Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PROTOZOA

MIKROBIOLOGI

Disusun oleh :
Kelompok 3
Perintis Gita Susanti 17030234013
Rizka Tazky Amalia 17030234028
Nailil Hidayah 17030234027
Fidelia Yustisia Adriane 17030234049

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-
kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan
Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Protozoa hidup di air atau
setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat
di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat
parasitik, hidup pada organisme inang. Ukuran protozoa beranekaragam,
yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang mencapai 6 mm,
meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton.
Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi
organic dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika
keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri
membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan
yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit,
saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).
Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak
berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia),
namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa
hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis
Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup
secara heterotrop dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah
organisme.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana struktur tubuh protozoa?
b. Bagaimana klasifikasi protozoa?
c. Bagaimana peranan protozoa dalam kehidupan?
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui struktur tubuh protozoa.
b. Untuk mengetahui klasifikasi protozoa.
c. Untuk mengetahui pernanan protozoa dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Protozoa


Protozoa berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto
yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah
hewan pertana atau mikroorganisme terkecil dan yang ditemukan pertama.
Protozoa memiliki habitat di tempat berair atau tempat basah, bila keadaan
lingkungannya jadi kering. Protozoa akan membuat kristal (cyste). Karena
protozoa merupakan hewan bersel satu, kegiatan hidup dilakukan oleh sel itu
sendiri. Protozoa merupakan kelompok lain Protista eukariotik, terkadang
antara Algae dan Protozoa kurang jelas perbedaannya (Radiopoetro, 1986).
Protozoa hampir semuanya protista bersel satu, mampu bergerak dan
makan dengan cara fagositosis, walaupun ada beberapa pengecualian.
Protozoa biasanya berukuran 0,01-0,5 mm, tetapi apat tumbuh sampai dengan
1mm, sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang melainkan harus
menggunakan mikroskop untuk melihatnya (Campbell, 2012).
Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat organik dan merupakan
konsumen dalam komunitas, mereka memakan bakteri atau mikroorganisme
lin/ sisa-sisa organisme. Di perairan umumnya merupakan zoo plankton
(Campbell, 2012).
2.2. Struktur Sel Protozoa

Gambar 1. Strktur sel protozoa


Struktur sel Protozoa terdiri atas sitoplasma yang diselubungi membran
sel atau membran plasma. Membran sel berfungsi sebagai pelindung dan
mengatur pertukaran zat di dalam sel dengan zat di luar sel. Pada beberapa
jenis Protozoa, selain membran plasma, terdapat pelikel (selaput tubuh yang
keras) yang membantu mempertahankan bentuk tubuh Protozoa agar selalu
tetap. Membran plasma pada beberapa jenis Protozoa ada yang dilengkapi
dengan silia atau flagel. Keduanya berfungsi sebagai alat bergerak. Sitoplasma
mengandung beberapa organel sel, yaitu mitokondria, ribosom, lisosom,
nukleus (inti sel), vakuola makanan, dan vakuola kontraktil (vakuola
berdenyut). Paramecium memiliki trikosis (struktur di bagian korteks tubuh
berupa rongga dan benang panjang yang bisa dikeluarkan sebagai respons
stimuli) sebagai alat mempertahankan diri dari musuh (Pelczar, 1986).
2.3. Klasifikasi protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1. Rhizopoda (Sarcodina)
Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan
sitoplasma yang disebut pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas
Rhizopoda yang sangat dikenal adalah Amoeba sp. Bentuk sel amoeba tidak
tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Habitat
organisme ini di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian kecil
hidup di dalam tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma Amoeba sp. bersifat
lebih kental dari endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma
tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia.

Gambar 2. Struktur Sel Amoeba


a. Pencernaan Makanan Rhizopoda
Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap makanan.
Dengan kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil
makanan. Mula-mula kaki semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah
makanan lalu mengelilingi makanan tersebut. Kemudian, membran
plasma bergerak mendekati dan mengikuti kaki semu mengelilingi
makanan. Bersatunya kedua ujung membran plasma membentuk
vakuola, makanan dicerna di dalam vakuola makanan. Dari sini, sari
makanan diedarkan ke seluruh tubuh. Pembelahan dimulai dari
membelahnya inti sel menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan
sitoplasma. Pembelahan inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat
dalam yang lama-lama akan putus sehingga terjadilah dua sel anak
Amoeba.
b. Morfologi Rhizopoda
- Bergerak bebas di dalam air laut dan tawar.
- Bergerak dan menagkap mangsa dengan menggunakan kaki semu.
- Berkembangbiak dengan cara membelah biner.
c. Fisiologi Rhizopoda
Sel amoeba dilindungi oleh membran sel, dimana didalam
selnya terdapat organel-organel diantaranya inti sel, vakuola kontraktil,
dan vakuola makanan. Ukuran amoeba berkisar antara 200-300 mikron,
bentuknya selalu berubah-ubah, amoeba bergerak dengan cara
mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia.
d. Reproduksi Rhizopoda (Amoeba)
Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti
menjadi dua, kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya yang
masing-masing menjadi dua dan menyelubungi inti sel. Dimana amoeba
bereproduksi secara vegetatif dengan cara membelah diri,
perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah
dengan membelah diri sesuai pada kondisi mereka mengadakan
pembelahan setiap 15 menit. Setelah sitoplasma terpisah maka
terbentuklah dua sel baru.
e. Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda
- Amoeba, jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut
Entamoeba, misalnya: Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit
disentri, karena menyerang dan merusak jaringan usus, disebut juga
Entamoeba histolitica, Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut
dan Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan parasit,
tetap kadang-kadang menyebabkan diare
- Difflugia corona, rangka luar mengandung pasir, terdapat dia air
tawar.

Gambar 3. Difflugia corona


- Foraminifera (Globierina bulloides), hidup di laut, terlindung
kerangka luar yang beruang banyak yang terbuat dari kalsium
karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar laut dan
merupakan tanah "globigerina".Fosilnya berguna sebagai petunjuk
dalam pencarian minyak bumi.

Gambar 4. Globierina bulloides


- Radiolaria (Lichnaspis giltochii), hidup di laut. Kerangka tubuhnya
tersusun dari silikat membentuk tanah radiolaria yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan penggosok.

Gambar 5. Lichnaspis giltochii


2. Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora
dari mastig artinya cambuk, phora artinya gerakan. Semua anggota filum
flagellata bergerak menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata tetap
karena dilindungi oleh pelikel. Di antara Flagellata ada yang hidup bebas,
ada pula yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan
bersifat parasit. Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan
pembelahan biner secara longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum
banyak diketahui. Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung
pigmen hijau klorofil,disebut kelompok fitoflagellata. Contoh:
- Euglena viridis, hidup di air tawar.

Gambar 6. Struktur Sel Euglena viridis


- Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan
ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni
dihubungkan dengan benang-benang plasma.

Gambar 7. Volvox globator


- Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu
panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak
bercahaya pada waktu malam hari.

Gambar 8. Noctiluca miliaris


b. Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok
zooflagellata. Contoh:
- Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab
penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse,
yaitu Glosina palpalis dan Glosina mursitans.Trypanosoma hidup di
dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal manusia.

Gambar 9. Trypanosoma
- Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
- Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda demam
dan anemia.
- Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit
oriental.
- Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak.
3. Cilliata (Ciliophora)
Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut
getar (cilia). Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada
membran sel. Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat
bergerak bebas ke segala arah di dalam air. Alat gerak berupa cilia atau bulu
getar.Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat
organik dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata.
a. Cara Makan Dan Ekskresi Pada Ciliata
Silia pada ciliata selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi
sebagai alat menangkap makanan. Cara menangkap makanan adalah
dengan menggetarkan silianya, agar terjadi aliran air keluar dan masuk
mulut sel. Pada saat itulah masuk bersamaan dengan air bakteri, bahan
organik, atau hewan uniseluler lainnya.Pada kelompok Ciliata, ada organ
mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitostoma Sitostoma dapat
digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan
masuk ke dalam vakuola makanan.Ukuran vakuola mengecil kemudian
mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola
makanan tersebut untuk mencernakan makanan.
b. Respirasi Pada Ciliata
Respirasi pada ciliata sama yang dilakukan seperti amoeba yaitu
dengan cara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya (selaput
plasma). Sitoplasma dibedakan menjadi dua yaitu bagian luar adalah
ektoplasma dan bagian dalam disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma
terdapat bentukan menyerupai akar yang disebut trikosit. Fungi trikosit
untuk melindungi diri dari terhadap serangan lawan dan juga untuk
menambatkan diri pada hewan lain waktu mengambil makanan.
Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, sehingga bentuk dari organism ini
tetap.
c. Reproduksi Pada Ciliata
Proses reproduksi pada ciliata yaitu secara seksual dan aseksual.
Perkembangbiakan aseksual pada ciliata yaitu dimulai dengan membelah
diri secara transversal, dimulai dengan membelah makronukleus yang
diikuti oleh sitoplasmanya, membelah diri dapat terjadi + tiap 24 jam.
Setelah terjadi beberapa kali pembiakan aseksual (vegetatif), terjadilah
pembiakan seksual (generatif) secara konjugasi yang dimulai dengan
pertemuan antara 2 individu pada bagian mulut. Kemudian terjadi
peristiwa selanjutnya makronukleusnya lenyap. Mikronukleusnya
membelah secara meiosis menjadi empat. Tiga diantaranya lenyap dan
satu membelah menjadi dua mikronukleus (haploid). Dan terjadi tukar
menukar mikronuklues sehingga menjadi penyatuan mikronukleus
haploid menjadi mikronukleus diploid, tiap individu memisahkan diri.
Dalam keadaan demikian tiap individu dan mikronukleusnya akan
mengadakan pembelahan dua kali berturut-turut hingga menjadi empat
paramecium baru dengan makronukleus.
d. Contoh Spesies Kelas Ciliata
- Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk
selnya seperti sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai
sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan selnya diselubungi
oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil
(mikronukleus) dan inti besar (makronukleus), sitoplasma, vakuola
makanan (pencerna makanan), serta vakuola kontraktil (pengeluaran
zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum dilakukan dengan
menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop
karena gerakannya sangat cepat bereproduksi secara aseksual dengan
membelah diri dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi
dengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).

Gambar 10. Struktur Sel Paramaecium


- Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat.
- Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk
lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya. 3)
Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa
Paramaecium.
- Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak
ditemukan pada permukaan daun yang terendam air.Contoh
gambarnya adalah sebagai berikut.
- Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan
balantidiosis (gangguan pada perut).

Gambar 11. Macam-macam Cilliata


4. Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora
dalam siklus hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan. Sporozoid
memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya
yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya
parasit pada manusia dan hewan.Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval,
mempunyai nukleus, tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan
diserap langsung dari hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula
respirasi dan ekskresinya melalui permukaan tubuh.
a. Reproduksi Sporozoa
Berkembang biak secara vegetatif di dalam tubuh manusia dan
generatif di dalam tubuh nyamuk, didalam tubuh nyamuk gametosit yang
terhisap nyamuk akan berubah jadi mikro dan makrogamet. Perkawinan
antara mikro dan makrogamet menghasilkan suatu zigot, zigot
membentuk ookinet di dalam usus nyamuk kemudian protoplasmanya
berubah menjadi sporozoit-sporozoit, lalu sporozoit itu menyebar
didalam alat pencernan dan sampai di kelenjar ludah nyamuk. Dan di
dalam tubuh manusia sporozoit akan menyerang sel hati dan kemudian
menyerang eritrosit, setelah pembiakan vegetatif terjadi berulang-ulang
maka sel darah merah itu berubah menjadi gametosit yang dapat terhisap
oleh nyamuk.
b. Contoh Hewan Yang Termasuk Dalam Filum Sporoza
Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit
Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari
kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu
hamil karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat
membunuh embrio. Contoh lainnya adalah Plasmodium yang
menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Contoh lainnya adalah
Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax.
Reproduksi dibagi menjadi dua:
- Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh
inang dan sporogoni, yaitu membuat spora di dalam tubuh inang
perantara.
- Seksual dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam tubuh
nyamuk.
Gambar 12. Toxoplasma gondii

Gambar 13. Plasmodium malariae

2.4. Peranan Protozoa dalam Kehidupan


Protozoa memiliki peranan dalam kehidupan, baik positif maupun
negatif. Berikut merupakan peran protozoa
Peran Positif
• Keberadaan populasi protozoa pada rumen, dalam kondisi pakan yang
rendah gula dan pati, protozoa ini akan memangsa bakteri yang merupakan
mikroba utama dalarn rumen. Protozoa akan menggunakan bakteri sebagai
sumber protein untuk kehidupannya sehingga jumlah bakteri dalam rumen
berkurang sampai setengah atau lebih.
• Protozoa dapat mempertahankan pH melalui pengamanan pakan yang
mudah difermentasi (Readily Fermentable Carbohidrate / RFC). Protozoa
rumen biasanya segera menyimpan atau menumpuk karbohidrat mudah
larut yang berasal dari pakan di dalam tubuhnya, dengan cara ini laju
konversi RFC yang terlalu cepat oleh aktifitas fermentasi bakteri menjadi
asam laktat dapat dicegah oleh protozoa. Laju konversi RFC yang terlalu
cepat menjadi asam laktat dapat mengakibatkan penurunan pH. Penurunan
pH secara drastis akan berakibat buruk terhadap populasi mikroba dalam
rumen.
• Kecernaan dinding sel karbohidrat lebih tinggi pada temak yang
mengandung protozoa normal. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
protozoa mempunyai pengaruh yang positif terhadap kecernaan dinding sel.
Kecemaan pada hewan defaunasi akan menurun bila pati terdapat dalam
jumlah yang tinggi dalam pakan. Beberapa jenis protozoa mempunyai
kemampuan untuk menghancurkan dinding sel tanaman, selanjutnya
dinyatakan juga bahwa beberapa jenis protozoa membutuhkan bakteri
sebagai sumber pakannya.
• Aktivitas protozoa memangsa bakteri di dalam rumen dapat memberikan
arti yang positif, yaitu proses tersebut pada akhimya memberikan pasokan
nitrogen (asam amino dan peptida) ke dalam rumen yang merupakan hasil
lisis bakteri (Williams dan Coleman, 1988). Protozoa dapat menjadi sumber
protein di dalarn rumen dengan jalan akumulasi protein bakteri menjadi
protein protozoa di dalam rumen (Church, 1988).
• Protozoa dapat menstabilkan fermentasi sehingga dapat berfungsi sebagai
penyangga, karena mempunyai kemampuan memecah pati lebih lama
dibandingkan dengan bakteri (Jouany dan Ushida, 1989).
Peran Negatif (Subandi, 2012)
• Balantidium coli. Protozoa ini hidup dan menginfeksi saluran pencernaan
yang menyebabkan penyakit balantidiasis.
• Entamoeba histolytica. Jenis protozoa ini menyebabkan terjadinya penyakit
amoebiasis pada usus.
• Giardia intestinalis. Protozoa ini bereproduksi pada usus halus,
menyebabkan penyakit yang disebut giardiasis atau diare. Memiliki nama
lain giardia duodenalis atau giardia lamblia, giardia intestinalis ditemukan
di permukaan tanah, makanan, atau air yang telah terkontaminasi dengan
kotoran dari manusia maupun hewan.
• Leishmania, merupakan parasit mikroskopis yang berada dalam aliran
darah, menyebabkan penyakit leishmaniasis. Penularan pada manusia
melalui gigitan spesies tertentu dari hewan yang sudah terinfeksi. Ada tiga
bentuk infeksi akibat parasit ini, yaitu leishmaniasis kulit, mukosa, dan
visceral.
• Plasmodium falciparum. Protozoa ini menyebabkan penyakit malaria pada
manusia.
• Toxoplasma gondii, merupakan parasit intraseluler yang menyebabkan
terjadinya toksoplasmosis.
• Trypanosoma brucei, menyebabkan penyakit trypanosomiasis Afrika atau
penyakit tidur.
BAB III
KESIMPULAN
Protozoa adalah hewan pertana atau mikroorganisme terkecil yang masuk
dalam kelompok Protista eukariotik. Struktur sel Protozoa terdiri atas
sitoplasma yang diselubungi membran sel atau membran plasma. Pada beberapa
jenis Protozoa, selain membran plasma, terdapat pelikel (selaput tubuh yang keras)
yang membantu mempertahankan bentuk tubuh Protozoa agar selalu tetap.
Membran plasma pada beberapa jenis Protozoa ada yang dilengkapi dengan silia
atau flagel. Keduanya berfungsi sebagai alat bergerak. Sitoplasma mengandung
beberapa organel sel, yaitu mitokondria, ribosom, lisosom, nukleus (inti sel),
vakuola makanan, dan vakuola kontraktil
Protozoa berdasarkan alat geraknya dapat diklasifikasikan antara lain:
1. Rizhopoda
2. Flagellata
3. Cilliata
4. Sporozoa.
Protozoa juga berperan penting dalam kehidupan, salah satunya sebagai
penyeimbang ekosistem. Beberapa protozoa juga merugikan karena menyebabkan
penyakit. Seperti Balantidium coli, protozoa ini hidup dan menginfeksi saluran
pencernaan yang menyebabkan penyakit balantidiasis.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, dkk. Dkk. 2012. Biologi. Jakarta: Erlangga


Church, D. 1988. The ruminant animal digestive physiology an nutrition. New
Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Engemann, Joseph G, Hegner, Robert W: invertebrate zoology, Macmillan
Publishing co,Inc,New York, 1981
Jouany, J. P. dan Ushida, K. 1989. Protozoa in nthe fibre digestion in the rumen.
Tokyo: Societies Press.
Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Radiopoetro. 1986. Zoologi Avertebatra. Jakarta: Erlangga
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung:
ALFABETA
Subandi. 2012. Mikrobiologi Perkembangan, Kajian, dan Pengamatan dalam
Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Williams, A. dan Coleman, G. 1988. The rumen protozoa. In the rumen microbial
ecosystem. USA: Elsevier Science Publisher.

Anda mungkin juga menyukai