Oleh :
1. Dhandi Yudhit (06)
2. Dimas Zubaleta G (07)
3. Mitodius Nicho S.S(17)
4. Najiburrohman(19)
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2 Pengamatan Sistem..............................................................................................................3
1.3 Sejarah PLC.........................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Konsep Dasar.......................................................................................................................6
2.2 Pembangkit PLC..................................................................................................................7
2.2.1.Penumpangan Sinyal Informasi.........................................................................................7
2.2.2.Teknik Modulasi pada PLC...............................................................................................8
2.3 Transmisi PLC.....................................................................................................................9
2.4 Piranti Pendukung PLC....................................................................................................10
2.5 Distribusi PLC...................................................................................................................19
Komunikasi Frekuensi Tinggi (≥ MHz).......................................................................................19
Jaringan di Rumah (LAN)........................................................................................................19
Akses Internet (Broadband over Power Lines).......................................................................19
Cara Kerja.................................................................................................................................20
Komunikasi Frekuensi Sedang (kHz)..........................................................................................21
Home Control (Jalur Sempit)...................................................................................................21
Komunikasi Jalur Listrik di Jalur-Sempit dengan Kecepatan Rendah................................21
Komunikasi Jalur Listrik di Jalur-Sempit dengan Kecepatan Tinggi - Distribution Line
Carrier (DLC)............................................................................................................................22
Komunikasi Frekuensi rendah (<kHz)........................................................................................22
1
GAMBAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Pada suatu sistem jaringan listrik yang luas, untuk mendapatkan hasil
koordinasi yang optimal, maka sangat diperlukan untuk melakukan pengamatan pada
pusat beban dan pusat pembangkit. Untuk dapat mengkoordinasikan hal tersebut,
diperlukan sarana komunikasi yang dapat mengatur seoptimal mungkin pembangkitan
energi listrik yang sesuai dengan permintaan. Sebab energi listrik yang dibangkitkan
oleh pusat-pusat listrik, tidak dapat disimpan, padahal berubah-ubah setiap saat.
Telekomunikasi adalah suatu sarana yang sangat dibutuhkan dan tidak dapat
dipisahkan dari suatu sistem pengaturan tenaga listrik secara terpusat. Saranan
telekomunikasi diperlukan untuk menerima informasi dan menyalurkan perintah dari
dan ke pusat pembangkit dan gardu induk. Salah satu jenis peralatan telekomunikasi
yang dipergunakan oleh PT PLN (persero) untuk keperluan tersebut adalah Power
Line Carrier(PLC).
PLC menggunakan saluran transmisi tenaga listrik tiga phasa sebagai medium
perambatan sinyal pembawa yang mengandung informasi. Untuk mentransmisikan
sinyal pembawa yang berfrekuensi tersebut menuju tempat yang telah ditentukan,
maka suatu jalur komunikasi PLC harus dibentuk pada jaringan tenaga listrik.
4
dinyalakan, sejumlah besar gelombang disturbansi listrik melewati kabel dan
mengubah setiap transmisi data secara simultan.
Dr. Brown dan rekan-rekan tim risetnya menemukan suatu ide menggunakan
sinyal-sinyal frekuensi tinggi diatas frekuensi yang secara potensial mengubah noise.
Meskipun begitu, hal ini juga ada masalahnya. Sinyal- sinyal frekuensi tinggi tidak
mampu berjalan cukup jauh dan gaung atau pantulan dalam sistem dapat secara
efektif menenggelamkan sinyal-sinyal itu. Tim riset memutuskan untuk menggunakan
lebih dari satu frekuensi dan mengirim data dalam bentuk paket-paket diskrit yang
dipandu oleh beberapa oleh beberapa bentuk sistem pensinyalan. Pengujian dan
penyempurnaan sistem ini dihasilkan pada uji coba proyek pilot dimana sekolah-
sekolah dasar di Manchester telah mempunyai sambungan Internet dengan laju 1
Mbps(hampir 10 kali lebih cepat dari sambungan-sambungan ISDN yang telah ada).
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 Pembangkit PLC
7
trap akan memblok frekuensi tinggi dari PLC agar tidak masuk pada gardu induk dan
line trap ini hanya meloloskan sinyal frekuensi 50-60Hz dari pembangkit. Kemudian
kabel jala jala listrik yang tersambung ke SUTT menjadi tempat sinyal carrier tersebut
dan pada kabel jala-jala listrik inilah terjadi penumpangan sinyal, antara sinyal listrik
dan sinyal PLC. Antara terminal PLC dengan kabel jala-jala listrik tersebut terdapat
coupling capacitor yang berfungsi memblok tegangan tinggi dari saluran udara
tegangan tinggi agar tidak masuk ke peralatan PLC. Setelah dari terminal PLC juga
ada coupling device atau LMU. Pada LMU ini terjadi proses menyamakan impedansi
antara impedansi saluran (400 atau 600 ohm) dengan impedansi PLC(75, 125, 150
ohm) agar sinyal informasi yang termodulasi dari PLC tersebut dapat ditumpangkan
ke jala-jala listrik dan tidak terjadi daya pantul dalam proses komunikasi untuk
kemudian dikirim ke gardu induk.
Pada bagian receiver, sinyal sinyal tersebut dipisahkan kembali menjadi sinyal
berfrekuensi rendah 50-60Hz di loloskan ke GI melalui Line trap receifer(LPF) dan
sinyal berfrekuensi tinggi yang berisi data diloloskan ke PLC melalui coupling
capacitor (HPF). Pada PLC di receiver terjadilah proses demodulasi untuk
memperoleh sinyal informasi yang asli.
8
menggunakan 8 saluran komunikasi, yang memungkinkan implementasi 4
baudrate (600Hz, 1.2kHz, 2.4kHz, 4.8kHz). Oleh karena itu, dengan
menggunakan band VLF( Very Low Frequency ) membuat sistem ini dapat
bekerja secara optimal. Untuk kecepatan datanya berkisar di angka 1Mbps.
9
Gambar 1.5 Saluran Broadband Over Powerline
Transmisi power line carrier menggunakan media saluran udara yang telah di
injeksikan internet melalui BPL injector. Setelah itu disalurkan melalui saluran udara
juga yang diberi BPL repeater. Setelah sampai di dekat kompleks warga, sinyal
didistribusikan lewat BPL extractor dan disalurkan ke rumah rumah warga lewat
power line.
10
a. Melalukan suatu lebar bidang frekuensi pembawa dari terminal PLC ke saluran
tegangan tinggi dan sebaliknya, denganmengusahakan rugi-rugi berupa redaman
sinyal serendah mungkin.
Keterangan gambar :
1. drain coil.
2. arrester pertama.
3. kontak pentanahan
5. peralatan penala.
6. arrester kedua.
11
a. terminal tegangan tinggi kapasitor kopling
Jika saluran pada sisi tegangan rendah dari kapasitor kopling terganggu,
maka tegangan lebih yang besarnya mendekati tegangan kerja saluran akan timbul
pada peralatan kopling. Untuk mengamankan peralatan tersebut dan juga peralatan
terminal PLC terhadap tegangan lebih, maka peralatan kopling dilengkapi dengan
alat penyaluran arus listrik 50 Hz ke tanah yang berupa drain coil.nArrester surja
dengan tegangan kerja 2 kV, dipasang parallel dengan drain coil. Arrester ini
digunakan untuk melindungi sistem terhadap tegangan surja yang berasal dari
saluran tenaga. Kontak pentanahan (saklar pemisah tanah) akan menyebabkan
terminal utama dari peralatan kopling ditanahkan secara langsung, bila diperlukan.
Hal ini harus dilakukan apabila terjadi kerusakan, dan harus dilakukan perbaikkan
pada bagian penala impedansinya. Transformator penyeimbang dan pengisolasi serta
peralatan penala termasuk kedalam bagian peralatan yang disebut Line Tuner atau
Line Matching Unit. Rangkaian ini berfungsi untuk menyesuaikan impedansi
karakteristik saluran dengan impedansi kabel coaxial yang menuju peralatan
terminal PLC, untuk lebar bidang frekuensi pembawa yang digunakan. Arrester
kedua (6) yang dipasangkan antara peralatan penala dan kabel coaxial, digunakan
sebagai pengaman terhadap tegangan lebih yang mungkin timbul pada rangkaian
line tuner.
1. Kapasitor kopling
Kapasitor kopling tegangan tinggi adalah alat penghubung antara peralatan
sinyal pembawa yang berfrekuensi tinggi dengan konduktor kawat phasa yang
bertegangan tinggi. Secara phisik alat ini terdiri dari susunan beberapa elemen
kapasitor mika/kertas yang dihubungkan secara seri serta dicelupkan/direndam ke
dalam minyak. Sebagai tempat kedudukan elemen-elemen kapasitor dan minyak
tadi, dibuat dari bahan dielektrik porselen yang berbentuk silinder, dan bagian luar
dibuat semacam sayap yang tersusun untuk mencegah mengalirnya secara langsung
curah hujan dari sisi tegangan tinggi mengalir ke sisi tegangan rendah atau ke tanah
yang bisa mengakibatkan terjadinya hubung singkat. kapasitor kopling yang
12
mendekati bentuk fisiknya, dengan susunan kapasitor di dalamnya dihubungkan ke
peralatan potensial transformator. Kapasitor jenis ini sering disebut sebagai
Capacitor Voltage Transformer (CVT), yang digunakan untuk keperluan pengukuran
tegangan, dihubungkan dengan volt meter di panel kontrol. Untuk keperluan
penyaluran informasi dari terminal PLC ke saluran tegangan tinggi sebetulnya hanya
kondensatornya saja yang digunakan, sedangkan peralatan potensial transformernya
digunakan untuk keperluan pengukuran tegangan dan keperluan proteksi sistem
tenaga listrik, jadi CVT berfungsi ganda.
Terminal TFH seperti ditunjukkan dalam Gambar di bawah , adalah terminal
yang dihubungkan ke terminal PLC melalui peralatan penyeimbang impedansi dan
drain coil terlebih dahulu. Terminal TFH harus diketanahkan pada setiap kawat
phasa yang tidak dipergunakan untuk PLC, agar tidak terjadi kebocoran tegangan
kapasitif yang akan timbul bila terminal tersebut terbuka (open circuit). Bila CVT
akan dipergunakan untuk keperluan PLC, maka terminal TFH dilepas dari
pentanahannya dan dihubungkan dengan peralatan pengaman (drain coil) dan LMU.
Pengaman CVT juga diperlukan untuk mengamankan transformator perantara
dengan memasang peralatan pengaman tegangan lebih Fs, untuk menghilangkan
tegangan lebih ke tanah, yang mungkin timbul dari elemen kondensator. Ditinjau
dari sistem PLC, kapasitor kopling mempunyai tugas utama untuk meneruskan
frekuensi tinggi dari terminal PLC ke SUTT.
13
Gambar 1.7 Blok Diagram kapasitor kopling
2. Wave trap
Istilah lain yang dipakai untuk menyebut alat ini adalah Band Trap, Line
Trap, Blocking Coil. Wave trap digunakan untuk melalukan sinyal informasi dari
terminal PLC ke saluran udara tegangan tinggi, maka sangat diharapkan agar saluran
transmisi tersebut tampak seperti dua buah terminal komunikasi, seperti yang sering
ditemui pada saluran ko- munikasi biasa. Keadaan ini sangat dibutuhkan oleh
semua jenis sistem komunikasi yang selalu menggunakan medium perambatan,
apakah udara, kabel dan atau saluran udara tegangan tinggi. Karena sistem PLC ini
menggunakan saluran udara tegangan tinggi sebagai media perambatannya, maka
keadaan atau kondisi saluran harus dijaga agar komunikasi ini tidak dipengaruhi
oleh kondisi-kondisi kesalahan atau perubahan yang terjadi pada sisi tegangan
tingginya. Untuk mempertahankan agar saluran transmisi tersebut betul-betul dapat
berfungsi sebagai antenna dengan tanpa adanya rugi-rugi sinyal perambatan, maka
wave trap dipasang secara seri antara saluran transmisi dengan peralatan gardu
induk. Tugas utama wave trap adalah untuk memblok sedemikian rupa sehingga
frekuensi tinggi yang membawa informasi, baik yang dipancarkan dari terminal PLC
maupun yang diterima dari terminal PLC lawannya, tidak disalurkan/mengalir ke
peralatan gardu induk. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, maka impedansi
14
wave trap harus dapat melalukan frekuensi rendah antara 50 ~ 60 Hz yang membawa
arus listrik untuk keperluan sistem tenaga listrik. Dengan demikian wave trap harus
mempunyai sifat berimpedansi rendah terhadap frekuensi jala-jala 50 Hz dan
berimpedansi tinggi terhadap frekuensi tinggi yang membawa sinyal informasi.
Karena pemasangan wave trap adalah secara seri dengan sistem tenaga listrik, maka
wave trap harus mampu mengalirkan arus listrik yang sesuai dengan kemampuan
dari penghantar/konduktor terhadap harga maksimum dari arus yang diijinkan.
Wave trap juga harus tahan terhadap tekanan-tekanan, baik berupa panas, maupun
mekanis yang ditimbulkan karena mengalirnya arus kerja yang cukup besar atau
karena adanya arus hubung singkat yang mungkin terjadi pada sisi tegangan
tingginya. Pada dasarnya wave trap adalah suatu rangkaian resonansi parallel, yang
terdiri dari tiga macam komponen seperti ditunjukkan dalam Gambar berikut.
Keterangan gambar :
1. Kumparan utama
2. Arrester
3. Tuning Unit
Kumparan Utama
15
kumparan utama ini akan dihasilkan suatu besaran induktansi dalam milli Henry
yang akan menghasilkan suatu resonansi untuk keperluan komunikasi. Tergantung
dari besarnya induktansi yang dibutuhkan, maka kumparan utama dapat dibuat
dalam bentuk silinder atau piringan.
Arrester
Alat ini berfungsi untuk mengamankan kumparan utama dan rangkaian penala pada
wave trap dari tegangan berlebihan yang mungkin terjadi akibat sambaran petir pada
saluran transmisinya. Untuk keperluan tersebut, alat ini dipasangkan secara parallel
dengan kumparan utama.
Tuning unit
Alat ini dihubungkan secara parallel dengan kumparan utama dan ditempatkan
dalam kumparan tersebut. Pada Gambar 4 memperlihatkan suatu kotak rangkaian
penala dan bagaimana alat ini harus disusun dalam suatu rangkaian, untuk
mendapatkan elemen penala yang berhubungan dengan lebar bidang frekuensi yang
akan di blok. Pemakaian alat ini adalah untuk menyediakan harga impedansi
secukupnya dari suatu wave trap, yaitu apakah untuk memblok satu macam
frekuensi saja atau dua macam frekuensi.
Menurut keperluan bidang frekuensi yang akan diblok, ada empat jenis wave
trap, yaitu :
a. tanpa penala
b. meredam satu macam frekuensi (Gambar a)
c. meredam dua macam frekuensi (Gambar b)
d. meredam banyak macam frekuensi
16
Gambar 1.9 Diagram WT untuk meredam satu frekuensi
Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas diatas, peralatan LMU ini dilengkapi dengan
komponen sebagai berikut :
a. Transformator penyeimbang
b. Kumparan
17
c. Peralatan pengaman
d. Kondensator
e. Hybrid
Berdasarkan frekuensi kerja yang digunakan, LMU dibagi dalam tiga macam :
Gambar 1.12 LMU dengan dua frekuensi dari satu kabel coaxial
Gambar 1.13 LMU dengan dua frekuensi dari dua kabel coaxial
4. Protective device
Protective device berfungsi untuk menyalurkan arus yang tembus keluar dari kopling
kapasitor ke tanah. Arus yang dimaksud adalah arus rendah 50hz yang tidak
18
diperoleh dari perlatan PLC. Pernagktan ini juga berfungsi sebagai pegaman
terhadap sisi tegangan rendah yang berasal dari sisi tegangan tinggi, oleh sebab itu
rangkaian ini harus dihubungkan singkat ke bumi.
19
Gambar 1.15 Sistem LAN pada rumah
2.6
20
Cara Kerja
21
Kemudian sinyal didistribukan melalui jala-jala listrik atau kabel coaxial sesuai
dengan kebutuhan dan jarak yang ingin dijangkau. Setelah dari outlet (colokan) listrik
kita gunakan adapter dan kabel eternet untuk menyalurkan sinyal data ke komputer.
Dengan konfigurasi seperti ini seluruh bangunan utama dan yang terkait sudah
mendapatkan distribusi data atau siap untuk melakukan koneksi Internet.
Teknologi komunikasi melalui kabel bisa menggunakan daya kabel listrik rumah
sebagai media transmisi. Biasanya rumah-mengontrol perangkat komunikasi
melalui kabel yang beroperasi dengan modulasi dalam gelombang pembawa
antara 20 dan 200 kHz ke kabel rumah tangga di pemancar.
22
Komunikasi Jalur Listrik di Jalur-Sempit dengan Kecepatan Tinggi - Distribution
Line Carrier (DLC)
23
frekuensi pembawa HF ini akan berada dalam kisaran 0 hingga
+32 dbW . Kisaran ini diatur sesuai dengan jarak antar gardu.
A. Manfaat
24
B. KENDALA PLC
25
Gambar 1.22 Sinyal peredaman sebagai fungsi jarak
Disturbansi
Pada system PLC juga sering terjadi berbagai macam disturbansi dari
jaringan. Jaringan tegangan rendah tidak dapat membangun transmisi data
dan ada beberapa kerugian untuk pemakaian dalam telekomunikasi.
Karena itu jaringan PLC kelihatan menjadi lebih terganggu dari pada
jaringan komunikasi kawat lainnya. Karena aturan regulasi yang ketat
untuk radiasi elektromagnetik dari jaringan Power Line Communication
terhadap lingkungan, system ini harus bekerja dengan memanfaatkan
saluran listrik untuk menumpangkan sinyal suara dan data, tentunya
dihadapkan kendala-kendala yang cukup rumit. Hal ini disebabkan
berbagai kenyataan bahwa Power Line Communication mengambil tempat
secara langsung pada jaringan dimana kebanyakan dari peralatan listrik
rumah tangga dioperasikan, akibatnya level noise pada jaringan akan
menjadi tinggi. Level noise bergantung pada sejumlah keadaan, seperti
alam dan sumber-sumber buatan dari radiasi elektromagnetik, struktur
fisik dan parameter jaringan.
Beberapa kendala aplikasi yang terkait dengan jaringan listrik adalah
noise, disturbansi dan atenuasi, tentunya hal ini akan mempengaruhi
kualitas dari pengiriman suara dan data, sehingga diperlukan suatu metode
modulasi yang mampu memberikan solusi pemecahannya, daya sinyal
yang sangat rendah. Hal itu membuat lebih sensitive terhadap disturbansi
dan system transmisi PLC harus menghadapi masalah ini. Sampai kini
Signal Noise to ratio cukup untuk menghindari disturbansi dalam jaringan,
namun tidak ada pemakaian metode khusus untuk melawan disturbansi.
26
Cara menambahkan sinyal internet ke jala jala listrik.
Untuk menumpangkan sinyal listrik ke jala jala listrik digunakannya PLCC terminal.
Tipe tipe dari terminal ini juga ada banyak, contohnya adalah ETL600 dari ABB group.
Dalam PLCC terminal ini tersambunglah sumber internet, seperti PBX, Modem internet,
master internet.
o ETL600
Modulasi FSK
Frequency Shift Key (SFK) adalah modulasi digital yang perubahan
frekuensi pada carier sesuai dengan sinyal berupa bit-bit yang diinputkan.
Dalam sistem SFK, menyatakan data biner digital 0 dan 1 kedalam dua
buah level frekuensi sinyal analog yang berbeda.
27
Gambar 1.25 Modulasi Frequency Shift Keying
Pembangkit FSK terdiri dari dua osilator lokal yang mempunyai frekuensi
berbeda, yaitu f1 dan f2. Apabila masukan diberi logika high, maka
osilator dengan frekuensi f1 akan ON, dan osilator f2 akan OFF. Apabila
masukan diberi logika low maka osilator frekuensi f2 akan ON, dan
osilator f1 akan OFF.
Selama sinyal biner berubah dari logika low ke high, atau sebaliknya.
Maka frekuensi output pada modulasi berpindah-pindah diantara dua
frekuensi, yaitu mark (frekuensi logika high) dan space (frekuensi logika
low). Dalam modulasi FSK frekuensi output berubah setiap kondisi input
biner.
28
sinkronisasi untuk kedua osilator pada tiap pensinyalan frekuensi, maka
digunakan Phase Locked Loop (PLL).
Sinyal masuakan PLL diterima oleh detektor fasa, sedangkan sinyal VCO
yang diumpan kembali (feedback) merupakan sinyal mesukan
pembanding. Jika kedua sinyal beselisih fasa maka detector mengeluarkan
tegangan searah (DC), besar tegangan ini merupakan tegangan error
berbanding lurus dengan besar selisih fasa. Tegangan error ini dikuatkan,
lalu diumpankan ke VCO, guna mengendalikan VCO, agar terkunci ada
frekuensi masukan.
29