Menurut Almatsier (2004) makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang
beranekaragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur dengan aroma yang
normal.Susunan makanan mengacu pada pola makanan seimbang dan
angkakecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat.Makanan
biasa diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan dietkhusus berhubungan
dengan penyakitnya, makanan sebaiknya diberikandalam bentuk yang mudah
cerna, dan tidak merangsang saluran cerna.
C. Standar Menu
Menu adalah daftar yang tertulis secara rinci tentang makanan yang
dipesan (seperti di restoran) atau disajikan (seperti di rumah sakit, sekolah) oleh
kegiatan penyelenggaraan makanan didasarkan atas kebutuhan konsumen dan atau
permintaan serta dikelola secara terorganisasi.
Pada institusi nonkomersial seperti di fasilitas pelayanan kesehatan,
perencanaan menu berperan dalam membangun image yang positif terhadap
institusi kesehatan. Menu yang berkualitas (enak dan disukai) oleh pasien akan
mempengaruhi pilihan pasien terhadap institusi pelayanan kesehatan. Menu yang
disukai diharapkan akan mempengaruhi daya terima pasien sehingga dapat
mempercepat proses penyembuhan (Bakri, 2018)
Khusus pada fasilitas pelayanan kesehatan, biasanya digunakan struktur
menu dengan frekuensi pemberian makan 3 kali sehari dan makanan selingan 1
atau 2 kali sehari dengan struktur hidangan sebagai berikut:
1) Makan pagi : makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati dan sayur, untuk
kamar kelas VIP dan kelas I, sedangkan untuk kamar kelas II dan kelas III
tanpa lauk nabati.
2) Makan siang : susunan makanan yang diberikan lengkap yaitu makanan
pokok, lauk hewani, nabati, sayur, buah untuk kamar kelas VIP, I, II dan
III.
3) Makan sore : susunan makanan lengkap seperti makan siang untuk kamar
kelas VIP, I, II dan III.
Pemberian makanan selingan (snack) untuk kamar kelas I dan kelas VIP
adalah 2 kali makanan selingan disertai dengan pemberian minuman berupa susu,
teh manis atau sirup untuk kelas VIP. Untuk kelas II dan III snack hanya
diberikan 1 kali yaitu snack pagi.
b) Faktor manajemen
1. Tujuan institusi
Faktor pertama yang menjadi dasar perencanaan menu di
institusi adalah tujuannya, yaitu komersial atau nonkomersial. Menu
yang direncakanan untuk restoran tentu berbeda dengan menu untuk
rumah sakit. Menu merupakan refleksi dari tujuan organisasi. Hal itu
terlihat dari hidangan yang ditawarkan, besar porsi, macam menu
(selektif atau standar).
2. Dana/anggaran
Pada institusi nonkomersial dana yang dialokasikan biasanya
terbatas. Bahkan sangat terbatas. Untuk ini perlu strategi dalam
perencanaan menunya agar kecukupan gizi konsumen terpenuhi. Hal ini
terlihat dari pola menu, macam bahan makanan yang digunakan dan
jumlah tenaga, jenis variasi menu dan lain-lain. Sedangkan untuk
komersial, dalam menetapkan harga jual makanan harus benar-benar
diperhitungkan, biaya bahan makanan, biaya tenaga, dan biaya
overhead, sehingga keuntungan yang wajar dapat tercapai. Dalam
penentuan biaya makan institusi, faktor utama yang pelu diperhatikan
ialah kesesuaian kebutuhan/kecukupan gizi, hidangan, variasi menu
dengan anggaran yang didapat.
3. Ketersediaan bahan makanan di pasar
Ketersediaan bahan makanan mentah dipasar akan berpengaruh
pada macam bahan makanan yang digunakan, serta macam hidangan
yang dipilih dan variasi menu. Pada saat musim bahan makanan
tertentu, pada menu yang telah disusun dapat pula di substitusi dengan
bahan makanan tersebut. Substitusi dilakukan pada bahan makanan
yang frekuensi penggunaannya dalam 1 siklus lebih sering.
4. Fasilitas fisik dan peralatan
Macam menu yang disusun dapat mempengaruhi desain fisik
dan peralatan yang dibutuhkan. Namun di lain pihak macam peralatan
yang dimiliki dapat menjadi dasar dalam menentukan item
menu/macam hidangan yang akan diproduksi. Contohnya bila dalam
item menu yang direncanakan terdapat Chicken nuggets, maka perlu
peralatan food prosessor. Menu yang disajikan hendaknya disesuaikan
dengan macam dan jumlah peralatan yang tersedia.
5. Keterampilan tenaga
Keterampilan, macam dan jumlah tenaga serta waktu yang
tersedia akan berpengaruh pada macam hidangan/item menu serta
jumlah item menu yang direncanakan.
6. Type produksi dan system pelayanan
Type produksi dan cara pelayanan yang tepat untuk type sistem
penyelenggaraan makanan tertentu, akan berdampak pada macam
hidangan yang direncanakan. Pada rumah sakit, dimana distribusi
makanan dilakukan dengan cara sentralisasi, tidak dapat dipilih
hidangan seperti omelet, es krim dan lain-lain.
4) rasa makanan antara makanan yang satu dengan yang lainnya cocok
dan bervariasi, tidak ada rasa yang sama, muncul dalam satu set menu.
12) Fasilitas dan peralatan yang tersedia sesuai dengan menu yang
disajikan dan jumlahnya memadai.
13) Petugas pemasak dan penyaji makanan cukup dan waktu yang
tersedia mem dai untuk memproduksi dan menyajikan menu.
14) Form menu menunjukkan deskripsi menu yang spesifik, menarik dan
tepat.