Anda di halaman 1dari 8

Nama :Arli Meidianti

Kelas : 1 Reguler A
NIM : PO.71.24.1.18.004
Mata Kuliah : Kebutuhan Dasar Manusia
Dosen Pembimbing : Rina Nursanti, Skm, M. Kes

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMINDAHAN PASIEN

A. Judul : Pemindahan Pasien


B. Tujuan : Untuk mengetahui tata cara pemindahan pasien
C. Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2018
D. Waktu : 2 x 50 menit
E. Landasan Teori :

A. Teknik Pemindahan Pasien


1. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kursi roda merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan pada pasien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda.(Firmansyah, Memindahkan Pasien Ke Kursi, 2009).

2. Memindahkan Pasien dari Kursi Roda ke Tempat Tidur


Memindahkan pasien dari atas kursi roda  ke tempat tidur adalah untuk
mengembalikan pasien ke tempat idur setelah menjalani prosedur tertentu atau setelah
aktivitas lain

3. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kereta Dorong (Brankart)


Pemindahan ini merupakan tindakan pemindahan pasien yang dilakukan oleh dua
sampai tiga orang perawat. Pemindahan ini dapat dari tempat tidur ke brankart atau tempat
tidur ke tempat tidur lain. Pemindahan ini biasanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat
dan atau tidak boleh melakukan pemindahan sendiri. Hal yang perlu disiapkan sama dengan
pemindahan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.(Hidayat & Uliyah, 2004).
Aktivitas ini dilakukan pada pasien yang membutuhkan bantuan untuk berpindah dari
tempat tidur ke kursi roda.(Hidayat & Uliyah, 2004)

4. Memindahkan Pasien dari Brankart ke Tempat Tidur


Tujuan dari melaksanakan tindakan ini adalah untuk perawatan tertentu yang tidak
dapat dikerjakan diatas brankart dan untuk memindahkan pasien pada tempat perawatan
selanjutnya jika kemungkinan pasien akan berpindah ke tempat yang selanjutnya.

B. Pengaturan Posisi Diatas Tempat Tidur


1. Posisi Fowler dan Semi Fowler
Posisi fowler/semi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Yang membedakan kalau posisi Fowler posisi
bed dinaikkan 45-600. Sedangkan posisi semi Fowler posisi bed dinaikkan 25-30 0. Posisi ini
dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

2. Posisi Sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan untuk
memberi kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (supositoria). Biasanya dilakukan pada
pasien dengan pemeriksaan recta lataudaerah anus, untuk pasien yang akan di huknah, untuk
pasien yang akan diberikan obat melalui anus, dan untuk tindakaninjeksi IM (intra muskular).

3. Posisi Trendelenburg
Posisi Trendelenburg adalah posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala
lebih rendah dari pada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah
ke otak, dan pada pasien shock dan pada pasien yang dipasang skin traksi pada kakinya.

4. Posisi Dorsal Recumbent


Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi
(ditarikataudirenggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan
memeriksa genetalia serta pada proses persalinan. (A. AzisAlimut H, 2009 : 186).
Area yang dikajiadalahkepaladanleher, punggung, toraks anterior danparu – paru,
payudara, aksila, jantung, abdomen.(Patricia  A. Potter, 2005 : 823).
5. Posisi Litotomi
Pada posisi ini pasien ditempatkan pada posisi berbaring telentang  dengan
mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa genitalia pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.

6. Posisi Genu Pektoral


Posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian
atastempat tidur. Dengan tujuan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid, membantu
merubah letak kepala janin pada bayi yang sungsang.

7. Posisi orthopeneic
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada,
seperti pada meja. Dilakukan untuk memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan
kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya
bisa pada elevasi sedang.

8. Posisi Supinasi
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama
dengan kesejajaran berdiri yang baik. Dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan
memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi
tertentu.

9. Posisi pronasi
Pasien tidur dalam posisi telungkup berbaring dengan wajah menghadap ke bantal.
Dilakukan untuk memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang serta
mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.

10. Posisi lateral


Posisi lateral adalah posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan
sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu. Dilakukan untuk mempertahankan
body aligement, mengurangi komplikasi akibat immobilisasi, meningkankan rasa nyaman,
mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap.
Alat dan Bahan
a. Tempat Tidur
b. Kursi Roda
c. Brankart
d. Handscun
e. Tisu/Handuk

11. Langkah Kerja


1. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
Prosedur kerja:
a. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.
b. Menyiapkan peralatan dan mendekatkan ke pasien.
c. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan dengan tisu/handuk
bersih.
d. Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur, dan siapkan kursi roda dalam
posisi 45° terhadap tempat tidur,
e. Pasang sabuk pemindah bila perlu,
f. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan tidak licin,
g. Renggangkan kedua kaki Anda,
h. Fleksikan kedua panggul dan lutut Anda, sejajarkan lutut Anda dengan lutut
pasien.
i. Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan tempatkan
tangan Anda di skapula pasien,
j. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil meluruskan panggul dan
tungkai Anda, dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi,
k. Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut,
l. Tumpukan pada kaki yang jatuh dari kursi,
m. Instrusikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi untuk
menyokong,
n. Fleksikan panggul dan lutut Anda sambil menurunkan pasien ke kursi,
o. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk,
p. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih,
q. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan. Observasi
terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan,
r. Cuci tangan setelah prosedur yang dilakukan, dan
s. Catat prosedur dalam catatan kebidanan
2. Memindahkan Pasien dari Kursi Roda ke Tempat Tidur
Prosedur kerja:
a. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.
b. Menyiapkan peralatan dan mendekatkan ke pasien.
c. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan dengan
tisu/handuk bersih.
d. Atur kursi roda dalam posisi terkunci dan dekatkan dengan tempat tidur (pastikan
juga dalam posisi terkunci).
e. Angkat kedua tatakan kursi roda dan minta pasien untuk meletakkan kaki yang
kuat di bawah kursi roda sedangkan kaki yang lemah di depannya
f. Minta pasien untuk berpegangan pada kedua lengan kursi roda dengan kuat sambil
menghentakkan tubuh (jika tetap tidak mampu, rangkul tubuh pasien dan bantu
pasien untuk berdiri).
g. Minta pasien untuk berpegangan pada tepi tempat tidur.
h. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur.
i. Minta pasien untuk beringsut ke bagian tengah tempat tidur hingga pasien dapat
berbaring.
j. Atur posisi pasien hingga merasa nyaman di tempat tidur.
k. Bawa kursi roda menjauh dari tempat tidur pasien.
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
m. Catat prosedur dalam catatan kebidanan.

3. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kereta Dorong (Brankart)


Prosedur kerja:
a. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.
b. Menyiapkan peralatan dan mendekatkan ke pasien.
c. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan dengan
tisu/handuk bersih.
d. Dua atau tiga bidan dengan tinggi badan kurang lebih sama yang berdiri
berdampingan menghadap tempat tidur pasien.
e. Setiap orang bertanggung jawab untuk salah satu dari area tubuh pasien (kepala
dan bahu, panggul, paha, dan pergelangan kaki).
f. Masing-masing pasien membentuk dasar pijakan yang luas yang mendekat ke
tempat tidur di depan, lutut agak fleksi.
g. Lengan pangangkat ditempatkan di bawah kepala dan bahu, panggul, paha dan
pergelangan kaki pasien, dengan jari jemari mereka menggenggam sisi tubuh
pasien.
h. Pengangkat menggulingkan pasien kearah dada mereka.
i. Pada hitungan ke-3, pasien diangkat dan digendong ke dada bidan.
j. Pada hitungan ke-3 yang kedua, bidan melangkah ke belakang dan menumpu
salah satu kaki untuk mengarah ke brankart/tempat tidur lain, dengan bergerak ke
depan.
k. Bidan dengan perlahan menurunkan pasien ke bagian tengah brankart/tempat tidur
lain dengan memfleksikan lutut dan panggul mereka sampai siku mereka pada
setinggi tepi brankart/tempat tidur.
l. Bidan mengkaji kesejajaran tubuh pasien, tempatkan pagar tempat tidur pada
posisi terpasang
m. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih.
n. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan. Observasi
terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan.
o. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
p. Catat prosedur dalam catatan kebidanan.

4. Memindahkan Pasien dari Brankart ke Tempat Tidur


Prosedur kerja:
a. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.
b. Menyiapkan peralatan dan mendekatkan ke pasien.
c. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan dengan
tisu/handuk bersih.
d. Atur brankart dalam posisi terkunci dan dekatkan dengan tempat tidur.
e. Satu bidan berada disisi tempat tidur, sedangkan posisi dua bidan yang lain di
samping brankart.
f. Silangkan tangan klien didepan dada.
g. Gunakan pengalas dibawah tubuh klien untuk media mengangkat.
h. Bidan yang berada di sisi tempat tidur, memegang dan siap menarik pengalas.
i. Dua bidan lain yang berada di samping brankart, mengangkat pengalas dzn tubuh
klien hingga mencapai tempat tidur.
j. Jauhkan brankart.
k. Atur posisi klien hingga merasa nyaman di tempat tidur.
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
m. Catat prosedur dalam catatan kebidanan
12. Hasil Praktikum

Metode yang dipraktikkan Tindakan Keterangan


No
Benar Salah
1. Posisi flower dan semi flower  Prosedur dilakukan
dengan baik
2. Posisi SIM  Prosedur dilakukan
dengan baik
3. Posisi Trendelenbung  prosedur yang
dilakukan kurang
baik
4. Posisi Dorsal Recumbent  Prosedur yang
dilakukan baik
5. Posisi Litotomi  Prosedur yang
dilakukan kurang
baik

6. Posisi Genu Pektoral  Prosedur dilakukan


dengan baik
7. Posisi Orthopeneic  Prosedur yang
dilakukan kurang
baik
8. Posisi Supinasi  Prosedur dilakukan
baik
9. Posisi pronasi  Prosedur dilakukan
baik
10. Posisi lateral  Prusedur dilakukan
baik

13. Kesimpulan:
Mobilisasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pada klien dengan kelemahan
kemampuan fungsional untuk perpindah dari satu tempat ketempat lain.
Pengkajian mobilisasi pasien berfokus pada rentang gerak (Orange of mation),cara
berjalan,latihan fisik, toleransi aktivitas, dan kesejajaran tubuh.
Macam-macam mobilisasi:posisi flower,semi flower,posisi sim,posisi trendelenbung,posisi
dorsal recumbent,posisi litotomi,posisigrnu pektoral,posisi orthopenic,posisi supinasi,posisi
pronasi,posisi lateral.

Anda mungkin juga menyukai