Anda di halaman 1dari 29

93

BAB III

STUDI KASUS

A. Perumusan Masalah

Di PT. Karbindo Abesyapradhi penambangan batubara dilakukan dengan

sistem tambang terbuka metoda open pit dengan menggunakan alat-alat berat

untuk penambangan. PT. Karbindo Abesyapradhi mempunyai target produksi

overbuden 420.000 BCM/bulan, dan target produksi batubara 30.000 Ton/bulan.

dengan SR 1:14. Oleh karena itu diperlukan perencanaan penambangan yang baik

agar target produksi tersebut dapat tercapai.

Dalam usaha untuk mendukung tercapainya target produksi, maka harus

dilakukan kajian terhadap kebutuhan alat mekanis yang akan digunakan dengan

melihat performance nyata alat mekanis yang ada dilapangan. Performance alat

mekanis dilapangan dipengaruhi oleh keadaan lapangan itu sendiri, yang mana

selama ini target produksi overburden/bulan tidak pernah tercapai. Dikarenakan

beberapa faktor yang mempengaruhinya. Berrkaitan dengan diatas, maka penulis

melakukan penelitian tentang “Perencanaan Jumlah Alat Loading dan alat

Hauling Untuk Target Produksi Produksi Overburden 420.000 BCM/Bulan

di PT. Karbindo Abesyapradhi ”.


94

B. Batasan Masalah

Dalam studi kasus ini masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Membandingkan kapasitas produksi alat hauling

perbulan pada keadaan nyata dilapangan dengan mempehitungkan persentase

dari Mechanical Avability (MA) dan Use of Utilization (UA).

2. Jumlah kebutuhan alat loading dan alat hauling

yang diperlukan untuk menunjang tercapainya target produksi.

C. Landasan Teori

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Performance Alat Mekanis

Performance alat mekanis dapat dilihat dari kemampuan alat tersebut

dalam penggunaannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah

sebagai berikut :

a. Pola Penggalian dan

Pemuatan

Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi

maka pola pemuatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

waktu edar alat. Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi

lapangan operasi pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan

asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali-

muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan.


95

Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan

dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat

angkut maupun alat gali-muatnya. Pola pemuatan dapat dilihat dari

beberapa keadaan yang ditunjukkan alat gali-muat dan alat angkut, yaitu:

1) Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali-muat yang

berada di atas atau di bawah jenjang (Gambar 1).

a) Top Loading, yaitu alat gali-muat melakukan penggalian dengan

menempatkan dirinya di atas jenjang atau alat angkut berada di

bawah alat gali-muat.

b) Bottom Loading, yaitu alat gali-muat melakukan penggalian

dengan menempatkan dirinya di jenjang yang sama dengan posisi

alat angkut.

Sumber:
Top Loadingwww.wikipedia.com Bottom Loading
Gambar 40. Pola Pemuatan Berdasarkan Posisi Alat Gali-Muat
Terhadap Alat Angkut
96

2) Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat

angkut untuk dimuati terhadap posisi alat gali-muat (Gambar2 ).

a) Single Back Up, yaitu alat angkut memposisikan diri

untuk dimuati pada satu tempat sedangkan alat angkut berikutnya

menunggu alat angkut pertama dimuati sampai penuh, setelah alat

angkut pertama berangkat alat angkut kedua memposisikan diri

untuk dimuati sedangkan truk ketiga menunggu, dan begitu

seterusnya.

b) Double Back Up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk

dimuati pada dua tempat, kemudian alat gali-muat mengisi salah

satu alat angkut sampai penuh setelah itu mengisi alat angkut

kedua yang sudah memposisikan diri di sisi lain sementara alat

angkut kedua diisi, alat angkut ketiga memposisikan diri di tempat

yang sama dengan alat angkut pertama dan seterusnya.

Double Back Up Single Back Up


97

Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 41. Pola pemuatan Berdasarkan Jumlah Penempatan Alat Angkut

b. `Efisiensi Alat

Merupakan tingkat prestasi kerja alat yang digunakan untuk

melakukan produksi dari waktu yang tersedia.

Tabel 8
Efisiensi Keadaan Alat
Pemeliharaan Mesin
Kondisi
Baik Norma Buruk
Operasi Alat Sekali Baik l Buruk Sekali
Baik Sekali 0.83 0.81 0.76 0.7 0.63
Baik sekali 0.78 0.75 0.71 0.65 0.6
Normal 0.72 0.69 0.65 0.6 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk Sekali 0.52 0.5 0.47 0.42 0.32
(Sumber Ir. Rochmanhadi, 1983 : 22)

a. Mechanical Availability (MA)

Adalah faktor yang menunjukkan ketersediaan alat dengan

memperhitungkan waktu kerja yang hilang untuk perbaikan karena

alasan Mekanis.

W
MA = W +R X 100 % (Ir. Partanto, 2005 :179 )

b. Use of Utilization (UA)

Merupakan cara untuk menyatakan efisiensi kerja berdasarkan pada

keadaan alat standby, karena suatu alasan selain alasan mekanis.


98

W
UA = W +S x 100 % (Ir. Partanto, 2005 :179 )

c. Physicall Availability (PA)

Merupakan tingkat kesediaan alat untuk melakukan kegiatan produksi

dengan memperhitungkan kehilangan waktu karena alasan tertentu.

Kesediaan fisik dapat dirumuskan sebagai berikut:

W +S
x 100 %
PA = W +S +R

W +S
x 100 %
= T (Ir. Partanto,
2005 :179 )

d. Effective Utilization (EU)

Merupakan tingkat prestasi kerja alat, yaitu yang benar-benar

digunakan untuk melakukan produksi dari waktu yang tersedia, dapat

dirumuskan sebagai berikut:

W
x 100 %
EU = W +R+S (Ir. Partanto,
2005 :179 )

W
x 100 %
= T

e. Swell (pengembangan)
99

Sweell adalah pengembangan volume suatu material setelah

dipindahkan dari tempatnya. Di alam, material didapati dalam keadaan

padat. Sehingga hanya sedikit bagian-bagian kosong (void) yag terisi

udara diantara butir-butirya. Apabila material dagali dari tempat

aslinya, maka akan terjadi pengembangan volume. Untuk menyatakan

berapa besarnya pengembangan volume itu di kenal dengan istilah

SWELL FACTOR.

Tabel 9
Faktor Pengembangan
Macam material Density Swell Faktor
Tanah (Clay) 1.54 ton/m3 85%
3
Batuan (Stone) 2.42 ton/m 76%
3
Black Shale 1.68 ton/m 41%
Batubara (Coal) 1.28 ton/m3 80%
Sumber: PT. Karbindo Abesyapradhi, Tahun 2010

Keterangan

R = Jumlah Jam perbaikan (repair hours)

W = Jumlah Jam kerja alat (working hours)

S = Jumlah jam standby (Stand By hours)

T = ( W + R + S) (Ir. Partanto, 2005 :17 )

2. Waktu Edar

Pada saat ini tambang di Tiang Satu menerapkan sistem konvensional

dalam sistem produksinya. Menurut Partanto, dalam suatu sistem produksi

pada tambang terbuka yang menerapkan sistem konvensional


100

adalahmenggunakan dump truck dan excavator sebagai alat tambang utama.

Untuk kerja dump truck sebagai alat angkutnya sangat berperan dalam

pencapaian target produksi. Dapat juga dikatakan, dump truck adalah alat

yang fleksibel serta jumlah dan kapasitasnya dapat disesuaikan dengan alat

gali-muat yang melayaninya.

Produktivitas dump truck dipengaruhi oleh waktu edar, dimana

waktu edar dump truck tergantung pada jumlah dump truck yang dapat

dilayani oleh satu buah excavator. Menurut Partanto, waktu edar dump

truck adalah terdiri dari 4 (empat) segmen besar, yaitu

- loading time (waktu memuat, yaitu frekuensi pengisian dikali waktu

edar excavator),

- hauling time (waktu mengangkut),

- dumping time (waktu pembongkaran) dan return time (waktu

kembali).

Menurut Peurifoy, waktu edar dump truck terdiri dari 5 (lima) segmen, yaitu

ditambah dengan spoting at the excavator yang terdiri dari waktu manuver

dump truck di lokasi penggalian dan penimbunan serta waktu tunggu dump

truck sebelum diisi excavator.

Sedangkan waktu edar excavator terdiri dari :

- fill dipper (waktu pada saat excavator mengisi bucket),

- swing (waktu manuver bucket untuk mengisi bak dump truck),


101

- dump (waktu saat bucket menumpahkan galiannya ke bak dump truck),

- return (waktu excavator kembali mengisi bucket) dan

- delay (waktu tunggu excavator sebelum mengisi bak dump truck).

Excavator yang berfungsi sebagai alat gali dan alat muat dalam

kerjanya mengalami digging resistance, yaitu tahanan yang dialami oleh alat

gali pada waktu melakukan penggalian tanah. Tahanan ini disebabkan oleh :

a. Gesekan antara alat gali dan material yang digali, dimana semakin besar

kelembaban dan kekerasan butiran material semakin besar pula gesekan

yang terjadi.

b. Kekerasan material yang umumnya bersifat menahan masuknya alat gali

kedalam material.

c. Roughness (kekasaran) dan ukuran butiran material.

d. Adanya gaya adhesi antara material dengan alat gali dan kohesi antara

butiran-butiran material itu sendiri.

e. Berat jenis material.

Secara garis besar, waktu edar alat berat terdiri dari dua bagian, yaitu:

a) Waktu Tetap (Fixed Time)

b) Waktu Tidak Tetap (Variable Time)

Waktu tetap adalah waktu yang diperlukan untuk gerakan-gerakan

tetap. Besarnya hampir selalu konstan, walaupun ada perbedaan kondisi kerja,
102

pengaruhnya sangat kecil. Tiap-tiap jenis alat memiliki gerakan-gerakan

konstan yang berbeda-beda. Misalnya waktu tetap pada excavator adalah

mengayun (swing) baik dalam keadaan bermuatan maupun dalam keadaan

kosong. Untuk dump truck waktu tetapnya adalah membuang muatan.

Sedangkan waktu variabel adalah waktu yang diperlukan untuk

gerakan-gerakan tidak tetap. Waktu ini lebih banyak tergantung pada kondisi

pekerjaan. Misalnya untuk excavator, kekerasan material akan berpengaruh

terhadap waktu isi bucketnya.

Sedangkan untuk dump truck waktu angkut merupakan waktu yang

bervariasi sesuai dengan jenis permukaan jalan dan jarak angkut. Dengan

mengetahui waktu tetap dan waktu tidak tetap maka waktu edar dapat

dihitung. Waktu edar atau Cycle Time (CT) adalah jumlah waktu tetap dan

waktu tidak tetap.

D. Metodologi Pembahasan

Metodologi pemecahan masalah diperlukan agar proses pemecahan

masalah lebih terarah dan akan mempermudah dalam menganalisa langkah-

langkah penulisan yang diambil.

Metodologi pemecahan terdiri dari:

1. Pengambilan data.

a. Data primer.
103

Data primer merupakan data langsung yang diambil dari lapangan.

Adapun data primer meliputi waktu siklus alat berat dan waktu efektif

dari alat berat.

Waktu siklus dapat ditentukan dengan rumus :

Waktu siklus = Waktu tetap + waktu tidak tetap ( Sumber : Rochmanhadi

1992 )

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari PT. Karbindo

Abesyapradhi dan literatur-literatur yang mendukung.

Data-data tersebut meliputi :

1) Spesifikasi Alat Berat

2) Pembagian Waktu Kerja, terdiri dari 2 shift

3) Deskripsi Perusahaan

4) Sejarah Perusahaan

5) Lokasi dan Topografi

6) Iklim dan Cuaca

7) Keadaan Geologi dan Stratigrafi

8) Kualitas Batubara.

2. Penentuan rumus yang digunakan untuk perhitungan alat berat.

 Waktu edar alat gali dan alat angkut

o Waktu edar untuk alat gali


104

Terdiri dari waktu gali, waktu putar bermuatan, waktu buang dan

waktu putar kosong.

Ct = A + B + C + D (Ir. Rochmanhadi, 1983 : 22)

Keterangan

A = Waktu gali, (detik)

B = Waktu putar bermuatan, (detik)

C = Waktu buang, (detik)

D = Waktu putar kosong, (detik)

o Waktu edar untuk alat angkut

Terdiri dari waktu penempatan posisi pengisian, waktu pengisian

muatan (loading), waktu mengangkut muatan, waktu menempatkan

posisi ketika menumpahkan, waktu menumpahkan muatan (dumping),

dan waktu kembali.

D D
Ct=n. Cms+ +t 1 + +t
V1 V2 2 ( Ir. Rochmanhadi, 1983 : 24)

Keterangan

n = Jumlah bucket

Cms = Waktu edar alat gali, (detik)

D = Jarak, (meter)

V1 = Kecepatan rata-rata DT bermuatan, (meter/detik)


105

t1 = Waktu dumping, (detik)

t2 = Waktu spot (waktu menunggu mengisi), (detik)

 Produktivitas alat gali dan alat angkut

o Produktivitas Alat Gali

Rumus yang digunakan untuk menghitung produktivitas excavator

adalah sebagai berikut:

q = ql x K

Keterangan:

q = Kapasitas Produksi Persiklus

ql = Kapasitas Bucket

K = Faktor Bucket

Tabel 10
Faktor Bucket Alat Muat
Jenis Faktor
No Kondisi Muatan
pekerjaan Bucket
1 Ringan Menggali dan memuat dari stock 1.0 - 0.8
room dan stockpile atau material
yang telah dikeruk oleh excavator
lain yang tidak membutuhkan daya
gali dan dapat dimuat munjung.
2 Sedang Menggali dan memuat dari stock 0.8 - 0.6
room atau stockpile, dengan kondisi
tanah yang sulit digali dan dikeruk
akan tetapi dapat dimuat hampir
munjung.
3 Agak Sulit Menggali dan memuat batu pecah, 0.6 - 0.5
tanah liat yang keras, pasir dan
kerikil yang telah dikumpulkan,
sulit mengisi bucket dengan
material tersebut.
106

4 Sulit Bongkahan batu besar dengan 0.5 – 0.4


bentuk tidak teratur dengan banyak
rongga diantaranya.
Sumber : Kapasitas dan Produksi Alat-alat Berat (Rochmanhadi 1992)

Produktivtas Excavator:

qx 3600 xE
p=
CT ( Ir. Rochmanhadi, 1983 : 20)

Keterangan:

P = Produktivitas excavator

q = Kapasitas produksi persiklus

E = Efesiensi kerja alat

SF = Swell Faktor

CT = Waktu Edar, (detik)

o Produktivitas Alat Angkut

Cx 3600 xE
Q=
CT ( Ir. Rochmanhadi, 1983 : 34)

Keterangan:

Q = Produktivitas dump truck

E = Efesiansi kerja alat

CT = waktu edar, (detik)


107

E. Data dan Pengolahan Data

1. Jadwal Kerja Kegiatan Penambangan

Jam kerja adalah waktu yang tersedia untuk mengoperasikan peralatan

sesuai dengan fungsinya pada waktu yang telah ditentukan.

Tabel 11
Jam Kerja Kegiatan Penambangan
Shift Waktu (Wib) Keterangan
I 07.00 – 12.00 Kerja
12.00 – 13.00 Istirahat
13.00 – 18.00 Kerja
II 18.00 – 24.00 Kerja
24.00 – 01.00 Istirahat
01.00 – 06.00 Kerja
Sumber: PT. Karbindo Abesyapradh, Tahun 2010

2. Jumlah unit alat gali-muat (loading) dan

alat angkut (hauling)

a. Jumlah unit alat gali-muat dan alat angkut yang dibutuhkan dalam

pengangkutan Overburden.

 Jumlah unit alat gali-muat yang dibutuhkan.

Dalam perencanaannya, alat gali yang digunakan dalam proses

penggalian dan pemuatan overburden pada bulan Agustus untuk

memenuhi target produksi 420.000 BCM adalah 1 unit excavator

Komatsu PC 1800, 1 unit excavator Hitachi EX 1200 dan 1 unit

excavator Komatsu PC 800 .


108

1) Produktivitas excavator Komatsu PC 1800

Data :

Swell Factor (SF) = 76 %

Cycle time (Ct) = 35,6 detik (lampiran 1)

Efisiensi Alat = 80 %

Kapasitas bucket (ql) = 7,9 LCM

Factor bucket (K) = 0,8

Mechanical Avability (MA) = 72 %

Use of Utilation (UA) = 67 %

 Kapasitas produksi/siklus

q = ql x K

= 7,9 x 0,8

= 6,32 LCM

 Produktivitas Excavator

qx 3600 xE
SF
p= CT

6 ,32 x3600 x0,8


x0,76
= 35,6

= 388,57 BCM/jam

 Produktivitas/bulan

= produksi/jam x jam kerja x hari kerja x MA x UA

= 388,57 BCM x 21 x 30 x 0,72 x 0,67


109

= 118.092,14 BCM/bulan

2) Produktivitas excavator Hitachi EX 1200

Data :

Swell Factor (SF) = 76 %

Cycle time (Ct) = 22,59 detik (lampiran 2)

Efisiensi Alat = 80 %

Kapasitas bucket (ql) = 5,5 LCM

Factor bucket (K) = 0,8

Mechanical Avability (MA) = 74 %

Use of Utilazation (UA) = 72 %

 Kapasitas produksi/siklus

q = ql x K

= 5,5 x 0,8

= 4,4 LCM

 Produktivitas Excavator

qx 3600 xE
SF
p= CT

4,4 x3600 x 0,8


x 0,76
= 22,59

= 426,33 BCM/jam

 Produktivitas/bulan

= produksi/jam x jam kerja x hari kerja x MA x UA


110

= 426,33 BCM x 21 x 30 x 0,74 x 0,72

= 143.102,52 BCM/bulan

3) Produktivitas excavator Komatsu PC 800 SE

Data :

Swell Factor (SF) = 76 %

Cycle time (Ct) = 26,73 detik (lampiran 3)

Efisiensi Alat = 80 %

Kapasitas bucket (ql) = 3,6 LCM

Factor bucket (K) = 0,8

Mechanical Avability (MA) = 69 %

Use of Utilation (UA) = 59 %

 Kapasitas produksi/siklus

q = ql x K

= 3,6 x 0,8

= 2,88 LCM

 Produktivitas Excavator

qx 3600 xE
SF
p= CT

2,88 x3600 x0,8


x0,76
= 28,23

= 223,30 BCM/jam

 Produktivitas/bulan
111

= produksi/jam x jam kerja x hari kerja x MA x UA

= 233,30 BCM x 21 x 30 x 0,69 x 0,59

= 57.270,28 BCM/bulan

Tabel 12
Produktivitas Alat Gali-Muat (loading)

No Jenis Alat Muat Jumlah unit Produksi perbulan

1. Komatsu PC 1800 1 118.092,14 BCM


2. Hitachi EX 1200 1 143.102,52 BCM
3. Komatsu PC 800 SE 1 57.270,28 BCM
Jumlah 318.464,95 BCM

 Jumlah unit alat angkut yang dibutuhkan

Dalam proses pengangkutan Overburden, PT Karbindo

Abesyaprdhi menggunakan alat angkut jenis dump truck Terex TR 60

yang berkapasitas 60 ton.

 Produktivitas alat angkut

1) Produktivitas Terex TR 60 yang dilayani oleh excavator Komatsu

PC 1800.

Data :
Jarak Tempuh = 700 meter
Cycle Time (Ct) = 586,8 detik

(lampiran 4)
112

Swell Faktor = 76 %

Jumlah bucket (n) = 4

Kapasitas bucket excavator PC 1800 (ql) = 7,9 LCM

Faktor bucket (K) = 0,8

Effisiensi alat = 80 %

Mechanical Avability (MA) = 94 %

Use of Utilation (UA) = 74 %

Kapasitas Dump Truck (C) = 60 ton/1,84


= 32,60 LCM
 Produktivitas Terex TR60

C x 3600 x E
xSF
P = Ct

32,60 x3600 x 0,8


x0,76
= 586,8

= 121,65 BCM/jam

 Produktivitas Terex TR60/bulan

= produksi/jam x jam kerja x hari kerja x MA X UA

= 121,65 BCM x 21 x 30 x 0,94 x 0,74

= 53.310,43 BCM/bulan

2) Produktivitas Euclid R60 yang dilayani oleh excavator Hitachi EX

1200.
113

Data :

Jarak Tempuh = 1400 meter

Cycle Time (Ct) = 870,7 detik

(lampiran 5)

Swell Faktor = 76 %

Jumlah bucket (n) = 6

Kapasitas bucket excavator EX 1200 (ql) = 5,5 LCM

Faktor bucket (K) = 0,8

Effisiensi alat = 80 %

Mechanical Avability (MA) = 87 %

Use of Utilation (UA) = 74 %

Kapasitas Dump Truck (C) = 60 ton/1,84

= 32,60 LCM

 Produktivitas Euclid R60

C x 3600 x E
xSF
P = Ct

32,60 x3600 x 0,8


x0,76
= 870,7

= 81,98 BCM/jam

 Produktivitas Euclid R60/bulan

= produksi/jam x jam kerja x hari kerja x MA X UA

= 81,98 BCM x 21 x 30 x 0,87 x 0,74


114

= 33.249,86 BCM/bulan

3) Produktivitas Terex TA40 yang dilayani oleh excavator Komatsu

PC 800.

Data :

Jarak Tempuh = 1400 meter

Cycle Time (Ct) = 1048 detik

(lampiran 6)

Swell Faktor = 76 %

Jumlah bucket (n) = 6

Kapasitas bucket excavator PC 800 SE (ql ) = 3,6 LCM

Faktor bucket (K) = 0,8

Effisiensi alat = 80 %

Mechanical Avability (MA) = 73 %

Use of Utilation (UA) = 74 %

Kapasitas Dump Truck (C) = 40 ton/1,84

= 21,74 LCM

 Produktivitas Terex TA40

C x 3600 x E
xSF
P = Ct

21,74 x 3600 x 0,8


x 0,76
= 1048
115

= 45,73 BCM / jam

 Produktivitas Terex TA 40/bulan

= produksi/jam x jam kerja x hari kerja x MA X UA

= 45,37 BCM x 21 x 30 x 0,73 x 0,74

= 15.439,67 BCM/bulan

 Jumlah unit alat angkut yang dibutuhkan

1) Jumlah unit Terex TR60 yang dilayani excavator

Komatsu PC 1800

Data :

 Produktivitas excavator Komatsu PC 1800

= 118.092,52 BCM/bulan

 Produktivitas Terex TR60

= 53.310,43 BCM/bulan

produktivitas excavator
n=
produktivitas dump truck

118.092 , 14 BCM /bulan


n=
53. 310 , 43 BCM /bulan
n = 2,21 α 3 unit

Jadi Terex TR60 yang dipakai adalah 3 unit

2) Jumlah unit Euclid R60 yang dilayani excavator

Hitachi EX 1200

Data :
116

 Produktivitas excavator Hitachi EX 1200

= 143.102,52 BCM/bulan

 Produktivitas Terex TR60

= 33.249,86 BCM/bulan.

produktivitas excavator
n=
produktivitas dump truck
143. 102 ,52 BCM /bulan
n=
33. 249 , 86 BCM /bulan
n = 4,3 α 5 unit

Jadi Euclid R60 yang dipakai adalah 5 unit

3) Jumlah unit Terex TA40 yang dilayani excavator

Komatsu PC 800

Data :

Produktivitas excavator Komatsu PC 800

= 57.270,28 BCM/bulan

Produktivitas Terex TR 60

= 15.439,67 BCM/bulan

produktivitas excavator
n=
produktivitas dump truck

57. 270 , 28 BCM /bulan


n=
15. 439 , 67 BCM /bulan
n = 3,71 α 4 unit

Jadi Terex TA40 yang dipakai adalah 4 unit


117

Tabel 13
Hasil Analisa Produktivitas dan Jumlah Unit Alat Loading Beserta Alat Hauling
Yang Dibutuhkan Untuk Mencapai Target Produksi Overburden
420.000 BCM/bulan
Jumlah Unit Yang Dilayani
Jumlah Produksi/Bulan
No Jenis Alat Muat Terex Euclid Terex
Unit (BCM)
TR60 TR60 TA40
1 Komatsu PC 1800 1 118.092,14 3 unit
2 Hitachi EX 1200 1 143.102,52 5 unit
3 Komatsu PC 800 SE 1 57.270,28 4 unit
Jumlah 318.464,95 12 unit

Dari hasil analisa data lapangan diatas, bahwa target produksi 420.000 BCM perbulan

belum dapat tercapai. Dikarenakan masalah yang penulis temukan pada nilai

persentase MA dan UA terlalu kecil. Oleh sebab itu, maka penulis merencanakan

nilai MA dan UA sebagai berikut:

Tabel 14
Perencanan Nilai Presentase MA dan AU Alat Loading
Mechanical
No Jenis Alat Loading Use of Utilization (%)
Avilabilaty (%)
1 Komatsu PC 1800 80 80
2 Hitachi EX 1200 81 80
3 Komatsu PC 800 SE 80 80

Untuk mencapai target produksi 420.000 BCM perbulannya dengan data

sebagai berikut :

2). Produksi alat gali-muat (loading) dengan perencanaan pada tabel

diatas.

a). Produksi perbulan excavator komatsu PC 1800


118

= P x jam kerja x hari kerja x MA x UA

= 388,57 BCM x 21 x 30 x 0,8 x 0,8

= 156.672,83 BCM/bulan

b). Produksi excavator komatsu PC 1200

= P x jam kerja x hari kerja x MA x UA

= 426,33 BCM x 21 x 30 x 0,81 x 0,80

= 174.043,61 BCM/bulan

c). Produksi excavator komatsu PC 800

= P x jam kerja x hari kerja x MA x UA

= 223,3 BCM x 21 x 30 x 0,8 x 0,8

= 90.034,35 BCM/bulan

Tabel 15
Produktivitas Alat Gali-Muat (loading)
Produksi/Bulan
No Jenis Alat Muat Jumlah Unit
(BCM)
1 Komatsu PC 1800 1 156.672,83
2 Hitachi EX 1200 1 174.043,61
3 Komatsu PC 800 SE 1 90.034,35
Jumlah 420.750,87

Untuk memenuhi perancanaan produksi overburden 420.000 BCM per bulan,


maka presentase MA dan AU alat loading ditingkatkan, jadi untuk menyesuaikan
produktivitas alat loading, maka dilakukan perhitungan ulang jumlah unit alat angkut.
 Jumlah unit alat angkut yang dibutuhkan
119

1) Jumlah unit Terex TR60 yang dilayani excavator

Komatsu PC 1800

Data :

 Produktivitas excavator Komatsu PC 1800 yang direncanakan

= 156.672,83 BCM/bulan

 Produktivitas Terex TR60

= 53.310,43 BCM/bulan

produktivitas excavator
n=
produktivitas dump truck

156. 672,83 BCM /bulan


n=
53. 310,43 BCM /bulan
n = 2,93 ~ 3 unit

Jadi Terex TR60 yang dibutuhkan adalah 3 unit

2) Jumlah unit Euclid R60 yang dilayani excavator

Hitachi EX 1200

Data :

 Produktivitas excavator Hitachi EX 1200 yang direncanakan

= 174.043,61 BCM/bulan

 Produktivitas Euclid R60 yang direncanakan

= 33.249,86 BCM/bulan.

produktivitas excavator
n=
produktivitas dump truck
120

174 .043,61 BCM /bulan


n=
33. 249,86 BCM /bulan
n = 5,23 ~ 6 unit

Jadi jumlah Euclid R60 yang dibutuhkan adalah 6 unit

3) Jumlah unit Terex TA40 yang dilayani excavator

Komatsu PC 800

Data :

 Produktivitas excavator Komatsu PC 800 yang direncanakan

= 90.034,35 BCM/bulan

 Produktivitas Terex TA40 yang direncanakan

= 15.439,67 BCM/bulan

produktivitas excavator
n=
produktivitas dump truck

90 .034,35 BCM /bulan


n=
15. 439,86 BCM /bulan
n = 5,83 ~ 6 unit

Jadi jumlah Terex TA40 yang dibutuhkan adalah 6 unit

Tabel 16
Hasil Analisa Perencanaan Produktivitas dan Jumlah Unit Alat Loading Beserta
Alat Hauling yang Direncanakan Untuk Mencapai Target Produksi Overburden
420.000 BCM/bulan

No Jenis Alat Jumlah Produksi/Bulan Jarak Jumlah Unit Yang Dilayani


Terex Eucli Terex
Muat Unit (BCM) Angkut
TR60 d TA40
(meter)
121

TR60
1 Komatsu PC 1 156.672,83 700 3 unit
1800
2 Hitachi EX 1 174.043,61 1400 6 unit
1200
3 Komatsu PC 1 90.034,35 1400 6 unit
800 SE
Jumlah 420.750,78 15 unit

Jadi untuk melayani produktivutas alat loading diperlukan penambahan 2 unit

alat hauling yang diantaranya 1 (satu) unit Euclid TR60 dan 2 (dua) unit Terex TA40.

Anda mungkin juga menyukai