Anda di halaman 1dari 14

EPIDEMIOLOGI

KEWASPADAAN DINI DAN KEJADIAN LUAR BIASA


Fisioterapi A

Kelompok 1

Wiwit Primaningati 201710490311003

Rendiany Nabella Putri 201710490311007

Belva Edina 201710490311009

Putri Rezki Asyidda 201710490311012

Noor Hairunisa 201710490311014

Barrah 201710490311016

Baiq Farlindia Dirgantari 201710490311021

Anniza Hasyim 201710490311028

Vasya Mutia Salwa 201710490311033

Sufia Firda Arini 201710490311037

JURUSAN FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Epidemiologi mengenai Epidemiologi studi eksperimental ini dengan tepat pada
waktunya, tanpa halangan suatu apapun.

Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita ke jalan yang benar yakni
Agama Islam. Sebagai rasa hormat penulis atas bantuan dan bimbingan serta
dorongan dari semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besatnya kepada

1. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd, selaku rektor di Universitas Muhammadiyah


Malang,

2. Ibu Atika Yulianti, S.ST, M.Fis, selaku kepala program studi Fisioterapi,

3. Ibu selaku dosen pembimbing mata kuliah Epidemiologi,

4. Rekan-rekan penulis yang telah memberikan kritik dan sarannya dalam


penulisan makalah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala budi kebaikan mereka


dan selalu memberikan berkah-Nya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi para akademis untuk mengembangkan suatu konsep keilmuan.
Jika ada salah kata penulis memohon maaf, kritik dan saran pembaca sangat
penulis perlukan demi memperbaikinya di masa yang akan datang.

Malang, 4 Mei 2019

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Definisi Kejadian Luar Biasa (KLB)..............................................................3
2.2 Definisi Sistem Kewaspadaan Dini................................................................3
2.3 Ruang Lingkup Sistem Kewaspadaan Dini....................................................4
2.4 Tujuan Sistem Kewaspadaan Dini.................................................................4
2.5 Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini.................................................4
2.6 Kriteria Sistem Kewaspadaan Dini................................................................6
2.7 Deteksi Dini Kondisi KLB.............................................................................6
2.8 Indikator Kinerja Sistem Kewaspadaan Dini.................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 
Kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular, keracunan makanan,
keracunan bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat karena dapat menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan
kematian yang besar, menyerap anggaran biaya yang besar dalam upaya
penanggulangannya, berdampak pada sektor ekonomi, pariwisata serta
berpotensi menyebar luas lintas kabupaten/kota, propinsi bahkan internasional
yang membutuhkan koordinasi dalam penanggulangannya.
Kejadian luar biasa penyakit dapat mengakibatkan terjadinya
peningkatan kesakitan dan kematian yang besar, yang juga berdampak pada
pariwisata, ekonomi dan sosial, sehingga membutuhkan perhatian dan
penanganan oleh semua pihak terkait. Kejadian-kejadian KLB perlu dideteksi
secara dini dan diikuti tindakan yang cepat dan tepat, perlu diidentifikasi
adanya ancaman KLB beserta kondisi rentan yang memperbesar risiko
terjadinya KLB agar dapat dilakukan peningkatan kewaspadaan dan
kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan KLB, dan oleh karena itu perlu
diatur dalam pedoman Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa.
Indonesia merupakan Negara yang masih memiliki angka kejadian luar
biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi ini
menyebabkan perlunya peningkatan system kewaspadaan dini dan respon
terhadap KLB tersebut dengan langkah-langkah yang terprogram dan akurat,
sehingga proses penanggulangannya menjadi lebih cepat dan akurat. Untuk
dapat mewujutkan respon KLB yang cepat, diperlukan bekal pengetahuan dan
keterampilan yang cukup dari para petugas dilapangan untuk memiliki
pedoman penyelidikan dan penaggulangan KLB yang terstruktur, sehingga
memudahkan kinerja para petugas mengambil langkah-langkah dalam rangka
melakukan respon KLB.
Hasil penyelidikan epidemiologis mengarahkan langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam upaya penanggulangan KLB. Upaya penanggulangan
ini meliputi pencegahan penyebaran KLB, termasuk pengawasan usaha

1
pencegahan tersebut dan pemberatasan penyakitnya. Upaya penanggulangan
KLB yang direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan oleh semua pihak
yang terkait secara terkoordinasi dapat dihentikan atau membatasi
penyebarluasan KLB sehingga tidak berkembang menjadi suatu wabah.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi kejadian luar biasa (KLB) ?
b. Apa definisi sitem kewaspadaan dini ?
c. Bagaimana ruang lingkup sistem kewaspadaan dini ?
d. Apa tujuan sistem kewaspadaan dini ?
e. Bagaimana penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini ?
f. Bagaimana kriteria sistem kewaspadaan dini ?
g. Bagaimana deteksi dini kondisi KLB ?
h. Apa saja indikator kinerja sistem kewaspadaan dini ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui definisi kejadian luar biasa (KLB),
b. Untuk mengetahui definisi sitem kewaspadaan dini,
c. Untuk mengetahui ruang lingkup sistem kewaspadaan dini,
d. Untuk mengetahui tujuan sistem kewaspadaan dini,
e. Untuk mengetahui penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini,
f. Untuk mengetahui kriteria sistem kewaspadaan dini,
g. Untuk mengetahui deteksi dini kondisi KLB,
h. Untuk mengetahui indikator kinerja sistem kewaspadaan dini .

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kejadian Luar Biasa (KLB)


Berdasrkan permenkes no. 949/MENKES/SK/VIII/2004 tentang
pedoman penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa
(KLB), kejadian luar biasa (KLB) didefinisikan sebagai timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk


menangani penderita, mencegah perluasan kejadian dan timbulnya penderita
atau kematian baru pada suatu kejadian luar biasa yang sedang terjadi.   
Program Penanggulangan KLB adalah suatu proses manajemen yang
bertujuan agar KLB tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Pokok
program penanggulangan KLB adalah identifikasi ancaman KLB secara
nasional, propinsi dan kabupaten/kota; upaya pencegahan terjadinya KLB
dengan melakukan upaya perbaikan kondisi rentan KLB; penyelenggaraan
SKD-KLB, kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan adanya KLB dan
tindakan penyelidikan dan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat.

2.2 Definisi Sistem Kewaspadaan Dini


Menurut permenkes no. 949/MENKES/SK/VIII/2004 tentang
pedoman penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa
(KLB), kewaspadaan dini didefinisikan sebagai kewaspadaan terhadap
penyakit berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya
dengan menerapkan teknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan
untuk meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan
dan tindakan penanggulangan kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.

Peringatan Kewaspadaan Dini KLB merupakan pemberian informasi


adanya ancaman KLB pada suatu daerah dalam periode waktu tertentu.
Deteksi dini KLB merupakan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya
KLB dengan cara melakukan intensifikasi pemantauan secara terus menerus

3
dan sistematis terhadap perkembangan penyakit berpotensi KLB dan
perubahan kondisi rentan KLB agar dapat mengetahui secara dini terjadinya
KLB.

2.3 Ruang Lingkup Sistem Kewaspadaan Dini


Berdasarkan permenkes ruang lingkup sistem kewaspadaan dini, secara
operasional SKD-KLB meliputi kajian epidemiologi secara terus menerus dan
sistematis terhadap penyakit berpotensi KLB dan kondisis rentan KLB,
peringatan kewaspadaan dini KLB, dan peningkatan kewaspadaan dan
kesiapsiagaan sarana kesehatan pemerintah, dan masyarakat terhadap
kemungkinan terjadinya KLB.
2.4 Tujuan Sistem Kewaspadaan Dini
Tujuan dari sistem kewaspadaan dini terbagi atas dua, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Terselenggaranya kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap
kemungkinan terjadinya KLB.
b. Tujuan Khusus
 Terindentifikasi adanya ancaman KLB
 Terselenggaranya peringatan kewaspadaan dini KLB
 Terselenggaranya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya
KLB
 Terdeteksi secara dini adanya kondisi rentan KLB
 Terdeteksi secara dini adanya KLB
 Terselenggaranya penyelidikan dugaan KLB

2.5 Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini


Dalam penyelenggaraan SKD KLB dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu :
 Pengorganisasian, sesuai dengan peran dan fungsinya maka setiap unit
pelayanan kesehatan, Dikes kab./kota, provinsi dan Depkes RI wajib
menyelenggarakan SKD KLB dengan membentuk unit pelaksana yang
bersifat fungsional atau struktural

4
 Sasaran, sasaran SKD KLB meliputi penmyakit berpotensi KLB dan
kondisi rentan KLB
 Kegiatan SKD KLB
Secara umum kegiatan sistem kewaspadaan dini dan kejadian luar
biasa, meliputi ;
 Kajian Epidemiologi
Untuk mengetahui adanya ancaman KLB, maka dilakukan kajian
secara terus menerus dan sistematis terhadap berbagai jenis penyakit
berpotensi KLB dengan menggunakan kajian. Kajian tersebut diantaranya
adalah : Data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB,
kerentanan masyarakat seperti status gizi yang buruk, imunisasi yang tdk
lengkap, personal hygiene yang buruk dll, kerentanan lingkungan spt
sanitasi dan lingkungan yang jelek; Kerentanan pelayanan kesehatan spt
sumberdaya, sarana dan prasarana  yang rendah atau kurang memadai,
ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah lain, sumber
data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi.
Sumber data surveilans epidemiologi penyakit adalah :Laporan
KLB/wabah dan hasil penyelidikan KLB, Data epidemiologi KLB dan
upaya penanggulangannya, Surveilans terpadu penyakit berbasis KLB,
Sistem peringatan dini KLB di rumah sakit. Sumber data lain dalam
jejaring surveilans epidemiologi adalah: Data surveilans terpadu penyakit,
Data surveilans khusus penyakit berpotensi KLB, Data cakupan program.
Data cakupan program tersebut diantaranya adalah  Data lingkungan
pemukiman, dataperilaku masyarakat, data pertanian, data meteriologi dan
fisika;Informasi masyarakat sebagai laporan kewaspadaan dini, Data
terkait lainnya.
 Peringatan Kewaspadaan
Peringatan kewaspadaan dini KLB dan atau terjadinya peningkatan
KLB pada daerah tertentu dibuat untuk jangka pendek (periode 3 – 6 bulan
yang akan datang) dan disampaikan kepada semua unit terkait di Dikes
kab./kota, provinsi dan Depkes RI, sektor terkait dan masyarakat sehingga
mendorong peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB di

5
unit pelayanan kesehatan dan program terkait serta peningkatan
kewaspadaan masyarakat perorangan dan kelompok.Peringatan
kewaspadaan dini KLB dapat juga dilakukan terhadap penyakit berpotensi
KLB dalam jangka panjang (periode 5 tahun yang akan datang) agar
terjadi kesiapsiagaan yang lebih baik serta dapat dijadikan acuan
perumusan perencanaan strategis program penanggulangan KLB.
2.6 Kriteria Sistem Kewaspadaan Dini
Suatu wilayah tertentu dinyatakan KLB apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
 Angka kesakitan dan atau angka kematian di suatu wilayah
(Desa/Kelurahan, Kecamatan) menunjukkan kenaikan yang mencolok
(bermakna) selama 3 kali masa observasi berturut-turut (Harian atau
Mingguan),
 Jumlah penderita dan atau jumlah kematian di suatu wilayah
(Desa/Kelurahan, Kecamatan) menunjukkan 2 kali atau lebih dalam
periode waktu tertentu (Harian, Mingguan, Bulanan) dibandingkan dengan
rata-rata dalam satu tahun terakhir,
 Peningkatan CFR (case fatality rate) pada suatu wilayah (Desa/Kelurahan,
Kecamatan) dalam waktu satu bulan dibandingkan CFR bulan lalu
 Peningkatan jumlah kesakitan atau kematian dalam periode waktu
(Mingguan, Bulanan) di suatu wilayah (Desa/Kelurahan, Kecamatan)
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun yang lalu.
2.7 Deteksi Dini Kondisi KLB
Deteksi dini kondisi rentan KLB merupakan kewaspadaan terhadap
timbulnya kerentanan masyarakat, kerentanan lingkungan, perilaku dan
kerentanan pelayanan kesehatan terhadap KLB dengan menerapkan cara-cara
surveilans epidemiologi atau PWS kondisi rentan. Dalam penerapan cara
surveilans epidemiologi terhadap KLB, dapat dilakukan dengan cara, yaitu :
 Identifikasi kondisi rentan KLB, mengidentifikasi secara terus-menerus
perubahan kondisi lingkungan, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan,
kondisi status kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan KLB
di daerah,

6
 Pemantauan wilayah setempat kondisi rentan KLB. Setiap sarana
pelayanan kesehatan merekam data perubahan kondisi rentan KLB
menurut desa/kelurahan atau lokasi tertentu lainnya, menyusun tabel dan
grafik PWS kondisi rentan KLB. Setiap kondisi rentan KLB dianalisis
terus-menerus dan secara sistematis untuk mengetahui secara dini adanya
ancaman KLB,
 Penyelidikan dugaan kondisi rentan KLB. Penyelidikan tersebut dapat
dilakukan : di sarana kesehatan secara aktif mengumpulkan informasi
kondisi rentan KLB dari berbagai sumber termasuk laporan perubahan
kondisi rentan oleh masyarakat,perorangan atau kelompok; di sarana
kesehatan petugas meneliti dan mengkaji data kondisi rentan KLB, data
kondisi kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat, status kesehatan
masyarakat,status pelayanan kesehatan; Petugas kesehatan mewawancarai
pihak-pihak terkait yang patut diduga mengetahui adanya perubahan
kondisi rentan KLB; mengunjungi daerah yang dicurigai terdapat
perubahan kondisi rentan.
2.8 Indikator Kinerja Sistem Kewaspadaan Dini
Indikator kinerja SKD KLB antara lain :
 Kajian dan peringatan kewaspadaan dini KLB secara teratur setidak-
tidanya setiap bulan dilaksanakan oleh Dikes Kabupaten/Kota, Provinsi
dan Depkes RI;
 Terselenggaranya deteksi dini KLB penyakit berpotensi KLB prioritas di
puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium,
 Kegiatan penyelidikan dan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat
terlaksana kurang dari 24 jam sejak teridentifikasi adanya KLB atau
dugaan KLB,
 Tidak terjadi KLB yang besar dan berkepanjangan.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kejadian luar biasa (KLB) didefinisikan sebagai timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Kewaspadaan dini didefinisikan sebagai kewaspadaan terhadap
penyakit berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya
dengan menerapkan teknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan
untuk meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan
dan tindakan penanggulangan kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
Sistem kewaspadaan dini, kejadian luar biasa meliputi kajian
epidemiologi secara terus menerus dan sistematis terhadap penyakit berpotensi
KLB dan kondisis rentan KLB, peringatan kewaspadaan dini KLB, dan
peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan sarana kesehatan pemerintah,
dan masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya KLB.
Tujuan Sistem kewaspadaan dini KLB sendiri ada terselemggaranya
kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya KLB,
teridentifikasinya adanya ancaman KLB, terselenggaranya peringatan
kewaspadaan dini KLB, kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya
KLB, dan terdeteksi secara dini adanya kondisi rentan KLB.

8
DAFTAR PUSTAKA

9
10

Anda mungkin juga menyukai