Keperawatan Anak
Keperawatan Anak
A. PENGKAJIAN
1. Faktor Predisposisi
a. Riwayat Keperawatan
b. Riwayat Fisik
c. Kesiapan belajar
d. Motivasi belajabelajar
Ny. I mengatalan bahwa demam kejang pada anaknya bulan hal yang
pertamakali dialami, akan tetapi Ny. I masih panik saat anaknya demam
kejang.
3. Faktor Reinforcing
dan kedua anaknya. Dukungan kuat dari anggota keluarga adalah kunci
B. DIAGNOSA
sebagai berikut :
C. PERENCANAAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama 15 menit
demam.
b. Tujuan Khusus
3. Materi Belajar
Materi Penyuluhan :
Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang yang terjadi
pada saat bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf
pusat. Tidak ada nilai ambang batas suhu yang dapat menimbulkan
terjadinya kejang demam. Selama anak mengalami kejang demam, ia
dapat kehilangan kesadaran disertai gerakan lengan dan kaki atau justru
disertai dengan kekakuan tubuhnya.
Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan istrik yang tidak
terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan
tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik atau
gangguan fenomena sensori. (Doenges, 2000).
1. Kejang Parsial
a. Kejang Persial Sederhana
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal
berikut ini :
- Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan atau salah satu
sisi tubuh umumnya gerakan setiap kejang sama.
- Tanda atau gejala otomik, muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi
pupil.
- Somotosenoris atau sensori khusus, mendengar musik, merasa
seakan jatuh dari udara.
- Gejala psikis, rasa takut
b. Kejang Parsial Kompleks
- Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai
kejang parsial kompleks.
- Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik, mengecap-
ngecap bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang
pada tangan dan gerakan tangan lainnya.
- Tatapan terpaku.
( Natsiyah : 2004 )
2. Kejang Umum.
a. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan
rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi
dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu
berupa pergerakan tonik satu ekstremitas atau pergerakan tonik
umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai
deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan
bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai
deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang
disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau
kernikteru.
b. Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan
pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis
kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan
baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti
oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio
cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau
oleh ensepalopati metabolik.
c. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi
lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya
cepat. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat
yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada
bayi tidak spesifik.
Gejalanya berupa:
– Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang
tejradi secara tiba-tiba)
– Inkontinensia (mengompol)
– Apneu (henti nafas)
– Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur
selama 1 jam atau lebih
– Mengantuk
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan Demam Kejang,
yaitu :
1. Kejang berulang
2. Epilepsi
3. Hemiparese
4. Gangguan mental dan belajar
1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh
anak diatas 37,5 C , segera beri obat penurun panas yang
mengandung parasetamol.
2. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol ).
3. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada dekat anak
untuk mencegah cedera bila anak sedang kejang.
4. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk
menghindari tertelannya cairan muntahnya sendiri yang bisa
mengganggu pernafasan.
5. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang
dimasukkan ke dubur.
6. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah berhenti
kejang, tunggu beberapa saat setelah anak benar – benar sadar untuk
menghindari anak tersedak.
7. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat pertolongan
lebih lanjut. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang dan
usahakan untuk mencari dokter atau klinik yang terdekat dengan
rumah untuk menghindari resiko yang lebih berbahaya akibat
terlambat mendapat pertolongan pertama.
- Tidak panik
- Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan
anakpada dasar yang lembut
- Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring
- Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi
- Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak
- Jangan memberi obat ke mulut anak
- Jangan membasahi badan anak dengan air dingin
- Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke
Rumah Sakit
- Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk
mencari pemicu damam dankejang serta mendapat saran dan obat
untuk pencegahan kejang demam di masa yang akan datang.
H. PENCEGAHAN BERULANG
. Alat Bantu
. Rencana Evaluasi
a. Evaluasi penyuluhan
D. IMPLEMETASI
cukup baik
F. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
dan Waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam
( 2 menit ) Memperkenalkan diri, Mendengarkan dan
anggota kelompok dan memperhatikan
pembimbing Mendengarkan
Menjelaskan topik
penyuluhan Menyetujui
Membuat kontrak waktu kontrak waktu
dan bahasa Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan memperhatikan
kegiatan
Menjelaskan pengobatan
kejang demam dengan Obat
Tradisional
Salam penutup
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan
Tenaga
Kesehatan.
Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :
Salemba
Lumbantobing, SM. 1989. Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.
Jakarta : FKUI
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta : EGC
Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC
Suriadi, dkk. 2001. Askep Pada Anak. Jakarta : PT. Fajar Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu
Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta