang jatuh dari pohon, gerak benda yang dijatuhkan dari
ketinggian tertentu atau bahkan gerak manusia yang jatuh dari atap rumah. mengapa benda
mengalami gerak jatuh bebas ? Gerak Jatuh Bebas alias GJB merupakan salah satu contoh umum
dari Gerak Lurus Berubah Beraturan. Apa hubungannya ? silahkan dibaca terus, selamat belajar
jatuh bebas, eh selamat belajar pokok bahasan Gerak Jatuh Bebas.
Apa yang anda amati ketika melihat benda melakukan gerak jatuh bebas ? misalnya ketika buah
mangga yang sangat enak, lezat, manis dan bergizi jatuh dari pohonnya. Biasa aja… Jika kita amati
secara sepintas, benda yang mengalami gerak jatuh bebas seolah-olah memiliki kecepatan yang
tetap atau dengan kata lain benda tersebut tidak mengalami percepatan. Kenyataan yang terjadi,
setiap benda yang jatuh bebas mengalami percepatan tetap. Alasan ini menyebabkan gerak jatuh
bebas termasuk contoh umum GLBB. Bagaimana membuktikan bahwa benda yang mengalami
gerak jatuh bebas mengalami percepatan
tetap ? secara matematis akan kita buktikan pada pembahasan Penurunan persamaan Jatuh
Bebas.
Lakukanlah percobaan berikut ini. Tancapkan dua paku di tanah yang lembut, di mana ketinggian
kedua paku tersebut sama terhadap permukaan tanah. Selanjutnya, jatuhkan sebuah batu
(sebaiknya batu yang permukaannya datar) dengan ketinggian yang berbeda pada masing-masing
paku. Anda akan melihat bahwa paku yang dijatuhi batu dengan ketingian lebih tinggi tertancap
lebih dalam dibandingkan paku yang lain. hal ini menunjukkan bahwa adanya pertambahan laju
atau percepatan pada gerak batu tersebut saat jatuh ke tanah. Semakin tinggi kedudukan batu
terhadap permukaan tanah, semakin besar laju batu tersebut saat hendak menyentuh permukaan
tanah. Dengan demikian, percepatan benda jatuh bebas bergantung pada ketinggian alias
kedudukan benda terhadap permukaan tanah. Di samping itu, percepatan atau pertambahan
kecepatan benda saat jatuh bebas bergantung juga pada lamanya waktu. benda yang
kedudukannya lebih tinggi terhadap permukaan tanah akan memerlukan waktu lebih lama untuk
sampai pada permukaan tanah dibandingkan dengan benda yang kedudukannya lebih rendah.
Anda dapat membuktikan sendiri dengan melakukan percobaan di atas. Pembuktian secara
matematika akan saya jelaskan pada penurunan rumus di bawah.
Pada masa lampau, hakekat gerak benda jatuh merupakan bahan pembahasan yang sangat
menarik dalam ilmu filsafat alam. Aristoteles, pernah mengatakan bahwa benda yang beratnya
lebih besar jatuh lebih cepat dibandingkan benda yang lebih ringan. Pendapat aristoteles ini
mempengaruhi pandangan orang-orang yang hidup sebelum masa Galileo, yang menganggap
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

bahwa benda yang lebih berat jatuh lebih cepat dari benda yang lebih ringan dan bahwa laju
jatuhnya benda tersebut sebanding dengan berat benda tersebut. Mungkin sebelum belajar pokok
bahasan ini, anda juga berpikiran demikian.
Misalnya kita menjatuhkan selembar kertas dan sebuah batu dari ketinggian yang sama. Hasil yang
kita amati menunjukkan bahwa batu lebih dahulu menyentuh permukaan tanah/lantai
dibandingkan kertas. Sekarang, coba kita jatuhkan dua buah batu dari ketinggian yang sama, di
mana batu yang satu lebih besar dari yang lain. ternyata kedua batu tersebut menyentuh
permukaan tanah hampir pada saat yang bersamaan, jika dibandingkan dengan batu dan kertas
yang kita jatuhkan tadi. Kita juga dapat melakukan percobaan dengan menjatuhkan batu dan
kertas yang berbentuk gumpalan.
Apa yang berpengaruh terhadap gerak jatuh bebas pada batu atau kertas ? Gaya gesekan udara !
hambatan atau gesekan udara sangat mempengaruhi gerak jatuh bebas. Galileo mendalilkan
bahwa semua benda akan jatuh dengan percepatan yang sama apabila tidak ada udara atau
hambatan lainnya. Galileo menegaskan bahwa semua benda, berat atau ringan, jatuh dengan
percepatan yang sama, paling tidak jika tidak ada udara. Galileo yakin bahwa udara berperan
sebagai hambatan untuk benda-benda yang sangat ringan yang memiliki permukaan yang luas.
Tetapi pada banyak keadaan biasa, hambatan udara ini bisa diabaikan. Pada suatu ruang di mana
udara telah diisap, benda ringan seperti selembar kertas yang dipegang horisontal pun akan jatuh
dengan percepatan yang sama seperti benda yang lain. Ia menunjukkan *bahwa untuk sebuah
benda yang jatuh dari keadaan diam, jarak yang ditempuh akan sebanding dengan kuadrat waktu.
Kita dapat melihat hal ini dari salah satu persamaan GLBB di bawah. Walaupun demikian, Galileo
adalah orang pertama yang menurunkan hubungan matematis.
Sumbangan Galileo yang khusus terhadap pemahaman kita mengenai gerak benda jatuh, dapat
dirangkum sebagai berikut :
Pada suatu lokasi tertentu di Bumi dan dengan tidak adanya hambatan udara, semua benda jatuh
dengan percepatan konstan yang sama.
Kita menyebut percepatan ini sebagai percepatan yang disebabkan oleh gravitasi pada bumi dan
memberinya simbol g. Besarnya kira-kira 9,8 m/s 2. Dalam satuan Inggris alias British, besar g kira-
kira 32 ft/s2. Percepatan yang disebabkan oleh gravitasi adalah percepatan sebuah vektor dan
arahnya menuju pusat bumi.
Persamaan Gerak Jatuh Bebas
Selama membahas Gerak Jatuh Bebas, kita menggunakan rumus/persamaan GLBB, yang telah
dijelaskan pada pokok bahasan GLBB (dibaca dahulu pembahasan GLBB biar nyambung). Kita pilih
kerangka acuan yang diam terhadap bumi. Kita menggantikan x atau s (pada persamaan glbb)
dengan y, karena benda bergerak vertikal. Kita juga bisa menggunakan h, menggantikan x atau s.
Kedudukan awal benda kita tetapkan y 0 = 0 untuk t = 0. Percepatan yang dialami benda ketika
jatuh bebas adalah percepatan gravitasi, sehingga kita menggantikan a dengan g. Dengan
demikian, persamaan Gerak Jatuh Bebas tampak seperti pada kolom kanan tabel.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Penggunaan y positif atau y negatif pada arah ke atas atau ke bawah tidak menjadi masalah asal
kita harus konsisten selama menyelesaikan soal.
Pada penjelasan panjang lebar di atas, anda telah saya gombali untuk membuktikan secara
matematis konsep Gerak Jatuh Bangun, eh Gerak Jatuh Bebas bahwa massa benda tidak
mempengaruhi laju jatuh benda. Di samping itu, setiap benda yang jatuh bebas mengalami
percepatan tetap, semakin tinggi kedudukan benda dari permukaan tanah, semakin cepat gerak
benda ketika hendak mencium tanah.
Demikian pula, semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk jatuh, semakin cepat gerak
benda ketika hendak mencium batu dan debu.
Sekarang, rumus-rumus Gerak Jatuh Bebas yang telah diturunkan diatas, kita tulis kembali untuk
pembuktian matematis.
vy = vyo + gt  —— Persamaan 1
y = vyot + ½ gt2 —— Persamaan 2
vy2 = vyo2 + 2gh —— Persamaan 3
vy = vyo + gt  —— Persamaan 1
Misalnya kita meninjau gerak buah mangga yang jatuh dari tangkai pohon mangga. Kecepatan
awal Gerak Jatuh Bebas buah mangga (vy0) = 0. Dengan demikian, persamaan 1 berubah menjadi :
vy =  gt
Melalui persamaan ini, dapat diketahui bahwa kecepatan jatuh buah mangga sangat dipengaruhi
oleh percepatan gravitasi (g) dan waktu (t). Karena g bernilai tetap (9,8 m/s 2), maka pada
persamaan di atas tampak bahwa nilai kecepatan jatuh benda ditentukan oleh waktu (t). semakin
besar t atau semakin lamanya buah mangga berada di udara maka nilai v y juga semakin besar.
Nah, kecepatan buah mangga tersebut selalu berubah terhadap waktu atau dengan kata lain
setiap satuan waktu kecepatan gerak buah mangga bertambah. Percepatan gravitasi yang bekerja
pada buah mangga bernilai tetap (9,8 m/s 2), tetapi setiap satuan waktu terjadi pertambahan
kecepatan, di mana pertambahan kecepatan alias percepatan bernilai tetap. Alasan ini yang
menyebabkan Gerak Jatuh Bangun termasuk GLBB.
Sekarang kita tinjau hubungan antara jarak atau ketinggian dengan kecepatan jatuh benda
vy2 = vyo2 + 2gh —— Persamaan 3
Misalnya kita meninjau batu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu, di mana batu tersebut
dilepaskan (bukan dilempar ke bawah). Jika dilepaskan maka kecepatan awal alias v 0 = 0, seperti
buah mangga yang jatuh dengan sendirinya tanpa diberi kecepatan awal. Jika batu tersebut
dilempar, maka terdapat kecepatan awal. Paham ya perbedaannya….
Karena vy0 = 0, maka persamaan 3 berubah menjadi :
vy2 = 2gh
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : FARIS AFIF AL-FARUQ
NIM : 03111004058

Anda mungkin juga menyukai