Anda di halaman 1dari 4

Peningkatan Budaya Keselamatan Pasien di Puskesmas

Nabila Salsabila Panggabean/181101049


nabila15salsabila@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: Keselamatan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan.
Meskipun data insiden keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama belum
akurat di Indonesia, namun keselamatan pasien menjadi isu penting dalam peningkatan kualitas
pelayanan. Puskesmas adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menerapkan upaya
keselamatan pasien sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009. Tujuan :
mengidentifikasi penerapan upaya keselamatan pasien di Puskesmas untuk meningkatkan kualitas
pelayanan. Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan
menggunakan literature berupa buku dan e-jurnal ilmiah 10 tahun terakhir baik jurnal nasional
maupun internasional. Hasil dan Pembahasan: terdapat tiga indikator budaya keselamatan pasien
dalam kategori kuat, enam indikator dalam kategori sedang dan tiga indikator yang dalam kategori
lemah. Kesimpulan: puskesmas harus menyediakan pelayanan yang aman dan bermutu untuk
mewujudkan kecamatan sehat. Puskesmas perlu untuk meningkatkan keselamatan pasien sesuai
dengan Permenkes Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009. Budaya keselamatan pasien di
Puskesmas perlu dibuat alat ukur untuk menilai budaya keselamatan pasien di Puskesmas.
Kata Kunci: Keselamatan Pasien, Mutu Pelayanan Kesehatan, Puskesmas

LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional mempunyai tujuan
untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan serta kesadaran hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 menyebutkan bahwa setiap orang
mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau. Puskesmas merupakan salah satu fasilitaspelayanan kesehatan yang bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif di suatu wilayah kerja.
Puskesmas sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, baik secara sosial maupun ekonomi.
Dalam upaya Keselamatan Pasien yang diterapkan oleh Puskesmas bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen
risiko yang diterapkan ke seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas X Kota
Surabaya. Selain itu, upaya keselamatan pasien juga menjamin bahwa seluruh tindakan dalam
pelayanan kesehatan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan minimal dan kode etik
profesi tenaga kesehatan.
TUJUAN
Mengidentifikasi penerapan upaya keselamatan pasien di Puskesmas untuk meningkatkan kualitas
pelayanan.
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan
menggunakan literature berupa buku dan e-jurnal ilmiah 10 tahun terakhir baik jurnal
nasional maupun internasional.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi sasaran keselamatan pasien sebagaimana
dimaksud dalam Permenkes No. 46 tahun 2015 entang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi dan
Instrumen Akreditasi Puskesmas bertujuan untuk menilai keberhasilan pencapaian indikator
keselamatan pasien dan digunakan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi sasaran keselamatan pasien berfungsi sebagai
alat untuk menemukan hal-hal yang berpotensi menimbulkan bahaya baik di lingkungan
fisik fasilitas pelayanan kesehatan maupun prosedur pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh petugas melalui penilaian-penilaian yang berdasarkan pada indikator keselamatan
pasien. Hasil pengukuran dan pengumpulan sasaran keselamatan pasien dievaluasi dan
digunakan sebagai bahan untuk menciptaan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu
baik dari lingkungan fisik maupun prosedur pelayanan kesehatan oleh petugas. Hal tersebut
dapat disebut juga proses manajemen upaya keselamatan pasien.
Evaluasi hasil perbaikan upaya keselamatan pasien bertujuan untuk melihat apakah
setelah perbaikan masalah keselamatan pasien tersebut sudah teratasi atau belum. Apabila
masih belum teratasi, maka tim keselamatan pasien harus merekomendasikan tindak lanjut
alternatif lain guna mengatasi masalah tersebut.
Terdapat 6 indikator keselamatan pasien yang digunakan sebagai bahan evaluasi dalam
peningkatan mutu di Puskesmas yaitu tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien dalam
pemberian tindakan medis, tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien, tidak
terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan, pengurangan terjadinya
risiko infeksi di Puskesmas, tidak terjadinya pasien jatuh, dan kefektifan komunikasi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Puskesmas harus menyediakan pelayanan yang aman dan bermutu untuk mewujudkan kecamatan
sehat. Puskesmas perlu untuk meningkatkan keselamatan pasien sesuai dengan Permenkes Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009. Budaya keselamatan pasien di Puskesmas perlu dibuat alat
ukur untuk menilai budaya keselamatan pasien di Puskesmas.
REFERENSI
Anggraeni, D., Hakim, L., & Widjiati, C. (2014). Evaluasi pelaksanaan sistem identifikasi
pasien di instalasi rawat inap rumah sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1), 99-104.
Anugraihini, C., Sahar, J., Mustikasari. (2010). Kepatuan perawat menerapkan pedoman
patient safety berdasarkan faktor individu dan organisasi. Jurnal Keperawatan Indonesia,
13(3), 139-144. 2010, November.
Dewi, A. N,. Arso, S. P,. & Fatmasari, E. Y. (2019, Januari). Analisis pelaksanaan program
keselamatan pasien di unit rawat inap RS Wava Husada Kabupaten Malang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7(1), 20-30. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Elrifda, S. (2011, Oktober). Budaya patient safety dan karakteristik kesalahan pelayanan:
implikasi kebijakan di salah satu rumah sakit di kota Jambi. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional, 6(2), 67-76.
Firawati. Pabuty, A., & Putra, A. S. (2012, Maret). Pelaksanaan program keselamatan pasien
di RSUD Solok. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(2), 73-79. September 2012.
Hennessy JL, Hughes F. Appreciative inquiry: A research tool for mental health services.
Journal of psychosocial nursing and mental health services. 52(6), 34-40. 2014.
Islami, K., Arso, S. P., & Lestantyo, D. (2018, Agustus). Analisis pelaksanaan program
keselamatan pasien puskesmas Mangkang, Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 6(4), 27-41. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Nur, Q.M., Noor., N.H, Irwandy. (2013). Hubungan motivasi dan supervisi terhadap kinerja
perawat pelaksana dalam menerapkan patient safety di rawat inap rs universitas
hasanuddin tahun 2013. Bidang Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan
Masyarakat UNHAS: Makassar.
Rivai, F., Sidin, A. I., & Kartika, I. (2015). Faktor yang berhubungan dengan implementasi
keselamatan pasien di RSUD Ajjappannge Soppeng tahun 2015. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia, 5(4), 152-157. 2016, Desember.
Simamora, R. H. (2019). Buku Ajar: Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia.
Simamora, R. H. (2019). Documentation of patient identification into the electronic system to
improve the quality of nursing services. International Journal of Scientifis & Technology
Research, 8(9), 1884-1886.
Simamora, R. H. (2019). Pengaruh penyuluhan identifikasi pasien dengan menggunakan
media audiovisual terhadap pengetahuan pasien rawat inap. Jurnal Keperawatan
Silampari, 8(9), 342-351.
Triwibowo, C., Yuliawati, S., & Husna, N. A. (2016, Juli). Handover sebagai upaya
peningkatan keselamatan pasien (patient safety) di rumah sakit. Jurnal Keperawatan
Soedirman, 11(2), 76-80.
Yusuf, M. (2017). Penerapan patient safety di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Zainoel Abidin. Jurnal Ilmu Keperawatan, 5(1), 84-89.

Anda mungkin juga menyukai