Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. WINDIKA UTAMA SEMARANG”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi (PO)

Dosen Pengampu : Ayu Oktaviani S.E., M.Si., Ak.

Disusun oleh Kelompok 10:

Dian Tanasia (1810313120031)


Elisabeth Ananda Dela Putri Puspitasari (1810313120033)
Rahma Dewi Utami (1810313120051)
Rebecha Priscilla (1810313120054)
Rovi Rohhimatul Chasanah (1810313120049)
Vella Anggraini (1810313120044)

Kelas B

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami limpahan nikmat sehat –
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Motivasi Kerja Karyawan PT.
Windika Utama Semarang” untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi
(PO).

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen Perilaku Organisasi (PO) kami Ibu Ayu Oktaviani S.E., M.Si., Ak. yang telah
memberikan kami kesempatan dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Banjarmasin, 18 September 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………… 1
C. Tujuan Pembahasan …………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………………………
B. Saran ……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap organisasi tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapainya.


Tujuan-tujuan itu diraih dengan cara memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada, salah
satunya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia sebagai salah satu sumber
daya organisasi atau perusahaan yang penting bagi keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuan-tujuannya. Asset organisasi paling penting yang harus dimiliki oleh
perusahaan dan sangat diperhatikan oleh manajemen adalah aset manusia dari organisasi
tersebut.

Pada hakikatnya, setiap pekerja dalam suatu organisasi ingin mendapatkan


pekerjaan yang layak serta kompensasi yang setara dengan apa yang ia kerjakan.
Kompensasi dapat berupa finansial maupun nonfinansial. Kompensasi secara finansial
dapat berupa gaji, THR, dana pensiun, asuransi, dan lain sebagainya. Berbeda halnya
dengan kompensasi nonfinansial, yang berupa dorongan/motivasi dalam pekerjaannya,
rasa aman, nyaman, dan tentram di lingkungan kerja, serta rasa ingin dihargai
keberadaannya oleh seluruh anggota perusahaan dimana ia bekerja. Motivasi karyawan
juga merupakan salah satu hal yang penting yang harus muncul dalam proses pencapaian
tujuan perusahaan.

PT. Windika Utama Semarang merupakan salah satu perusahaan yang


menerapkan program peningkatan motivasi pegawainya secara baik. Mereka menerapkan
cara-cara agar karyawannya dapat meningkatkan produktivitas yang lebih baik untuk
mencapai tujuan perusahaan. Prinsip dan tujuan dari program-program motivasi kerja di
lingkungan perusahaan ini adalah bagaimana menjadikan karyawan/tenaga kerja
merupakan asset atau bagian dari perusahaan dan bukan merupakan alat produksi,
sehingga karyawan merasa dirinya adalah bagian dari perusahaan. Hal ini sejalan dengan
apa yang dipelajari dalam PO yaitu motivasi kerja karyawan yang tinggi dapat
berpengaruh bagi kepuasan kerja karyawan di sebuah perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu PT. Windika Utama Semarang?
2. Bagaimana Upaya Manajemen PT. Windika Utama Semarang dalam
Memotivasi Karyawannya?
3. Bagaimana Peraturan Jam Kerja di PT. Windika Utama Semarang?
4. Bagaimana Saluran Komunikasi PT. Windika Utama Semarang?
5. Apa saja Hambatan/Kendala yang dihadapi Manajemen PT. Windika
Utama Semarang dalam memotivasi kerja karyawan?
6. Bagaimana Pendapat Kelompok 10 tentang Contoh Kasus Motivasi Motivasi
Kerja Karyawan pada PT. Windika Utama Semarang?
7. Bagaimana Analisis oleh Kelompok 10 tentang Upaya-Upaya Manajemen PT.
Windika Utama Semarang dalam Memotivasi Karyawannya?

C. Tujuan Pembelajaran

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar mahasiswa mampu


mengetahui tentang :
1. Mengenal PT. Windika Utama Semarang.
2. Mengetahui upaya Manajemen PT. Windika Utama Semarang dalam
Memotivasi Karyawannya.
3. Mengetahui peraturan Jam Kerja PT. Windika Utama Semarang
4. Mengetahui saluran Komunikasi PT. Windika Utama Semarang
5. Mengetahui Hambatan /Kendala yang dihadapi Manajemen PT. Windika
Utama Semarang dalam memotivasi kerja karyawan.
6. Mengetahui pendapat Kelompok 10 tentang Contoh Kasus Motivasi Motivasi
Kerja Karyawan pada PT. Windika Utama Semarang
7. Mengetahui analisis oleh Kelompok 10 tentang Upaya-Upaya Manajemen PT.
Windika Utama Semarang dalam Memotivasi Karyawannya

BAB II
PEMBAHASAN

A. Contoh Kasus tentang Motivasi Kerja Karyawan pada PT. Windika Utama
Semarang

1. Mengenal PT. Windika Utama Semarang

 Letak Perusahaan

PT. Windika Utama Semarang berlokasi di Jl. Beringin Raya No. 37 Kelurahan
Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah. Kondisi alam sekitarnya
berupa tanah perbukitan dengan terdapat banyak pepohonan disekitarnya, dekat
dari pemukiman penduduk, mudah dijangkau dengan transportasi yang ada (jalan
beraspal, angkutan umum mudah), tenaga kerja memadai dari daerah sekitar dan
sumber bahan baku rajungan yang telah direbus dapat dengan mudah diperoleh dari
daerah- daerah sekitar, bahkan dari daerah luar Jawa dengan penanganan bahan baku
optimal.
Dengan lokasi demikian, bagi perusahaan maupun pekerja sangat
menguntungkan, yaitu lingkungan dengan udara sejuk akan semakin mendukung proses
pengalengan dan menambah kenyamanan karyawan dalam bekerja atau saat istirahat,
sehingga dengan kondisi alam yang demikian diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas kerja para karyawannya. Adanya perumahan di sekitar pabrik akan
menguntungkan karyawan untuk bisa tinggal di sekitar lokasi pabrik sehingga lebih
tenang dalam bekerja.
PT. Windika Utama Semarang adalah perusahaan perikanan yang menghasilkan
produk berupa rajungan kaleng dengan sasaran pasar adalah Amerika Serikat, Uni Eropa
dan Jepang. PT. Windika Utama Semarang berdiri sejak tahun 1992 berdasar pada akte
notaris no. 63, hari Jum’at, tanggal 31 Januari 1992 dengan lembaran berita
Negara tanggal 11 Desember 1992 No. 99 dengan nama perseroan terbatas “PT.
Windika Utama” yang berkedudukan di Semarang- Jawa Tengah.

 Adapun Visi dan Misi dari perusahan itu sendiri adalah :

a. Visi :
1) Raja perikanan dunia (king of fisheries in the world).
2) Mempertahankan bisnis yang digeluti sampai ke anak cucu.
3) Meningkatkan taraf hidup keluarga besar Windika Utama.

b. Misi :
1) Menguasai bisnis perikanan di seluruh wilayah Indonesia sebagai langkah
awal dalam rangka untuk ekspansi ke wilayah di luar Indonesia (Go
International).
2) Memperluas market dan meningkatkan volume penjualan (ekspor) ke berbagai
negara diseluruh dunia.

2. Struktur Organisasi
PT. Windika Utama Semarang dipimpin oleh Factory Manager yang
membawahi 7 (tujuh) departemen dan ketujuh departemen itu dipimpin
oleh seorang manager yang dibantu oleh staff (bagan terlampir).

3. Upaya Manajemen PT. Windika Utama Semarang dalam Memotivasi Karyawannya

Untuk mencapai tingkat motivasi kerja yang tinggi atau yang diinginkan
perusahaan, maka pihak manajemen PT. Windika Utama Semarang melakukan upaya
dan program-program peningkatan motivasi guna tercapainya produktivitas kerja
karyawannya. Prinsip dan tujuan dari program – program motivasi kerja di lingkungan
perusahaan adalah bagaimana menjadikan karyawan / tenaga kerja merupakan asset
atau bagian dari perusahaan dan bukan merupakan alat produksi, sehingga karyawan
merasa sebagai bagian dari perusahaan. Adapun berbagai upaya yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan yang berkelanjutan guna menumbuhkan, mempertahankan, dan
meningkatkan motivasi kerja kayawannya adalah sebagai berikut :

 Segala ketentuan pemerintah mengenai ketenagakerjaan sepenuhnya


dijalankan dan diterapkan dilingkungan kerja PT. Windika Utama
Semarang oleh manajemen perusahaan, sehingga tidak ada keluhan dari para
karyawan tentang hal-hal yang sudah ditentukan (normatif).

 Disamping kompensasi berupa gaji (normatif), manajemen PT. Windika


Utama Semarang juga memberikan kebijakan berupa uang makan dan uang
transport kepada seluruh karyawannya. Hal ini dilakukan guna memberikan
kompensasi lebih, bukan hanya sekedar memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh pemerintah, akan tetapi guna memberikan dorongan agar timbul motivasi
kerja, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

 Bagi karyawan yang mempunyai masa kerja lama, mendapatkan kebijakan


tunjangan masa kerja yang besarnya sesuai dengan masa kerja karyawan yang
bersangkutan. Hal ini sesuai dengan teori Maslow dalam Stephen P. Robins
(1996 : 2000), yaitu dengan memberikan kebijakan tunjangan masa kerja
yang termasuk dalam kebutuhan order rendah terutama dipenuhi secara
internal (dengan upah, kontrak serikat buruh, dan masa kerja). Disamping itu,
perusahaan juga memberlakukan sistem penggajian/kompensasi khusus/tertentu,
dimana karyawan yang rajin dan bekerja melebihi target yang telah ditentukan
akan mendapatkan gaji yang lebih banyak dari karyawan yang bekerja biasa –
biasa saja. Hal ini dapat menciptakan dan memacu motivasi kerja karyawan
yang cukup signifikan.
 Pada bagian-bagian atau unit-unit kerja tertentu diberikan insentif karena
pertimbangan tanggung jawab dan resiko tertentu, dimana bagian – bagian
tesebut memiliki resiko dan tanggung jawab yang sangat besar dan
beresiko terhadap produk akhir / finished good. Hal ini sesuai dengan
pendapat Maslow dalam Desler (1992 : 331) yaitu secara teoritis motivasi
terbentuk karena manusia memiliki lima kategori kebutuhan pokok, dalam hal
ini termasuk dalam kategori kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan
perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
 Guna menjaga kesehatan para karyawannya, diberikan minuman susu dan
fasilitas general check up sekali dalam setahun. Hal ini dimaksudkan
untuk menjaga kesehatan karyawan dan memantau perkembangan kondisi
kesehatan karyawan, sehingga diharapkan dengan program ini karyawan tidak
khawatir bekerja dalam ruangan dingin dan menggunakan bahan – bahan
kimia tertentu karena dijamin kesehatannya. Sedangkan biaya pengobatan bagi
karyawan yang sakit akan ditanggung oleh perusahan dengan proporsi biaya yang
sudah ditentukan oleh pusahaan. Dalam hal ini manajemen PT. Windika Utama
Semarang sesuai dengan teori kebutuhan Maslow dalam Desler (1992 : 331)
yaitu kebutuhan fisiologis; kebutuhan untuk makan, minum, dan perlindungan
fisik.
 Secara periodik karyawan dirolling guna menghindari kejenuhan dalam
melakukan pekerjaannya. Rolling ini dimaksudkan agar kondisi lingkungan
kerja karyawan selalu berubah, sehingga tidak monoton.
 Disamping Tunjangan Hari Raya (THR) yang bersifat normatif, setiap tahun
karyawan juga diberikan bonus kinerja yang besarnya disesuaikan dengan masa
kerja dan prestasi kerja. Pemberian bonus terhadap karyawan ini sesuai dengan
teori harapan yang dikemukakan oleh Stephen P. Robins (1996 : 215) yang
berargumen bahwa kekuatan cenderung untuk bertindak dalam suatu cara
tertentu tergantung pada kekuatan suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan
diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut
bagi individu yaitu dengan memberikan bonus terhadap karyawan. Hal ini
mampu memacu motivasi kerja karyawan perusahaan.
 Perusahaan mengadakan rekreasi bagi seluruh karyawan setiap tahun
dengan tujuan refreshing dan meningkatkan kebersamaan sesuai kondisi
perusahaan.
 Perusahaan memberangkatkan haji karyawan setiap tahunnya dengan
teknik undian yang dapat diikuti seluruh karyawan pada semua jenjang / level.
Disamping itu, dalam setiap peringatan hari besar Islam, perusahaan selalu
memperingatinya guna menanamkan dasar keimanan pada karyawan supaya
lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dan memupuk rasa kebersamaan guna
meningkatkan motivasi dan kinerja para karyawannya.
 Guna pertimbangan pengabdian pada lingkungan, perusahaan mempunyai
program-program “corporate social responsibility”, antara lain dengan
memberikan sumbangan pembangunan masjid, pengaspalan jalan, memberikan
sumbangan jika ada pengajian, memberikan daging kurban pada saat Idul
Adha kepada warga, dan menarik karyawan di sekitar lingkungan pabrik untuk
bekerja.
 Guna memacu produktivitas, perusahaan menerapkan sistem target dan
memberikan reward bagi kelompok kerja yang mampu memenuhi atau melebihi
target yang ditetapkan dan memberikan treatment / perlakuan khusus bagi
kelompok yang tidak memenuhi target kerja yang sudah ditentukan oleh
manajemen perusahaan.
 Secara periodik berdasar kriteria khusus, perusahaan menunjuk karyawan
terbaik / teladan dalam setiap levelnya, diberikan penghargaan (piagam,
piala, uang, dll), serta foto dipasang di ruang tamu perusahaan. Hal ini
sesuai dengan pendapat McClelland dalam Stephen P. Robins (1996 : 205)
bahwa, peraih prestasi tertinggi memperbedakan diri mereka dari orang- orang
lain oleh hasrat mereka untuk menyelesaikan hal-hal dengan lebih baik.
Dengan cara ini diharapkan mampu memacu motivasi berprestasi dan
menciptakan situasi kerja yang kompetitif dan diharapkan karyawan termotivasi
untuk menjadi yang terbaik.
 Guna mempertahankan dan meningkatkan motivasi kerja menuju
produktivitas perusahaan, yang terpenting adalah bagaimana perusahaan
berusaha menciptakan situasi dan iklim yang kondusif bagi seluruh
karyawan untuk bekerja, menyediakan fasilitas-fasilitas kerja yang
memadai dan memenuhi syarat, melindungi pekerja / karyawan dalam program
asuransi (kecelakaan kerja, pemeliharaan kesehatan dan pensiun), sehingga
segenap karyawan dapat berinovasi dan berkreasi dalam rangka
mengaktualisasikan diri. Keamanan, kenyamanan dan kebersihan tempat kerja
juga merupakan prioritas yang sangat diutamakan.
 Bagi karyawan perusahaan yang melahirkan, menikah, orang tua /
keluarga meninggal dunia, dan sejenisnya, perusahaan memberikan
bantuan baik berupa uang suka maupun uang duka dengan jumlah yang cukup
sebagai bentuk apresiasi perusahaan kepada karyawan (karyawan merupakan
asset bukan alat).
 Perusahaan juga mendirikan koperasi meliputi usaha unit toko dan simpan
pinjam. Seluruh karyawan menggunakan fasilitas koperasi untuk memenuhi
kebutuhannya (baik berupa uang, sembako, maupun guna memenuhi kebutuhan
lainnya).
 Guna memupuk rasa kebersamaan dan kekompakan kerja, dalam
peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia, juga diadakan berbagai
macam lomba antara lain ; karaoke, bulutangkis, tenis meja, voli, dll. yang
diselenggarakan dan diikuti oleh seluruh karyawan.

4. Peraturan Jam Kerja PT. Windika Utama Semarang

Berdasarkan pengamatan dan observasi langsung yang dilakukan pada bulan


Agustus 2006 di lingkungan pabrik PT. Windika Utama Semarang, seluruh
karyawan pada saat jam kerja bekerja semua sesuai dengan bidang tugasnya masing-
masing.

Jam kerja yang ditetapkan oleh pihak perusahaan PT. Windika Utama Semarang
yaitu :

 Hari Senin – Jum’at : 08.00 – 16.00 WIB


 Hari Sabtu : 08.00 – 14.30 WIB.
Selebihnya diperhitungkan overtime / lembur yang dibayar sesuai dengan
ketentuan Departemen tenakerja (Depnaker) / Pemerintah.

Efisiensi dan efektivitas kerja terlihat pada semua unit kerja, sehingga tidak
kelihatan ada karyawan yang tidak bekerja. Pada saat jam istirahat (jam 12.00 –
13.00), seluruh karyawan tidak boleh ada yang berada dalam ruang kerjanya dan
perusahaan menyediakan tempat istirahat bagi karyawan yang cukup luas dengan
kualitas bangunan yang representatif.

5. Saluran Komunikasi PT. Windika Utama Semarang

 Perusahaan melalui departemen personalia mempunyai beberapa saluran


komunikasi guna mengetahui dan menyerap keluhan, kritik, dan saran
dari seluruh karyawan antara lain :
 Meeting koordinasi dan konsolidasi pada semua bagian dan departemen yang
diselenggarakan secara periodik (minimal 1 bulan 1 x) yang diikuti seluruh
karyawan pada bagian tersebut dan dipimpin oleh Kepala Bagian / Supervisor.
 Setiap minimal 2–3 bulan diadakan dialog dan konsolidasi yang dihadiri oleh
seluruh manager dan seluruh karyawan sampai pada level terbawah guna
mengetahui perkembangan pekerjaan, menginformasikan tentang kondisi
perusahaan, menyerap aspirasi dan keluhan.
 Perusahaan menyediakan kotak saran yang boleh diisi oleh seluruh karyawan
dan ditempatkan pada tempat yang srategis di pabrik.
 Adanya majalah dinding dan papan informasi yang berisi tulisan, saran, dll.
dari karyawan dan informasi mengenai perusahaan.

Dari berbagai alat saluran komunikasi tersebut, tidak pernah dijumpai


ketidakpuasan karyawan, komplain yang serius atas kinerja manajemen
perusahaan, bahkan isi dari saran, usulan dll. merupakan dukungan dan beberapa
masukan sangat positif guna kemajuan bersama.

Perusahaan senantiasa menginformasikan perkembangan dan kondisi


perusahaan secara kontinyu kepada seluruh karyawan tanpa kecuali menjelaskan
visi, misi, dan tujuan perusahaan, hal ini dimaksudkan agar karyawan tidak hanya
bekerja dan terjebak rutinitas tetapi mengetahui segala hal tentang perusahaan,
sehingga dapat ditumbuhkan rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan
karena karyawan dipandang sebagai asset bukan alat produksi dan karyawan merasa
bagian dari perusahaan.

6. Hambatan /Kendala yang dihadapi Manajemen PT. Windika Utama Semarang


dalam memotivasi kerja karyawan.

Dalam kenyataan, kendala / hambatan yang dihadapi oleh manajemen PT.


Windika Utama Semarang, kaitannya dengan motivasi kerja karyawan yaitu sebagai
berikut :

 Mengingat motivasi kerja karyawan PT. Windika Utama yang saat ini tergolong
cukup tinggi, kendala atau lebih tepatnya – tantangan yang dihadapi oleh
pihak manajemen perusahaan adalah bagaimana mempertahankan dan
meningkatkan motivasi kerja karyawan yang sudah dalam kategori cukup tinggi
itu.
 Terdapat beberapa karyawan sudah cukup tua, sehingga tingkat poduktivitasnya
menurun karena motivasi kerjanya juga rendah.
 Sehubungan dengan adanya pogram kesejahteraan karyawan yang terbagi
menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Bersifat ketentun (normatif); merupakan prasyarat yang diatur dalam UU
ketenagakerjaan.
b. Bersifat kebijakan (non normatif); merupakan kebijaksanaan dari perusahaan
dan tidak disyaratkan UU ketenagakerjaan dan diterapkan murni sebagai
wujud apresiasi perusahaan terhadap karyawan. Dari cukup banyaknya
program non normatif / kebijakan perusahaan oleh sebagian karyawan
yang kurang memahami kebijakan tersebut dianggap sebagai keharusan
/ normatif dan harus diberikan, sehingga ketika perusahaan tidak
memberikan kebijakan tertentu, dianggap kurang tepat oleh karyawan.
 Terdapat karyawan dalam bekerja motivasi kerjanya rendah dan kurang
peduli terhadap visi dan misi perusahaan. Hal ini dalam beberapa kasus / masalah
disebabkan karena karyawan tersebut mempunyai permasalahan diluar pekerjaan
yang berimbas pada motivasi kerja karyawan tersebut di pekerjaan yang
dikerjakannya mengalami penurunan / menurun. Hal ini jika tidak segera
diatasi maka akan berakibat tidak baik bagi perusahaan, khususnya dalam hal
produktivitas kerja.

7. Pendapat Kelompok 10 tentang Contoh Kasus Motivasi Motivasi Kerja Karyawan pada
PT. Windika Utama Semarang

Menurut kelompok kami, PT. Windika Utama Semarang sudah cukup baik
dalam memotivasi para karyawannya. Mereka telah menggunakan cara yang
efektif dan efisien dalam penerapannya. Seperti yang kita telah ketahui, motivasi
karyawan dalam sebuah perusahan itu sangat penting agar karyawan tersebut dapat
meningkatkan produktivitas kerjanya menjadi lebih baik. Produktivitas yang tinggi
dipengaruhi oleh motivasi kerja karyawan yang nantinya akan memunculkan
sebuah kepuasan kerja. Maka dari itu, PT. Windika Utama dapat dikatakan sebagai
salah satu perusahaan yang berhasil menerapkan kegiatan-kegiatan yang bersifat
mendukung kegiatan operasional perusahaan. Melalui upaya atau program-
program peningkatan motivasi kerja karyawannya, menjadikan karyawan tak
hanya sebagai asset produksi (sumber daya manusia) melainkan bagian
yang penting dalam keberlangsungan hidup perusahaan.

8. Analisis oleh Kelompok 10 tentang Upaya-Upaya Manajemen PT. Windika Utama


Semarang dalam Memotivasi Karyawannya.
 Segala ketentuan pemerintah mengenai ketenagakerjaan sepenuhnya
dijalankan dan diterapkan di lingkungan kerja PT. Windika Utama Semarang
oleh manajemen perusahaan, sehingga tidak ada keluhan dari para karyawan
tentang hal-hal yang sudah ditentukan (normatif).
(Teori Motivasi Hygiene Herzberg {DUA FAKTOR} = karena Herzberg
mengusulkan bahwa signifikansi hubungan antara kepuasan kerja dan
motivasi yang tinggi seperti kebijakan perusahaan).
 Di samping kompensasi berupa gaji (normatif), manajemen PT. Windika Utama
Semarang juga memberikan kebijakan berupa uang makan dan uang transport
kepada seluruh karyawannya. Hal ini dilakukan guna memberikan kompensasi
lebih, bukan hanya sekedar memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
pemerintah, akan tetapi guna memberikan dorongan agar timbul motivasi kerja,
yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
(Teori Hierarki Kebutuhan Maslow = karena masing-masing individu
mempunyai kebutuhan yang bermacam-macam yang dapat mempengaruhi
perilaku mereka dalam bekerja seperti Kebutuhan Fisiologis yang berupa
kebutuhan fisik seperti rasa lapar, haus, transportasi ke tempat kerja,
perumahan, pakaian dan sebagainya. Selain mendapatkan gaji, uang
makan dan transport sangatlah berguna bagi para karyawan karena
mereka sudah tidak pusing lagi memikirkan uang makan dan transport
karena sudah disediakan oleh perusahaan. Jadi karyawan juga harus
mampu memberikan feedback yang baik melalui ketekunan kerjanya untuk
perusahaan).
 Bagi karyawan yang mempunyai masa kerja lama, mendapatkan kebijakan
tunjangan masa kerja yang besarnya sesuai dengan masa kerja karyawan yang
bersangkutan.
(Hal ini sesuai dengan teori Maslow dalam Stephen P. Robins (1996 : 2000),
yaitu dengan memberikan kebijakan tunjangan masa kerja yang termasuk
dalam kebutuhan order rendah terutama dipenuhi secara internal
(dengan upah, kontrak serikat buruh, dan masa kerja). Di samping itu,
perusahaan juga memberlakukan sistem penggajian/kompensasi khusus/tertentu,
dimana karyawan yang rajin dan bekerja melebihi target yang telah ditentukan
akan mendapatkan gaji yang lebih banyak dari karyawan yang bekerja biasa–
biasa saja. Hal ini dapat menciptakan dan memacu motivasi kerja karyawan yang
cukup signifikan.
(Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dari hierarki yang berkaitan adalah
Kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan akan status atau kedudukan
yang dipandang baik, kehormatan diri, reputasi yang bagus karena
mengerjakan dengan rajin sehingga mendapatkan prestasi sebagai timbal
baliknya yaitu kompensasi yang lebih dari yang bekerja biasa biasa saja.)

 Pada bagian-bagian atau unit-unit kerja tertentu diberikan insentif karena


pertimbangan tanggung jawab dan resiko tertentu, dimana bagian– bagian tesebut
memiliki resiko dan tanggung jawab yang sangat besar dan beresiko terhadap
produk akhir/finished good. Hal ini sesuai dengan pendapat Maslow dalam
Desler (1992: 331) yaitu secara teoritis motivasi terbentuk karena manusia
memiliki lima kategori kebutuhan pokok, dalam hal ini termasuk dalam
kategori kebutuhan keamanan, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
ancaman, bahaya, pertentangan, perampasan, pemecatan
 Guna menjaga kesehatan para karyawannya, diberikan minuman susu dan fasilitas
general check up sekali dalam setahun. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kesehatan karyawan dan memantau perkembangan kondisi kesehatan karyawan,
sehingga diharapkan dengan program ini karyawan tidak khawatir bekerja
dalam ruangan dingin dan menggunakan bahan–bahan kimia tertentu karena
dijamin kesehatannya. Sedangkan biaya pengobatan bagi karyawan yang sakit
akan ditanggung oleh perusahan dengan proporsi biaya yang sudah ditentukan
oleh perusahaan.
(Dalam hal ini manajemen PT. Windika Utama Semarang sesuai dengan
teori kebutuhan Maslow dalam Desler(1992: 331) yaitu kebutuhan fisiologis;
kebutuhan untuk makan,minum, dan perlindungan fisik).
 Secara periodik karyawan dirolling guna menghindari kejenuhan dalam
melakukan pekerjaannya. Rolling ini dimaksudkan agar kondisi lingkungan kerja
karyawan selalu berubah, sehingga tidak monoton.
(Teori Kebutuhan Sosial Maslow karena dengan adanya rolling, para
karyawan dapat menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan
perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok rasa kekeluargaan,
persahabatan, dan kasih sayang.
Teori Motivasi Hygiene Herzberg {DUA FAKTOR} menyebutkan Herzbeg
mengusulkan bahwa signifikansi hubungan antara kepuasan kerja dan
motivasi yang meningkat seperti kondisi pekerjaan. Dengan suasana yang
baru, membuat motivasi karyawan menjadi meningkat).
 Di samping Tunjangan Hari Raya (THR) yang bersifat normatif, setiap tahun
karyawan juga diberikan bonus kinerja yang besarnya disesuaikan dengan masa
kerja dan prestasi kerja. (
(Pemberian bonus terhadap karyawan ini sesuai dengan teori harapan yang
dikemukakan oleh Stephen P.Robins (1996: 215) yang berargumen bahwa
kekuatan cenderung untuk bertindak dalam suatu cara tertentu
tergantung pada kekuatan suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan
diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran
tersebut bagi individu yaitu dengan memberikan bonus terhadap karyawan.
Hal ini mampu memacu motivasi kerja karyawan perusahaan.
Teori Motivasi Hygiene karena untuk timbal balik dari karyawan yang
telah bekerja dengan giat, dapat diberikan kepuasan untuk penambah
motivasi seperti bonus gaji).

 Perusahaan mengadakan rekreasi bagi seluruh karyawan setiap tahun dengan


tujuan refreshing dan meningkatkan kebersamaan sesuai kondisi perusahaan.
(Teori Hierarki Kebutuhan Sosial Maslow karena menjalin hubungan
dengan orang lain, perasaan memiliki dalam rasa kekeluargaan dan
persahabatan.
Teori Kebutuhan Akan Afiliasi McClelland karena adanya keinginan untuk
hubungan yang penuh persahabatan dan interpersonal yang dekat.)
 Perusahaan memberangkatkan haji karyawan setiap tahunnya dengan teknik
undian yang dapat diikuti seluruh karyawan pada semua jenjang/ level. Di
samping itu, dalam setiap peringatan hari besar Islam, perusahaan selalu
memperingatinya guna menanamkan dasar keimanan pada karyawan supaya
lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dan memupuk rasa kebersamaan guna
meningkatkan motivasi dan kinerja para karyawannya.
(Teori Hierarki Kebutuhan Sosial Maslow karena menjalin hubungan
dengan orang lain, perasaan memiliki dalam rasa kekeluargaan dan
persahabatan.
Teori Kebutuhan Akan Afiliasi McClelland karena adanya keinginan untuk
hubungan yang penuh persahabatan dan interpersonal yang dekat.)
 Guna pertimbangan pengabdian pada lingkungan, perusahaan mempunyai
program-program “corporate social responsibility”, antara lain dengan
memberikan sumbangan pembangunan masjid, pengaspalan jalan, memberikan
sumbangan jika ada pengajian, memberikan daging kurban pada saat Idul Adha
kepada warga, dan menarik karyawan di sekitar lingkungan pabrik untuk bekerja.
(Teori Hierarki Kebutuhan Sosial Maslow karena menjalin hubungan
dengan orang lain, perasaan memiliki dalam rasa kekeluargaan dan
persahabatan.
Teori Kebutuhan Akan Afiliasi McClelland karena adanya keinginan untuk
hubungan yang penuh persahabatan dan interpersonal yang dekat).
 Guna memacu produktivitas, perusahaan menerapkan sistem target dan
memberikan reward bagi kelompok kerja yang mampu memenuhi atau melebihi
target yang ditetapkan dan memberikan treatment/perlakuan khusus bagi
kelompok yang tidak memenuhi targetkerja yang sudah ditentukan oleh
manajemen perusahaan.
(Teori Kebutuhan Aktualisasi Diri Maslow karena dengan mencapai target
menjadi tantangan bagi diri sendiri untuk mempergunakan potensi ekspresi
diri dan melakukan apa yang paling cocok dengan diri mereka masing-
masing).
 Secara periodik berdasar kriteria khusus, perusahaan menunjuk karyawan
terbaik/teladan dalam setiap levelnya, diberikan penghargaan (piagam, piala,
uang, dll), serta foto dipasang di ruang tamu perusahaan.
(Hal ini sesuai dengan pendapat McClelland dalam StephenP. Robins (1996:
205) bahwa peraih prestasi tertinggi memperbedakan diri mereka dari
orang-orang lain oleh hasrat mereka untuk menyelesaikan hal-
haldenganlebih baik. Dengan cara inidiharapkan mampu memacu motivasi
berprestasi dan menciptakan situasi kerja yang kompetitif dan diharapkan
karyawan termotivasi untukmenjadi yang terbaik).

 Guna mempertahankan dan meningkatkan motivasi kerja menuju


produktivitas perusahaan, yang terpenting adalah bagaimana perusahaan berusaha
menciptakan situasi dan iklim yang kondusif bagi seluruh karyawan untuk
bekerja, menyediakan fasilitas-fasilitas kerja yang memadai dan memenuhi
syarat, melindungi pekerja/karyawan dalam program asuransi(kecelakaan kerja,
pemeliharaan kesehatan dan pensiun), sehingga segenap karyawan dapat
berinovasi dan berkreasi dalam rangka mengaktualisasikan diri. Keamanan,
kenyamanan dan kebersihan tempat kerja juga merupakan prioritas yang sangat
diutamakan.
(Hal ini sesuai dengan teori Hierarki Kebutuhan Maslow karena masing-
masing individu mempunyai kebutuhan yang bermacam-macam yang dapat
mempengaruhi perilaku mereka dalam bekerja seperti Kebutuhan
Fisiologis yang berupa kebutuhan fisik seperti rasa lapar, haus, transportasi
ke tempat kerja, perumahan, pakaian dan sebagainya. Serta kebutuhan
keamanan yang meliputi kebutuhan akan perlindungan dari bahaya).
 Bagi karyawan perusahaan yang melahirkan, menikah, orang tua/keluarga
meninggal dunia, dan sejenisnya, perusahaan memberikan bantuan baik
berupa uang suka maupun uang duka dengan jumlah yang cukup sebagai bentuk
apresiasi perusahaan kepada karyawan. (karyawan merupakan asset bukan alat).
(Teori Hierarki Kebutuhan Sosial Maslow karena masing-masing individu
mempunyai kebutuhan yang bermacam-macam yang dapat mempengaruhi
perilaku mereka dalam bekerja seperti Kebutuhan Fisiologis yang berupa
kebutuhan fisik seperti rasa lapar, haus, transportasi ke tempat kerja,
perumahan, pakaian dan sebagainya).
 Perusahaan juga mendirikan koperasi meliputi usaha unit toko dan simpan pinjam.
Seluruh karyawan menggunakan fasilitas koperasi untuk memenuhi
kebutuhannya (baik berupa uang, sembako, maupun guna memenuhi kebutuhan
lainnya).
(Teori Hierarki Kebutuhan Fisiologis Maslow karena masing-masing
individu mempunyai kebutuhan yang bermacam-macam yang dapat
mempengaruhi perilaku mereka dalam bekerja seperti Kebutuhan
Fisiologis yang berupa kebutuhan fisik seperti rasa lapar, haus, transportasi
ke tempat kerja, perumahan, pakaian dan sebagainya).
 Guna memupuk rasa kebersamaan dan kekompakan kerja, dalam peringatan
hari ulang tahun Republik Indonesia, juga diadakan berbagai macam lomba
antara lain; karaoke, bulutangkis, tenismeja, voli, dll. Yang diselenggarakan dan
diikuti oleh seluruh karyawan.
(Teori Hierarki Kebutuhan Sosial Manslow karena menjalin hubungan
dengan orang lain, perasaan memiliki dalam rasa kekeluargaan dan
persahabatan.
Teori Kebutuhan Akan Afiliasi McClelland karena adanya keinginan untuk
hubungan yang penuh persahabatan dan interpersonal yang dekat).

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Program-program motivasi kerja karyawan penting karena akan sangat berguna


untuk keberlangsungan hidup perusahaan. Manajemen harus dapat menempatkan
karyawan tak hanya sebagai karyawan yang bekerja untuk manajemen, tetapi
manajemen harus mampu menempatkan karyawan sebagai asset penting perusahaan
yang harus dijaga dan diberikan feedback yang nyata bukan hanya sebagai alat
produksi. Karena bagaimanapun karyawan adalah manusia yang juga mempunyai rasa
ingin dihargai, disayangi, maupun dilindungi. Dengan adanya program peningkatan
motivasi kerja karyawan, diharapkan produktivitas perusahaan akan lebih baik, serta
semangat dan kepuasan kerja karyawan akan mengalir dengan sendirinya. Apabila
karyawan bekerja dengan rasa suka, maka hasilnya akan memuaskan dari sisi profit
perusahaan.

b. Saran

Peningkatan motivasi karyawan PT. Windika Utama Semarang tidak akan luput
dari beberapa kendala. Kendala-kendala tersebut diharapkan dapat menjadi tolak ukur
manajemen lebih jauh lagi untuk mencapai sasaran yang lebih baik. Terkadang
kendala-kendala tersebut akan berdampak negatif bagi motivasi kerja karyawan.
Namun jika disiasati dengan benar, perusahaan akan mencapai titik keberhasilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Zakhyadi, dkk. 2005. Perilaku Organisasi. Bandung: Citapustaka media
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=http://lib.unnes.ac.id

Anda mungkin juga menyukai