Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi, Aspek Hukum
Industri Konstruksi
Dikerjakan oleh:
MUHAMMAD ADLI (171121050)
Kelas 3B - KSi
Kasus Posisi :
Pemerintah Kota Bandung berencana membuat jalan layang (fly over) Cibiru-
Cicaheum, karena pada saat jam pergi dan pulang kantor sering terjadi penempukan
kendaraan yang berakibat pada kemacetan. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka
Pemkot Bandung akan segera merealisasikan pembangunan jalan layang tersebut agar
masalah kemacetan di Kota Bandung satu persatu dapat segera diselesaikan. Setelah melalui
pelelangan umum terpilihlah PT Jaya Abadi di bawah pimpinan Budiman, ST, MT sebagai
pelaksana pembuatan jalan layang tersebut. Adapun ketentuan yang telah disepakati adalah
sebagai berikut :
a. Biaya yang dianggarkan adalah sebesar Rp. 100 miliar yang akan dibayarkan secara
bertahap. Pada saat penandatanganan kontrak akan dibayarkan sebesar 30% dari nilai
kontrak, dan setelah pekerjaan mencapai 50% akan dilakukan pembayaran sebesar 50%
dari nilai kontrak. Setelah pekerjaan dianggap selesai, maka 20% sisanya akan dilunasi.
b. Material yang akan digunakan baik kualitas maupun kuantitas telah ditentukan oleh
Pemkot Bandung.
c. PT Abadi Jaya harus menyelesaikan pembuatan jalan layang tersebut selama 5 tahun
sejak tanggal ditandatanganinya kontrak. Kontrak ditandatangani tanggal 1 Maret 2020.
d. Jika dalam jangka waktu 5 tahun PT Jaya Abadi tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
tersebut, maka dengan serta merta perjanjian berakhir dan PT Jaya Abadi harus
mengembalikan uang sebesar 50% dari nilai kontrak yang telah disepakati.
e. Penyediaan tenaga ahli dari segi kuantitas, klasifikasi dan kualifikasi menjadi tanggung
jawab PT Jaya Abadi.
f. Keselamatan dan kesehatan pekerja sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Jaya Abadi.
g. Terhitung sejak tanggal 1 Maret 2025 sampai dengan 1 Maret 2030 jika terjadi kegagalan
bangunan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Jaya Abadi.
h. Apabila suatu saat terjadi perselisihan, maka kedua belah pihak akan menyelesaikan
permasalahan ini melalui Pengadilan Negeri Kota Bandung.
Untuk melaksanakan kontrak tersebut Pemerintah Kota Bandung telah menunjuk
Irawan, ST sebagai pemimpin proyek guna mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh PT
Jaya Abadi.
Pertanyaan :
1. Menurut Pasal 47 UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, hal-hal apa saja yang
harus termuat dalam kontrak kerja konstruksi?
2. Buatlah surat perjanjian kuasa antara Pemkot Bandung dengan Irawan, ST untuk
memimpin dan mengawasi proyek pembangunan jalan layang (fly over) Cibiru-
Cicaheum!
3. Buatlah surat perjanjian pekerjaan konstruksi antara PT Jaya Abadi dengan Irawan, ST
yang mewakili Pemkot Bandung!
Catatan :
Hal yang harus diperhatikan :
• Identitas para pihak
• Tanggal ditandatangani kontrak
• Unsur-unsur perjanjian (essentialia, naturalia dan accidentalia)
• Saksi
• Hal-hal lain silahkan Anda tambahkan sesuai dengan keperluan kontrak.
Jawaban :
1) Menurut Pasal 47 UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Kontrak Kerja
Konstruksi paling sedikit harus mencakup uraian mengenai:
• Para pihak, memuat secara jelas identitas para pihak;
• Rumusan pekerjaan, memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja,
nilai pekerjaan, harga satuan, lumsum, dan batasan waktu pelaksanaan;
• Masa pertanggungan, memuat tentang jangka waktu pelaksanaan dan
pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa;
• Hak dan kewajiban yang setara, memuat hak Pengguna Jasa untuk memperoleh
hasil Jasa Konstruksi dan kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang
diperjanjikan, serta hak Penyedia Jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan
jasa serta kewajibannya melaksanakan layanan Jasa Konstruksi;
• Penggunaan tenaga kerja konstruksi, memuat kewajiban mempekerjakan tenaga
kerja konstruksi bersertifikat;
• Cara pembayaran, memuat ketentuan tentang kewajiban Pengguna Jasa dalam
melakukan pembayaran hasil layanan Jasa Konstruksi, termasuk di dalamnya
jaminan atas pembayaran;
• Wanprestasi, memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah satu
pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan;
• Penyelesaian perselisihan, memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian
perselisihan akibat ketidaksepakatan;
• Pemutusan Kontrak Kerja Konstruksi, memuat ketentuan tentang pemutusan
Kontrak Kerja Konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban
salah satu pihak;
• Keadaan memaksa, memuat ketentuan tentang kejadian yang timbul di luar
kemauan dan kemampuan para pihak yang menimbulkan kerugian bagi salah satu
pihak;
• Kegagalan Bangunan, memuat ketentuan tentang kewajiban Penyedia Jasa
dan/atau Pengguna Jasa atas Kegagalan Bangunan dan jangka waktu
pertanggungjawaban Kegagalan Bangunan;
• Pelindungan pekerja, memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial;
• Pelindungan terhadap pihak ketiga selain para pihak dan pekerja, memuat
kewajiban para pihak dalam hal terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan
kerugian atau menyebabkan kecelakaan dan/atau kematian;
• Aspek lingkungan, memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan ketentuan
tentang lingkungan;
• Jaminan atas risiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain
dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi atau akibat dari Kegagalan Bangunan;
dan
• Pilihan penyelesaian sengketa konstruksi.
• Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kontrak Kerja Konstruksi
dapat memuat kesepakatan para pihak tentang pemberian insentif.
SURAT KUASA
Nomor : 021/SK/02/20
Dengan adanya surat kuasa ini, Penerima Kuasa diberi wewenang oleh Pemberi Kuasa untuk
memimpin proyek guna mengawasi pekerjaan pembangunan jalan layang (fly over) Cibiru-Cicaheum
dan menandatangani surat penawaran pekerjaan pembangunan jalan layang (fly over) Cibiru-Cicaheum
beserta lampirannya. Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
ANTARA
DENGAN
.Dengan ini kedua belah pihak menyetujui untuk mengadakan sebuah perjanjian
dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Layang (Fly Over) Cibiru – Cicaheum
sepanjang 15 km dengan ketentuan dan syarat – syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-
pasal tersebut dibawah ini, termasuk lampiran yang merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan, selanjutnya disebut KONTRAK.
PASAL 1
TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN
1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan diterima PIHAK
KEDUA untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi Proyek Pembangunan Jalan Layang
(Fly Over) Cibiru – Cicaheum.
2. Tugas pekerjaan sebagaimana tersebut ayat 1 (satu) pasal ini PIHAK KEDUA atas
referensi sebagaimana tersebut dibawah ini yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini, adapun Lingkup Pekerjaan dimaksud meliputi :
yang dimana data teknis seperti Gambar Kerja, Bill of Quantity dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) telah ditentukan oleh Pemerintah Kota Bandung.
3. Pekerjaan tersebut dilaksanakan di ruas jalan Cibiru – Cicaheum, Kota Bandung, Jawa
Barat 45474.
PASAL 2
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaanyang disebut dalam pasal 1 (satu) surat
perjanjian ini ditetapkan selama Seribu Sembilan Puluh Lima (1825) hari kalender
terhitung mulai dari tanggal 01 Maret 2020 dan diserahkan paling lambat tanggal 01
Maret 2025.
2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 (satu) pasal ini tidak dapat diubah PIHAK
KEDUA, kecuali dalam hal :
(a) Adanya keadaan memaksa (Force Majeure) sebagaimana diatur dalam pasal 7
(tujuh) Perjanjian ini.
(b) Adanya perubahan – perubahan yang dianggap perlu oleh kedua belah pihak,
sebagaimana diatur dalam pasal 13 (tiga belas) ayat 1 (satu) Perjanjian ini.
4. Dalam hal terjadi perubahan Jangka Waktu tersebut pada ayat 1 (satu) Pasal ini, harus
ada persetujuan dari PIHAK PERTAMA secara tertulis, bahwa waktu penyelesaian
pekerjaan ditambah.
PASAL 3
BIAYA JASA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
1. Besarnya biaya jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi tersebut dalam pasal 1 (satu) surat
perjanjian ini adalah sebesar Rp.100.000.000.000,- (Seratus Milyar Rupiah).
2. Biaya tersebut diatas termasuk pajak-pajak dan pengeluaran lainnya yang dibayarkan
PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan serta peraturan yang berlaku.
PASAL 4
CARA PEMBAYARAN DAN SYARAT-SYARATNYA
Pembayaran dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 (tiga) dalam perjanjian ini dengan syarat-syarat :
1. Pembayaran angsuran pertama sebesar : 30% dari nilai kontrak konsultan perencanaan
atau sebesar : 30% x Rp.100.000.000.000,- = Rp.30.000.000.000,- (Tiga Puluh Milyar
Rupiah) dibayarkan setelah PIHAK KEDUA saat penandatangan SPK untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi Proyek Pembangunan Jalan Layang (Fly Over) Cibiru – Cicaheum.
2. Pembayaran angsuran kedua sebesar : 50% dari nilai kontrak konsultan perencanaan atau
sebesar : 50% x Rp.100.000.000.000,- = Rp.50.000.000.000,- (Lima Puluh Milyar
Rupiah) dibayarkan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan 50% pekerjaan konstruksi
Proyek Pembangunan Jalan Layang (Fly Over) Cibiru – Cicaheum..
3. Pembayaran angsuran ketiga sebesar 20% dari nilai kontrak konsultan perencanaan atau
sebesar : 20% x Rp.100.000.000.000,- = Rp.20.000.000.000,- (Dua Puluh Milyar
Rupiah) setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan seluruh tahapan konstruksi Proyek
Pembangunan Jalan Layang (Fly Over) Cibiru – Cicaheum yang dapat dibuktikan
dengan Berita acara Serah Terima Pertama (BAST 1).
PASAL 5
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
2. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian dan
pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan perencanaan sesuai
dengan pedoman persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
3. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memberikan tugas yang diterima dari PIHAK
PERTAMA kepada pihak lain kecuali dengan persetujuan PIHAK PERTAMA.
6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kebenaran perencanaan yang dihasilkan dan
kesalahan-kesalahan perencanaan yang baru diketahui pada saat pelaksanaan.
7. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas penyediaan tenaga ahli dari segi kuantitas,
klasifikasi dan kualifikasi.
8. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan dan kesehatan pekerja.
9. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya jika terjadi kegagalan bangunan
terhitung sejak tanggal 01 Maret 2025 sampai dengan 01 Maret 2030.
PASAL 6
HASIL PEKERJAAN PERENCANAAN
PIHAK KEDUA harus menyerahkan hasil pelaksanaan pekerjaan yang meliputi tugas
tersebut dalam pasal 1 (satu) Surat Perjanjian ini kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan
jadwal waktu yang telah ditetapkan meliputi :
1. Gambar As Built Drawing dalam bentuk Album Gambar Negatif/ Asli dan Album
Cetakan.
2. Dokumen pengukuran dan perhitungan mutual check progress fisik 0% (MC 0%), 50%
(MC 50%) dan 100% (MC 100%).
4. Kuitansi Administrasi.
7. Surat-surat atau dokumen lain yang diperlukan sehubungan dengan penyerahan hasil
pekerjaan kepada PIHAK KEDUA.
PASAL 7
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud keadaan kahar/ memaksa (force majeure) dalam perjanjian ini adalah
suatu keadaan yang terjadi diluar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sehingga pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan dalam surat perjanjian/kontrak
menjadi tidak dapat dipenuhi, yaitu:
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, badai dan banjir)
b. Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan
(kecuali karyawan kontraktor).
PASAL 8
DENDA DAN SANKSI
1. Denda Keterlambatan
Apabila penyerahan hasil pekerjaan untuk pertama kalinya tidak dilakukan pada waktu
yang telah ditetapkan pada pasal 2 (dua) surat perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA
harus mengembalikan uang sebesar 50% dari nilai kontrak yang telah disepakati.
2. Untuk denda keterlambatan tersebut diatas PIHAK KEDUA dibuatkan Berita Acara
Denda Keterlambatan yang pelaksanaannya akan segera diperhitungkan pada Berita
Acara Pembayaran, dimana denda tersebut menjadi milik PIHAK PERTAMA.
PASAL 9
PEMBATALAN PEKERJAAN PERENCANAAN
PASAL 10
PERUBAHAN TUGAS PERENCANAAN
PASAL 11
HUKUM YANG BERLAKU
Sahnya Perjanjian ini, penafsiran dan pelaksanaannya serta interpretasi tentang hak,
kewajiban dan tanggung jawab kedua belah pihak tunduk pada hukum yang berlaku di
Negara Republik Indonesia.
PASAL 12
PENYELESAIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERSELISIHAN
1. Surat perjanjian ini dibuat dengan pengertian tidak diharapkan timbulnya perselisihan,
namun apabila terjadi perselisihan pendapat tentang pelaksanaan surat perjanjian ini
langkah pertama adalah berupaya melakukan penyelesaian secara musyawarah oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, dan hasil yang dicapai dari musyawarah
tersebut secara hukum bersifat mengikat dan merupakan putusan akhir.
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan diselesaikan
oleh panitia pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit, diangkat dan dibentuk oleh
kedua belah pihak terdiri :