Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
pembelajaran. Selain itu mata pelajaran IPA dianggap sebagai mata pelajaran
yang sulit oleh sebagian besar peserta didik. Hal ini disebabkan oleh
lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru di
sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu
mengembangkan kemampuan berpikir, tetapi hanya diarahkan pada
kemampuan untuk menghafal informasi. Guru belum sepenuhnya
melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan
peserta didik serta belum menggunakan berbagai pendekatan atau strategi
pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran.
Peningkatan mutu pendidikan diperlukan profesionalisme guru dalam
melaksanakan tugasnya. Guru sebagai pendidik yang profesional, salah satu
kompetensinya adalah mampu menemukan solusi belajar yang dihadapi oleh
siswa. Tujuan pokok pembelajaran di sekolah membelajarkan peserta didik
agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap bagi dirinya sendiri. Selain itu guru hendaknya tidak hanya
menyibukkan dirinya dengan kegiatan pemaksimalan penyampaian materi
pelajaran saja, tetapi lebih penting guru hendaknya memikirkan cara peserta
didik belajar.
Materi atau isi pelajaran memang penting untuk diajarkan tetapi lebih
penting adalah menyadarkan peserta didik tentang manfaat dan kegunaan
materi yang dipelajari, maka siswa merasa butuh tentang materi yang
dibelajarkan.Setiap mata pelajaran menjadi lebih bermakna. Kegiatan belajar
mencapai sasaran apabila situasi belajar yang tercipta menarik,
menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik untuk
memahami materi yang disajikan.
Dalam upaya perbaikan guru tidak hanya membuat seperangkat
pembelajaran saja namun lebih penting guru dituntut dalam ketepatan
memilih media, bahan pelajaran dan metode dalam proses pembelajaran.
Pemilihan metode yang tepat sangat membantu guru dalam mencapai
keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Jika guru mampu memilih
metode pembelajaran yang tepat, maka dengan sendirinya peserta didik akan
2
lebih mudah dapat mengikuti proses pembelajaran dan tentunya penguasaan
materi pelajaran menjadi lebih baik.
Guru sebaga fasilitator dalam kegiatan pembelajaran harus maampu
menciptakan situasi pembelajaran yang bersiffat menyenangkan bukan
meneggangkan dan menakutkan. Guru juga harus mampu menciptakan
suasana demokratis, sehingga siswa terlepas dari beban yang
menakutkan.Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi
kompetensi.Kurangnya pengaruh terhadap berbagai jenis metode menjadikan
kendala dalam memilih dan menentukan metode.Itulah yang biasanya
dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar belakang pendidikan
guru.Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai.
Sungguhpun begitu, baik dia berlatar belakang bukan pendidikan guru,
cenderung sukar memilih metode yang tepat (Syaiful Bahri
Djamarah,2006:82).Beberapa metode yang yang digunakan dalam suatu
pembelajaran dianataranya: Metode Proyek, Metode Eksperimen, Metode
Demonstrasi, Metode Problem Solving, Metode Tanya Jawab, Metode
Latihan dan Metode Ceramah (Syaiful Bahri Djamarah,2006:82.
Sehubungan dengan pokok materi yang dibahas, yaitu perpindahan
energi panas tentunya tidak cukup dalam mengupayakan pemahaman peserta
didik tentang konsep yang bersifat kognitif hanya dengan penjelasan secara
pragmatis. Lebih dari itu, materi ini perlu pembuktian secara praktis yaitu
dengan mendemonstrasikan melalui percobaan. Metode ini diperlukan untuk
melatih peserta didik menemukan masalah-masalah sains di sekitar
kehidupannya, agar memiliki kemampuan mengenai proses keterampilan
sains.
Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat segala
sesuatau memerlukan eksperimen, begitu juga dalam cara mengajar guru di
kelas dengan mengunakan metode eksperimen. Yang dimaksud metode
eksperimen adalah apabila seorang peserta didik melakuan suatu percobaan,
setiap proses dan hasil percobaan itu di amati oleh setiap peserta didik.
Metode eksperimen ini banyak digunakan orang jaman dulu. Semua hasil-
hasil penemuan baru, banyak yang didapat dengan jalan eksperimen.
3
Selain itu metode eksperimen adalah pembelajaran dimana guru dan
peserta didik bersama- sama mengerjakan sesuatau sebagai latihan praktis
dari apa yang diketahui. Metode eksperimen disini merupakan upaya praktik
dengan menggunkan peragaan yang ditujukan pada peserta didik dengan
tujuan agar semua peserta didik lebih mudah memahami dan mempraktikkan
apa yang telah diperolehnya. Di samping itu juga dapat belajar mengalami
suatu proses serta dapat menjelaskan proses tersebut karena dialami secara
langsung.
Metode eksperimen disini merupakan upaya praktik dengan
menggunakan peragaan yang ditujukan pada peserta didik dengan tujuan agar
semua peserta didik lebih mudah memahami dan mempraktikkan apa yang
telah diperolehnya. Di samping itu juga dapat belajar mengalami suatu proses
serta dapat menjelaskan proses tersebut.
Penerapan metode eksperimen juga merupakan suatu metode yang
menjanjikan dalam pembelajaran mata pelajaran Sains atau IPA. Dengan
penerapan metode ini diharapkan peserta didik dan guru dalam suatu
kegiatan, dan secara kontinyu menjadikan peserta didik sebagai seorang
penanya, sebagai orang yang selalu ingin tahu, sebab dalam pikirannya
teradapat pertanyaan dan keingintahuan.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan guru SD Inpres Wairklau secara
langsung, diperoleh gambaran bahwa ternyata kesulitan yang dihadapi
oleh para peserta didik adalah :
a. Peserta didik sangat pasif dalam kegiatan pembelajaran terhadap
materi yang diiberikan guru.
b. Kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yang
diakibatkan oleh penggunaan metode secara terus menerus atau
kontinyu.
c. Peserta didik kurang aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4
d. Selain itu dari hasil pengamatan terhadap lembar jawaban yang
diselesaikan terlihat kurangnya kemampuan peserta didik dalam
penyelesaian soal sehingga hasil belajarnya rendah.
2. Analisis Masalah
Dalam memberikan materi pembelajaran IPA, sebaiknya peserta
didik lebih aktif untuk belajar sendiri dan mencari tahu bagian-bagian
yang di tugaskan kepada mereka. Sehingga dapat memberikan motivasi
belajar kepada peserta didik juga memudahkan untuk penyampaian
terkait dengan mata palajaran IPA. Jika sekiranya diperlukan media atau
alat peraga yang dapat membantu peserta didik dalam memahami materi
IPA, maka seharusnya guru menyiapkan media atau alat peraga yang
diperlukan.
Oleh karena itu metode ekperimen merupakan strategi yang cocok
diterapkan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa SD
Inpres Wairklau dalam proses belajar IPA. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik.
Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
5
masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: “Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar Murid Kelas IV Semester 2 SD Inpres Wairklau
Kabupaten SikkaPada Mata Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi
Panas Dengan Metode Eksperimen Tahun Pelajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa sebagai berikut:
Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar murid kelas IV semester 2 SD Inpres Wairklau Kabupaten Sikka
Kecamatan Alok pada mata pelajaran IPA materi perpindahan energi panas
tahun pelajaran 2018/2019?
6
2. Bagi Guru
Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat
diberikan dari hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan
dengan berlandaskan kaidah PKP ini adalah:
a. Meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran.
b. Sebagai bahan pertimbangan guru memilih metode yang tepat untuk
membantu menyampaikan materi pembelajaran.
c. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan guru dalam
pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PKP ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang antara lain tercermin pada:
a. Sebagai masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga
dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap siswa
seperti yang diharapkan.
b. Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c. Mendorong terjadinya inovasi guru, telah berhasil pula
meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.
d. Dapat meningkatkan prestasi sekolah.
e. Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
8
Menurut Mudhofir dalam Yudhi Munadi menyebutkan bahwa
sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen system
instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan
lingkingan yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
(peserta didik). Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai
segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (siswa) dan
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi melalui
belajar tidak hanya mencakup pengetahuan, tetapi juga ketrampilan
untuk hidup, serta dalam proses pembelajaran tidak hanya di dominasi
oleh aktifitas menghafal, tetapi juga melakukan, mengamati, membaca,
dan ikut menyimpulkan.
2. Pengertian Mengajar
Mengajar sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga
terjadi proses pembelajaran. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya
menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan
belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga
membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun
rohani, baik fisik maupun mental.
Mengajar adalah pembelajaran dan pembinaan siswa mengenai
bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana menyelidiki.
Pengertian mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan
belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar
merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya
dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses
belajar mengajar.
Sedangkan Menurut Thoifuri (2008 : 37) mengajar adalah
kegiatan yang dilakukan guru dan anak didik secara bersama-sama untuk
memperoleh pengetahuan melalui proses pembelajaran yang akhirnya
membentuk perilaku atau kepribadian anak.
9
Menurut Anitah, et.al. (2009 : 5.2) mengajar bukan hanya
menyampaikan bahan pelajaran pada siswa, tetapi merupakan suatu
proses upaya membimbing dan memfasilitasi siswa supaya dapat belajar
secara efektif dan efisien.
Dalam bukunya Belajar dan pembelajaran, Dimyati dan Mudjiono
(2002 : 4-5), dampak kegiatan mengajar adalah hasil yang dapat diukur,
seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan
meloncat setelah latihan. Dampak pengiring lainnya adalah terapan
pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar.
10
yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya ini dimaksudkan untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Relevan dengan hal ini, hasil belajar
tersebut meliputi :
a) Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif).
b) Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif).
c) Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).
Ketiga hasil belajar diatas dalam pembelajaran merupakan tiga hal
yang secara programatik terpisah, namun dalam kenyataannya pada diri siswa
merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat. Dengan demikian dalam
sebuah rencana pembelajaran, hendaknya guru melakukan pilihan–pilihan
strategi pembelajaran khususnya metode yang sesuai dengan tujuan, yakni
yang dapat membantu pencapaian hal ihwal berkenaan ranah kognitif, afektif,
atau psikomotorik.
C. Pembelajaran IPA
1. Pengertian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam yang sistematis, tersusun secara
teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil observasi dan
eksperimen. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu pelajaran yang ada
di SD. Mata pelajaran IPA memiliki spesifikasi tersendiri. Pokok-pokok
materi yang disampaikan berupa prinsip-prinsip, konsep-konsep, fakta-
fakta yang berkenaan dengan lingkungan dan gejala alam yang kadang
terlalu rumit dan komplek bagi siswa SD.
11
Pengetahuan Alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu
ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. Hakekat
Pembelajaran IPA meliputi :
1) IPA sebagai produk, adalah kumpulan hasil penelitian yang telah
ilmuan dan berbentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan
empiris dan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain :
a) Fakta dalam IPA, pernyataan tentang benda yang benar-benar
ada, atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan mudah
dikonfirmasi secara obyektif.
b) Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan fakta-
fakta IPA.
c) Prinsip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan diantara
konsep-konsep IPA.
d) Hukum-hukum alam (IPA), prinsip-prinsip yang sudah diterima
meskipun bersifat sementra, tetapi karena mengalami pengujian
yang berulang-ulang maka hukum aam bersifat kekal selama
belum ada pembuktian yang lebih akurat dan logis.
e) Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-
fakta, konsep, prinsip yang saling berhubungan.
2) IPA sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami
pengetahuan tentang alam. Proses dalam memahami IPA disebut
dengan ketrampilan proses sains (science process skills) adalah
ketramplan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti mengamati,
mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.
3) IPA sebagai sikap. Sikap imiah dikembangkan melalui kegiatan
siswa dalam pembelajaran pada saat melakukan diskusi, percobaan,
simulasi, dan kegiatan proyek dilapangan.
12
1) Memahami alam sekitar.
2) Memiliki ketrampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA yang
berupa ketrampilan atau metode ilmiah.
3) Memiliki sikap ilmiah didalam mengenal alam sekitar dan
memecahkan masalah yang dihadapinya serta menyadari kebesaran
sang pencipta.
D. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Dari segi bahasa metode berasal dari bahasa Inggris yaitu method,
dan dari bahasa Yunani yaitu methodos. Methodos berasal dari kata meta
yang berarti sesudah atau melampaui, dan hodos berarti cara atau jalan.
Secara istilah, metode yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Djamarah dan Aswan Zain, metode adalah suatu cara
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, metode adalah upaya
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Selain itu, metode
juga bisa dipahami sebgai cara kerja yang teratur dan bersistemuntuk
dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah dan sistematis.
Berdasarkan berbagai pendapat yang menjelaskan definisi tentang
metode, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun
untuk mencapai tujuan yang optimal.
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru
dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pembelajaran berakhir. Seorang guru tidak dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik, bila tidak menguasai satupun metode mengajar
yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.
13
Karena peranan guru bukan semata–mata memberikan informasi,
melainkan juga mengarahkan dan memberikan fasilitas belajar agar
proses belajar lebih memadai.
Sedangkan pembelajaran disini mengandung arti setiap kegiatan
yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan dan atau nilai yang baru. Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Menurut Corey dalam Syaiful Sagala, menjelaskan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola
untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat ditari
kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang
digunakan oleh seorang guru pada kegiatan pembelajaran guna
mengantarkan murid untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Sehingga hal ini juga mengandung pengertian bahwa
metode pembelajaran dalam mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang guru dalam
kegiatan pembelajaran guna mengantarkan murid untuk mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang telah ditetapkan
disekolah atau madrasah.
14
kelompok, metode sosiodrama dan bemain peran, metode team
teaching, metode pemecahan masalah, metode proyek dan unit,
metode uswatun hasanah, dan metode anugerah.
2) Sedangkan Syaiful Sagala dalam bukunya Konsep dan Makna
Pembelajaran (Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar
dan Mengajar) menambahkan metode tersebut diantaranya meliputi
metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode
demonstrasi, metode sosiodrama, metode karyawisata, metode kerja
kelompok, metode latihan, metode pemberian tugas, dan metode
eksperimen.
3) Kemudian Djamarah dan Aswan Zain dalam bukunya Strategi
Belajar Mengajar mengemukakan macam-macam metode
pembelajaran, yaitu metode proyek, metode eksperimen, metode
tugas dan resitasi, metode diskusi, metode sosiodrama, metode
demonstrasi, metode problem solving, metode karya wisata, metode
Tanya jawab, metode latihan, dam metode ceramah.
4) Adapun Kokom Komalasari dalam bukunya Pembelajaran
Kontekstual (Konsep dan Aplikasi) terdapat beberapa metode yang
dapat diimplementasikan, yaitu metode ceramah, metode
demonstrasi, metode diskusi, metode simulasi, metode laboratorium,
metode pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, dan
sebagainya.
Demikianlah berbagai macam metode yang dikemukakan oleh
beberapa pakar, dan diharapkan semua metode tersebut dapat membantu
guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
15
kurang tepat. Di sinilah kehadiran metode menempati posisi penting
dalam penyampaian bahan pelajaran.
Sebagai seorang pendidik sudah seharusnya guru mampu
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan dapat mendorong
siswa untuk belajar. Sehingga berdampak positif pada pencapaian hasil
belajar yang maksimal, proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien,
serta pembelajaran yang diharapkan tercapai. Guna mewujudkan itu
semua seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program
pembelajaran yang optimal dengan memperhatikan situasi dan kondisi
siswa, termasuk juga perangkat pembelajarannya.
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan
percuma hanya karena metode menurut kehendak guru dan mengabaikan
kebutuhan siswa, fasilitas, serta serta situasi kelas. Seharusnya
penggunaan metode itu dapat menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran, bukan tujuan yang harus beradaptasi dengan metode.
Oleh karena itu, efektifitas penggunaan metode dapt terjadi bila
ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pembelajaran
yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan
tertulis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan juga
memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi penggunaan metode guna
pemilihan yang tepat, diharapkan dapat menciptakan suatu pembelajaran
yang efektif dan bermakna. Sehingga tujuan pembelajaran pun dapat
tercapai dengan baik.
16
guru di kelas digunakan metode eksperimen. Eksperimen sendiri adalah
percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.
Metode eksperimen merupakan salah satu dari sekian banyak metode
pembelajaran, karena dalam eksperimen mengandung makana belajar
untuk berbuat. Yang dimaksud dengan metode eksperimen adalah salah
satu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang
suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh
guru.
Menurut Roestiyah (2008:80) metode eksperimen adalah suatu
cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu
hal, mengamati prosesnya, menuliskan hasil percobaan kemudian hasil
pengamatan di sampaikan ke kelas dan dilakukan evaluasi oleh guru.
Sedangkan menurut Syaiful Sagala, metode eksperimen adalah cara
penyajian bahan pelajaran dimana peserta didik melakukan percobaan
dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau
hipotesis yang dipelajari. Sedangkan Djamarah dan Aswan Zain
mengemukakan bahwa metode eksperimen (percobaan) adalah penyajian
pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dari berbagai pendapat yang disampaikan oleh para ahli diatas,
dapat disimpulkan dalam proses pembelajaran dengan metode ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,membuktikan, dan
menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses
sesuatu. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk mengalami
sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum dalil,
dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
Peran guru dalam metode eksperimen ini sangat penting,
khususnya berkaitan dengan ketelitian dan kecermatan sehingga tidak
terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen
dalam kegiatan belajar dan mengajar. Jadi, peran guru untuk membuat
17
kegiatan belajar ini menjadi faktor penentu berhasil atau gagalnya
metode eksperimen ini.
18
4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan
tes atau sekedar tanya jawab.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan
eksperimen adalah:
1) Menerangkan tujuan eksperimen.
2) Membicarakan terlebih dahulu masalah mana yang penting
didahulukan dan mana yang harus dikemudiankan pelaksanaannya.
3) Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus
menetapkan : (a) alat-alat mana yang diperlukan, (b) langkahlangkah
apa yang harus ditempuh, (c) hal-hal apa yang harus dicatat, (d)
variabel-variabel mana yang harus dikontrol.
4) Setelah eksperimen berakhir, guru harus :
a) Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut.
b) Mengadakan tanya jawab dengan proses.
c) Melaksanakan tes untuk menguji pengertian siswa.
Pelaksanaan metode eksperimen dapat berjalan dengan efektif
dan efesien, manakala seorang guru (pendidik) memperhatikan beberapa
hal berikut ini :
1) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap
siswa.
2) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka
kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik
dan bersih.
3) Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi
dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang
cukup lama sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran
dari teori yang dipelajari itu.
4) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka
perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
19
memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga
kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam
memilih objek eksprimen itu.
5) Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah yang mengena kejiwaan, beberapa
segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain
karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa
diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
20
1. Konduksi (hantaran panas) merupakan perpindahan panas melalui
zat perantara tanpa diikuti perpindahan partikel-partikel zat
tersebut (hantaran panas melalui konduktor). Panas yang
dipindahkan secara konduksi dipengaruhi bahan zat perantaranya.
Ada zat perantara yang bersifat konduktor (mudah menghantarkan
panas), yaitu besi, aluminium dan baja. Ada pula zat perantara
yang bersifat isolator (sukar menghantarkan panas) seperti kayu,
karet dan kain.
2. Konveksi (aliran panas) adalah perpindahan panas dengan disertai
aliran zat perantaranya. Misalnya air yang direbus di dalam panci.
3. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa medium perantara.
Misalnya panas matahari sampai ke bumi dan panas api dapat kita
rasakan.
Manfaat dan kerugian energi panas.
Manfaat energi panas adalah sebagai berikut :
Energi panas matahari bermanfaat utuk kehidupan di bumi.
Energi panas api dimanfaatkan untuk memasak makanan
dan membuat api unggun.
Kerugian energi panas adalah sebgai berikut :
Energi panas dari api yang tidak terkendali dapat
mengakibatkan terjadinya kebakaran.
Energi panas dari permukaan benda yang saling bergesekan
mengakibatkan permukaan kedua benda menjadi aus.
21
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di SD Inpres Wairklau Kecamatan Alok Kabupaten Sikka.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
06Mei 2019, 08Mei 2019, dan 10 Mei 2019, semester genap tahun
pelajaran 2018/2019.
Mata
No. Hari/ Tanggal Materi Siklus
Pelajaran
Perpindahan
1 Senin, 06 Mei 2019 IPA Pra siklus
Energi Panas
Perpindahan
2 Rabu, 08 Mei 2019 IPA I
Energi Panas
22
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu :
a) Lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan
proses belajar mengajar di kelas.
b) Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar dari penelitian dapat dilihat pada setiap
siklus.
c) Angket siswa pada penelitian untuk mengetahui masalah yang
dimiliki siswa pada pembelajaran sebelumnya.
1. Pra Siklus
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan dalam pra siklus disusun berdasarkan
hasil observasi kegiatan pra tindakan. Rancangan tindakan ini
disusun dengan beberapa cakupan, antara lain:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
materi yang akan diajarkan.
2) Mempersiapkan lembar kerja siswa
23
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
diawali dengan persiapan pembelajaran, yaitu mempersiapkan materi
pelajaran perpindahan energi panas, kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran dan melakukan apersepsi.
Dalam pembelajaran ini juga diadakan tes secara individual
yang diberikan diakhir tindakan, berguna untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa terhadap materi.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat dan mengadakan penilaian untuk mengetahui
kemampuan berpikir siswa.
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan, minat murid dalam mengikuti
proses pembelajaran. Kegiatan guru dan murid dalam proses
pembelajaran ini diamati dengan menggunakan instrument yang
telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk selanjutnya data hasil
observasi tersebut dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan
tindakan berikutnya.
d. Refleksi
Pengkajian data pada tahap refleksi melibatkan observasi
sehingga diharapkan evaluasi dan refleksi akan lebih efektif, hasil
dan refleksi ini digunakan sebagai diskusi balikan untuk
merencanakan dan mengadakan perbaikan pada pelaksanaan
tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil tindakan yang disertai
observasi dan refleksi dapat diketahui kelemahan dan kekurangan
kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk menentukan
tindakan perbaikan pada siklus I.
24
2. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan dalam siklus kesatu disusun
berdasarkan hasil observasi kegiatan pra tindakan. Rancangan
tindakan ini disusun dengan beberapa cakupan, antara lain:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
materi yang akan diajarkan sesuai dengan Metode Pembelajaran
Eksperimen.
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan percobaan.
3) Mempersiapkan lembar kerja siswa yaitu lembar kerja kelompok
dan lembar kerja Test Akhir Siklus I.
4) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas peneliti
dan lembar observasi aktivitas siswa.
5) Pembentukan kelompok.
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan Metode Pembelajaran eksperimen. Diawali
dengan persiapan pembelajaran, yaitu mempersiapkan materi
pelajaran perpindahan energi panas, kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran dan melakukan apersepsi.
Mempersiapkan alat-alat percobaan eksperimen disetiap
kelompok yang digunakan kemudian menyampaikan materi secara
garis besar. Menerapkan Metode eksperimen pada pembelajaran IPA
di kelas. Kegiatan akhir, peneliti mengarahkan peserta didik untuk
menyimpulkan materi yang telah dibahas bersama, kemudian
peneliti memberikan motivasi agar peserta didik lebih giat belajar.
Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan salam.
Dalam pembelajaran ini juga diadakan tes secara individual
(Tes Akhir siklus I) yang diberikan diakhir tindakan, berguna untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi.
25
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat dan mengadakan penilaian untuk mengetahui
kemampuan berpikir peserta didik.
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan, minat peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran ini diamati dengan menggunakan
instrument yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk selanjutnya
data hasil observasi tersebut dijadikan dasar untuk menyusun
perencanaan tindakan berikutnya.
d. Refleksi
Pengkajian data pada tahap refleksi melibatkan observasi
sehingga diharapkan evaluasi dan refleksi akan lebih efektif, hasil
dan refleksi ini digunakan sebagai diskusi balikan untuk
merencanakan dan mengadakan perbaikan pada pelaksanaan
tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil tindakan yang disertai
observasi dan refleksi dapat diketahui kelemahan dan kekurangan
kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk menentukan
tindakan perbaikan pada siklus II.
3. Siklus II
Pada siklus II ini juga prosedur pelaksanaan disusun sama dengan
siklus I yang terdiri dari :
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus II ini disusun berdasarkan
refleksi hasil observasi pembelajaran pada siklus I. Perencanaan
tindakan ini dipusatkan kepada sesuatu yang belum dapat terlaksana
dengan baik pada tindakan siklus I.
26
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas yang
sama sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan
hasil refleksi siklus I.
c. Pengamatan
Kegiatan observasi ini meliputi pengamatan terhadap
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan siklus II, minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan di kelas IV pada siklus II, guru melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Dari hasil
refleksi dan diskusi dengan supervisor 2 menganalisis pelaksanaan
pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen untuk
membuat kesimpulan dalam meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa kelas IV Semester 2 SD Inpres Wairklau kabupaten Sikka
terhadap pembelajaran IPA Tahun Pelajaran 2018/2019.
27
1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas
a) Tes, dipergunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.
b) Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran dengan
menerapkan metode demonstrasi menggunakan alat peraga garis
bilangan mistar.
c) Diskusi antara guru, supervisor 2, dan kolaborator untuk refleksi
hasil siklus penelitian tindakan kelas.
2. Alat Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas
a) Tes, menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil
belajar siswa.
b) Observasi, menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar IPA.
Diskusi, menggunakan lembar hasil pengamatan.
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
29
Marvin Junior Sudjana 75 √
16
Mario El Yordan Adi 70 √
17
Pricilia A. G. Febriany 60 √
18
Rezky Aditya Rayon 65 √
19
Rafi Samad Dadi Ahmad 55 √
20
Suci Grace Olivia 75 √
21
Talitha Hasnah Humaira 80 √
22
Wulan Rahimatu Zahrani Yuwono 75 √
23
Yohanes Nong Divo 55 √
24
Severinus M. Febrian Woda 40 √
25
Timotius C. Ronaldo 55 √
26
Fakhri Afif 70 √
27
Jumlah 1.790
Rata-Rata 66,29
Prosentase 52,38 % 47,62%
Tabel 2
30
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Evaluasi
2. Siklus I
Melalui refleksi tentang ketidaktuntasan di atas, penulis
mengemukakan bahwa kegagalan ini disebabkan oleh penggunaan
metode yang kurang tepat sehingga perlu dilakukan perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar
siswa.Berikut ini disajikan tabel dafta nilai evaluasi belajar siklus I.
Tabel 2
4.2. Hasil Evaluasi Belajar Sisklus I
31
Nilai Tidak Tuntas
Tuntas (T) (TT)
Andrew Natalino Inocentius Poa 75 √
1
Alexandro Leonard Nasto 70 √
2
Apriano Mae Mbeo Parera 75 √
3
Agnes Josephine C. Sada 75 √
4
Dynara S. Valerill 80 √
5
Eufrasia Kinaryosi K. Sesapung 100 √
6
Elza Tifa Rumie 85 √
7
Firjatillah 75 √
8
Hafsah Alya Faradhilah 85 √
9
Healdegardiz Gerejati Banabera 90 √
10
Kayla Maharani Ma’rifa 80 √
11
Meilany Putri Barlince 90 √
12
Maria Vinesnia Theresia Monika 70 √
13
Maria Chyntia 75 √
14
Marsyella Ineke Glorya Karamoy 75 √
15
Marvin Junior Sudjana 80 √
16
Mario El Yordan Adi 75 √
17
Pricilia A. G. Febriany 75 √
18
Rezky Aditya Rayon 75 √
19
Rafi Samad Dadi Ahmad 80 √
20
Suci Grace Olivia 80 √
21
Talitha Hasnah Humaira 95 √
22
Wulan Rahimatu Zahrani Yuwono 90 √
23
Yohanes Nong Divo 65 √
24
Severinus M. Febrian Woda 60 √
25
Timotius C. Ronaldo 65 √
26
Fakhri Afif 80 √
27
Jumlah 2.115
32
Rata-Rata 78,33
Prosentase 88,89 % 11,11 %
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Hasil Evaluasi
3. Siklus 2
Perbaikan pembelajaran pada siklus II, dilaksanakan berdasarkan
hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I. Fokus perbaikan ditujukkan pada
penggunaan metode yakni dari metode ceramah ke metode eksperimen.
Pada siklus ini proses pembelajaran berjalan dengan baik, terlihat dari
keaktifan peserta didik dalam kerjsama kelompok dan mempraktikan secara
langsung. Peserta didik juga berani untuk menjawab pertanyaan
guru.Pemahaman konsep ini makin mendalam sehingga ada peningkatan
yang cukup signifikan baik secara kelompok maupun secara individu.
Tabel 4
Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Belajar Siswa
33
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Indikator : Perpindahan Energi Panas
Ketuntasan
Pra Siklus
34
Timotius C. Ronaldo 75 √
26
Fakhri Afif 80 √
27
Jumlah 2. 215
Rata-Rata 82,03
Daya Serap 100 %
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Hasil Evaluasi
35
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat perubahan nilai yang lebih
baik pada siklus II.
Perkembangan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada
materi perpindahan energi panas dengan metode eksperimen dapat disajikan
dalam tabel dan perolehan nilai rata-rata kelas.
36
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Wairklau pada mata pelajaran
IPA materi Perpindahan Energi Panas mengalami peningkatan yang
signifikan setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan metode
eksperimen.
2. Mengaitkan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membuat
pembelajaran menjadi lebih bermakna.
3. Keterampilan dan minat belajar siswa dalam tanya jawab selama proses
pembelajaran menggunakan metode eksperimen dapat muncul dan 88%
menunjukkan peningkatan.
37
f. Lakukan refleksi diri setiap selesai mengajar untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran.
38
DAFTAR PUSTAKA
39