KELOMPOK 2 :
2.ENTA FITRIYA
3.REZA YULIANI
6.BIRJU ANGGARA
UNIVERSITAS BENGKULU
D3 KEPERAWATAN
Pembuatan makalah ini kami ajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah menyimak, namun dalam pembuatan rangkuman ini
masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami memohon kepada
pembaca rangkuman ini sudi kiranya untuk memberikan kritik dan
saran yang sifatnya konstruktif demi perbaikan pembuatan rangkuman
selanjutnya .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTARISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 LatarBelakang......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................
2.3 pengkajian
………………………………………………………………………………………………………..
BAB V PENUTUP...............................................................................................................
3.1. simpulan.....................................................................................................
3.2. saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak,
2008).
Transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut
penderita atau korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai
dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang
memadai.
Dewasa ini banyak pasien yang harus bisa kita ajarkan untuk dapat
melakukan aktivitas seperti biasanya, karena jika tidak, pasien-pasien itu
tidak akan bisa berjalan dengan mandiri.
Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan berbagi
pengetahuan tentang bagaimana caranya memenuhi kebutuhan mobilisasi dan
transportasi pasien kepada masyarakat luas yang mana di negara Indonesia
masih kurang mengetahuinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Aktifitas dan latihan?
2. Apa saja sistem yang berperan pada Aktivitas dan Latihan ?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan mobilisasi dan
transportasi?
4. Bagaimana Fisiologis Aktifitas ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan dalam lingkup kebutuhan mobilisasi dan
transportasi?
6. Apa saja tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan
transportasi?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui pengertian dari Aktifitas dan latihan
2. Untuk Mengetahui sistem yang berperan pada Aktivitas dan Latihan
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan aktivitas
dan latihan
4. Untuk Mengetahui Fisiologis Aktifitas
5. Untuk Mengetahui asuhan keperawatan dalam lingkup kebutuhan
mobilisasi dan transportasi
6. Untuk Mengetahui tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan
mobilisasi dan transportasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP TEORI
1. Definisi
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas
seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Aktivitas fisik yang kurang memadai
dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem muskuloskeletal
seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan
ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya. (Towarto, Wartonah 2007)
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan
untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan
dapat memelihara pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat
setara dengan kekuatan dan fleksibilitas oto. (Towarto, Wartonah 2007)
Gangguan aktivitas dan latihan adalah keadaan dimana individu
mengalami ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk
menahan atau memenuhi kebutuhan atau keinginan aktivitas sehari-hari.
(Susan, Mary, Eleaner, Majorie, 1998).
2. Sistem Tubuh Yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas
a. Tulang
Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi
mekanis untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai
otot, fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium
dan fosfor yang bisa dilepaskan setup saat susuai kebutuhan, fungsi
tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan fungsi
pelindung organ-organ dalam. Terdapat tiga jenis tulang, yaitu tulang
pipih seperti tulang kepala dan pelvis, tulang kuboid seperti tulang
vertebrata dan tulang tarsalia, dan tulang panjang seperti tulang femur
dan tibia. Tulang panjang umumnya berbentuk lebar pada kedua ujung
dan menyempit di tengah. Bagian ujung tulang panjang dilapisi
kartilago dan secara anatomis terdiri dari epifisis, metafisis, dan
diafisis. Epifisis dan metafisis terdapat pada kedua ujung tulang dan
terpisah dan lebih elastic pada masa anak-anak serta akan menyatu
pada masa dewasa.
b. Otot dan Tendon
Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh
bergerak sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi
tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon yang
bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan atau jahitan agar
dapat berfungsi kembali.
c. Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan
tulang. Ligament bersifat elastic sehingga membantu fleksibilitas sendi
dan mendukung sendi. Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga
stabilitas, oleh karena itu jika terputus akan mengakibatkan
ketidakstabilan.
d. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula spinalis)
dan sistem saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf
memiliki somatic dan otonom. Bagian somatic memiliki fungsi
sensorik dan motorik. Terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat
seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan
secara umum, sedangkan kerusakan saraf tepi dapat mengakibatkan
terganggunya daerah yang diinervisi, dan kerusakan pada saraf radial
akan mengakibatkan drop hand atau gangguan sensorik pada daerah
radial tangan.
e. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi
membuat segmentasi dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan
antar segmen dan berbagai derajat pertumbuhan tulang. Terdapat
beberapa jenis sendi, misalnya sendi synovial yang merupakan sendi
kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago artikuler, ruang
sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan synovial. Selain itu,
terdapat pula sendi bahu, sendi panggul, lutut, dan jenis sendi lain
sepertii sindesmosis, sinkondrosis dan simpisis.
3. Epidemiologi
Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan biasanya menyangkut tentang
kemampuan untuk mobilisasi secara mandiri. Gangguan aktivitas dan
latihan dapat terjadi pada semua tingkatan umur, yang beresiko tinggi
terjadi gangguan mobilisasi adalah pada orang yang lanjut usia, post
cedera dan post trauma. (Towarto, Wartonah 2007)
4. Fisiologis Pergerakan
Koordinasi gerakan tubuh merupakan fungsi yang terintegrasi dari sistem
skeletal, otot skelet, dan sistem saraf. Karena ketiga sistem ini
berhubungan erat dengan mekanisme pendukung tubuh, sistem ini dapat
dianggap sebagai satu unit fungsional. Sistem skeletal berfungsi
menyokong jaringan tubuh, melindungi bagian tubuh yang lunak, sebagai
tempat melekatnya otot dan tendon, sebagai sumber mineral dan berperan
dalam proses hematopoeisis (proses pembentukan dan perkembangan sel-
sel darah). Sedangan otot berperan dalam proses pergerakan,memberi
bentuk pada postur tubuh,dan memproduksi panas melalui aktivitas
kontraksi otot. (Potter dan Perry, 2005)
Pengaturan pergerakan dapat dibedakan menjadi gerak yang disadari atau
volunter, dan gerak yang tidak disadari atau involunter atau yang disebut
dengan refleks. Proses gerak yang disadari mekanismenya melalui jalur
yang panjang mulai dari reseptor, saraf sensorik, kemudian dibawa ke otak
untuk selanjutnya diasosiasi menjadi respons yang akan dibawa oleh saraf
motorik dan efektor. Sedangkan gerakan refleks atau involunter berjalan
dengan sangat cepat dan respons terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. (Tarwoto dan Wartonah,
2006)
ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
4. Kemampuan Mobilitas
Tingkat Kategori
Aktivitas/Mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri secara penuh
orang lain
perawatan
5.Kemampuan Rentang Gerak
Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu,
siku, lengan, panggul, dan kaki dengan derajat rentang gerak normal yang
hiperekstensi)
atau tidak.
a Normal
0 0 Paralisis sempurna
dengan topangan
4 75 gravitasi
tahanan penuh
7. Perubahan psikologis
8. Pola Kesehatan
a. Aktivitas / Istirahat
terkena.
b. Sirkulasi
c. Neurosensori
(parestesis).
trauma lain).
pada imobilisasi), tak ada nyeri akibat kerusakan saraf. Spasme / kram
e.Keamanan
Tanda : Laserasi kulit, avulse jaringan, perdarahan, dan perubahan
tiba-tiba).
1. Hambatan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan asuhan Label NIC : Bed rest-care 1. Memberikan kenyamanan pada
Definisi : Keterbatasan dalam pergerakan keperawatan ….x 24 jam klien
1. Tempatkan pasien pada
fisik pada bagian tubuh tertentu atau pada diharapkan pasien mampu 2. Memberikan kenyamanan pada
tempat tidur terapeutik yang
satu atau lebih ekstremitas . Suatu kondisi dalam mobilisasi secara klien untuk tirah baring yang
sesuai
dimana individu tidak saja kehilangan mandiri dengan kriteria cukup lama
2. Jaga agar tempat tidur
kemampuan bergeraknya secara total, tetapi hasil: 3. Mengurangi resiko jatuh pada
tetap bersih, kering, dan rapi
juga mengalami penurunan aktivitas. NOC label : Mobility klien
3. Pasang side rail
4. Mencegah dekubitus
Kemampuan klien (pembatas tempat tidur)
Batasan karakteristik : 5. Mendeteksi ada tanda-tanda infeksi
mencapai 4. Ubah posisi klien
1. Postur tubuh tidak stabil selama 6. Membantu klien dalam beraktivitas
keseimbangan setidaknya setiap 2 jam
melakukan aktifitas rutin 7. Mengetahui keterbatasan sendi
Kemampuan klien 5. Observasi kondisi kulit
2. Keterbatasan kemampuan melakukan klien
menggerakan otot 6. Bantu pemenuhan ADL
keterampilan motorik kasar 8. Membantu pemulihan sendi klien
Kemampuan klien Label NIC : Exercise Therapy :
3. Keterbatasan kemampuan melakukan
menggerakan sendi Joint Mobility
ketererampilan motorik halus 9. Mencegah terjadinya komplikasi
Kemampuan klien
4. Tidak ada koordinasi gerak atau gerakan 7. Lakukan pengkajian lebih lanjut
berpindah
tak ritmis mengenai keterbatasan 10. Dapat memeberikan motivasi
5. Keterbatasan ROM pergerakan sendi dan fungsi kepada klien untuk berlatih dan
6. Sulit berbalik sendi klien. cepat pulih
7. Perubahan gaya berjalan (missal 8. Anjurkan klien untuk 11. Merencanakan program pemulihan
menjadi pelan, sulit memulai langkah, melakukan latihan Range of klien
kaki diseret, goyah pada posisi lateral) Motion (ROM) secara aktif
8. Penurunan waktu reaksi maupun pasif sesuai indikasi
9. Gerakan menjadi napas pendek secara reguler.
10. Usaha yang kuat untuk perubahan gerak 9. Lindungi klien dari trauma
(peningkatan perhatatian dalam aktivitas selama melakukan latihan.
lain, mengontrol perilaku, focus dalam 10. Kembangkan/berikan
tidak mampu beraktivitas) reinforcement positif selama
11. Gerak lambat latihan.
12. Gerakan menyebabkan tremor Kolaboratif
Faktor – Faktor yang Berhubungan
11. Kolaborasikan dengan
1. Pengobatan
fisioterapist dalam
2. Terapi pembatasan gerak
pengembangan program
3. Kurang pengetahuan mengenai manfaat
latihan bagi klien, secara
pergerakan fisik
tepat.
4. IMT diatas 75 % sesuai dengan usia
5. Kerusakan sensori persepsi
6. Nyeri, tidak nyaman
7. Kerusakan musculoskeletal dan
neuromuscular
8. Intoleransi aktivitas
9. Depresi mood atau cemas
10. Kerusakan kognitif
11. Penurunan kekuatan otot, control, dan
massa
12. Keengganan untuk memulai gerak
13. Gaya hidup menetap, tidak fit
14. Malnutrisi umum atau spesifik
15. Kehilangan integritas struktur tulang
16. Keterlambatan perkembangan
17. Kekakuan sendi atau kontraktur
18. Keterbatasan daya tahan kardiovaskuler
19. Berhubungan dengan metabolisme
seluler
20. Keterbatasan dukungan lingkungan fisik
atau social
21. Kepercayaaan terhadap budaya
berhubungan dengan aktivitas yang tepat
disesuaikan dengan umur
2. Intoleran Aktivitas Setelah dilakukan asuhan Label NIC : Activity Therapy 1. Semakin meningkat aktivitas yang
keperawatan ….x 24 jam dicapai maka semakin cepat pasien
Definisi : Ketidakcukupan energi secara 1. Anjurkan pasien untuk
diharapkan pasien dapat mandiri dalam pemenuhan
fisiologis atau psikologis dalam memenuhi meningkatkan batasan
melakukan aktivitasnya kebutuhan
aktivitas sehari hari yang dibutuhkan atau aktivitas yang dicapainya
dengan normal dengan 2. Tidak memaksakan melakukan
diperlukan. 2. Fokuskan pada aktivitas yang
kriteria hasil: aktivitas apabila pasien tidak
bisa dilakukan pasien
NOC label : Activity mampu melakukan
Batasan karakteristik: 3. Anjurkan keluarga untuk
Tolerance 3. Pasien akan terbantu dalam
1. Laporan verbal : kelelahan dan membantu memenuhi
Pemenuhan pemenuhan kebutuhan selama
kelemahan kebutuhan pasien
kebutuhan oksigen belum bisa melakukan secara
2. Respon terhadap aktivitas menunjukan 4. Kolaborasikan dengan terapis
mencukupi dalam mandiri
nadi dan tekanan darah abnormal dalam latihan pemenuhan
memenuhi aktivitas 4. Dengan adanya kolaborasi akan
3. Perubahan EKG menunjukan aritmia aktivitas
dalam batas normal lebih efektif dan efisien dalam
atau disritmia
Rata-rata TD dalam memenuhi keb.
4. Dispneu dan ketidaknyamanan
batas normal
Faktor – Faktor yang Berhubungan
Rata-rata pernapasan
1. Tirah baring atau imobilisasi
dalam batas normal
2. Kelemahan secara menyeluruh
Warna kulit normal
3. Ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan suplai oksigen Laporan dalam
3. Risiko Cedera dengan faktor risiko fisik Setelah dilakukan asuhan Label NIC : Environmental 1. Untuk mengamankan pasien dari
(gangguan mobilitas) keperawatan ….x 24 jam Management risiko cedera dan risiko jatuh
diharapkan pasien dapat 2. Lingkungan yang aman
Batasan karakteristik: 1. Jauhkan benda – benda
terhindar dari risiko mengurangi risiko cedera bagi
berbahaya di dekat pasien
Eksternal cedera dengan kriteria pasien
seperti benda- benda kecil
1. Mode transpor atau cara perpindahan hasil:
yang menyebabkan
2. Manusia atau penyedia pelayanan
NOC label : Risk tersandung.
kesehatan (contoh : agen nosokomial)
Control 2. Buat lingkungan yang aman
3. Pola kepegawaian : kognitif, afektif, dan
bagi pasien, dengan
faktor psikomotor Pasien mengetahui
lingkungan yang nyaman,
4. Fisik (contoh : rancangan struktur dan faktor risiko cedera
mengurangi benda- benda
arahan masyarakat, bangunan dan atau Pasien dapat
(furniture) yang dapat
perlengkapan) mengetahui
bergerak.
5. Nutrisi (contoh : vitamin dan tipe perilakunya yang
makanan) dapat memicu cedera
6. Biologikal ( contoh : tingkat imunisasi
dalam masyarakat, mikroorganisme)
Kimia (polutan, racun, obat, agen
Internal
1. Psikolgik (orientasi afektif)
2. Mal nutrisi
3. Bentuk darah abnormal, contoh :
leukositosis/leukopenia, perubahan faktor
pembekuan, trombositopeni, sickle cell,
thalassemia, penurunan Hb, Imun-
autoimum tidak berfungsi.
4. Biokimia, fungsi regulasi (contoh : tidak
berfungsinya sensoris)
5. Disfugsi gabungan
6. Disfungsi efektor
7. Hipoksia jaringan
8. Perkembangan usia (fisiologik,
psikososial)
9. Fisik (contoh : kerusakan kulit/tidak utuh,
berhubungan dengan mobilitas)
D. EVALUASI
Evaluasi dilakukan setelah melaksanakan implementasi keperwatan. Indikator keberhasilan dari implementasi adalah tercapinya
NOC (Nursing outcome) sesuai dengan kriteria hasil pada masing-masing diagnosa
BAB IV
ANALISA JURNAL
A.Analisa Penelitian
1. Populasi
Populasi pada penilitian ini adalah semua pasien frozen shoulder yang
ditemukan di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar yakni sebanyak 20
orang dan keseluruhan populasi dijadikan sampel pada penelitian.
2. Intervention
Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner melalui wawancara langsung
dengan responden dan observasi untuk mengetahui nilai ROM Pasien
sebelum dan setelah (Pre-Post Test) diberikan intervensi pada masing-
masing perlakuan. Latihan diberikan 3 kali seminggu dengan durasi 10
menit.
3. Compare
Dalam jurnal penelitian ini, peneliti tidak menggunakan kelompok kontrol
akan tetapi menggunakan 2 kelompok Perlakuan yaitu kelompok perlakuan
traksi-translasi 10 orang dan kelompok perlakuan Codmans Pendulum
exercise 10 orang.
4. Output
Penggunaan traksi tranlasi lebih efektif dibanding Codman’s Pendulum
Excercise dalam meningkatkan ROM shoulder pada Penderita Frozen
Shoulder dengan nilai untuk Trkasi Translasi pada abduksi 17,80, exorotasi
13,70 dan endorotasi 14,80 dengakan nilai pada Codman’s Pendulum
Excercise abduksi 8,50, excorotasi 7,00 dan endorotasi 8,50.
B.Critikal Apraisal For Quantitative Research
1. Judul dan Abstract
Judul Jurnal sesuai dengan Isi Jurnal yaitu “Efektifitas anatar Traksi
Tranlasi dengan Codman’s Pendulum excercise terhadap peningktan Range
of Motion (ROM) Shoulder pada penderita frozen shoulder”.
a. Tujuan umum disebutkan sepintas pada Abstrak (untuk mengetahui
efektifitas dintara traksi-tranlasi dan Codman’s Pediculum Excercise)
dan Khusus tidak dijelaskan dalam Jurnal
b. Abstrak memberikan informasi tidak lengkap dimana pada Abstrak
hanya dijabarkan tujuan umum, jenis penelitian, Metode, tempat, jumlah
sampel, hasil dan kesimpulan dan tidak terdapat latar belakang pada
Abstrak.
2. Justifikasi, Metode dan desain
a. Di dalam jurnal pada latar belakang tidak dijelaskan secara lengkap
alasan melakukan penelitian.
b. Tinjauan pustaka dalam jurnal cukup.
c. Sumber referensi jurnal tidak menggunakan refernsi 5 tahun terkahir,
terdapat beberapa sumber jurnal dibawah tahun 2000.
d. Hipotesis dalam penelitian ini tidak dicantumkan.
e. Penelitian menggunakan quasi eksperiment dengan pre-post test.
3. Sampling
Sampel pada penelitian ini sebanyak 20 orang dengan metode pengambilan
sampel total sampling dimana keseluruhan populasi dijadikan sampel. Tidak
dijelaskan kriteria inklusi dan ekslusi pada jurnal.
4. Pengumpulan data
Cara pengumpulan data dijelaskan dimana data sekunder didapatkan dari
rekam medik di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar dan data primer
dari hasil wawancar. Pengambilan data dengan pengisian lembar observasi
dalam bentuk daftar isian, melalui observasi pada rekam medik pasien dan
dengan pengisian kuesioner melalui wawancara langsung dengan
responden. Perlakuan diberikan 3 kali seminggu dengan durasi 10 menit
untuk masing-masing latihan. Pada jurnal tidak dijelaskan detail instrumen
yang digunakan. Di dalam jurnal juga tidak dijelaskan Validitas dan
Reabilitas instrumen.
5. Pertimbangan Etik
a. Ethical approval dari komite etik di dalam jurnal tidak dijelaskan.
b. Tidak dijelaskan dalam jurnal tentang informed consent.
6. Analisa data dan hasil
a. Hasil penelitian tidak disampaikan dengan jelas, tidak ada tabel pada
hasil penelitian, jurnal hanya menunjukkan interpretasi dari masing-
masing tabel.
b. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang bermakna terhadap
peningkatan ROM Shoulder pad pemberian Traksi-Translasi dengan nilai
p untuk abduksi shoulder = 0,005<0,05, exorotasi shoulder p =
0,004<0,05 dan endorotasi shoulder p = 0,004<0,05.
c. Hasil perlakuan Codman’s Pedulum Excercise nilai p untuk komponen
gerak abduksi, exorotasi dan endorotasi shoulder adalah p = 0,004<0,05.
7. Hasil dan Keterbatasan Penelitian
a. Hasil pada penelitian dapat digunakan pada perawat dan fisioterapis
b. Keterbatasan dalam penelitian dijelaskan bahwa sebelum diberikan
perlakuan responden diberikan terapi modalitas fisioterapi seperti elektro
therapy, sehingga intervensi yang diberikan tidak semurni perlakuan
semata.
c. Dalam jurnal tidak dijelaskan tentang saran penelitian selanjutnya.
d. Implikasi dalam penelitian ini adalah diberikannya latihan Traksi-
Translasi pada Pasien dengan Frozen Shoulder untuk meningkatkan
rentang geraknya (ROM)
8. Hubungan hasil penelitian dengan kondisi riil di klinis atau di lapangan
Belum ada sumber yang mengatakan bahwa terapi Traksi Tranlasi sudah
diterapkan di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar
9. Kelebihan jurnal
a. Penelitian memberikan intervensi pada responden dan hasil penelitian
menunjukkan bahwa kedua intervensi meningkatkan ROM pasien. Dan
jurnal menunjukkan bahwa terapi Traksi Tranlasi lebih efektif dalam
meningkatkan ROM pasien dibandingkan Codman’s Pendulum exercise.
b. Metode penelitian diuraikan cukup jelas yaitu sampel, tempat penelitian,
Desain dan Metode Pengumpulan Data.
c. Pembahasan dilegkapi dengan referensi yang jelas.
d. Kesimpulan penelitian diuraikan dengan jelas
e. Jurnal dilengkapi denga gambar Frozen Shoulder Exercise.
10. Kekurangan jurnal
a. Pada abstrak penelitian tidak ditampilkan latar belakang penelitian
b. Pada bagian pendahuluan tidak dilengkapi dengan alasan mengapa
penelitian dilakukan
c. Jurnal tidak menjelaskan manfaat penelitian
d. Pada metode penelitian tidak dijelaskan bagaimana jalannya penelitian
e. Jurnal tidak menjelaskan kriteria inklusi dan ekslusi sampel
f. Penelitian tidak mencantumkan instrumen yang jelas untuk pengukuran
tingkat rentang gerak (ROM)
g. Jurnal tidak dielngkapi penjelasan tentang etik penelitian dan informed
consent
h. Hasil dan alisa data hanya menunjukkan interpretasi dari tabel hasil
penelitian, dan tidak dilengkapi dnegan tabel hasil penelitain.
i. Jurnal tidak dilengkapi dengan saran
C.SKENARIO
Disebuah ruang soka rsj Surakarta terdapat pasien gangguan jiwa bernama tuan T,
masuk ke rumah sakit jiwa karena dirumah suka melamun, menyendiri, terlihat
sedih apabila diajak bicara menjawab “ segala sesuatu akan lebih baik tanpa
saya”. Dan pernah mencoba menyayat- nyayat tangannya sendiri hingga terluka.
Keluarga berusaha menyingkirkan benda- benda tajam seperti pisau, gunting
disekitar pasien dan selalu memantau pasien hingga membawanya kerumah sakit
jiwa.
Percakapan
1. Fase Perkenalan
Perawat : “Perkenalkan, nama saya Nur Izza Afi . Bapak bisa panggil saya Izzah.
Kalau boleh tahu nama bapak siapa?”
Klien : “heksa “
Klien : “terserah”
K lien: “hm”
Klien : “hm”
Klien : “hm”
Perawat : “ Disini saya berperan merawat mas heksa untuk memberikan solusi
agar masalah yang dialami mas heksa bisa terselesaikan. Supaya beban masalah
yang dialami mas heksa bisa hilang. ”
K lien: “kamu siapa ? berani-berani nya kamu ikut campur masalah saya?”
Perawat: “bukan seperti itu maksud kami , mas heksa. Kami hanya menyelesaikan
tugas kami dalam membantu meringankan beban pasien termasuk mas heksa ini”
Perawat : “Apakah mas heksa tidak ingin ke luar dari tempat ini dan dapat
melakukan aktifitas seperti biasanya?”
Perawat: “ Oleh sebab itu, semua tindakan yang kami lakukan menjadi tanggung
jawab kami. Dan kami harapkan bapak juga bertanggung jawab untuk sembuh,
supaya mas heksa dapat melakukan aktifitas seperti biasanya minimal mas heksa
bias mereedam rasa emosinya”
Klien : “hm”
Perawat: “ mas heksa, disini saya perlu tekankan bahwa apa yang menjadi harapan
mas heksa juga akan menjadi harapan kami. Karena itu, semua hal yang menjadi
keluhan mas heksa, bisa mas heksa sampaikan kepada kami.”
Klien : “hm”
h). Kerahasiaan
perawat: “ Mas tak perlu kuatir ataupun cemas. Kalau mas tidak keberatan, mas
bisa sharing dengan kami tentang segala permasalahan-permasalahan ataupun
keluhan-keluhan yang sedang bapak alami. Insya Allah, kita bersama-sama
mencarikan jalan keluarnya dan saya tidak akan memberitahukannya pada orang
yang tidak berhak untuk tahu akan hal itu.”
Klien : Beneran?
Perawat : “ Semua tindakan tentu perlu adanya kerja sama yang baik antara kita.
Tujuannya supaya tindakan yang kami lakukan dapat semaksimal mungkin dan
memberikan hasil terbaik untuk kami dan terutama mas heksa. Bagaimana, mas?”
Klien : “Ya”
Perawat : “ Kalau boleh tahu, ada keluhan apa mas saat ini atau apa yang mas
heksa rasakan saat ini?”
Klien : “saya ingin cepat mati saja mbak, saya capek hidup tidak ada gunanya”
Perawat : “ memangnya yang membuat mas capek hidup dan ingin mati apa
mas?”
Klien : “ya pokoknya saya ingin kerja lagi dan punya uang”
Perawat : “lho, memangnya apa yang terjadi dengan pekerjaan mas heksa?
Perawat : “apa mas heksa memberhentikan diri dari pekerjaan mas heksa?”
Klien : “dipecat”
Klien: Ya,saya di phk, dan saya tidak bisa membayar hutang dan memberi ibu dan
adik saya uang
Perawat: Oh, ya saya mengerti. Begini mas.. Umur,Rejeki, dan jodoh itu Tuhan
yang mengatur. Apa mas percaya akan hal itu? .”
Klien: “hm”
Perawat: Nah.. bagus kalo mas heksa paham, berarti mas heksa tidak perlu untuk
merasa capek hidup, atau mas heksa meminum minuman beracun atau berusaha
menyayat nyata tangan mas heksa.. karna itu tidak menyelesaikan masalah mas
heksa, kan nanti badan mas heksa sendiri yang sakit. Iya tidak ?
Perawat: mas heksa sayang tidak sama keluarga dirumah ibuk dan adiknya?
Perawat: nah.. kalo mas heksa sayang,mas heksa tidak boleh untuk bunuh diri,
mas heksa harus semangat terus.. minta dan berserah diri pada tuhan, dan mas
heksa harus yakin dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan setelah keluar dari
sini dan bisa menyahur hutang ya mas?
Klien: iyaa mbaak, saya ingin menyahur hutang tapi tidak punya uang”
Perawat: nah, makanya mas heksa harus sembuh dulu.. Kalau boleh tau mas heksa
hobinya apa?
Perawat: “oooh iya iya… naah boleh itu mas dijadikan sampingan, kalau mas
heksa sudah merasa lelah atau stresss mas heksa bisa main bola.. atau mengobrol
sama teman teman.
Klien : “gitu?”
Perawat : “iya, supaya fikiran mas heksa bisa rileks dan tenang”
Klien : “ya”
Perawat: “ Baiklah mas heksa, karena sudah … menit, kami pamit. Besok kita
bisa mengobrol lagi, kita sharing lagi, gimana?
Klien : “hm”
Waktu
Klien : “terserah”
Perawat : “baiklah mas heksa, besok kami akan ke sini lagi dan kami akan ke sini
di jam yang sama yaitu jam 09:30 WIB ya?”
Perawat : “ya”
Tempat
Klien : “sini”
Validasi kontrak
Perawat : “ Baiklah kalau begitu, terima kasih atas waktunya mas heksa. Kami
permisi dulu. Kami akan kembali besok di jam yang sama yaitu jam 09:30 WIB
dan di tempat ini ya
Klien : “hm”
2. Fase Orientasi
Klien : “pagi”
Perawat : “ Bagaimana perasaan mas heksa sejak kemarin setelah kita bertemu?”
Klien : .”fine”
Perawat : “ Bagaimana mas, apakah masih ingat dengan kegiatan yang kita
rencanakan kemarin?”
Klien : “ingat”
Waktu
Perawat : “ Apakah mas heksa masih ingat pukul berapa kegiatan yang kita
rencanakan dimulai?”
Perawat : “ Dan dimana kita akan melakukannya mas, mas heksa masih ingat?”
3. Fase Kerja
Klien: Sudah..
Klien: Enak..
Klien: iya sih sus.. tapi saya masih kepikiran sama tanggung jawab saya pada
keluarga, nanti gimana masa depan keluarga saya, kalau saya tidak bekerja, saya
makan apa sus?
Perawat: oh.. begitu, Begini saja mas Heksa jangan pesimis dulu Allah itu sudah
mengatur rejeki kita, Sekarang tinggal mas heksa untuk berusaha dan berdoa
kepada Tuhan. Seingat saya kemarin mas heksa bilang kalau salah satu hobi mas
heksa main computer ya?
Perawat: kan sekarang banyak bisnis online, coba mas heksa ikutan. Kaya jual
baju, peralatan bola atau mungkin mas heksa punya ide yang lain boleh dicoba.
Klien: mmmm iya ya,, kenapa gak terpikirkan dari dulu ya?
Perawat: iya mas.. apa ada yg masih dipendam ?Kalau masih ada kita bisa
sharing
Klien: Gak Ada sus.. ya itu tadi aja yg bikin saya mikir dan tidak tenang sehingga
saya ingin bunuh diri
Klien: emm… iya sus, saya sekarang menyesal, atas perbuatan saya sebelumnya.
Perawat: Nah gitu dong.. sekarang mas heksa harus berpikiran bahwa tidak ada
masalah yang tidak dapat diselesaikan.
4.Fase Terminasi
a.Salam terapeutik
Perawat : “ Baiklah mas, karena mas heksa sudah bisa sharing ke kami dan
masalah mas heksa sudah terselesaikan, kami permisi dulu, terima kasih atas kerja
samanya, dan kalau mas heksa perlu bantuan, mas heksa bisa panggil saya
diruang perawat. Dan saya doakan supaaya cepat pulang dan beraktifitas ” “
Selamat pagi, mas!”
Klien : Iya sus terimakasih juga atas masukan dan solusinya , pagi juga sus”
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
2. Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan
untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh
3. Sistem yang berperan aktivitas dan latihan meliputi: tulang, otot, tendon
dan ligamen serta syaraf.
4. Beberapa teknik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan seperti
Latihan ROM, pengaturan Posisi, Ambulasi Dini dll.
5. Proses keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan
terdiri dari Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implemetasi dan Evaluasi.
B. SARAN
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa keperawatan agar lebih
memahami konsep asuhan keperawatan pada Kebutuhan Aktivitas dan
Latihan serta dapat melakukan pengkajian, diagnosa, dan perencanaan yang
benar mengenai pemenuhan kebutuhan Aktivitas dan Latihan pasien sehingga
dalam memberikan asuhan keperawatan dapat dengan tepat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori
dan Aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta :
EGC