Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

TUGAS

GEOLOGI EKSPLORASI

OLEH :

VINOLIA GRANETSYA
F 121 17 020

PALU
2020
Eksplorasi merupakan kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan
untuk mengidentifikasi, menentukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran,
kuantitas dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat
dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukannya penambangan (menurut
Standar Nasional Indonesia (SNI)).
Eksplorasi pada cebakan-cebakan selalu dilakukan secara bertahap. Sistem
ini dilakukan untuk mengurangi suatu resiko eksplorasi. Selain itu, sistem itu
dihubungkan dengan metode eksplorasi yang digunakan.
Menurut Peters (1978) dalam Koesoemadinata (2000), tahapan eksplorasi
modern adalah suatu strategi eksplorasi modern meliputi dua tahapan eksplorasi
dengan sub tahapannya, dimana pada setiap tahapan memberikan kesempatan
untuk pengambilan keputusan serta penyempurnaan model eksplorasi serta
petunjuk geologi yang lebih relevan. Tahapan ini dapat dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu :
1) Tahapan Rancangan Eksplorasi (Exploration Design Stage).
Tahap ini menyangkut tentang review literatur, geologi regional, citra landsat,
interpretasi foto udara juga mencakup model eksplorasi sebagai hipotesa kerja
penentuan strategi dan pemilihan metode eksplorasi.
2) Tahapan Eksplorasi Tinjau-Tingkat Strategis (Reconnaissance Exploration
Stage-Strategic Phase).
a. Penilaian Regional (Regional Apprasisal), berdasarkan data dan studi
pustaka yang ada.
b. Peninjauan Daerah (Area Reconnaissance), dengan melakukan survei
daerah, seperti survei udara (analisa foto udara dan analisa
aeromagnetic). Survei darat berupa lintasan-lintasan menggunakan
metode geologi/non geologi, pengambilan sampel batuan (stream
sampling) dan sebagainya.
c. Pemilihan Sasaran (Target Selection), tahap ini menindaklanjuti tahapan
peninjauan daerah dengan sistem metoda geologi berupa: prospeksi
batuan di sungai seperti float maping and sampling, stream sediment
sampling, dan rock sampling. Kadangkala bersamaan dengan pembuatan
paritan, pemboran dangkal dan metoda geofisika seperti survei magnetik,
gravitasi, seismik dan refleksi sesuai dengan petunjuk geologi.
3) Tahapan Eksplorasi Rinci – Tingkat Taktis (Detail Exploration Stage –
Tactical Phase).
a. Penyelidikan Permukaan Rinci (Detail Surface Investigation), berupa
penciutan daerah prospek dengan peta skala 1 : 5000 – 1 : 1000. Kegiatan
pada tahap ini berupa pemetaan geologi rinci, survey geokimia rinci,
pembuatan paritan dan sumur uji dan survei geofisika rinci dan
pengambilan beberapa contoh batuan hasil pemboran.
b. Penyelidikan Bawah Permukaan Rinci (Detail Subsurface Investigation),
tahap ini berupa pembuatan terowongan eksplorasi, pengeboran core-
logging yang lebih rapat, pengukuran geophysical logging, penentuan
cadangan pendahuluan dan pengambilan contoh secara sistematis.
c. Penemuan atau Bukan Penemuan (Discovery/Non-discovery), pada tahap
ini faktor-faktor teknik penambangan, teknik ekstraksi metalurgi,
kebutuhan energy dalam penambangan serta penilaian ekonomis
(feasibility studies) dilakukan agar dapat diketahui suatu prospek dapat
ditambang atau tidak.
4) Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi (Evaluation and Preproduction Stage).
Tahap ini merupakan tahap akhir sebelum dilakukan penambangan suatu
daerah. Tahap ini berupa evaluasi keseluruhan dari kegiatan produksi juga
merancang kegiatan penunjang selama pertambangan seperti pembuatan jala,
pembuatan kantor dan mess pekerja, pembuatan pelabuhan dan pabrik
metalurgi.
Eksplorasi Batubara
Tahapan eksplorasi batubara dilaksanakan mulai tahap : pra-eksplorasi
(survei tinjau), prospeksi, eksplorasi pendahulan dan eksplorasi rinci.
1. Tahap pra-eksplorasi (survei tinjau).
Melakukan studi geologi regional untuk menentukan keterdapatan cekungan
sedimen yang mengandung batubara, dimana tahapan ini meliputi penentuan:
cekungan sedimen, stratigrafi regional, formasi pembawa batubara berdasarkan
analisis stratigrafi regional, serta sebaran lateral dari lithofacies dalam cekungan
sedimen.
Untuk mengembangkan studi geologi regional tersebut dilakukan analisis :
peta topografi dan tataguna lahan, laporan dan peta-peta o, foto udara dan citra
satelit, peta geofisika regional, sumur minyak lama dan log bor serta rekaman data
geofisika, kondisi local dan mengenali singkapan dan sampling dengan skala peta
1 : 50.000.

2. Tahap Penilaian Regional Daerah yang Prospek.


Sasaran tahapan ini adalah menentukan secara akurat stratigrafi dan posisi
yang mengandung horizon batubara, membatasi daerah sebaran endapan batubara
yang akan menjadi sasaran eksplorasi, menentukan korelasi dan sebaran lateral
dari horizon batubara, menentukan secara umum gambaran struktur geologinya,
menentukan geometri batubara, kualitas dan mungkin potensi pemanfaatannya,
dan menentukan benar-benar metoda eksploitasi.
Kegiatannya meliputi : pemetaan geologi dengan skala minimal 1 : 50.000,
pengukuran penampang stratigrafi, pembuatan paritan (trenching) atau pembuatan
sumuran (test pit), melakukan pemboran uji (scout drilling), melakukan
pencotohan (sampling) dan melakukan analisis kualitatif.

3. Tahap Eksplorasi Pendahuluan.


Maksud tahap eksplorasi pendahuluan adalah untuk mengetahui gambaran
awal bentuk tiga-dimensi endapan batubara (ketebalan, bentuk, korelasi sebaran,
struktur, kuantitas dan kualitas).
Kegiatannya adalah pemetaan geologi dengan skala minimal 1 :10.000,
pemetaan topografi, pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi
geologinya, penampangan (logging) geofisika, pembuatan sumuran/paritan uji dan
pencontohan (sampling) yang representatif.

4. Tahap Eksplorasi Rinci.


Pada tahap ini eksplorasi tersebut memberikan data untuk persiapan desain
tambang (jika diperlukan) dan petunjuk dasar atau spesifikasi pemanfaatannya.
Persiapan plant hanya diperlukan bilamana kandungan abu batubara tinggi (1
samapai 35% abu) dan sebaliknya pemanfaatan untuk batubara dengan abu lebih
rendah.
Maksud tahapan eksplorasi rinci adalah untuk mengetahui kuantitas dan
kualitas serta model tiga-dimensi endapan batubara secara lebih rinci.
Kegiatannya adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1 :
2.000, pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai
dengan kondisi geologinya, dan loging geofisika.
Metode geofisika atau survey tambahan lainnya bisa dipakai untuk
menjelaskan konfiurasi struktur geologi yang lebih rinci dengan pertimbangan
untuk menentukan jenis tambang tersebut (tambang terbuka atau tambang bawah
tanah).

5. Tahap Perencanaan Tambang.


Tujuan tahap ini adalah untuk memperoleh semua informasi tambahan yang
diperlukan dan mengkonfirmasikan data lama yang dibutuhkan untuk rancangan
dan perencanaan rinci tambang tersebut, persiapan plant dan persiapan spesifikasi
pasar.
Gambar. Bagan Alir Tahapan Eksplorasi Batubara (Rahmad dkk, 2017)

Referensi :

Koesoemadinata,R.P. 2000. Geologi Eksplorasi. Bandung : ITB.

Rahmad, Basuki dkk. 2017. Pengantar Eksplorasi Geologi Batubara dan Kualitas
Batubara. Yogyakarta : LPPM UPN “Veteran”.

Anda mungkin juga menyukai