Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata dakwah berasal dari bahasa arab yaitu fi’il madhi yang artinya merayu,
memanggil atau menjamu. Sedangkan pengertian dakwah dalam Al Qur’an adalah
panggilan atau seruan pada umat manusia untuk menuju pada jalan Allah (Q.S. Yusuf :
108)

yaitu jalan menuju Islam. Dakwah menurut terminologi adalah sebagai suatu
kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang
dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara
individu maupun kelompok agar timbul suatu pengertian dan kesadaran pada diri mereka.
Dakwah adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan, dan menyempurnakan umat
manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah, dengan menjalankan syariat-Nya
sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia maupun di akhirat.
Dengan demikian esensi dakwah akan terlekat pada ajakan atau dorongan serta
rangsangan terhadap orang lain untuk keuntungan pribadinya dan bukan untuk
kepetingan juru dakwah. Tugas dan kewajiban dakwah, dalam pengertian luas adalah
tanggung jawab setiap Muslim. Kapan, dimanapun, apapun posisi, jabatan, profesi dan
keahliannya. Tugas dan tanggung jawab adalah tuntutan kehidupan yang tak bisa
dielakkan. Setiap manusia yang brilian tidak akan pernah lari darinya sekalipun ia amat
melelahkan dan banyak bahkan kadang lebih banyak dari waktu yang tersedia. Malah,
tanggung jawab itu sering tidak dapat dituntaskan sehingga perlu dilanjutkan oleh yang

1
lain. Karena ia datang terus-menerus seiring berjalannya waktu. Semakin bergulir
semakin banyak tugas dan tanggung jawab yang mesti dipikul. Ia muncul dan terus
muncul sesuai dengan tuntutan zamannya. Terlebih lagi tanggung jawab terhadap dakwah
(mas’uliyatud da’wah). Ini karena dakwah adalah sebuah pekerjaan yang akan
menghantarkan ketinggian dan kekuatan umat (QS Ali Imran [3]: 110).

Dakwah ini pula akan menyebabkan kebahagiaan yang hakiki, di dunia maupun
di akhirat (QS Ali Imran [3]: 104).

Sekalipun tanggung jawab selalu datang, namun kader dakwah tidaklah boleh
mengeluh dan kecewa terhadapnya. Kader harus selalu memandang bahwa tanggung
jawab merupakan sesuatu yang dapat memuliakan dirinya meski ia kesulitan untuk
memikulnya. Sehingga bila telah selesai menunaikan satu tanggung jawabnya, ia perlu
menyiapkan diri untuk segera melaksanakan tugas barunya. Sebagaimana firman Allah
SWT: “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.

2
(QS. Al Insyirah: 7).

Kegiatan dakwah bukan hanya mencakup sisi ajakan (materi dakwah) saja,
tetapi juga seluruh unsur yang terkait dengan dakwah yang dapat menjalankan secara
efektif tujuan dari apa yang dikehendaki oleh maksud dan tujuan dakwah itu sendiri.
Manusia kini ada dalam situasi global dan era reformasi, kita makin hidup
mendekat satu sama lain, tidak ada yang dapat menghindari dari kecenderungan ini
termasuk umat beragama. Secara global makin tampak proses enkulturasi dan alkulturasi
nilai moral dari timur ke masyarakat barat, sedangkan di timur terjadi enkulturasi dan
akulturasi pemikiran barat kedalam masyarakat timur dan juga hedonisme barat, tidak
terkecuali masyarakat Indonesia kehidupan hedonistik jelas mengabaikan kehidupan
beragama.
Memasuki millennium baru dunia dakwah menghadapi tantangan baru yang lebih
sistematik sifatnya. Pengkajian kembali tentang pengertian, ruang lingkup, dan metode
dakwah perlu terus dilakukan. Dakwah diera reformasi dimana dunia semakin didalam
sebuah masyarakat yang tanpa batas dan umat manusia hidup didalam dunia semakin
menciut imannya. Terutama disebabkan oleh lajunya perkembangan teknologi,
komunikasi, informasi, dan transportasi, kunci keberasilan dalam pengembangan dakwah
islam diera reformasi tidak bisa lain adalah pemanfaatan manajemen modern

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perencanaan dakwah?
2. Bagaimana kondisi masyarakat kecamatan Margsasari?
3. Bagaimana kenakalan Remaja pada Desa Karangdawa?
4. Apa itu “Remaja Masjid”?
5. Bagaimana strategi dakwah “Remaja Masjid”?

3
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud perencanaan dakwah
2. Mengetahui bagaimana kondisi masyarakat kecamatan Margsasari
3. Mengetahui kenakalan Remaja pada Desa Karangdawa
4. Mengetahui “Remaja Masjid”.
5. Mengetahui strategi dakwah “Remaja Masjid”

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Dakwah


Faktor perencanaan merupakan hal yang amat menentukan dalam tiap bentuk
kegiatan apapun, termasuk kegiatan dakwah. Dan sudah disadari pula bahwa kurang
berhasilnya (inefektivitas) kegiatan dakwah yang kita lakukan selama ini salah satunya
adalah karena tidak seriusnya perhatian kita masalah perencanaan dakwah ini.
Proses perencanaan dakwah pada hakekatnya tidak banyak berbeda dengan prinsip-
prinsip perencanaan suatu kegiatan pada umumnya. Akan tetapi, mengingat kegiatan
dakwah merupakan kegiatan yang bersifat spesifik, maka uraian berikut lebih
menitikberatkan pada aspek praktis, yaitu bagaimana seorang mubaligh atau subjek
dakwah dapat melakukan kegiatan perencanaan dakwah.

B. Kondisi Masyarakat Kecamatan Margasari


Sasaran dakwah ini dilakukan disebuah daerah kecamatan Margasari Kabupaten
Tegal. Saya sedikit akan menceritakan kondisi masyarakat ini.
Pendidikan beragam mulai pendidikan yang paling rendah sampai yang paling
tinggi. Bisa digambarkan yang berpendidikan rendah sampai yang paling terendah
mencapai 40% dan yang berpendidikan sedang, menengah sampai atas 60%. Bisa
dibayangkan bahwa pendidikan dikecamatan ini masih dikatakan benyak yang
berpendidikan rendah, tetapi tidak sedikit juga yang berpendidikan sedang, menengah
ataupun tinggi.
Profesi beragam, sektor formal dan informal. Jika kita lihat persentase pendidikan
diatas maka bisa kita simpulkan bahwa profesi warga dikampung ini lebih banyak
berkerja disektor informal dan tidak sedikit juga warga yang berprofesi disektor formal,
banyak anak anak di kecamatan yang orangtuanya bisa dikatakan tidak memperdulikan
akan hal pendidikan sehigga orang tua tersebut mengirim anaknya untuk merantau di ibu
kota atau bekerja di sekitar daerah kecamatan seperti pabrik atau pun menjadi asisten
rumah tangga kepada orang yang berada dikecamatan tersebut.

5
Kehidupan Keagamaan cukup, masyarakat di kecamatan Margasari memiliki
masyarakat yang cukup mengenal agamanya dilihat dari tokoh-tokoh ulama,sekolah
berbasis islam dan organanisasi masyarakat seperti Muhammadiyah dapat melakukan
amal usaha dengan baik, namun tidak semua kalangan menerima ajakan kebaikan
terutama bagi pemuda yang tidak berpendidikan karena banyak pemuda yang masih
mabuk-mabukan ataupun tindakan kriminalitas.
· Kehidupan sosial dan politik cukup sadar. Cukup sadar disini adalah masyarakat
dikecamatan ini mereka tahu perkembangan polotik di Indonesia.
Kehidupan ekonomi masyarakat daerah margasari adalah sebagai petani,
pedagang, peternak, pertambangan batu kapur dan banyak yg merantau diluar kota
adapun yg diluar negeri.

C. Kenakalan Remaja di Desa Karangdawa


Pada kenyataanya masyarakat di Desa Karangdawa, khususnya para remaja
banyak yang sudah mengkonsumsi miras, menggunakan narkoba, melakukan perkelahian
maupun perbuatan yang mengarah pada seks bebas. Mereka tidak menyadari betapa besar
akibat dari perbuatan yang mereka lakukan, selain merugikan diri sendiri juga merugikan
orang lain bahkan merugikan semua pihak, terlebih lagi jika umur dari remaja itu masih
sangat muda. melakukan kenakalan adalah kurangnya perhatian dari orang tua, sehingga
hal ini membuka peluang bagi anak-anak untuk mencoba-coba melakukan hal yang
bersifat negatif, dan hal yang paling mempengaruhi adalah faktor lingkungan, emosional
yang tidak stabil.
Masalah remaja yang semakin di rasakan adalah terjadinya degradasi atau
kemerosotan moral yang di tandai dengan semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas
kenakalan remaja dan terjadinya transisi atau perubahan nilai-nilai individu ke arah
negatif yang di tandai dengan semakin hilangnya sopan santun, rasa hormat, dan kasih
sayang terhadap sesama. Seperti halnya Remaja di Desa Karangdawa kecamatan
Margasari kabupaten Tegal memiliki kesamaan dengan remaja di 12 kota besar. Mereka
juga berkreasi, berkarya dan bahkan mereka juga nakal, suka membuat onar, berkelahi
dan lain-lain. Penyebab kenakalan remaja sangatlah kompleks, baik yang berasal dari
dalam diri remaja tersebut, maupun penyebab yang berasal dari lingkungan, lebih-lebih

6
dalam era globalisasi ini pengaruh lingkungan akan lebih terasa. Pemahaman terhadap
penyebab kenakalan remaja mempermudah upaya-upaya yang harus di lakukan untuk
mengatasinya.

D. Remaja Masjid
Remaja masjid merupakan salah satu komponen yang berfungsi sebagai wahana
pembinaan dan pemberdayaan umat, selain itu juga memiliki peran menyebarkan syiar
Islam ketengah-tengah masyarakat sekitarnya dengan program-program pembinaan dan
pemakmuran masjid.
Namun amat disayangkan, remaja masjid sering terjebak di dalam kegiatan yang
bersifat rutinitas ‘ubudiyah semata, seperti peringatan hari-hari besar Islam (PHBI) dan
sejenisnya. Padahal banyak sekali peran dan fungsi yang dimiliki oleh sebuah remaja
masjid, sehingga diperlukan kesungguhan dan keahlian yang seksama dalam mengelola
sebuah remaja masjid.
Mengelola remaja masjid pada saat ini memerlukan ilmu dan keterampilan
manajeman. Berbagai metode menajemen modern yang ada saat ini merupakan alat bantu
yang perlu dipergunakan oleh pengurus remaja masjid. Pengurus remaja masjid harus
mampu menyesuaikan diri dengan riak perkembangan zaman. Tak ada alasan untuk
mengelak. Sebab, bukan saatnya lagi pengurus remaja masjid mengandalkan sistem
pengelolaan tradisional, yang tanpa kejelasan perencanaan, tanpa pembagian tugas, tanpa
laporan pertanggunganjawaban, dan sebagainya.
Dengan sistem pengelolalan yang tradisional, remaja masjid tak mungkin
berkembang. Bukannya maju, mereka malah akan tercecer dan makin lama makin jauh
tertinggal bahkan tergilas oleh perputaran zaman. Kegiatannya akan sulit mendapat
dukungan dan simpati masyarakat sekitar. Di sinilah pentingnya mempelajari ilmu
manajemen modern, atau sekurang-kurangnya menerapkan manajemen praktis dalam
mengelola remaja masjid.
Manajemen sendiri, menurut George R. Terry dapat diartikan sebagai proses yang
khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

7
E. Strategi Dakwah “Remaja Masjid”
Strategi dakwah kontemporer yang perlu dilakukan remaja masjid ada pada 3 (tiga)
hal yaitu; Perencanaan, Pemberdayaan SDM, dan Pemasaran Remaja Masjid.

1. Planning
Perencanaan adalah suatu cara untuk merumuskan kegiatan yang diperlukan
dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam hidup ini kita pun harus mempunyai
rencana. Merencanakan merupakan sebuah keharusan. Tanpa rencana akan sulit
mencapai tujuan. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr : 18)

Perencanaan adalah ibarat kompas bagi seseorang yang memasuki hutan, atau
suluh di malam gelap. Perencanaan adalah alat yang paling vital dalam mengelola
sebuah organisasi, karena ia merupakan dasar bertindak, merumuskan dengan jelas
tujuan/sasaran yang hendak dicapai, menentukan prioritas dan akhirnya merupakan
tolak ukur suatu keberhasilan atau kegagalan..
Sebenarnya, perencanaan adalah proses berpikir untuk menentukan tindakan
berkaitan dengan hasil yang hendak dicapai. Sepintas lalu masa depan sebuah
organisasi secara tepat memang belum bahkan tidak akan pernah dapat dipastikan
pada saat ini. Namun, dapat dipastikan bahwa apapun di dunia ini pasti berubah,
berubah secara baik dan dinamis, berubah secara semu (konstan/stagnan) atau bahkan
berubah kearah yang lebih buruk (negatif).

8
Maka apabila kita ingin melakukan perubahan dengan mengubah keadaan
yang sekarang ke arah peningkatan, tentu kita harus melakukannya melalui
perencanaan yang matang. Sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri” (QS.Ar-rad:11).

Dalam proses perencanaan kita harus mampu membayangkan atau


mengantisipasi masa depan dengan asumsi yang berdasarkan logika dan berdasarkan
penelitian yang ada. Rencana bukan berangan-angan, tetapi sesungguhnya berhitung
dan bekerja keras.
a) Visi dan misi yang jelas
Saat ini Istilah visi dan misi menjadi istilah populer di kalangan aktivis
organisasi. Berbagai organisasi berupaya memiliki visi dan misi agar tidak
dianggap ketinggalan jaman. Namun hanya sedikit dari aktivis organisasi yang
mengetahui arti visi dan misi yang sesungguhnya.

9
Misi adalah maksud atau tugas utama organisasi yang unik (yang
membedakannya dengan organisasi lainnya). Misi yang dibuat sebuah organisasi
harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyan berikut ini:
Siapa kita?
Mengapa kita dibentuk?
Apa yang kita kerjakan?
Apa keunggulan utama kita?
Siapa yang kita layani?
Di mana kita mengerjakannya?

Misi yang jelas adalah misi yang dibuat dalam kalimat yang singkat dan
sederhana (KISS=Keep It Short and Simple), sehingga mudah dicerna dan diingat.
Semakin terfokus dan semakin unik misi sebuah organisasi maka semakin jelas
serta efektif organisasi tersebut.
Misi berfungsi sebagai pedoman umum bagi organisasi dalam rangka
mencapai tujuannya (visinya). Ia ibarat “rute” yang harus ditempuh organisasi.
Jika organisasi tidak konsisten menjalankan misinya, maka organisasi menjadi
sulit, bahkan tidak mungkin mencapai tujuannya.
Sedang visi adalah cita-cita atau harapan yang luhur dari organisasi. Visi
yang jelas adalah visi yang merupakan gambaran riil dari masa depan organisasi.
Oleh sebab itu, visi bersifat materil (konkret dan dapat diukur). Sebaliknya misi
bersifat spirituil (kejiwaan).
Visi yang baik adalah visi yang terfokus dan dibuat dalam kalimat yang
menarik, sehingga mampu memotivasi anggota organisasi. Visi sebaiknya tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit untuk dijangkau.
Visi dan misi harus dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi
secara berkesinambungan, sehingga lama kelamaan menjadi budaya organisasi
(organization culture).
Visi dan misi dapat diubah jika tidak lagi sesuai dengan situasi internal dan
eksternal (lingkungan) organisasi. Oleh karena itu, visi dan misi sebaiknya bersifat
fleksibel. Kejelian mengantisipasi perubahan jaman merupakan kunci dari

10
pembuatan visi dan misi yang fleksibel. Kekakuan dalam merubah visi dan misi
yang tidak lagi sesuai perkembangan jaman akan membuat organisasi menjadi
stagnan, dan akhirnya terpaksa dilikuidasi. Sebuah pepatah mengatakan: if you
don’t change, you’ll die (jika engkau tidak berubah, engkau akan mati). Ini juga
berlaku untuk visi dan misi organisasi masjid.

b) Program yang realistis


Banyak organisasi remaja masjid yang membuat program tanpa didasari
kemampuan yang ada, sehingga akhirnya mereka membuat program yang cantik di
atas kertas tapi sulit direalisasikan. Hal ini karena mereka membuat program tanpa
terlebih dahulu melakukan analisa kemampuan organisasi. Salah satu model
analisa kemampuan organisasi yang cukup mudah diterapkan adalah Analisa
SWOT (SWOT Analysis).
Analisa SWOT adalah analisa kemampuan yang memperhatikan unsur
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan tantangan
atau ancaman (threat) organisasi. Kekuatan dan kelemahan lebih mengarah pada
situasi internal organisasi. Sedang peluang dan ancaman lebih mengarah pada
situasi lingkungan (eksternal) organisasi.
Remaja masjid perlu membuat analisa SWOT dengan melakukan
pendataan terhadap apa saja yang termasuk kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman organisasinya. Dari data tersebut, lalu dibuat strategi yang nantinya akan
mewarnai program kerja organisasi. Ada dua model pembuatan strategi
berdasarkan analisa SWOT, yakni :
a. Model Kuadran SWOT
Model Kuadran SWOT akan menghasilkan alternatif strategi yang perlu
dilakukan organisasi remaja masjid, yakni strategi ekspansi (pengembangan
kegiatan), strategi diversifikasi (pilih-pilih kegiatan), strategi konsolidasi
(pemantapan kegiatan) atau strategi bertahan/bubar
(mempertahankan/membubarkan kegiatan).
b. Model Matrik TOWS
Model Matrik TOWS menghasilkan empat strategi, yakni :

11
– Strategi SO (memakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang)
– Strategi WO (menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang)
– Strategi ST (memakai kekuatan untuk mengindari ancaman)
– Strategi WT (memerkecil kelemahan dan menghindari ancaman)
Dari strategi yang dibuat berdasarkan analisa kemampuan organisasi, lalu
dibuat program kerja jangka pendek/jangka panjang berdasarkan strategi. Bukan
berdasarkan obsesi atau keinginan individu. Dan juga bukan berdasarkan “nafsu
besar, tenaga kurang.
Program kerja yang baik sekurang-kurangnya mencakup unsur-unsur
sebagai berikut :
a. Nama kegiatan
b. Sasaran kegiatan
c. Waktu kegiatan
d. Tempat kegiatan
e. Biaya kegiatan
f. Objek kegiatan
g. Standar prestasi kegiatan
Setelah melakukan analisa kemampuan, dilanjutkan dengan implementasi
program yang harus berbobot. Implementasi program yang berbobot tidak dapat
lepas dari pengorganisasian (organizing) dan pengarahan (actuating) yang baik.
Beberapa unsur pengorganisasian yang perlu dilakukan remaja masjid antara
lain; Membuat struktur organisasi berdasarkan program, membuat uraian
pekerjaan tugas (job description) berdasarkan pemerataan tugas, menempatkan
personil pengurus berdasarkan kemauan, kemampuan, dan kesempatan, serta
menginventarisir sarana/fasilitas dan dana yang dibutuhkan.
Sedang unsur pengarahan (actuating) organisasi masjid yang perlu
diwujudkan antara lain adalah: Kemampuan memotivasi, kemampuan bekerja
sama, kemampuan mengelola konflik dan kemampuan berkomunikasi timbal
balik.

12
c) Pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas
Setiap organisasi harus mempunyai pembagian tugas dan wewenang yang
jelas bagi pengurusnya. Tugas dan wewenang yang diberikan kepada seseorang
harus berdasarkan kecakapannya, bukan berdasarkan kedekatan dan sebagainya. Di
samping itu penyerahan tanggung jawab harus disertai kejelasan nama atau jabatan
yang bersangkutan supaya dapat menghilangkan keragu-raguan dan mencegah
pengalihan tanggung jawab kepada orang lain. Jika semua orang bertanggung
jawab terhadap satu tugas, tugas itu tidak akan dapat dilaksanakan. Sebab nantinya
setiap orang akan beranggapan bahwa orang lain akan melakukannya.
Tugas dan wewenang yang diberikan juga harus disertai dengan kejelasan
tanggung jawab kepada siapa harus bertanggung jawab? siapa saja yang dapat
berkoordinasi? sejauhmana wewenang yang diberikan?.

2. Pemberdayaan SDM
Pemberdayaaan SDM remaja masjid adalah upaya terus menerus untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas remaja mesjid menjadi da’i yang memahami
cara berda’wah yang baik (fiqhud da’wah). Sebab da’wah membutuhkan seni
tersendiri dalam menyampaikannya, sebagaimana firman Allah: “Serulah (manusia)
kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik …” (QS. An Nahl : 125)

13
Sedangkan para remaja (SDM) yang mengurusinya juga merupakan orang-
orang “pilihan” yang mempunyai karakteristik tersendiri yaitu sebagaimana
tercantum dalam surat (At Taubah : 9)

Oleh karena itu pemberdayaan SDM remaja masjid adalah sebuah kemestian
yang harus ditindaklanjuti secara serius. Potensi yang ada harus selalu diasah dengan
berbagai ketrampilan-ketrampilan yang dapat mendukung kinerja remaja masjid itu
sendiri. Ketrampilan-ketrampilan bisa didapat melalui pelatihan-pelatihan yang
bermutu, studi banding, seta kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya.
Dalam pemberdayaan SDM hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Penumbuhan motivasi dalam bekerja (achievement motivation).
Motivasi merupakan motor utama dalam beraktivitas. Ia merupakan kekuatan
yang mendorong atau menarik yang tercermin dalam tingkah laku yang konsisten
menuju tujuan tertentu.
Motivasi harus selalu diperbaharui agar tidak mengendur di pertengahan jalan.
Oleh sebab itu remaja masjid harus selalu menyadari bahwa sesungguhnya
memakmurkan masjid adalah tugas yang sangat mulia dan ‘nyunnah’. Bukankah
Rasulullah dahulu menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas masyarakat.
Bagaimana beliau menjadikan masjid sebagai sebuah basis untuk menata sebuah
masyarakat.
Orang yang mempunyai motivasi tinggi umumnya mereka mempunyai
beberapa karakter sebagai berikut :
1. Suka memecahkan persoalan pribadi.
2. Cenderung mengambil tantangan (taking risk).

14
3. Selalu menggunakan umpan balik.
4. Merasa memiliki waktu terbatas.
5. Mengerjakan sesuatu penuh kreatifitas dan inovatif.
2. Pengembangan jiwa kepemimpinan (leadership skills).
Pengurus remaja masjid diharapkan juga memiliki jiwa pemimpin. Mereka
dapat mengatur dirinya sendiri tanpa terpengaruh dengan perkembangan yang ada
di sekitar. Ciri orang yang berjiwa kepemimpinan adalah mereka dapat bervisi
akan masa depan, kemudian mengembangkan suatu strategi dalam menggapai visi
tersebut dengan cara membangun kerjasama dengan berbagai pihak serta selalau
memberikan motivasi yang kuat untuk melaksanakan strategi yang telah dibuat.
3. Penumbuhan pribadi – pribadi yang proaktif dan kreatif.
Pribadi yang proaktif adalah pribadi yang selalu mempunyai sikap inisiatif,
yang penuh tanggung jawab untuk membuat suatu hal terjadi. Keputusan yang
diambil bukan berdasarkan perasaan atau pengaruh lingkungan di sekitarnya, tetapi
sikap dasar (nilai-nilai) yang dianutlah yang mengendalikan jiwanya dalam
menentukan keputusannya.
Sedangkan pribadi yang kreatif adalah pribadi yang mempunyai kepekaan
akan suatu problem dan banyak mengeluarkan banyak ide-ide alternatif dalam
rangka mengatasi problem tersebut serta dapat mengkombinasikan berbagai
macam ide dengan berbagai macam cara dengan pandangannya yang fleksibel
untuk melakukan perbaikan secara konstruktif.
4. Penerapan pola pengkaderan yang berkesinambungan Sehingga diharapkan dapat
menghasilkan kepengurusan yang dinamis, meliputi:
 Analisa syarat pekerjaan.
 Cari calon anggota yang cocok.
 Deskripsikan tugas pada calon anggota
 Tempatkan calon anggota pada kemampuannya.
 Evaluasi penempatan anggota.

15
3. Pemasaran
Makna Strategi Pemasaran Remaja Masjid
Strategi : Pola keputusan yang konsisten dan integral untuk mencapai tujuan
organisasi
Pemasaran : Suatu upaya optimal memuaskan kebutuhan konsumen demi mencapai
keuntungan yang langgeng bagi organisasi
Strategi pemasaran remaja mesjid : Suatu pola keputusan yang konsisten dan integral
untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dilakukan oleh pengurus organisasi
remaja mesjid demi tercapainya tujuan organisasi remaja mesjid
Manfaat Strategi Pemasaran Remaja Mesjid

 Bagi pengurus :
1. Terpacu untuk berpikir kreatif
2. Peka terhadap permasalahan umat
3. Menjadi pribadi yang inklusif
4. Menghilangkan kejenuhan berorganisasi
5. Menumbuhkan semangat kompetisi

 Bagi organisasi :
1. Menambah kuantitas anggota
2. Mempermudah kaderisasi
3. Meningkatkan prestise organisasi
4. Memelihara eksistensi organisasi

 Bagi umat :
1. Menambah jumlah muslim yang mendukung perjuangan umat
2. Meningkatkan kemampuan umat untuk bersaing dengan umat lainnya
3. Memberikan sumbangsih menuju umat yang “rahmatan lil ‘alamin“

 Sasaran Strategi Pemasaran Remaja Mesjid


1. Terwujudnya kinerja organisasi remaja mesjid yang mampu menarik konsumen

16
2. Tercapainya visi/misi organisasi remaja mesjid
3. Terealisirnya program kerja yang sesuai dengan sumber daya yang ada

 Unsur-Unsur Strategi Pemasaran Remaja Mesjid


1. Costumer (konsumen)
2. Company (organisasi/lembaga)
3. Competitor (pesaing)
4. Change (perubahan)

Sedangkan dalam Pemasaran, hal yang harus diperhatikan adalah;


1. Metode da’wah yang lebih kreatif, variatif dan persuasif.
2. Mengembangkan program-program yang bersifat inklusif
3. Mensosialisasikan program-program kepada masyarakat dengan inovatif.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Perencanaan merupakan sebuah proses untuk menentukan cara
mengimplementasikan sebuah strategi atau melaksanakan sebuah
proyek dengan cara yang efektif. Pada perencanaan dakwah
menyangkut tujuan apa yang harus dikerjakan dan sarana-sarana
bagaimana harus dilakukan. Dalam penggunaannya, diorientasikan
pada hasil-hasil yang dikehendaki, misalnya bagi da’i, mad’u, atau
masyarakat. Namun dalam sebuah perencanaan juga mempunyai sisi
kelemahan, akan tetapi itu bukan sebuah halangan, itu merupakan
suatu bentuk motivasi agar lebih kreativ dan semangat.
2) Upaya-upaya yang ditempuh dalam mengantisipasi kenakalan remaja
diarahkan untuk memberikan perhatian dan pendidikan nilai sejauh
yang mereka bisa lakukan, memberi pendidikan moral dan Agama,
mengontrol dan mengendalikan pola pergaulan anak. Salah satu
upayanya adalah dengan melibatkan dalam kegiatan yang positif
seperti melibatkan dalam kegiatan Remaja Masjid, yang dapat
meningkatkan ilmu agama mereka sehingga dapat meminimalisir
kenakalan remaja pafa desa Karangdawa.
3) Remaja masjid merupakan salah satu komponen yang berfungsi
sebagai wahana pembinaan dan pemberdayaan umat, selain itu juga
memiliki peran menyebarkan syiar Islam ketengah-tengah
masyarakat sekitarnya dengan program-program pembinaan dan
pemakmuran masjid.
4) Strategi dakwah kontemporer yang perlu dilakukan remaja masjid
ada pada 3 (tiga) hal yaitu; Perencanaan, Pemberdayaan SDM, dan
Pemasaran Remaja Masjid.

18
B. Saran
Dari beberapa uraian diatas, penulis dapat memberikan beberapa saran, baik
untuk pembaca maupun praktisi di progam perencanaan dakwah Remaja
Masjid di desa Karangdawa
1) Dari seluruh pengurusan perlu menumbuhkan rasa cinta seta
menanamkan sikap loyalitas dalam tugas serta menjalin hubungan
yang lebuih komunikatif antar pengurus sehingga mampu
menimbulkan komitmen dalam kebersamaan melaksanakan tugas dan
tanggung jawab
2) Perlu adanya aturan yang lebih baku mengenai progam kerja yang
dilaksanakan sehingga dalam prosesnya tidak ada kendala karena
tidak adanya ketentuan yang kurang jelas.
3) Baik orang tua ataupun tokoh di desa Karangdawa harus selalu
mendukung setiap progam kerja dari perencanaan dakwah di desa
Karangdawa.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://broadcastandagrobisnis.blogspot.com/2016/06/perencanaan-dakwah
manajemen-dakwah.html

http://www.psda.web.id/2014/03/pengertian-prinsip-dan-unsur-manajemen.html

https://www.hidayatullah.com/artikel/mimbar/read/2015/09/15/78230/10-bekal-
dakwah-untuk-pemudapemudi-muslim-2.html

https://www.researchgate.net/publication/307849573_DIALOG_INTERAKTIF_
SEBAGAI_UPAYA_EVALUASI_DAKWAH

https://fadhlijauhari.wordpress.com/2010/04/08/strategi-dakwah-kontemporer-
remaja-masjid/

http://kamiluszaman.blogspot.com/2015/09/perencanaan-dakwah.html

Kartono, Kartini, (2003). Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja


Grafindo Persada

20

Anda mungkin juga menyukai