Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Penanganan Kejang Demam


Sasaran : Keluarga dan pasien
Tempat : Ruang Salak ( Anak )
Hari/Tanggal : Kamis 30 Mei 2019
Alokasi waktu : 15 menit/ 10.00-10.30 WIB
Penyuluh. : Indri Santika Asih
AKPER RS.DUSTIRA CIMAHI

A. PENGKAJIAN

1. Faktor Predisposisi

a. Riwayat Keperawatan

By. M kejang demam pada tanggal 28 Mei 2019, demam disertai

kejang, kejang 1x pada pukul 18.30 selama 2menit by.lonjotan, mata

melihat ke atas, tidak sadar.

b. Riwayat Fisik

Kesadaran compos mentis, berat badan pasien11,3 kg, HR

115x/menit, RR 28x/menit, spo2 97, suhu 39,6 C.

c. Kesiapan belajar

Ny.I mengatakan siap menerima penyuluhan pendidikan kesehatan

mengenai penanganan kejang demam.

d. Motivasi belajabelajar

Ny. I mengatakan kerap kali panik ketika anaknya kejang.


2. Faktor Enabling

Ny. I mengatalan bahwa demam kejang pada anaknya bulan hal yang

pertamakali dialami, akan tetapi Ny. I masih panik saat anaknya demam

kejang.

3. Faktor Reinforcing

Tn. I tinggal di Kp. Ngamprah RT. 02/09 Ngamprah, bersama suami

dan kedua anaknya. Dukungan kuat dari anggota keluarga adalah kunci

utama untuk pasien.

B. DIAGNOSA

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan didapatkan diagnosa

sebagai berikut :

Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai dengan

klien tampak bingung dan panik saat anak demam kejang.

C. PERENCANAAN

1. Menentukan Prioritas Pengajar

Dengan dilakukan penyuluhan penanganan kejang demam pada Ny. I

diharapkan mampu mengatasi Kejang Demam Pada Anak

2. Menentukan Tujuan Belajar

a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama 15 menit

diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami tentang kejang

demam.

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 15 menit

diharapkan pasien dan keluarga dapat :

a. Mampu menjelaskan pengertian kejang demam


b. Mampu menjelaskan penyebab terjadinya kejang demam
c. Mampu menjelaskan tanda dan gejala dari kejang demam
d. Mampu menjelaskan cara pencegahan terhadap kejang demam

3. Materi Belajar

Materi Penyuluhan :

A. PENGERTIAN KEJANG DEMAM


Kejang demam atau febrile convusion ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38’c) yang disebabkan oleh
proses ekstrakranium.(Ngastiyah, 1997: 229)

Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering


dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak pada umur 6 bulan
sampai 4 tahun. Hampir 3% dari yang berumur dibawah 5 tahun pernah
menderita kejang demam. Pada percobaan binatang, suhu yang tinggi
dapat menyebabkan terjadinya bangkitan kejang.

Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang yang terjadi
pada saat bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf
pusat. Tidak ada nilai ambang batas suhu yang dapat menimbulkan
terjadinya kejang demam. Selama anak mengalami kejang demam, ia
dapat kehilangan kesadaran disertai gerakan lengan dan kaki atau justru
disertai dengan kekakuan tubuhnya.

Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan istrik yang tidak
terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan
tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik atau
gangguan fenomena sensori. (Doenges, 2000).

B. PENYEBAB KEJANG DEMAM

Penyebab dari Kejang Demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu :


a) Obat – obatan
Racun, alkhohol, obat yang diminum terlalu berlebihan.
b) Ketidakseimbangan kimiawi
Hiperkalemia, hipoglikemia dan asidosis.
c) Demam
Paling sering terjadi pada anak balita.
d) Patologis otak
Akibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan TIK.
e) Eklampsia
Hipertensi prenatal, toksemia gravidarum.
f) Idiopatik
Penyebab tidak diketahui.

C. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM

1. Kejang Parsial
a. Kejang Persial Sederhana
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal 
berikut ini :
- Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan atau salah satu
sisi tubuh umumnya gerakan setiap kejang sama.
- Tanda atau gejala otomik, muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi
pupil.
- Somotosenoris atau sensori khusus, mendengar musik, merasa
seakan jatuh dari udara.
- Gejala psikis, rasa takut
b. Kejang Parsial Kompleks
- Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai
kejang parsial kompleks.
- Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik, mengecap-
ngecap bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang
pada tangan dan gerakan tangan lainnya.
- Tatapan terpaku.
( Natsiyah : 2004 )
2. Kejang Umum.
a. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan
rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi
dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu
berupa pergerakan tonik satu ekstremitas atau pergerakan tonik
umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai
deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan
bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai
deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang
disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau
kernikteru.
b. Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan
pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis
kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan
baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti
oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio
cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau
oleh ensepalopati metabolik.
c. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi
lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya
cepat. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat
yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada
bayi tidak spesifik.

D. MANIFESTASI KLINIS/ TANDA GEALA KEJANG DEMAM


Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu
demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk
tonik-klonik, klonik, fokal, atau akinetik. Umumnya kejang berhenti
sendiri. Setelah kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun
sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan
sadar kembali tanpa defisit neurologis. Kejang dapat diikuti oleh
hemiparesis sementara (Hemiparesis Todd) yang berlangsung beberapa
jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama diikuti oleh
hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama
sering terjadi pada kejang demam yang pertama.

Durasi kejang bervariasi, dapat berlangsung beberapa menit sampai


lebih dari 30 menit, tergantung pada jenis kejang demam tersebut.
Sedangkan frekuensinya dapat kurang dari 4 kali dalam 1 tahun sampai
lebih dari 2 kali sehari. Pada kejang demam kompleks, frekuensi dapat
sampai lebih dari 4 kali sehari dan kejangnya berlangsung lebih dari 30
menit. 

Gejalanya berupa:
–          Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang
tejradi secara tiba-tiba)

–          Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir


selalu terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang demam)

–           Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang


biasanya berlangsung selama 10-20 detik)

–          Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan


berirama, biasanya berlangsung selama 1-2 menit)

–          Lidah atau pipinya tergigit

–          Gigi atau rahangnya terkatup rapat

–          Inkontinensia (mengompol)

–           Gangguan pernafasan

–          Apneu (henti nafas)

–          Kulitnya kebiruan

Setelah mengalami kejang, biasanya:

–           Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur
selama 1 jam atau lebih

–          Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi)-sakit kepala

–          Mengantuk

–          Linglung (sementara dan sifatnya ringan

E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan Demam Kejang,
yaitu :
1. Kejang berulang
2. Epilepsi
3. Hemiparese
4. Gangguan mental dan belajar

F. UPAYA PENANGANAN KEJANG DEMAM ANAK

1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh
anak diatas 37,5 C , segera beri obat penurun panas yang
mengandung parasetamol.
2. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol ).
3. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada dekat anak
untuk mencegah cedera bila anak sedang kejang.
4. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk
menghindari tertelannya cairan muntahnya sendiri yang bisa
mengganggu pernafasan.
5. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang
dimasukkan ke dubur.
6. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah berhenti
kejang, tunggu beberapa saat setelah anak benar – benar sadar untuk
menghindari anak tersedak.
7. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat pertolongan
lebih lanjut. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang dan
usahakan untuk mencari dokter atau klinik yang terdekat dengan
rumah untuk menghindari resiko yang lebih berbahaya akibat
terlambat mendapat pertolongan pertama.

G. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEJANG

Sikap saat menghadapi anak yang terserang kejangdemamialah :

- Tidak panik
- Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan
anakpada dasar yang lembut
- Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring
- Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi
- Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak
- Jangan memberi obat ke mulut anak
- Jangan membasahi badan anak dengan air dingin
- Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke
Rumah Sakit
- Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk
mencari pemicu damam dankejang serta mendapat saran dan obat
untuk pencegahan kejang demam di masa yang akan datang.

H. PENCEGAHAN BERULANG

a. Mengobati infeksi yang mendasari kejang


b. Penkes tentang :
- Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter
- Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan
termometer, cara pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan
batas-batas suhu normal pada anak ( 36-37ºC)
- Anak diberi obat anti piretik bila orang tua mengetahuinya pada saat
mulai demam dan jangan menunggu sampai meningkat
- Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah
mengalami kejang demam bila anak akan diimunisasi.
Mencegah Terjadinya Kejang Demam
Karena pemicu kejang demam ialah demam tinggi yang timbul
mendadak, maka bila anak menderia demam , usahakan segera
menurunkan demam dengan :

- Kompres hangat di axila, leher atau femoral (lipatan paha) area


pembuluh darah besar
Kapan harus
segera dibawa
ke dokter atau
pelayanan
- Jangan memakai baju tebal
- Jangan membalut tubuh dengan selimut tebal kesehatan
1. Bila
- Beri obat penurun demam misalnya Parasetamol panas
atau Ibuprofen telah
secara teratur sesuai saran dokter
berangsur-
- Minum atau beri obat dubur pencegah kejang misalnya diazepam
sesuai saran dokte angsur selama
3 hari
2. Panas tidak
turun selama 1
. Metode Belajar
kali 24 jam
a. Metode Diskusi
3. Muntah dan
Metode ini disampaikan untuk saling tukar pendapat, dan dimaksudkan

untuk mengetahui sejauh mana klien Ny.I mampu menyerap tentang

materi yang telah disampaikan.

b. Metode Ceramah dan Tanya Jawab

Metode ini dilakukan untuk penyampaian materi melalui penjelasan

kepada klienNy. I dan keluarga dengan cara tatap muka dan

mempertahankan kontak mata.

. Alat Bantu

Alat bantu yang digunakan adalah leafleat dan lembar balik.

. Rencana Evaluasi

a. Evaluasi penyuluhan

Penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

dan susunan acara berjalan dengan baik.

b. Evaluasi Hasil kegiatan


Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan Tn. I dapat

mengaplikasikan penanganan demam kejang pada anak.

D. IMPLEMETASI

1. Ny. I akan mendapatkan penyuluhan pada tanggal 28 Mei 2019

2. Penyuluh menyampaikan penyuluhan dengan suara dan tempo sedang

3. Keadaan lingkungan ruang perawatan terlihat bersih, serta akulasi udara

cukup baik

4. Alat bantu menggunakan lembar balik dan leafleat

5. Melakukan pengulangan tanya jawab

6. Menggunakan bahasa indonesia

E. EVALUASI BELAJAR KLIEN

Setelah dilakukan penyuluhan Ny. I mengerti penanganan kejang

demam pada anak sesuai dengan materi yang diajarkan.

F. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
dan Waktu
Pendahuluan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
( 2 menit )  Memperkenalkan diri,  Mendengarkan dan
anggota kelompok dan memperhatikan
pembimbing  Mendengarkan
 Menjelaskan topik
penyuluhan  Menyetujui
 Membuat kontrak waktu kontrak waktu
dan bahasa  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tujuan memperhatikan
kegiatan

Pelaksanaan  Menggali pengetahuan  Mengemukakan


( 8 menit ) audiens tentang pengertian pendapat
Kejang Demam.
 Memberi reinforcemen
positif pada audiens atas  Mendengarkan dan
pendapat audiens memperhatikan
 Menjelaskan materi  Mendengarkan dan
tentang memperhatikan
Pengertian Kejang Demam.
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
audiens tentang penyebab pendapat
Kejang Demam.
 Memberi reinforcemen  Mendengarkan dan
positif pada audiens atas memperhatikan
pendapat audiens  Mendengarkan dan
 Menjelaskan materi memperhatikan
penyuluhan tentang :
Klasifikasi dan tanda dan  Mengemukakan
gejala Kejang Demam. pendapat
 Menggali pengetahuan
audiens tentang komplikasi
Kejang Demam.  Mendengarkan dan
 Memberi reinforcemen memperhatikan
positif pada audiens atas  Mendengarkan dan
pendapat audiens memperhatikan
 Menjelaskan materi  Mengemukakan
komplikasi kejang demam pendapat
 Menggali pengetahuan
audiens tentang upaya  Mendengarkan dan
penanganan Kejang Demam memperhatikan
 Memberi reinforcemen
positif pada audiens atas  Mendengarkan dan
pendapat audiens memperhatikan

 Menjelaskan pengobatan
kejang demam dengan Obat
Tradisional

Penutup  Memberikan kesempatan  Memberikan


( 5 menit ) pada audien untuk bertanya pertanyaan
 Memberi reinforcement
pada audiens atas pertanyaan  Mendengarkan dan
audiens memperhatikan
 Memberikan kesempatan  Mengemukakan
audiens lain untuk memberi pendapat
pendapat
 Melengkapi atau  Mendengarkan dan
memberikan penjelasan atas memperhatikan
pertanyaan audiens  Mendengarkan dan
 Mengevaluasi dan memperhatikan serta
menyimpulkan materi ikut menyimpulkan
penyuluhan yang telah
disampaikan  Menjawab salam

 Salam penutup
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan
Tenaga
Kesehatan.
Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :
Salemba
Lumbantobing, SM. 1989. Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.
Jakarta : FKUI
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta : EGC
Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC
Suriadi, dkk. 2001. Askep Pada Anak. Jakarta : PT. Fajar Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu
Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta

Anda mungkin juga menyukai