EMULSI
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari sistem emulsi karena
dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka akan lebih mudah juga untuk mengetahui
zat – zat pengemulsi apa saja yang cocok untuk menstabilkan emulsi selain itu juga dapat
diketahui faktor – faktor yang menentukan stabilnya emulsi tersebut karena selain faktor zat
pengemulsi tersebut juga dipengaruhi gaya sebagai penstabil emulsi.
Sistem emulsi termasuk jenis koloid dengan fase terdispersinya berupa zat cairnamun dalam
makalah ini kita hanya akan membahas mengenai sistem emulsi saja diantaranya dari
defenisi emulsi, mekanisme secara kimia dan fisika, teori dan persamaannya dan serta
penerapannya dalam kehidupan sehari – hari dan industri.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat,terdispersi dalam cairan pembawa,distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok (Depkes,1979).
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi kedalam
kedalam cairan lain dalam benuk tetesan kecil (Depkes,1995).
Emulsi adalah suatusediaan yang engandung dua zat cair yang tidak mau
campur,biasanya air dan minyak dimana cairan satu terdispersi menjadi butir-butir kecil
dalam cairan yang lain.Dispersi ini tidak stabil,butir-butir ini akan bergabung (koalesen)
dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah.Flavor dan pengawet yang
berada dalam fase air yang mungkin larut dalam minyak harus dalam kadar yang cukup
untuk memenuhi yang diinginkan.Emulgator merupakan komponen yang penting untuk
memperoleh emulsi yang stabil (Anief,1993)
Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalam sistem
dispersi,fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan
lainya,umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi ,fase cairan terdispersi disebut fase
dalam,sedangkan fase cairan pembayanya disebut fase luar.Jika fase dalam berupa
minyak atau larutan dalam minyak dan fase luarnya air atau larutan,maka emulsi disebut
emulsi minyak-air,sedangkan sebaliknya emulsi disebut air-minyak (Depkes,1978).
Emulsi adalah suatu disperse dimana fase terdispers terdiri dari bulatan-bulatan
kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.Dalam batasan
emulsi,fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan medium disperse sebagai fase
luar atau fase kontinu.Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air
disebut emulsi minyak dalam air tapi sebaliknya emulsi yang memiliki fase dalam air dan
fase luar adalah minyak disebut emulsi air dalam minyak(Ansel,1985).
Emulsi atau emulsions adalah sistem disperse kasar yang solid termodinamik
tidak stabil,terdiri dari minimal dua atau lebih cairan yang tidak bercampur satu sama
lain.Dimana cairan yang satu terdispersi didalam cairan yang lain dan untuk
memantapkannya diperlukan penambahan emulgator(voight,1994)
Oleh karena itu,dari cairan yang tidak dapat bercampur satu sama lain.Yang satu
terdistribusi kedalam yang lain dipertahankan untuk melayang.Maka garis tengah tetesan
cairan yang terdistribusi sangat penting untuk mengkarakterisasikan sebuah emulsi.
(Voight,1994)
Semua emulgator bekerja dengan membentuk film ( lapisan) disekeliling butir-
butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinnya koalesen
dan terpisahnya cairan dispers sebgai fase terpisah (Anief,1997)
sistem heterogen, terdiri dari kurang lebih satu cairan yang tidak tercampurkan
yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan-tetesan di mana diameternya
kira-kira 0,1 mm atau dapat diartikan sebagai dua fase yang terdiri dari satu cairan yang
terdispersi dalam cairan lainnya yang tidak tercampurkan.(Martin,1971)
Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah sediaan yang mengandung 2 cairan
yang tidak bercampur, satu diantaranya terdispersi secara seragam sebagai globul.
(Jenkins,1957)
2.2 Tipe Emulsi
Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes minyak
terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase ekstern
adalah minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase kontinu (Anief,1993).
Emulsi yang memliki fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak
dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi “M/A”.Sebaliknya emulsi yang
mempunya fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak dan
dikenal sebaga emulsi “A/M”.Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinu,suatu
emulsi minyak dalam air bias diencerkan atau ditambah dengan air atau suatu preparat
dalam air (Ansel,1985).
Emulsi terdiri dari dua fase yang tidak dapat bercampur satu sama lainya,dimana
yang satu menunjukkan karakter hidrofil,yang lain lipofil.Hidrofil (lipofod) umumnya
adalah air atau suatu cairan yang dapat tercampur dengan air.Sedangkan sebagai fase
lipofil (hidrofod) adalah lemak mineral atau minyak tumbuhan atau lemak (minyak
lemak,paraffin,lilin,lemak coklat,malam bulu domba) atau juga bahan pelarut lipofil
kloroform,benzene dan sebagainya (Voight,1994)
Dengan demikian ada dua kemungkinan yang dapat terjadi,apakah fase hidrofil
yang terdispersi kedalam fase hidrofod,ataukah fase hidrofod kedalam fase
hidrofil.dengan demikian dapat dhasilkan dua macam emulsi yang berbeda.Yaitu yang
dinyatakan sebagai emulsi ar dalam minyak ‘’A/M’’ atau emulsi minyak dalam air
“M/A’’.(Voight,1994)
Jenis emulsi M/A dan A/M adalah sistem emulsi sederhana.Sistem emulsi ganda
akan diperoleh apabila didalam bola-bola emulsi yang terbentuk terdapat lagi bola-bola
dari fase lainya.Sistem semacam ini dikatakan sebagai emulsi A/M/A atau emulsi
M/A/M.Komponen-komponen yang terdistribusi didalam sebuah emulsi,dikatakan
sebagai fase terdispersi atau fase dalam atau fase terbuka.Komponen-komponen yang
mengandung cairan terdispersi,dinyatakan sebagai bahan pendispersi atau fase luar atau
fase tertutup.(Voight,1994)
Untuk emulsi yang diberika secara oral,tipe emulsi yang diberikan adalah minyak
dalam air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa
yag lebih enak walaupun sebenarnya diberikan minyak yang tidak enak rasanya,dengan
menambahkan pemanis dan pemberi rasa pada pembawa airnya,sehingga mudah dimakan
atau ditelan sampai ke lambung.Ukuran partikel yang diperkecil dari bola-bola minyak
dapat mempertahankan minyak tersebut agar lebih cepat dicerna dn lebih mudah
diabsorpsi,atau jka bukan dimaksudkan untuk itu,tugasnya juga akan lebih
efektif,msalnya meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai katartik bila diberikan
dalam bentuk emulsi.(Ansel,1985)
Emulsi yang dipakai pada kulit atau sebagai obat luar bias dibuat sebagai emulsi
A/M atau emulsi M/A,tergantung pada berbagai factor seperti sifat zat terapeutik yang
akan dimasukkan ke dalam emulsi,keinginan untuk mendapatkan efek amolien atau
pelembut jaringan dari preparat tersebut,dan keadaan kulit.Zat obat yang mengiritasi kulit
umumnya kurang mengiritasi jika ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung
dengan kulit.Tentu saja dapat bercampurnya dan kelarutan dalam air dan dalam minyak
dari zat obat yang digunakan dalam preparat yang diemulsikan menentukan banyaknya
pelarut yang harus ada sifatnya yang meramalkan fase emulsi yang dihasilkan.Pada kulit
yang tidak luka,suatu emulsi air dalam minyak biasanya dapat digunakan lebih rata
karena kulit diselaputi oleh suatu lapisan tipis dari sabun dan permukaan ini mudah
dibasahi oleh minyak dari pada oleh air.Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut
ke kulit,karena ia mencegah mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena
air.Sealiknya apabila diinginkan preparat yang mudah di hilangkan dari kulit dengan
air,digunakan suatu emulsi minyak dalam air(Ansel,1985).
Jika tetesan-tetesan minyak didispersikan dalam fase air, fase kontinu, maka
emulsi disebut minyak dalam air (M/A). Jika minyak merupakan fase kontinu, emulsi
merupakan tipe air dalam minyak (A/M). Telah diamati bahwa emulsi M/A kadang-
kadang berubah menjadi emulsi A/M atau sebaliknya (inversi).Dua tipe emulsi tambahan
yang digolongkan sebagai emulsi ganda, tampaknya diterima oleh para ahli kimia. Secara
keseluruhan memungkinkan untuk membuat emulsi ganda dengan karakteristik minyak
dalam air dalam minyak (M/A/M) atau air dalam minyak dalam air (A/M/A)
(Lachman,1994)
Ketika air terdispersikan atau menjadi fase internal (fase dalam) emulsi disebut air
dalam minyak (W/o) emulsi. Dalam minyak ketika medium dispersi atau fase
eksternal.Sistem yang mengandung sedikit dari 25% air umumnya emulsi w/o. kadang-
kadang, lebih kecil dari 10% air akan dipastikan emulsi w/o.Ukuran partikel dari fase
dispersi umumnya 0,05 µ atau lebih kecil.(Martin,1971)
2.3 Komponen Emulsi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur,
biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil
dalam cairan yang lain.Emulsi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu emulsi vera (emulsi
alam) dan emulsi spuria (emulsi buatan). Emulsi vera dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat
disamping minyak lemak juga emulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur.
Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes minyak
terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase ekstern adalah
minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase kontinu.Komponen emulsi ada dua yaitu
komponen dasar yang terdiri dari fase dispers,fase kotinue,dan emulgator,dan kompnen
tambahan terdiri dari pengawet,pewarna,pengaroma,dan antioksidan.