BAB I
KETENTUAN JALAN
Gambar 1.1 Rumaja, rumija, dan ruwasja di lingkungan jalan antar kota.
(PP No. 034, 2006).
3
Tabel 1.1 Dimensi ruang jalan bebas hambatan untuk jalan tol (Peraturan Bina
Marga No. 007 BM 20090
Bagian- Komponen
JBH Dimensi Minimum
bagian jalan Geometri
Jalan tol
Antarkota Perkotaan Layang/Trowongan
Lebar badan
30,0 22,0
jalan
RUMAJA
Tinggi 5,00 5,00
Kedalaman 1,50 1,50
RUMIJA Lebar 30 40 30 20
RUWASJA Lebar 75 75 40 100
d. Bahu jalan
Bagian jalan yang berdampingan dan sama tinggi dengan perkerasan jalan. Bahu
jalan berfungsi menahan perkerasan terhadap gerakan ke samping, sebagai jalur
darurat pada waktu kendaraan mendahului dan berhenti dan untuk menyediakan
ruang pejalan kaki.
e. Saluran samping jalan
Bagian jalan yang berdampingan dengan bahu, yang berfungsi sebagai saluran
drainase.
f. Badan jalan
Bagian jalan dimana jalur lalulintas, bahu dan saluran samping dibangun.
1.1.2 Fungsi Hirarki dan Kelas Jalan
Fungsi dan peranan jalan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu jalan arteri, jalan
kolektor, dan lokal. Ketiga jenis jalan tersebut masing-masing dibagi menjadi dua bagian
yaitu jalan primer dan sekunder. Jalan primer adalah untuk jalan luar kota dan jalan
sekunder adalah untuk jalan yang berada di dalam kota. Berikut adalah penjelasan
tentang klasifikasi jalan menurut fungsi hirarki jalan pada PP Nomor 34 Tahun 2006.
a. Berdasarkan fungsi jalan
1) Jalan arteri
Jalan arteri merupakan jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara efisien.
2) Jalan kolektor
Jalan kolektor merupakan jalan yang melayani angkutan
pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan
rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3) Jalan lokal
Jalan lokal merupakan jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-
ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
4) Jalan lingkungan
7
I >10
Arteri II 10
III A 8
III A
Kolektor 8
III B
10
Mulai
No
Terpenuhi
YES
Trase Terpilih
Selesai
b. Kriteria Ekonomis
1) Kebutuhan Dana
Jalan harus dibuat dengan lintasan sependek mungkin sehingga biaya
yang diperlukan tidak terlalu besar. Menghindari adanya pekerjaan galian
timbunan yang terlalu banyak dengan mempertimbangkan kemiringan
memanjang dan panjang landai kritis.
2) Manfaat Ekonomi
Trase jalan nantinya akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Kriteria Non-teknis
1) Trase jalan tidak menerobos (tidak melewati batas jarak minimal
gangguan/kebisingan dan getaran) cagar alam, cagar budaya, sumber
mata air, dan hutan, agar tidak mengganggu habitat asli dalam suatu
ekosistem sehingga pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan
jalan tidak merusak tatanan hidup yang berakibat fatal pada lingkungan
sekitar jalan raya di masa yang akan datang.
2) Pembangunan jalan sebisa mungkin tidak dibangun di daerah padat yang
sudah dibangun (built up area) maupun lahan-lahan produktif tinggi
(pertanian, perkebunan, industri) agar mudah dalam proses pembebasan
tanah (lahan) dan agar tidak berdampak pada pengurangan pasokan yang
nantinya berakibat pada berkurangnya pendapatan masyarakat sehingga
tidak terjadi konflik masyarakat.
d. Kriteria Tata Ruang
1) Ketersediaan lahan.
Lahan yang dibutuhkan dalam pembuatan trase jalan harus
diperhitungkan agar jalan dapat dibangun. Oleh karena itu, tersediannya
lahan yang cukup sangat berpengaruh dalam kemudahan pelaksanaan
pembuatan trase jalan.
13
A. Teknis
B. Non Teknis
C. Ekonomis
C. Tata Ruang
Trase jalan yang akan dibuat berjumlah empat buah trase alternatif. Setiap trase
jalan yang dibuat akan dinilai berdasarkan kriteria yang sudah disediakan. Berikut
gambar empat trase jalan yang sudah dibuat :
a. Trase 1
b. Trase 2
d. Trase 4
1.3.3 Kesimpulan
Dari hasil pembobotan yang sudah dilakukan pada empat alternative trase jalan
yang dibuat. Maka, trase jalan alternatif keempat adalah trase jalan yang paling tepat
untuk digunakan pada wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan desain trase alternatif 4
memiliki panjang terpendek, jumlah tikungan sedikit, desain yang simple, jarak tikungan
dengan jalan dan hambatan yang memenuhi syarat, serta biaya yang dikeluarkan lebih
ekonomis.