Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EMULSI

Disusun Oleh :

Putri Rosilawati AKF19132

Galuh Agung Rizky D.P AKF19123

Ilham Firdhaus AKF17057

Tahun Ajaran 2020-2021


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehinggkan  dibutuhkan zat pengemulsi


atau emulgator untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispersi dengan
pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan terpisah. Ditinjau dari segi
kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan cairan non polar.Salah satu emulsi
yang kita kenal sehari-hari adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air. Dalam susu
terkandung kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi. Bebera contoh
emulsi yang lain adalah pembuatan es krim, sabun, deterjen, yang menggunakan pengemulsi
gelatin.

Dari hal tersebut diatas maka sangatlah penting untuk mempelajari sistem emulsi karena
dengan tahu banyak tentang sistem emulsi ini maka akan lebih mudah juga untuk mengetahui
zat – zat pengemulsi apa saja yang cocok untuk menstabilkan emulsi selain itu juga dapat
diketahui faktor – faktor yang menentukan stabilnya emulsi tersebut karena selain faktor zat
pengemulsi tersebut juga dipengaruhi gaya sebagai penstabil emulsi.
 Sistem emulsi termasuk jenis koloid dengan fase terdispersinya berupa zat cairnamun dalam
makalah ini kita hanya akan membahas mengenai sistem emulsi saja diantaranya dari
defenisi emulsi, mekanisme secara kimia dan fisika, teori dan persamaannya dan serta
penerapannya dalam kehidupan sehari – hari dan industri. 

1.2 Rumusan Masalah

1.    Bagaimana defenisi sediaan emulsi ?


2.    Bagaimanakah tipe-tipe sediaan emulsi ?
3.    Apakah komponen-komponen sediaan emulsi ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Emulsi

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat,terdispersi dalam cairan pembawa,distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok (Depkes,1979).
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi kedalam
kedalam cairan lain dalam benuk tetesan kecil (Depkes,1995).
Emulsi adalah suatusediaan yang engandung dua zat cair yang tidak mau
campur,biasanya air dan minyak dimana cairan satu terdispersi menjadi butir-butir kecil
dalam cairan yang lain.Dispersi ini tidak stabil,butir-butir ini akan bergabung (koalesen)
dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah.Flavor dan pengawet yang
berada dalam fase air yang mungkin larut dalam minyak harus dalam kadar yang cukup
untuk memenuhi yang diinginkan.Emulgator merupakan komponen yang penting untuk
memperoleh emulsi yang stabil (Anief,1993)
Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalam sistem
dispersi,fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan
lainya,umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi ,fase cairan terdispersi disebut fase
dalam,sedangkan fase cairan pembayanya disebut fase luar.Jika fase dalam berupa
minyak atau larutan dalam minyak dan fase luarnya air atau larutan,maka emulsi disebut
emulsi minyak-air,sedangkan sebaliknya emulsi disebut air-minyak (Depkes,1978).
Emulsi adalah suatu disperse dimana fase terdispers terdiri dari bulatan-bulatan
kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.Dalam batasan
emulsi,fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan medium disperse sebagai fase
luar atau fase kontinu.Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air
disebut emulsi minyak dalam air tapi sebaliknya emulsi yang memiliki fase dalam air dan
fase luar adalah minyak disebut emulsi air dalam minyak(Ansel,1985).
Emulsi atau emulsions adalah sistem disperse kasar yang solid termodinamik
tidak stabil,terdiri dari minimal dua atau lebih cairan yang tidak bercampur satu sama
lain.Dimana cairan  yang satu terdispersi didalam cairan yang lain dan untuk
memantapkannya diperlukan penambahan emulgator(voight,1994)       
Oleh karena itu,dari cairan yang tidak dapat bercampur satu sama lain.Yang satu
terdistribusi kedalam yang lain dipertahankan untuk melayang.Maka garis tengah tetesan
cairan yang terdistribusi sangat penting untuk mengkarakterisasikan sebuah emulsi.
(Voight,1994)
Semua emulgator bekerja dengan membentuk film ( lapisan) disekeliling butir-
butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinnya koalesen
dan terpisahnya cairan dispers sebgai fase terpisah (Anief,1997)
sistem heterogen, terdiri dari kurang lebih satu cairan yang tidak tercampurkan
yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan-tetesan di mana diameternya
kira-kira 0,1 mm atau dapat diartikan sebagai dua fase yang terdiri dari satu cairan yang
terdispersi dalam cairan lainnya yang tidak tercampurkan.(Martin,1971)
Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah sediaan yang mengandung 2 cairan
yang tidak bercampur, satu diantaranya terdispersi secara seragam sebagai globul.
(Jenkins,1957)
2.2 Tipe Emulsi

Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes minyak
terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase ekstern
adalah minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase kontinu (Anief,1993).

Emulsi yang memliki fase dalam minyak dan  fase luar air disebut emulsi minyak
dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi “M/A”.Sebaliknya emulsi yang
mempunya fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak dan
dikenal sebaga emulsi “A/M”.Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinu,suatu
emulsi minyak dalam air bias diencerkan atau ditambah dengan air atau suatu preparat
dalam air (Ansel,1985).

Emulsi terdiri dari dua fase yang tidak dapat bercampur satu sama lainya,dimana
yang satu menunjukkan karakter hidrofil,yang lain lipofil.Hidrofil (lipofod) umumnya
adalah air atau suatu cairan yang dapat tercampur dengan air.Sedangkan sebagai fase
lipofil (hidrofod) adalah lemak mineral atau minyak tumbuhan atau lemak (minyak
lemak,paraffin,lilin,lemak coklat,malam bulu domba) atau juga bahan pelarut lipofil
kloroform,benzene dan sebagainya (Voight,1994)
Dengan demikian ada dua kemungkinan yang dapat terjadi,apakah fase hidrofil
yang terdispersi kedalam fase hidrofod,ataukah fase hidrofod kedalam fase
hidrofil.dengan demikian dapat dhasilkan dua macam emulsi yang berbeda.Yaitu yang
dinyatakan sebagai emulsi ar dalam minyak ‘’A/M’’ atau emulsi minyak dalam air
“M/A’’.(Voight,1994)
Jenis emulsi M/A dan A/M adalah sistem emulsi sederhana.Sistem emulsi ganda
akan diperoleh apabila didalam bola-bola emulsi yang terbentuk terdapat lagi bola-bola
dari fase lainya.Sistem semacam ini dikatakan sebagai emulsi A/M/A atau emulsi
M/A/M.Komponen-komponen yang terdistribusi didalam sebuah emulsi,dikatakan
sebagai fase terdispersi atau fase dalam atau fase terbuka.Komponen-komponen yang
mengandung cairan terdispersi,dinyatakan sebagai bahan pendispersi atau fase luar atau
fase tertutup.(Voight,1994)
Untuk emulsi yang diberika secara oral,tipe emulsi yang diberikan adalah minyak
dalam air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa
yag lebih enak walaupun sebenarnya diberikan minyak yang tidak enak rasanya,dengan
menambahkan pemanis dan pemberi rasa pada pembawa airnya,sehingga mudah dimakan
atau ditelan sampai ke lambung.Ukuran partikel yang diperkecil dari bola-bola minyak
dapat mempertahankan minyak tersebut agar lebih cepat dicerna dn lebih mudah
diabsorpsi,atau jka bukan dimaksudkan untuk itu,tugasnya juga akan lebih
efektif,msalnya meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai katartik bila diberikan
dalam bentuk emulsi.(Ansel,1985)
Emulsi yang dipakai pada kulit atau sebagai obat luar bias dibuat sebagai emulsi
A/M atau emulsi M/A,tergantung pada berbagai factor seperti sifat zat terapeutik yang
akan dimasukkan ke dalam emulsi,keinginan untuk mendapatkan efek amolien atau
pelembut jaringan dari preparat tersebut,dan keadaan kulit.Zat obat yang mengiritasi kulit
umumnya kurang mengiritasi jika ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung
dengan kulit.Tentu saja dapat bercampurnya dan kelarutan dalam air dan dalam minyak
dari zat obat yang digunakan dalam preparat yang diemulsikan menentukan banyaknya
pelarut yang harus ada sifatnya yang meramalkan fase emulsi yang dihasilkan.Pada kulit
yang tidak luka,suatu emulsi air dalam minyak biasanya dapat digunakan lebih rata
karena kulit diselaputi oleh suatu lapisan tipis dari sabun dan permukaan ini mudah
dibasahi oleh minyak dari pada oleh air.Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut
ke kulit,karena ia mencegah mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena
air.Sealiknya apabila diinginkan preparat yang mudah di hilangkan dari kulit dengan
air,digunakan suatu emulsi minyak dalam air(Ansel,1985).
Jika tetesan-tetesan minyak didispersikan dalam fase air, fase kontinu, maka
emulsi disebut minyak dalam air (M/A). Jika minyak merupakan fase kontinu, emulsi
merupakan tipe air dalam minyak (A/M). Telah diamati bahwa emulsi M/A kadang-
kadang berubah menjadi emulsi A/M atau sebaliknya (inversi).Dua tipe emulsi tambahan
yang digolongkan sebagai emulsi ganda, tampaknya diterima oleh para ahli kimia. Secara
keseluruhan memungkinkan untuk membuat emulsi ganda dengan karakteristik minyak
dalam air dalam minyak (M/A/M) atau air dalam minyak dalam air (A/M/A)
(Lachman,1994)
Ketika air terdispersikan atau menjadi fase internal (fase dalam) emulsi disebut air
dalam minyak (W/o) emulsi. Dalam minyak ketika medium dispersi atau fase
eksternal.Sistem yang mengandung sedikit dari 25% air umumnya emulsi w/o. kadang-
kadang, lebih kecil dari 10% air akan dipastikan emulsi w/o.Ukuran partikel dari fase
dispersi umumnya 0,05 µ atau lebih kecil.(Martin,1971)
2.3 Komponen Emulsi

Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu

1.    Komponen Dasar


Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam emulsi. Terdiri atas:
  a. Fase dispers/ fase internal / fase discontinue
Yaitu zat cair yang terbagi-bagi atau butiran kecil kedalam zat cair lain.
b. Fase continue / fase external / fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari
emulsi tersebut.
c. Emulgator
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi
Menurut scovilles halaman 318 emulgator terbagi menjadi:
1.     Emulgator alam
Emulgator dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :
a. Berasal dari tumbuhan
Karbohidrat,Gum dan bahan-bahan mucilago cocok untuk digunakan dalam
emulsi farmasetik. Mereka mempunyai kemampuan mengemulsi banyak substansi secara
murni dan menghasilkan emulsi yang Bisaanya bekerja baik jika dilindungi dari
fermentasi dengan pengawet. Namun demikian, alkali, sodium borat, caitan alkohol dan
garam metalik harus ditambahkan ke dalam gum sangat kationik dan encer, mencegah
pemecahan karbohidrat yang banyak digunakan adalah akasia, tragakan, agar, chondrus,
dextrum, malt ekstrak dan pektin membentuk minyak dalam air
b. Berasal dari hewan
 Protein
 Gelatin mengemulsi cairan petrolatum dengan lebih mudah dibanding minyak
lain dan membuat suatu sediaan yang sangat putih dan lembut serta rasa yang
enak. Protein juga membentuk emulsi yang jika digunakan dalam konsentrasi
rendah.Kerugian : Emulsi gelatin sulit dijaga dari kerusakan
yang    membatasi  nilainya
 Kuning telur Keuntungan  Emulsi yang dibuat dengan kuning telur, stabil dengan
asam dan garam. Jika kuning telur cukup segar, dapat membentuk emulsi yang
creaming yang menunjukkan sedikit kecenderungan untuk
memisah.Kerugian Jika digunakan kuning telur, emulsi dapat membentuk
koalesens dan dapat terwarnai lebih dalam
 Albumin atau putih telur Keuntungan Serbuk putih telur lebih efektif dari pada
putih telur segar karena lebih kental. Kerugian Diendapakan oleh banyak bahan.
 Kasein Protein dan susu telah digunakan sebagai bahan pengemulsi tapi tidak
memiliki keuntungan di bandingkan akasia dan kurang stabil daripada akasia,
tidak digunakan untuk tujuan berarti 
c. Lain – lain
 Sabun dan Basa Keuntungan Sering digunakan dalam dermatologi untuk
penggunaan luar. Sabun adalah emulgator yang lebih kuat khususnya sabun
lembut sebagai  bahan yang mengurangi tegangan permukaan dari air
Kerugian  Menghasilkan sediaan yang tidak bercampur  dengan asam dengan
berbagai tipe
 Alkohol
1.    Padatan yang terbagi merata, Bagian emulgator ini membentuk lapisan khusus
disekelilin tetesan terdispersi dan menghasilkan emulsi  yang meskipun
berbutr  kasar, mempunyai stabilitas pisik. Hal ini dapat menyebabkan padatan dapat
bekerja sebagai emulgator  dari efek yang ditimbulkan dari pewarna dan serbuk halus

2.    Emulgator sintetik


 Anionik pada sub bagian ini ialah sulfaktan bermuatan (-) Contoh : Na,
K  dan garam-garam ammonium dari asam oleat dan laurat yang larut dalam
air dan baik sebagai bahan pengemulsi tipe o/w. Bahan pengemulsi ini
rasanya tidak menyenangkan dan mengiritasi saluran pencernaan
 Kationik. Aktivitas permukaan pada kelompok ini bermuatan
(+).  Komponen ini bertindak sebagai bakterisid dan juga menghasilkan
emulsi antiinfeksi seperti ini pada lotion kulit dan krem
 Non ionic. Merupakan surfaktan tidak berpisah ditempat tersebar luas
digunakan sebagai bahan pengemulsi ketika kerja keseimbangan molekul
antara hidrofik dan lipofilik
2.    Komponen Tambahan
Menurut buku scovile’s zat tambahan pada emulsi terdiri dari:
1. Pengawet,Beberapa pengawet dibutuhkan dalam emulsi yang disimpan untuk
mencegah proses pembusukan protein dan proses fermentasi pada gum dan struktur
sekalian agar efektif, pengawet harus larut dalam fase air emulsi dimana ia dapat
menggunakan aksi perlindungannya alkohol dari konsertrasi 7 sampai 12 persen
sering digunakan untuk tujuan ini. Asam benzoat 0,2%. Kadang-kadang digunakan
tapi kurang efektif. Gusein juga digunakan parahidroksi berzoat dalam konsentasi 0,1
– 0,2 persen telah digunakan tapi penggunaannya dapat dibahasi oleh karena
kekuatannya dalam air besar. komponen amonium kuarter dari konsentrasi 0,05 – 0,1
persen telah memberikan komponennya sebagai pengawet untuk buatan gelatin dan
sukrosa. Minyak menguap digunakan sebagai pengaroma yang cenderung bekerja
sebagai penjawab. Tidak sedikit emulsi yang khusus positif untuk berubah atau dijaga
untuk beberapa waktu. Akasia mengandung enzim oksidatif yang cenderung untuk
merusak vitamin A dalam emulsi minyak hati ikan. Namun demikian, enzim dapat
siap diinaktifkan dengan pemanasan akasia mucilogo untuk beberapa menit noda rat
100oc.  
2. Pengaroma, dibutuhkan untuk membuat emulsi enak dengan pertimbangan
dibutuhkan dalam penggunanya. Formulasion natural, memberikan sejumlah
campuran asumotik yang digunakan dengan efek yang baik. aroma dan rasa tajam
tidak menyebar pada minyak sebab pengaruhnya lebih lembut. Untuk minyak hati
ikan, ekstrat kering atau ekstrak glicynzhea yang diperoleh dari cengkeh atau mint
yang mempunyai rasa dan penyebaran yang paling efektif.  Dalam beberapa fomulasi,
kedua fase diaromai, Bisaanya 0,1 – 0,5 persen minyak menguap cukup untuk
mengaroma emulsi.    Semua pengaroma membutuhkan bahan pertonis untuk
membuatnya lebih berasa enak sirup, gula, sakarin dapat digunakan untuk tujuan ini,
dan alirerin juga mempunyai sifat sebagai pemanis. Namun demikian bahan-bahan
harus digunakan dengan pertimbangan agar sediaan lebih baik dan tidak menutupi
rasa dan beberapa komponen lain. kombinasi di beberapa bahan ini tidak.
3.  pewarna,Sebagian besar emulsi berwarna putih atau kuning dan gelap. Ini
dikarenakan oleh perbedaan refleksi cahaya yang diberikan oleh minyak dan air, juga
karena larutan gelap atau suspensi dari emulagator yang juga berwarna gelap. Jika
larutan dari bahan-bahan jernih dan minyak dan air dapat menerangi pada refleksi
yang sama, emulsi dari minyak hati ikan dengan penambahan gula yang cukup untuk
menyebabkan refleksi. Gliserin memiliki efek yang sama terhadap minyak emulsi
yang transparan dimana pertimbangannya mengandung jumlah minyak
Menurut fornas edisi II zat tambahan pada emulsi terdiri dari:
1.    zat pengawet,dapat digunakan metil paraben,propel paraben,campuran metal
paraben dan propil paraben,asam sorbet,atau zat pengawet lain yang cocok.
2.    zat antioksidan,dapat digunakan butilhidroksanisol,butilhidrositoluen,propel
galat,asam sitrat atau antioksidan lain yang cocok.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur,
biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil
dalam cairan yang lain.Emulsi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu emulsi vera (emulsi
alam) dan emulsi spuria (emulsi buatan). Emulsi vera dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat
disamping minyak lemak juga emulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur.

Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes minyak
terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase ekstern adalah
minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase kontinu.Komponen emulsi ada dua yaitu
komponen dasar yang terdiri dari fase dispers,fase kotinue,dan emulgator,dan kompnen
tambahan terdiri dari pengawet,pewarna,pengaroma,dan antioksidan.

Anda mungkin juga menyukai