Pendahuluan
Pendahuluan
Nanopartikel merupakan bagian dari nanoteknologi yang sangat popular dan semakin
pesat perkembangannya sejak awal tahun 2000. Hal ini disebabkan oleh manfaat dan
dampaknya yang sangat luas dalam kehidupan manusia. Manfaat dan aplikasi
nanopartikel saat ini telah berkembang pada berbagai bidang, diantaranya yaitu bidang
Nanopartikel logam, seperti emas, perak, besi, seng, dan logam oksida memiliki
peluang besar dalam aplikasi biomedis karena luas permukaan yang besar dan rasio
volumenya. Nanopartikel perak banyak digunakan pada perawatan luka, kateter, dan
berbagai produk rumah tangga karena memiliki sifat antibakteri. Sifat antibakteri perak
telah digunakan pada awal 1000 SM untuk menjaga air tetap aman. Akhir-akhir ini
telah diketahui aktivitas antibakteri dari perak dengan melepaskan ion Ag+. Perak
dengan DNA untuk menghambat replikasi. Selanjutnya terjadi efek antibakteri dari
Nanopartikel perak dapat disintesis dengan metode fisika, kimia dan biologi.
Meskipun metode fisika dan kimia menghasilkan partikel yang murni, namun metode
tersebut mahal dan tidak ramah lingkungan. Sehingga metode biologi dipilih dengan
1
2
untuk aplikasi farmasi dan biomedis, ekonomis, tidak menggunakan bahan kimia
beracun, serta tidak memerlukan tekanan energi dan temperatur yang tinggi.
melalui reaksi reduksi oksidasi dari ion Ag+ yang terdapat pada larutan dengan senyawa
tertentu, seperti enzim dan reduktan yang berasal dari bagian tumbuhan. Gugus fungsi
dalam senyawa metabolit sekunder bekerja dengan cara mendonorkan elektron ke ion
nanopartikel perak tidak lepas dari peran senyawa tertentu yang terdapat pada jenis
Yasin, dkk. (2013), menggunakan ekstrak daun bambu untuk mereduksi ion
perak dari senyawa AgNO3 menjadi partikel-nano perak pada suhu 65°C. Hasil analisis
dengan ukuran kurang dari 100 nm. Srinivas, dkk. (2013), juga berhasil mensintesis
dihasilkan memiliki ukuran 9-15 nm dengan morfologi berbentuk bola. Selain itu
Ahmad dan Seema., (2012) juga berhasil mensintesis partikel-nano perak dari AgNO3
metabolit sekunder, salah satunya adalah flavonoid pada bagian kulit batang, dimana
senyawa flavonoid pada kulit batang kawista sehingga peneliti tertarik untuk
perak yang terbentuk dan menguji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Bacillus
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah dapat memberikan