Anda di halaman 1dari 14

SURAT PERJANJIAN KUASA DAN SURAT PERJANJIAN

PEKERJAAN KONSTRUKSI FLYOVER CIBIRU-CICAHEUM


KOTA BANDUNG

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi, Aspek Hukum
Industri Konstruksi

Dikerjakan oleh:
MUHAMMAD ADLI (171121050)
Kelas 3B - KSi

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
Latihan Penyusunan Kontrak Kerja Konstruksi

Kasus Posisi :
Pemerintah Kota Bandung berencana membuat jalan layang (fly over) Cibiru-
Cicaheum, karena pada saat jam pergi dan pulang kantor sering terjadi penempukan
kendaraan yang berakibat pada kemacetan. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka
Pemkot Bandung akan segera merealisasikan pembangunan jalan layang tersebut agar
masalah kemacetan di Kota Bandung satu persatu dapat segera diselesaikan. Setelah melalui
pelelangan umum terpilihlah PT Jaya Abadi di bawah pimpinan Budiman, ST, MT sebagai
pelaksana pembuatan jalan layang tersebut. Adapun ketentuan yang telah disepakati adalah
sebagai berikut :
a. Biaya yang dianggarkan adalah sebesar Rp. 100 miliar yang akan dibayarkan secara
bertahap. Pada saat penandatanganan kontrak akan dibayarkan sebesar 30% dari nilai
kontrak, dan setelah pekerjaan mencapai 50% akan dilakukan pembayaran sebesar 50%
dari nilai kontrak. Setelah pekerjaan dianggap selesai, maka 20% sisanya akan dilunasi.
b. Material yang akan digunakan baik kualitas maupun kuantitas telah ditentukan oleh
Pemkot Bandung.
c. PT Abadi Jaya harus menyelesaikan pembuatan jalan layang tersebut selama 5 tahun
sejak tanggal ditandatanganinya kontrak. Kontrak ditandatangani tanggal 1 Maret 2020.
d. Jika dalam jangka waktu 5 tahun PT Jaya Abadi tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
tersebut, maka dengan serta merta perjanjian berakhir dan PT Jaya Abadi harus
mengembalikan uang sebesar 50% dari nilai kontrak yang telah disepakati.
e. Penyediaan tenaga ahli dari segi kuantitas, klasifikasi dan kualifikasi menjadi tanggung
jawab PT Jaya Abadi.
f. Keselamatan dan kesehatan pekerja sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Jaya Abadi.
g. Terhitung sejak tanggal 1 Maret 2025 sampai dengan 1 Maret 2030 jika terjadi kegagalan
bangunan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Jaya Abadi.
h. Apabila suatu saat terjadi perselisihan, maka kedua belah pihak akan menyelesaikan
permasalahan ini melalui Pengadilan Negeri Kota Bandung.
Untuk melaksanakan kontrak tersebut Pemerintah Kota Bandung telah menunjuk
Irawan, ST sebagai pemimpin proyek guna mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh PT
Jaya Abadi.
Pertanyaan :
1. Menurut Pasal 47 UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, hal-hal apa saja yang
harus termuat dalam kontrak kerja konstruksi?
2. Buatlah surat perjanjian kuasa antara Pemkot Bandung dengan Irawan, ST untuk
memimpin dan mengawasi proyek pembangunan jalan layang (fly over) Cibiru-
Cicaheum!
3. Buatlah surat perjanjian pekerjaan konstruksi antara PT Jaya Abadi dengan Irawan, ST
yang mewakili Pemkot Bandung!

Catatan :
Hal yang harus diperhatikan :
• Identitas para pihak
• Tanggal ditandatangani kontrak
• Unsur-unsur perjanjian (essentialia, naturalia dan accidentalia)
• Saksi
• Hal-hal lain silahkan Anda tambahkan sesuai dengan keperluan kontrak.

Jawaban :
1) Menurut Pasal 47 UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Kontrak Kerja
Konstruksi paling sedikit harus mencakup uraian mengenai:
• Para pihak, memuat secara jelas identitas para pihak;
• Rumusan pekerjaan, memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja,
nilai pekerjaan, harga satuan, lumsum, dan batasan waktu pelaksanaan;
• Masa pertanggungan, memuat tentang jangka waktu pelaksanaan dan
pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa;
• Hak dan kewajiban yang setara, memuat hak Pengguna Jasa untuk memperoleh
hasil Jasa Konstruksi dan kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang
diperjanjikan, serta hak Penyedia Jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan
jasa serta kewajibannya melaksanakan layanan Jasa Konstruksi;
• Penggunaan tenaga kerja konstruksi, memuat kewajiban mempekerjakan tenaga
kerja konstruksi bersertifikat;
• Cara pembayaran, memuat ketentuan tentang kewajiban Pengguna Jasa dalam
melakukan pembayaran hasil layanan Jasa Konstruksi, termasuk di dalamnya
jaminan atas pembayaran;
• Wanprestasi, memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah satu
pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan;
• Penyelesaian perselisihan, memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian
perselisihan akibat ketidaksepakatan;
• Pemutusan Kontrak Kerja Konstruksi, memuat ketentuan tentang pemutusan
Kontrak Kerja Konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban
salah satu pihak;
• Keadaan memaksa, memuat ketentuan tentang kejadian yang timbul di luar
kemauan dan kemampuan para pihak yang menimbulkan kerugian bagi salah satu
pihak;
• Kegagalan Bangunan, memuat ketentuan tentang kewajiban Penyedia Jasa
dan/atau Pengguna Jasa atas Kegagalan Bangunan dan jangka waktu
pertanggungjawaban Kegagalan Bangunan;
• Pelindungan pekerja, memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial;
• Pelindungan terhadap pihak ketiga selain para pihak dan pekerja, memuat
kewajiban para pihak dalam hal terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan
kerugian atau menyebabkan kecelakaan dan/atau kematian;
• Aspek lingkungan, memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan ketentuan
tentang lingkungan;
• Jaminan atas risiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain
dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi atau akibat dari Kegagalan Bangunan;
dan
• Pilihan penyelesaian sengketa konstruksi.
• Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kontrak Kerja Konstruksi
dapat memuat kesepakatan para pihak tentang pemberian insentif.
SURAT KUASA
Nomor : 021/SK/02/20

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : H. Oded M. Danial, S.A.P.
Jabatan : Wali Kota Bandung
Dalam hal ini bertindak atas nama Pemerintah Kota Bandung berdasarkan Surat Kuasa No.
021/SK/02/20 tanggal 21 Febuari 2020 yang selanjutnya disebut Pemberi Kuasa.

Memberi kuasa kepada :


Nama : Irawan, ST
Jabatan : Engineer
Berdasarkan Surat Kuasa No. 001/SK/03/19 tanggal 20 Maret 2019 yang selanjutnya disebut sebagai
Penerima Kuasa.

Dengan adanya surat kuasa ini, Penerima Kuasa diberi wewenang oleh Pemberi Kuasa untuk
memimpin proyek guna mengawasi pekerjaan pembangunan jalan layang (fly over) Cibiru-Cicaheum
dan menandatangani surat penawaran pekerjaan pembangunan jalan layang (fly over) Cibiru-Cicaheum
beserta lampirannya. Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

Bandung, 21 Februari 2020


Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

(Irawan, S.T.) (H. Oded M. Danial, S.A.P)


SURAT PERJANJIAN KERJA
(KONTRAK KERJA JASA KONSTRUKSI)

ANTARA

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DENGAN

PT. JAYA ABADI

NAMA PEKERJAAN : PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


NOMOR KONTRAK : 001/SPK/03/20
TANGGAL KONTRAK : 01 MARET 2020
NILAI KONTRAK : Rp 100.000.000.000,-
TAHUN ANGGARAN : 2020
SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA
Nomor : 021/PJ/PMKTBDG/IV/2020

Pekerjaan : Pembangunan Jalan Layang (Fly Over) Penghubung Cibiru-Cicaheum


Pada hari Minggu, tanggal Satu bulan Maret tahun Dua Ribu Dua Puluh, yang bertanda
tangan dibawah ini:
1. Nama : IRAWAN, ST
Jabatan : Pemimpin proyek pembangunan jalan layang (fly over) penghubung Cibiru –
Cicaheum yang diadakan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Alamat : Jalan Kebon Bibit No.22 Kota Bandung. Tlp. (022) 6612348.
Yang berwenang dalam mengambil keputusan dan tindakan untuk dan atas nama
Pemerintah Kota Bandung berdasarkan Keputusan Pemerintah Kota
Bandung No.313/Kep.21/Keu/2020 tanggal 21 Februari 2020.Selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.

2. Nama : BUDIMAN, ST, MT


Jabatan: Project Manager PT. Jaya Abadi.
Alamat : Jalan Padasuka No.13 Kota Bandung. Tlp. (022) 2032511.
Yang berwenang dalam mengambil keputusan dan tindakan untuk dan atas nama PT. Jaya
Abadi. Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

.Dengan ini kedua belah pihak menyetujui untuk mengadakan sebuah perjanjian
dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Layang (Fly Over) Cibiru – Cicaheum
sepanjang 15 km dengan ketentuan dan syarat – syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-
pasal tersebut dibawah ini, termasuk lampiran yang merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan, selanjutnya disebut KONTRAK.

PASAL 1
TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN
1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan diterima PIHAK
KEDUA untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi Proyek Pembangunan Jalan Layang
(Fly Over) Cibiru – Cicaheum.

2. Tugas pekerjaan sebagaimana tersebut ayat 1 (satu) pasal ini PIHAK KEDUA atas
referensi sebagaimana tersebut dibawah ini yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini, adapun Lingkup Pekerjaan dimaksud meliputi :

(a) Pekerjaan Struktur

(b) Pekerjaan Arsitektur

(c) Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing

yang dimana data teknis seperti Gambar Kerja, Bill of Quantity dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) telah ditentukan oleh Pemerintah Kota Bandung.

3. Pekerjaan tersebut dilaksanakan di ruas jalan Cibiru – Cicaheum, Kota Bandung, Jawa
Barat 45474.

PASAL 2
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaanyang disebut dalam pasal 1 (satu) surat
perjanjian ini ditetapkan selama Seribu Sembilan Puluh Lima (1825) hari kalender
terhitung mulai dari tanggal 01 Maret 2020 dan diserahkan paling lambat tanggal 01
Maret 2025.

2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 (satu) pasal ini tidak dapat diubah PIHAK
KEDUA, kecuali dalam hal :

(a) Adanya keadaan memaksa (Force Majeure) sebagaimana diatur dalam pasal 7
(tujuh) Perjanjian ini.
(b) Adanya perubahan – perubahan yang dianggap perlu oleh kedua belah pihak,
sebagaimana diatur dalam pasal 13 (tiga belas) ayat 1 (satu) Perjanjian ini.
4. Dalam hal terjadi perubahan Jangka Waktu tersebut pada ayat 1 (satu) Pasal ini, harus
ada persetujuan dari PIHAK PERTAMA secara tertulis, bahwa waktu penyelesaian
pekerjaan ditambah.

PASAL 3
BIAYA JASA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

1. Besarnya biaya jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi tersebut dalam pasal 1 (satu) surat
perjanjian ini adalah sebesar Rp.100.000.000.000,- (Seratus Milyar Rupiah).

2. Biaya tersebut diatas termasuk pajak-pajak dan pengeluaran lainnya yang dibayarkan
PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan serta peraturan yang berlaku.

PASAL 4
CARA PEMBAYARAN DAN SYARAT-SYARATNYA

Pembayaran dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 (tiga) dalam perjanjian ini dengan syarat-syarat :

1. Pembayaran angsuran pertama sebesar : 30% dari nilai kontrak konsultan perencanaan
atau sebesar : 30% x Rp.100.000.000.000,- = Rp.30.000.000.000,- (Tiga Puluh Milyar
Rupiah) dibayarkan setelah PIHAK KEDUA saat penandatangan SPK untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi Proyek Pembangunan Jalan Layang (Fly Over) Cibiru – Cicaheum.

2. Pembayaran angsuran kedua sebesar : 50% dari nilai kontrak konsultan perencanaan atau
sebesar : 50% x Rp.100.000.000.000,- = Rp.50.000.000.000,- (Lima Puluh Milyar
Rupiah) dibayarkan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan 50% pekerjaan konstruksi
Proyek Pembangunan Jalan Layang (Fly Over) Cibiru – Cicaheum..

3. Pembayaran angsuran ketiga sebesar 20% dari nilai kontrak konsultan perencanaan atau
sebesar : 20% x Rp.100.000.000.000,- = Rp.20.000.000.000,- (Dua Puluh Milyar
Rupiah) setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan seluruh tahapan konstruksi Proyek
Pembangunan Jalan Layang (Fly Over) Cibiru – Cicaheum yang dapat dibuktikan
dengan Berita acara Serah Terima Pertama (BAST 1).

4. Pembayaran dilakukan dengan cara mentransfer ke rekening PIHAK KEDUA, dengan


detail sebagai berikut :

Nama bank : BCA


Nomor rekening : 032 900 961 9
Nama pemilik rekening : Budiman

5. Realisasi pembayaran sesuai ayat (2) tersebut diatas dilaksanakan selambat-lambatnya 5


(lima) hari kalender sejak tanggal diterimanya Surat Penagihan dari PIHAK KEDUA.

PASAL 5
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

1. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti pedoman


persyaratan (Pengarahan Penugasan/ Kerangka Acuan Kerja) yang disetujui oleh kedua
belah pihak.

2. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian dan
pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan perencanaan sesuai
dengan pedoman persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

3. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memberikan tugas yang diterima dari PIHAK
PERTAMA kepada pihak lain kecuali dengan persetujuan PIHAK PERTAMA.

4. PIHAK KEDUA harus bersedia memberikan cetakan-cetakan dari pelaksanaan kepada


PIHAK PERTAMA apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dengan tanggungan biaya dari
PIHAK PERTAMA.

5. PIHAK PERTAMA harus memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang


timbul pada saat pelaksanaan pekerjaan.

6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kebenaran perencanaan yang dihasilkan dan
kesalahan-kesalahan perencanaan yang baru diketahui pada saat pelaksanaan.
7. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas penyediaan tenaga ahli dari segi kuantitas,
klasifikasi dan kualifikasi.
8. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan dan kesehatan pekerja.
9. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya jika terjadi kegagalan bangunan
terhitung sejak tanggal 01 Maret 2025 sampai dengan 01 Maret 2030.

PASAL 6
HASIL PEKERJAAN PERENCANAAN

PIHAK KEDUA harus menyerahkan hasil pelaksanaan pekerjaan yang meliputi tugas
tersebut dalam pasal 1 (satu) Surat Perjanjian ini kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan
jadwal waktu yang telah ditetapkan meliputi :

1. Gambar As Built Drawing dalam bentuk Album Gambar Negatif/ Asli dan Album
Cetakan.

2. Dokumen pengukuran dan perhitungan mutual check progress fisik 0% (MC 0%), 50%
(MC 50%) dan 100% (MC 100%).

3. Data Pengujian Material (Laboratorium dan Lapangan).

4. Kuitansi Administrasi.

5. Laporan Setiap Pekerjaan.

6. Dokumentasi Setiap Pekerjaan.

7. Surat-surat atau dokumen lain yang diperlukan sehubungan dengan penyerahan hasil
pekerjaan kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 7
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud keadaan kahar/ memaksa (force majeure) dalam perjanjian ini adalah
suatu keadaan yang terjadi diluar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sehingga pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan dalam surat perjanjian/kontrak
menjadi tidak dapat dipenuhi, yaitu:
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, badai dan banjir)
b. Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan
(kecuali karyawan kontraktor).

c. Kebakaran (kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalaian).


d. Keadaan memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah.
2. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian para pihak.
3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan
kahar tidak dapat dikenai sanksi.
4. Hal-hal yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar, diserahkan kepada
kesepakatan dari kedua belah pihak.
5. Apabila terjadi keadaan kahar maka PIHAK KEDUA memberitahukan dalam waktu 7 X
24 jam, dari hari terjadinya keadaan kahar dengan menyertakan keadaan kahar dari
instansi yang berwenang.
6. Apabila keadaan memaksa itu sudah berakhir, maka PIHAK KEDUA harus
melanjutkan kembali pekerjaannya sesuai dengan ketentuan perjanjian ini.

PASAL 8
DENDA DAN SANKSI

1. Denda Keterlambatan
Apabila penyerahan hasil pekerjaan untuk pertama kalinya tidak dilakukan pada waktu
yang telah ditetapkan pada pasal 2 (dua) surat perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA
harus mengembalikan uang sebesar 50% dari nilai kontrak yang telah disepakati.
2. Untuk denda keterlambatan tersebut diatas PIHAK KEDUA dibuatkan Berita Acara
Denda Keterlambatan yang pelaksanaannya akan segera diperhitungkan pada Berita
Acara Pembayaran, dimana denda tersebut menjadi milik PIHAK PERTAMA.
PASAL 9
PEMBATALAN PEKERJAAN PERENCANAAN

1. Apabila PIHAK KEDUA menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA ternyata tidak


menyelenggarakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian ini, maka PIHAK
PERTAMA akan dapat memutuskan kontrak secara sepihak tanpa memberikan
kompensasi ganti rugi apapun.
2. PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk membatalkan tugas pekerjaan ini, apabila
ternyata PIHAK KEDUA telah menyerahkan/ memborongkan pekerjaan keseluruhan
kepada PIHAK KETIGA.

PASAL 10
PERUBAHAN TUGAS PERENCANAAN

1. Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan-perubahan dalam pekerjaan


perencanaan menurut pasal 1 (satu) surat perjanjian ini, maka pada saat itu pula PIHAK
PERTAMA bersama-sama dengan PIHAK KEDUA mengadakan penilaian terhadap
bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
2. Biaya perencanaan bagian-bagian pekerjaan yang telah disahkan dan diterima dengan
baik oleh PIHAK PERTAMA akan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 11
HUKUM YANG BERLAKU

Sahnya Perjanjian ini, penafsiran dan pelaksanaannya serta interpretasi tentang hak,
kewajiban dan tanggung jawab kedua belah pihak tunduk pada hukum yang berlaku di
Negara Republik Indonesia.
PASAL 12
PENYELESAIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERSELISIHAN

1. Surat perjanjian ini dibuat dengan pengertian tidak diharapkan timbulnya perselisihan,
namun apabila terjadi perselisihan pendapat tentang pelaksanaan surat perjanjian ini
langkah pertama adalah berupaya melakukan penyelesaian secara musyawarah oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, dan hasil yang dicapai dari musyawarah
tersebut secara hukum bersifat mengikat dan merupakan putusan akhir.
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan diselesaikan
oleh panitia pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit, diangkat dan dibentuk oleh
kedua belah pihak terdiri :

- Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota


- Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota dan
3. Keputusan panitia pendamai itu mengikat kedua belah pihak.
4. Apabila masih juga tidak dicapai penyelesaiannya langkah terakhir adalah melalui jalur
hukum, yaitu melalui Penyelesaian Perselisihan di pengadilan, dimana segala resiko
akibat dari keputusan pengadilan harus dapat diterima oleh para pihak dalam surat
perjanjian.
5. Tempat penyelesaian hukum yaitu Pengadilan Negeri Kota Bandung, yang
pelaksanaannya sesuai domisili PIHAK PERTAMA.

Anda mungkin juga menyukai