Anda di halaman 1dari 4

REFORMASI ADMINISTRASI

TIMOTHY GERO SERANG

NIM: E1012181070

ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2019

REFORMASI ADMINISTRASI
Perubahan sosial yang fundamental menyebabkan lahirnya, tuntutan dan tekanan baru.
Kebutuhan akan demokratisasi pemerintahan dan administrasi, menyebabkan beban aparatur
pemerintah bertambah besar, dan mau tidak mau adaptabilitas menjadi sangat penting dan menjadi
kebutuhan. Semua perubahan dan transformasi ini menyebabkan timbulnya pertentangan antara nilai
lama dan baru, antara nilai-yang tradisional dan yang modern. Tekanan dan pertentangan ini tidak
hanya terbatas pada tubuh birokrasi, melainkan juga di kalangan masyarakat.

Sejak tahun 1980-an, suatu gerakan reformasi global telah dimulai. Gerakan ini didorong oleh
4 (empat) variabel besar, yakni:
Politik: keunggulan demokrasi dan kekuatan publik serta keunggulan sistem pasar menimbulkan tekanan
politik di berbagai negara di dunia untuk melakukan transfon-nasi peran pemerintah untuk
mengurangi peran dan fungsinya. Langkah ini kemudian diikuti dengan tuntutan untuk mengakui dan
meningkatkan peran civil society dan membangun kepercayaan publik kepada lembagalembaga
pernerintah.
Sosial: beberapa negara di dunia telah mengalami perubahan sosial yang mendasar, yaitu melakukan
rekonstruksi ulang terhadap tatanan hukum, ekonomi, sosial, dan politik ditandai pula oleh adanya
perubahan mendasar dari masyarakat industri kepada masyarakat informasi. Perubahan ini menuntut
juga perubahan pada pernerintahan di seluruh negara di dunia.
Ekonomi: krisis ekonomi pada tahun 1990-an di berbagai negara di dunia melakukan reformasi di bidang
perpajakan untuk menarik investor masuk, dan juga melakukan langkah-langkah privatisasi sebagai
respon terhadap tekanan ekonomi.
Institusional: semua negara di dunia telah menjadi bagian dari sistem ekonomi dan politik global. Kondisi
ini ditandai dengan semakin berkembangnya kelembagaan di luar negara, seperti World Bank, IMF,
WTO, ADB yang mengatur globalisasi dunia. Di tingkat nasional dan lokal juga semakin banyak
LSM.
Keempat tekanan di atas telah mendorong gerakan reformasi administrasi publik dengan 6
(enam) sifat pokok, yakni:
1. Produktivitas:bagaimana pemerintah dapat menghasilkan pelayanan lebih banyak dengan pajak lebih
kecil.
2. Pemasaran:bagaimana pernerintah dapat menggunakan insentif gaya pemasaran untuk mencabut
kelambanan perkembangan parologi, birokrasi. Beberapa pemerintah, misalnya, melakukan privatisasi
3. Orientasi pada pelayanan: bagaimana pemerintah membangun kepercayaan warga negara dengan
memberikan pelayanan yang didesain dari kebutuhan warga negara.
4. Desentralisasi: bagaimana pemerintah membuat program lebih responsif dan efektif dengan
mengurangi sebanyak mungkin jarak antara pemerintah dengan warga negara dan
mendesentralisasikan sebanyak mungkin tanggung jawab kepada pemerintah daerah dan manajer lini
pelayanan.
5. Kebijakan: bagaimana pemerintah meningkatkan kapasitasnya dalam mendayagunakan kebijakan.
Dengan demikian, pemerintah harus memusatkan pada fungsi pembuat kebijakan publik.
6. Akuntabilitas: bagaimana pemerintah berusaha mewujudkan apa yang telah dijanjikan. Akuntabilitas
mendorong pemerintah untuk lebih mementingkan output dan outcome daripada proses atau struktur
dan merubah pendekatan top-down menjadi bottom-up dan ruled-based menjadi resulf-based.
Keenam sifat pokok ini tercermin dari isti-isu atau 1)ermasalahan penting yang sering dibahas
dalam reformasi administrasi publik antara lain :
 Pelayanan publik
Administrasi publik sebagai proses administration for public, pada hakekatnya adalah memberi
pelayanan publik. Hal ini sejalan dengan demokrasi yang mana masyarakat mempunyai hak yang
sama untuk menerima pelayanan dari pernerintah. Dalam masalah ini yang terpenting adalah
bagaimana pemerintah/negara memberikan pelayanan yang baik, cepat dan berkualitas kepada seluruh
warga masyarakat.
 Motivasi Pelayanan Publik
Dalam masalah ini isu terpenting adalah membahas motivasi seperti apa yang dimiliki oleh
administrator dalam memberikan pelayanan publik. Ada yang berdasarkan norma, rasional dan
perasaan.
 Maladministrasi
Maladministrasi merupakan kesalahan dalam praktik administrasi. Pembahasan teori administrasi
publik juga akan membahas masalah kesalahan-kesalahan tersebut sebagai kajian utama, seperti
lambannya birokrasi, rutinitas dan formalitas pelayanan.
 Etika Administrasi Publik
Masalah penting lainnya dalim administrasi publik adalah etika aclmimstrasi. Dalam hal ini yang
menjadi sorotan adalah nilai baik dan buruk. Apakah pelayanan atau prosedur administrasi publik
dinilai baik atau buruk oleh masyarakat. Dalam hal ini termasuk korupsi menjadi bahasan utama.

 Kinerja dan Efektivitas


Seringkali masalah kinerja dan efektivitas menjadi isu sentral dari administrasi publik. Hal tersebut
dipahami karena administrasi sebagai proses mencapai tujuan, maka persoalan pencapaian dan dan
cara mencapai tersebut menjadi penting. Oleh karena itu bagaimana cara kerja (kinerja) yang
dijalankan apakah sudah baik sehingga tujuan dapat tercapai (efektif).
 Akuntabilitas Publik
Administrasi publik yang dijalankan oleh pernerintah harus bisa dipertanggungjawabkan kepada
seluruh warga. Ada kewajiban untuk melakukan pekerjaan yang dapat dikontrol, diawasi dan
dipertanggungiawabkan kepada warga/publik. Hal tersebut merupakan masalah pokoknya.
Reformasi administrasi bertujuan juga mengupayakan agar individu, kelompok dan institusi,
dapat mencapai tujuan lebih efektif, ekonornis, dan lebih cepat. Dengan kata lain, reformasi
administrasi publik adalah meningkatkan performance. Kinerja yang dimaksud merupakan kinerja
individu, kelornpok, dan institusi Ini berarti di samping aspek perilaku, juga aspek kelembagaan yang
tercakup didalam reformasi administrasi. Sehat tidaknya administrasi dapat dilihat dari tiga perspektif
yang berbeda , yaitu:
1. Ideal optimum, yakni derajat pencapaian kesempurnaan administrasi;
2. Practical optimum, yakni pencapaian derajat tertinggi dari suatu kinerja dalarn kondisi tertentu;
3. Satisficing optimum,yakni pencapaian derajat kinerja yang memuaskan.

Sedangkan peningkatan kinerja individu dapat dilihat dari keterampilannya, kecakapan,


praktisnya, kompetensinya, pengetahuan dan informasinya, keluasan pengalamannya, sikap dan
perilakunya, kebajikannya, kreativitasnya, moralitasnya dan lain-lain. Kinerja kelornpok dilihat dari
aspek kerja samanya, keutuhannya, disiplinnya, loyalitasnya, dan lain-lain. Sedangkan kineda institusi
dapat dilihat dari hubungannya dengan institusi lain, fleksibilitasnya, adaptabilitasnya, pemecahan
konflik dan lain-lain.
Sedangkan Dror (1971: 2-31), melihat tujuan reformasi itu berorientasi jamak dengan
mengklasifikasikan tujuan reformasi itu ke dalam enam kelompok, tiga bersifat intra-administrasi
yang ditujukan menyempurnakan administrasi internal, meliputi: (1) Efisiensi administrasi, dalam arti
hemat biaya, yang dapat dicapai melalui penyederhanaan formulir, perubahan prosedur, penghilangan
duplikasi, dan kegiatan organisasi metode yang lain; (2) penghapusan kelemahan administrasi, seperti
korupsi, pilih kasih dalam sistem politik, dll; (3) pengenalan dan penerapan sistem merit, pemrosesan
data melalui sistem informasi yang otomatis, peningkatan penggunaan pengetahuan ilmiah, dll.
Sedangkan tiga lagi berkenaan dengan peran masyarakat di dalam sistem administrasi, meliputi: (1)
menyesuaikan sistem administrasi terhadap meningkatnya keluhan masyarakat; (2) mengubah
pembagian pekerjaan antara sistem administrasi dan sistem politik, seperti meningkatkan otonomi
profesional dari sistem administrasi dan meningkatkan pengaruhnya pada suatu kebijaksanaan; dan
(3) mengubah hubungan antara sistem administrasi dan penduduk, misalnya melalui relokasi
pusat-pusat kekuasaan (desentralisasi).

Anda mungkin juga menyukai