Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batu saluran kemih (urolithiasis) merupakan adanya batu di dalam saluran kemih, mulai
dari ginjal hingga uretra. Komposisi yang terbentuk dapat terdiri atas salah satu atau
campuran asam urat, kalsium oksalat, kalsium fosfat, sistin, struvit, atau xantin.
Prevalensi batu saluran kemih bervariasi dari 1% hingga 20%. Di negara-negara dengan
standar kehidupan yang tinggi seperti Swedia, Kanada atau Amerika Serikat, prevalensi batu
ginjal sangat tinggi (> 10%). Untuk beberapa daerah kenaikan lebih dari 37% dalam 20 tahun
terakhir. Sedangkan di Asia sekitar 1% - 19,1 % dari populasi menderita batu saluran kemih.
Insiden urolithiasis mencapai puncaknya pada populasi berusia 30 tahun dan lebih banyak
diderita oleh laki-laki daripada perempuan. Di Indonesia batu saluran kemih merupakan
penyakit urologi kedua terbanyak di Indonesia setelah infeksi saluran kemih dan penyakit
terbanyak di antara penyakit-penyakit yang memerlukan tindakan di bidang urologi.
Insidensi dan prevalensi batu saluran kemih di Indonesia belum pasti namun menurut
penelitian yang dilakukan di rumah sakit Arifin Ahmad tahun 2010-2016, didapatkan 1.418
pasien dengan batu saluran kemih yang terdiri dari 951 (67,1%) laki-laki dan 467 (32,9%)
perempuan dengan rasio 2:1. Jumlah pasien terbanyak pada kelompok umur 40-49 tahun
sebanyak 407 orang (28,7%), dan yang paling sedikit pada kelompok umur <20 tahun
sebanyak 27 orang (1,9%).
Penyebab urolithiasis masih belum diketahui dengan pasti, namun terdapat beberapa
faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya urolithiasis seperti faktor geografis, iklim, etnis,
pola makan, jenis kelamin, usia, pola makan, pekerjaan, adanya riwayat terdahulu ataupun
adanya riwayat batu saluran kemih di keluarga.. Risiko kekambuhan pada dasarnya
ditentukan oleh penyakit atau kelainan yang menyebabkan pembentukan batu.
Batu dapat diklasifikasikan menjadi yang disebabkan oleh infeksi, atau penyebab non-
infeksi, cacat genetik atau efek obat yang merugikan. Komposisi urin menentukan
pembentukan batu, berdasarkan tiga faktor, yakni berlebihnya komponen pembentukan batu,
jumlah komponen penghambat pembentukan batu dan pemicu seperti natrium dan urat.
Komplikasi dari urolithiasis akan menyebabkan terjadinya Batu yang terbentuk dapat
memenuhi seluruh pelvis renalis sehingga dapat menyebabkan obstruksi total pada ginjal,
penderita yang berada pada tahap ini dapat mengalami retensi urin sehingga pada fase lanjut
ini dapat menyebabkan hidronefrosis dan akhirnya jika terus berlanjut maka dapat
menyebabkan gagal ginjal.

Anda mungkin juga menyukai