Artikel Kimia
Artikel Kimia
Sejak tahun 1960-an, teflon sangatlah popular digunakan sebagai bahan pelapis alat masak.
Teflon adalah suatu paten produsen terhadap bahan pelapis yang digunakan pada berbagai
alat industrial, khususnya alat masak, yang memiliki kelebihan anti lengket, mudah
dibersihkan dan harga terjangkau. Dengan keunggulan tersebut, alat masak teflon menjadi
peralatan masak yang hampir dimiliki oleh seluruh ibu rumah tangga. Tapi tahukah Anda
bahwa ternyata material teflon pada alat masak memiliki resiko bagi kesehatan, sehingga
sebagian orang termasuk chef di hotel dan restoran besar meminimalisir bahkan menghindari
penggunaan alat masak berlapis teflon?
Agar alat masak teflon awet lebih lama, ada cara masak dan perawatan yang benar yang harus
diikuti. Misalnya dengan tidak menggunakan teflon berulang-ulang dalam suhu temperatur
yang tinggi, selalu menyimpan teflon pada tempat yang kering, menggunakan spatula dari
kayu atau karet silikon untuk mengurangi resiko teflon tergores, menghindari menyiram alat
masak teflon yang masih panas dengan air dingin serta mengurangi pencucian teflon dengan
sikat kawat, abu gosok, batu timbul atau sabut kelapa. Karena sifatnya yang rentan inilah
teflon juga terbilang memiliki umur yang pendek, terutama apabila teflon tidak terawat
dengan baik. Apabila salah dalam melakukan perawatannya, lapisan teflon pada panci dan
juga wajan yang Anda gunakan sehari-hari bisa rusak, terkelupas dan menimbulkan bahaya
serta resiko gangguan kesehatan yang dijelaskan di atas.
Untuk mengurangi resiko dan bahaya penggunaan teflon, ada baiknya Anda mulai mengganti
teflon dengan wajan atau panci yang berlapiskan marmer. Wajan yang berlapiskan marmer
jauh lebih aman karena tidak menggunakan zat-zat berbahaya seperti PFOA. Selain itu, wajan
berlapis marmer dinilai lebih awet karena tidak cepat rusak, lebih kuat, tahan lengket dan
tahan panas.
Selang PVC untuk keselamatan hidup. Nutrisi dan cairan mencapai sistem pencernaan pasien
melalui sistem selang PVC.
Alat bantu pernafasan yang dapat diandalkan, kantung darah yang steril ataupun sarung
tangan higienis sekali-pakai adalah beberapa contoh yang menjadikan produk peralatan medis
dari bahan PVC sesuatu yang tak tergantikan dalam dunia medis selama 50 tahun terakhir.
Dikarenakan kompatibilitasnya yang luar biasa, para dokter juga merekomendasikan produk-
produk yang terbuat dari PVC bagi orang-orang yang menderita berbagai jenis alergi. Melalui
proses pengembangan produk yang inovatif, para produsen peralatan medis terus berusaha
mengembangkan teknik-teknik terbaik untuk melayani aktivitas perawatan pasien.
Makan menjadikan tubuh dan fikiran sehat, disamping memang merupakan suatu aktivitas
yang menyenangkan bagi manusia. Akan tetapi orang yang sedang sakit seringkali
mengalami gangguan dalam aktivitas makan. Ketika gangguan semacam ini terjadi pada
seseorang, dia tidak mampu mencerna makanan dalam jumlah yang cukup melalui
mekanisme yang biasa. Pada kondisi semacam ini, asupan sari makanan dari luar menjadi hal
yang vital untuk dilakukan, dimana pasien menerima cukup energi dan nutrisi melalui
makanan cair yang disalurkan ke saluran pencernaan. Satu kantong makanan cair mencukupi
kebutuhan pasien untuk sehari penuh, sementara kandungan kalori dari makanan cair tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Di zaman sekarang ini, plastik selalu berperan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat
penggunaan bungkus atau kemasan plastik di masyarakat semakin meningkat. Mulai dari
pembungkus makanan, tas kantung plastik, tempat makan dan minum, dan lain sebagainya.
Namun tahukah Anda bahwa ada satu kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat bahkan
dianggap lumrah, padahal berdampak buruk bagi kesehatan? Yap! Membungkus makanan
panas dengan plastik. Simak bahayanya membungkus makanan panas dengan plastik berikut
ini.
Bungkus makanan yang biasanya digunakan untuk melindungi makanan Anda nyatanya
sangat berbahaya bagi kesehatan. Para peneliti telah menemukan jika bahan kimia yang
terkandung dalam produk plastik bertanggung jawab atas berbagi macam kondisi medis.
Pasalnya, semua jenis plastik dibuat dari minyak bumi dengan campuran berbagai bahan
kimia yang bersifat racun.
Jika dikonsumsi, kandungan bahan kimiawi tersebut akan masuk pada jaringan tubuh. faktor
yang menyebabkan mudahnya perpindahan zat kimia tersebut karena lemahnya ikatan
struktur plastik, yaitu hasil sisa monomer plastik. Migrasi sisa monomer plastik makin besar
jika makanan yang dibungkus mengandung suhu tinggi, seperti kuah bakso, gorengan, makan
berlemak tinggi, ataupun makanan yang mengandung kadar asam tinggi.
Selain itu, perpindahan bahan kimiawi ke dalam makanan juga dipengaruhi oleh lamanya
kontak makanan dengan plastik. Jadi, ketika makanan dengan suhu tinggi dibiarkan terlalu
lama di dalam plastik, maka kontak sisa monomer plastiknya juga semakin banyak.
Apa saja bahaya yang ditimbulkan jika mengonsumsi makanan panas dalam plastik?
Semua plastik mengandung bahan kimia beracun yang memiliki efek negatif pada kekebalan
tubuh dan regulasi hormon yang secara tidak langsung mempengaruhi kesuburan. Oleh sebab
itu, jika Anda menggunakan wadah plastik secara terus menerus dan dalam jangka waktu
lama, maka akan menyebabkan perubahan jaringan yang rentan terkena penyakit
kanker, kemandulan, kerusakan genetik, kesalahan kromosom, keguguran, dan cacat lahir.
Perlu Anda ketahui jika janin, bayi, dan anak-anak adalah kelompok umur yang paling
berisiko terhadap efek buruk dari bahan kimia akibat penggunaan plastik yang berkontak
dengan makanan panas. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan proses tumbuh kembang
memungkinkan bisa terganggu akibat paparan bahan-bahan kimia tersebut.
Berdasarkan penjelasan yang sudah dijabarkan di atas, itu sebabnya sangat penting
meminimalisir penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Berikut cara yang bisa Anda
terapkan di rumah:
Sebuah studi dari Kaohsiung Medical Univeristy di Taiwan, meneliti bahaya penggunaan
piring melamin pada 12 orang yang berusia 20-an. Penelitian tersebut menggunakan 6 orang
berusia 20-an untuk menyantap makanan panas di piring melamin, sementara 6 lainnya
makan menggunakan piring keramik.
Kemudian para peneliti memantau kadar urin peserta selama dua belas jam berikutnya. Hasil
yang didapat 3 minggu kemudian menyatakan bahwa pengeluaran urin pada orang-
orang yang menggunakan peralatan makan melamin ternyata lebih banyak 8,35 mikogram
dibanding dengan yang menggunakan piring keramik.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan melamin bisa terserap tubuh dari peralatan
makan, contohnya piring, gelas, mangkuk dan alat makan lainnya. Meskipun pada umumnya
tidak dianggap sebagai bahan berbahaya, pada kondisi tertentu melamin telah diketahui
menyebabkan masalah kesehatan pada hewan peliharaan dan anak-anak kecil, salah satunya
adalah masalah pada ginjal.
Sementara ini, kandungan melamin pada piring tidak dianggap sangat bagi orang dewasa.
Namun, jika terpapar dengan senyawa kimia lain bisa menyebabkan batu ginjal serta gagal
ginjal pada bayi.
Selain itu, kebanyakan alat makan atau piring melamin mengandung sejumlah kecil zat
formaldehida dan zat karsinogen yang berbahaya jika terserap oleh tubuh. Sehingga suhu
panas pada makanan menyebabkan zat resin melamin formaldehida pada piring memuai dan
menyebar pada seluruh makan dan racunnya mengendap mengikat masuk meresap dengan
cepat kedalam makanan.
Berikut ini merupakan beberapa contoh masalah kesehatan yang disebabkan oleh melamin:
Zat melamin yang terhirup bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan salah
satunya adalah sesak napas. Terlebih jika melamin yang dihirup berbentuk bubuk atau serbuk
yang bisa mengakibatkan kerusakan hati dan keracunan di dalam darah.
Dapat menyebabkan iritasi jika terkena kontak langsung ke mata.
Melamin yang tertelan dapat menyebabkan iritasi saluran pecernaan, mual, muntah,
dan diare. Bahkan dapat menyebabkan berkuranganya urin sehingga ginjal jadi rusak.
Secara umum, produk melamin aman bila digunakan dengan benar. Beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah dengan menghindari meletakkan piring melamin di microwave, dan
buang piring atau peralatan melamin yang retak, tergores atau pecah.
Alternatif lain yang lebih aman adalah untuk menggunakan piring atau peralatan makan yang
berbahan keramik atau kaca guna menghindari bahaya yang disebabkan oleh kandungan
melamin.