Anda di halaman 1dari 31

Besaran dan Satuan

Pengukuran adalah proses membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran sejenis
yang dipakai sebagai satuan. Hasil dari pada pengukuran merupakan besaran.

Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang memiliki
satuan.
-Dari pengertian ini, dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus
mempunyai 3 syarat yaitu:
1. Dapat diukur atau dihitung
2. Dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. Mempunyai satuan
-Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran
maka harus ada alat ukurnya.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan
alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator.

-Berdasarkan satuan, besaran dibedakan menjadi 2, yaitu:

1.Besaran Pokok
adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.
Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K),
Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri
khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda),
dan ditetapkan terlebih dahulu.

2.Besaran turunan
adalah besaran  yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Jika suatu besaran turunan merupakan
perkalian besaran pokok , satuan besaran turunan itu juga merupakan perkalian satuan besaran pokok,
begitu juga berlaku didalam satuan besaran turunan yang merupakan pembagian besaran pokok.
Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak
langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.

Satuan 
adalah sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran.
-Satuan dibedakan menjadi 2,yaitu:

a.Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara internasional tau
disebut dengan satuan internasional (SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)

Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS


Massa kilogram (kg) gram (g)
Panjang meter (m) centimeter (cm)
Waktu sekon (s) sekon (s)
Kuat Arus ampere (A) statampere (statA)
Suhu kelvin (K) kelvin (K)
Intensitas Cahaya candela (Cd) candela (Cd)
Jumlah Zat kilomole (mol) mol

b. Satuan Tidak Baku


Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan pada suatu
wilayah tertentu.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.’

MACAM – MACAM ALAT UKUR

1. Penggaris / Mistar
Penggaris atau mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis
lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga
(biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat terbuat dari
plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat dilipat.

Penggaris pertama kali digunakan oleh masyarakat peradaban lembah Hindus pada tahun 1500 SM.
Alat pengukur ini terbuat dari gading yang ditemukan selama penggalian. Penggaris pertama telah
memperlihatkan akurasi yang menakjubkan karena terdapat ukuran desimal di dalamnya.
-Fungsi :
Menggambar garis lurus dan melakukan pengukuran.

-Bagian-bagian penggaris:
1. Skala, biasanya terdapat 2 skala dalam penggaris, satu dalam cm dan yang lainnya dalam inci
2. Angka, yang berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran
3. Satuan, untuk mengingatkan tentang satuan dari penggaris.

-Cara menggunakan:
1. Letakkan penggaris pada Garis yg ingin diukur panjangnya. Pastikan pada salah satu ujungnya
berada pada titik nol.
2. Perhatikan ujung lain pada penggaris,
3. Baca hasil pengukurannya. Jika menggunakan cm, 1 garis adalah 0,1 cm.

-Cara baca
1. Pastikan Anda membaca penggaris dari kiri ke kanan. Jika Anda mengukur sebuah benda, sejajarkan
benda tersebut dengan sisi kiri penggaris. Ujung benda di sisi kanan adalah ukurannya dalam
sentimeter.
2. Pelajari tanda 1 sentimeter. Angka besar yang terletak di sebelah garis panjang dalam penggaris
menandakan satu sentimeter. Sebuah penggaris metrik memiliki 30 tanda ini. Sebagai contoh letakkan
ujung krayon di sisi kiri penggaris untuk mengukurnya. Perhatikan ujung satunya lagi. Jika ujung
krayon tersebut tepat menyentuh garis panjang dengan angka 14 yang besar, maka panjang benda itu
adalah 14 sentimeter.

3. Pelajari tanda 1/2 sentimeter. Di tengah antara setiap tanda sentimeter, terdapat garis yang lebih
pendek yang menandai 1/2 sentimeter atau 0.5 cm. Secara keseluruhan terdapat 60 garis ini dalam
sebuah penggaris.

Sebagai contoh, jika Anda mengukur sebuah kancing dan ujungnya jatuh di garis ke lima sebelah kanan
di antara angka 1 dan 2 sentimeter. Maka panjang kancing Anda adalah 1.5 cm.
4. Pelajari tanda milimeter. Di antara setiap garis 0.5 cm ada empat garis lagi yang menandai 1
milimeter. Ada total 10 garis untuk setiap 1 sentimeter, dengan garis 0.5 cm berlaku sebagai garis 5
mm, sehingga setiap sentimeter sama dengan 10 mm. Ada 300 tanda ini secara keseluruhan pada satu
penggaris.

Sebagai contoh, jika Anda mengukur selembar kertas dan ujungnya jatuh di garis ketujuh antara angka
24 dan 25 sentimeter, berarti panjang benda Anda adalah 247 mm atau 24.7 cm.

-Contoh Soal

Berapakah hasil pengukuran benda?


2,5 cm + 0,5 mm = 2,55cm

2. JANGKA SORONG
Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur
panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong digunakan pula untuk mengukur
panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan
untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun
kedalam sebuah tabung.

-Bagian-bagian Jangka Sorong


Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser. Rahang tetap dan geser ada yang di atas dan
di bawah. Dalam jangka sorong terdapat 2 skala. Skala utama pada rahang tetap dan skala nonius
(renvier*) di rahang gesernya.Skala utama memiliki skala dalamm satuan cm dan mm sedangkan skala
pada nonius memiliki panjang 9 mm yang dibagi menjadi 10 skala.Sobat hitung pahami betul bagian-
bagian ini karena akan memudahkan sobat tahu bagaimana cara menggunakan jangka sorong nantinya.
-Fungsi Jangka Sorong
1. Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai 0,1 mm.
(rahang tetap dan rahang geser bawah)
2. Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter benda yang cukup
kecil seperti cincin, pipa, dll.
3. Tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti kedalaman tabung,
lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil.

-Cara Menggunakan secara umum:

1. Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser
bekerja dengan baik. Sobat hitung jangan lupa untuk cek ketika rahang tertutup harus
menunjukkan angka nol. Jika tidak menunjukkan angka nol sobat bisa mensettingnya.
2. Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan permukaan
benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa sebabkan
kesalahan pengukuran.
3. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan
pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal membaca skalanya.
-Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur diameter

Mengukur diameter sama seperti pengukuran sebelumnya, bedanya kalau tadi menggunakan rahang
bagian bawah, untuk pengukuran diameter menggunakan rahang atas. Cara Menggunakannya, rapatkan
rahang atas lalau tempatkan benda (cincin) yang akan diukur diameternya. Tarik rahang geser hingga
kedua rahang menempek dan menekan bagian dalam benda. Patikan bahwa dinding bagian dalam
benda tegak lurus dengan skala dalam artian benda jangan sampai miring.
-Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Kedalaman

Cara menggunakan jangka sorong untuk kedaaman prinsipnya sama dengan mengukur panjang benda
dan diameter. Sobat hitung cukup menempatkan benda yang akan diukur kedalamannya pada tangkai
ukur. Tarik rahang geser hingga menyentuk permukaan dalam (dasar lubang).Usahakan benda yang
diukur kedalamannya dalam keadaan statis (tidak Bergeser).

-Cara Baca

Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil pengukurannya
hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:

1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan angka
yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya. Jadi, skala
utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala utama
yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas, garis lurus
tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm
atau 0,03 cm.
3. Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.

-Contoh Soal
Tentukan hasil pengukuran pada gambar diatas dalam satuan centimeter.

Solusi:

Pembacaan skala utama= 10 cm (angka 10 persis bersebrangan dengan angka nol pada skala vernier
disebelah kanannya).

Pembacaan skala vernier/ skala nonius= 0,02 cm (garis kedua setelah nol pada skala vernier tepat lurus
dengan garis diatasnya).

Jadi, hasil pengukuran pada gambar di atas = 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm

Atau 100,2 mm.

3.MIKROMETER SEKRUP
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup presisi. Mikrometer
mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm. Penggunaan mikrometer sekrup biasanya untuk
mengukur diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel.

-Bagian-Bagian

1. Poros Tetap yaitu poros di ujung yang tidak bergerak


2. Poros Geser, poros yang bisa dierakkann ke depang dan kebelakang
3. Skala utama (salam satuan mm)
4. Skala Nonius atau Skala Putar
5. Pemutar, menggerakkan poros geser
6. Pengunci
7. Rachet, sama seperti poros geser tapi lebih kecil
8. Frame berbentuk U

-Fungsi

Mengukur panjang/ketebalan/diameter dari benda-benda yang cukup kecil seperti lempeng baja,
aluminium, diameter kabel, kawat, lebar kertas, dan masih banyak lagi. Penggunaan mikrometer sekrup
sangat luas, intinya adalah mengukur besaran panjang dengan lebih presisi.

-Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup


1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
2. Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala dan skala nonius
utama menunjukkan angka nol.
3. Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda dapat masuk ke dalam
rahang.
4. Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu tutup kembali rahang hingga tepat
menjepit benda.
5. Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi. Dengarkan bunyi “klik” yang muncul.

-Skala Mikrometer Sekrup

Skala utama:
skala mikrometer sekrup ini tiap satuannya sama dengan 1 mm, ditengah-tengah angka skala tersebut
ada angka tengahnya.

Angka skala atas:


1,2,3,4, dst

Angka skala bawah:


0.5, 1.5, 2.5, dst

Skala Nonius/ Skala Putar


Skala putar terdapat angka 1 sampai 5 (kelipatan 5). Tiap skala ini berputar mundur 1 kali maka skala
utama bertambah 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 0,5/50 =0,01 mm

-Cara Membaca Mikrometer Sekrup


1. Letakkan mikrometer sekrup satu arah sehingga bisa dilihat dengan jelas.
2. Baca skala utama dari mikrometer sekrup tersebut, dibagian atas garis menunjukkan angka bulat mm
seperti 1 mm dan seterusnya, sedangkan pada garis skala bawah menunjukkan bilangan 0.5 mm.

Dari gambar diatas, garis skala atas menunjukan angka 5 mm dan garis skala bagian bawah
menunjukan 0,5 mm, Jumlahkan kedua hasil diatas maka skala utama pada mikrometer diatas
menunjukan angka 5,5 mm.
3. Selanjutnya baca skala nonius atau skala putarnya yaitu garis yang berada tepat segaris dengan garis
pembagi pada skala utama. Pada gambar di atas, skala nonius menunjukan angka 30 dikalikan dengan
0,01 mm sehingga skala noniusnya menunjukan 0,30 mm.
4. Kemudian jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan hasil pengukuran dari skala nonius
misalnya 5,5 mm + 0,3 mm = 5,8 mm.

-Contoh Soal
Tebal sebuah lempeng logam yang diukur dengan mikrometer sekrup seperti ditunjukkan gambar
adalah ….
Pembahasan :
Hasil ukur = skala utama + skala nonius = 4,50 mm + 0,28 mm = 4,78 mm

4.Neraca Ohauss

-Fungsi
Mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.

-Kapasitas Beban
311 gram

-Ketelitian
0,1 gram
.

-Prinsip kerja
Membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus
berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser
posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros
neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan
sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja
massa seperti prinsip kerja tuas.

-Neraca Ohaus Tiga Lengan


Bagian-bagian Neraca Ohauss:
Fungsi dari kelima  bagian neraca ohaus di atas adalah sebagai berikut.
■ Tombol kalibrasi, merupakan sebuah sekrup atau knop yang digunakan untuk mengenolkan atau
mengkalibrasi neraca ketika neraca akan digunakan.
■ Tempat beban, merupakan sebuah piringan logam yang digunakan untuk meletakkan benda yang
akan diukur massanya.
■ Pemberat (anting), merupakan sebuah logam yang menggantung pada lengan yang berfungsi sebagai
penunjuk hasil pengukuran. Pemberat dapat digeser-geser dan setiap lengan neraca memilikinya.
■ Lengan Neraca, merupakan plat logam yang terdiri dari skala dengan ukuran tertentu. Jumlah lengan
pada neraca bisa 2, 3 atau 4 bergantung jenisnya. Masing-masing lengan menunjukkan skala dengan
satuan yang berbeda.
■ Garis kesetimbangan (titik nol), digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan pada proses
penimbangan atau pengukuran massa benda
■ Lengan Depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, …, 10 gram.
Masing-masing skala bernilai 1 gram.
■ Lengan Tengah, tiap skala dalam lengan ini bernilai 10 gram.
■ Lengan Belakang, sama seperti lengan depan dan tengah tetapi dengan nilai tiap skalanya 100 gram
dari 100 gram hingga 500 gram (setengah kilo).

-Kalibrasi

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya.
Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar
nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya
kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO
17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk:
• Perangkat baru
• Suatu perangkat setiap waktu tertentu
• Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
• Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
• Ketika hasil observasi dipertanyakan
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu
perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu.
Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol kalibrasi pada
ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada garis
kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak tepat pada angka nol
di masing-masing lengan.

-Cara Pengukuran

1. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser pemberat (anting) pada lengan depan,
tengah, dan belakang ke sisi kiri dan dan putar tombol kalibrasi sampai garis kesetimbangan
mengarah pada angka nol.
2. Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang.
3. Letakkan benda yang akan diukur massanya di tempat yang tersedia pada neraca (tempat
beban).
4. Geser ketiga pemberat diurutkan dari pemberat yang paling besar ke yang terkecil yaitu dimulai
dari lengan yang menunjukkan skala ratusan, puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan
setimbang.
5. Bacalah massa benda dengan menjumlahkan nilai yang ditunjukkan oleh skala ratusan, puluhan,
dan satuan atau sepersepuluhan.

-Cara Membaca
Berdasarkan gambar di atas, hasil pengukuran menggunakan neraca ohaus adalah sebagai berikut.
Skala Lengan Depan = 2,4 gram
Skala Lengan Tengah = 500 gram
Skala Lengan Belakang = 40 gram
+
542,4 gram
Dengan demikian, massa benda tersebut adalah 542,4 gram.

-Contoh Soal

Hasil pengukuran massa benda adalah?


Lengan 1 + Lengan 2 + Lengan 3
300g + 40g + 8g = 348g

5.Timbangan Digital

Merupakan perangkat pengukuran yang digunakan untuk mengukur berat atau massa suatu benda atau
zat.
-Bagian-bagian Timbangan Digital
1. Draft Cover merupakan pelindung benda yang akan di timbang
2. Balance Pan merupakan tempat ditaruhnya benda yang akan ditimbang
3. Weight Display merupakan tempat melihat hasil pengukuran massa benda
4. Off Button merupakan tombol untuk mematikan timbangan
5. On/Tare merupakan tombol untuk menghidupkan timbangan dan mereset berat timbangan
ketika sudah diberi balance pan agar menjadi nol lagi

-Prosedur mengoprasikan neraca digital sebelum hingga setelah penimbangan:

1. Keadaan neraca harus siap pakai


2. Neraca harus bersih (terutama piring-piring neraca)
3. Anak timbangan dalam keadaan lengkap
4. Persiapan pendahuluan terhadap alat bantu penimbangan
5. Pemeriksaan kedataran neraca dan kesetimbangan neraca
6. Pekerjaan penimbangan dan perhitungan hasil penimbangan
7. Melaporkan hasil penimbangan
8. Mengembalikan neraca pada keadaan semula

-Proses Pengukuran:

1. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.


2. Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di koreksi).
3. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda.
4. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut.
5. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena hanya dapat bekerja
pada batas temperatur yang ditetapkan.

-Contoh Soal

Berapakah hasil pengukuran massa perhiasan diatas?


28,93g

6.Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam
kegiatan.
Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan berhenti sehingga
suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol diatas
yang kedua kali  kemudian memasang lagi stopwatch pada nol.
-Terdiri dari 2 jenis:

a.Stopwatch Analog

-Fungsi
1. Mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam suatu kegiatan.
2. Mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan oleh suatu larutan agar dapat mengalami perubahan
suhu.

-Bagian-Bagian

1. Tombol start / stop, untuk menjalankan dan menghentikan stopwatch.


2. Tombol riset, untuk meriset stopwatch ke nol.
3. Jarum besar, berfungsi sebagai jarum penunjuk dalam satuan detik
4. Jarum kecil, berfungsi sebagai jarum penunjuk satuan menit
5. Lingkaran detik, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari angka 1 sampai 60
dalam satuan detik
6. Lingkaran menit, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari 5 sampai 30 dalam
satuan menit.
-Ketelitian
0,1 sekon

-Prosedur penggunaan stopwatch analog adalah sebagai berikut :


1. Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.
2. Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau terkalibrasi.
3. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu, maka jarum besar pada lingkaran
besar akan berjalan. 
4. Satu putaran penuh jarum besar pada lingkaran detik sama dengan 60 detik. Jadi satu kali
putaran penuh jarum besar sama dengan satu menit. Apabila jarum besar sudah berputar satu
kali putaran penuh, maka jarum kecil akan berada pada angka satu pada lingkaran kecil. 
5. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
6. Membaca hasil pengukuran.
7. Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum akan kembali
ke nol kemudian ulangi langkah 1 s/d 5.

-Contoh Soal

Berapakah hasil pengukuran stopwatch analog tersebut?


Skala 1 ( detik ) + Skala 2 ( menit )
10s + 540s
550s / 9 menit 10 detik

b.Stopwatch Digital

Stopwatch digital merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai penunjuk hasil
pengukuran,  seperti jam digital dimana berhitungan waktu berdasarkan perhitungan elektronik.
-Bagian-bagian
1. Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil pengukuran secara elektrik
berupa angka-angka.
2. Tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk mengakhiri pengukuran
(tombol stop).
3. Tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka nol.
4. Tombol untuk mereplay hasil pengukuran yang telah dilakukan.

-Prosedur penggunaan stopwatch digital adalah sebagai berikut :


1. Menyiapkan stopwatch yang digunakan untuk mengukur.
2. Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau dalam keadaan terkalibrasi.
3. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran, maka waktu berjalan seperti yang
ditunjukkan angka pada stopwatch digital.
4. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran.
5. Membaca hasil pengukuran.
6. Unuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol reset dan jarum akan kembali ke nol
kemudian ulangi langkah diatas.

-Ketelitian
0,01 sekon

-Cara baca
Lihatlah angka hasil pengukuran yang tertera di layar.
-Contoh Soal

Berapakah hasil pengukuran waktu yang tertera pada stopwatch digital di atas?
Digit Menit + Detik + Desimal dalam detik
12 Menit + 38 s + 0,56s
12menit 38,56 s

Mikroskop
-Sejarah
Dalam banyak literatur disebutkan bahwa orang pertam yang menggagas sekaligus menciptakan
mikroskop adalah Zacharias Janssen. Pada tahun 1590 dibantu oleh Hans Janssen, sosok yang sehari-
harinya berprofesi sebagai pembuat kacamata ini sukses menemukan sebuah alat yang dapat membuat
objek terlihat lebih besar 150 kali dari aslinya.

Penemuan ini memotivasi ilmuan-ilmuan lain untuk mengembangkan alat yang sama. Tercatat ilmuan
terkenal sekelas Galileopun ternyata tergerak untuk mengembangkan mikroskop. Pada kisaran tahun
1610 M, Galileo berhasil menemuakan sebuah mikroskop optik yang ia beri nama dengan namanya
sendiri.

Pada tahun 1668-1677 seorang ilmuan berkebangsaan Belanda bernama Antonie Van Leeuwenhoek
sukses mengembangkan mikroskop berlensa tunggal yang memiliki kemampuan memperbesar objek
sebesar 270 kali lipat. Penemuannya ini telah mengantarkan nama Antonie Van Leeuwenhoek menjadi
orang pertama yang berhasil melihat bakteri.

Alhasil penemuan-penemuan mereka saat itu sangat besar sumbangsihnya pada perkembangan ilmu
pengetahuan. Saat ini, sudah banyak ditemukan berbagai varian mikroskop seperti mikroskop cahaya
dan elektron.Kemampuannya dalam memperbesar penampakan objekpun tentunya jauh lebih besar dari
mikroskop konvensional yang dikembangkan oleh orang-orang terdahulu. Paling tidak, saat ini
laboratorium sudah menggunakan mikroskop cahaya yang memiliki kemampuan memperbesar 1000
kali lipat dari bentuk aslinya.

-Bagian-Bagian Mikroskop
 Lensa Okuler,yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada gambar, pengamat
melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar kembali bayangan
dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran 6, 10, atau 12 kali.
 Lensa Objektif,yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa objektif pada
mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat menggunakan lensa objektif
pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke bagian objek, minyak emersi ini berfungsi
sebagai pelumas dan untuk memperjelas bayangan benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak
lensa dengan objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.
 Kondensor,yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk mengumpulkan
cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
 Diafragma,yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
dan mengenai preparat.
 Cermin,yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang diterima.
Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut.
 Revolver,yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang
diinginkan.
 Tabung Mikroskop,yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa objekti dan lensa
okuler mikroskop.
 Lengan Mikroskop,yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat memegang mikroskop.
 Meja Benda,yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan diamati,
pada meja benda terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap ditempat yang diinginkan.
 Makrometer (pemutar kasar),yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang
diinginkan.
 Mikrometer (pemutar halus),yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang
diinginkan. 
 Kaki Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyagga yang menjaga mikroskop tetap
pada tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat memegang mikroskop saat mikroskop
hendak dipindahkan.
 Sendi Inklinasi ( pengatur sudut ), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
 Penjepit Kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah
bergeser.

-Fungsi
Melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang.

-Cara Menggunakan
1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa
sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai !
 

2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisinya satu poros
dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver
 

3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler
tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).
4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit
obyek/benda!
 

5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat
dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus !
 

6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan
ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik.

-Jenis Mikroskop

1.Mikroskop Cahaya
Sesuai dengan namanya, Mikroskop cahaya adalah jenis mikroskop yang memanfaatkan cahaya
sebagai sumber energi agar dapat memperbesar bayangan objek. Mikroskop cahaya menggunakan
lensa untuk memusatkan cahaya pada objek yang akan diamati. Biasanya sekolah-sekolah di Indonesia
menggunakan Mikroskop cahaya untuk alat belajar. Sumber cahaya yang dimanfaatkan bisa berasal
dari cahaya matahari, bisa juga berasal dari cahaya lampu. Biasanya mikroskop cahaya memiliki tiga
lensa objektif dengan masing-masing pembesaran lemah (4 atau 10 kali), sedang (40 kali), kuat
(100kali), dan lensa okuler pembesaran 10 kali. Jadi kebanyak mikroskop cahaya memiliki pembesaran
maksimum 1000 kali dari ukuran sebenarnya.

Mikroskop cahaya ada yang hanya memiliki satu lensa okuler (monokuler) adapula yang memiliki dua
lensa okuler (binokuler). Mikroskop yang memiliki satu lensa okuler umumnya hanya mampu melihat
panjang dan lebar objek, sedangkan yang memiliki dua lensa okuler bisa melihat objek secara 3
dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tinggi objek. Mikroskop Binokuler juga dikenal dengan
nama Mikroskop Stereo.

2. Mikroskop Elektron
Mikroskop Elektron adalah jenis mikroskop yang memanfaatkan elektron sebagai sumber energi untuk
memperbesar bayangan objek. Mikroskop Elektron menggunakan magnet sebagai pengganti lensa,
yang berguna untuk memusatkan sumber energi ke objek yang akan diamati. Mikroskop Elektron
mampu memperbesar objek hingga satu juta kali ukuran objek sebenarnya, dan seperti yang telah saya
jelaskan sebelumnya, kemampuan memperbesar objek ini akan terus berkembang seiring kemajuan
teknologi.

Ada dua jenis mikroskop elektron, yaitu Mikroskop Transmisi Elektron (TEM) yang cara kerja
dengan menembuskan elektron terhadap objek, dan gambaran objek terlihat pada layar.
Kemudian ada Mikroskop Elektron Scanning yang dapat menampilkan gambaran 3 dimensi dari
objek dengan memberikan gambaran permukaan, jaringan, dan struktur objek yang diamati.

Anda mungkin juga menyukai