Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan Praktikum Fitokimia

1. Persiapan Simplisia

Fitokimia merupakan suatu ilmu yang mempelajari senyawa organic yang ada
pada tumbuhan,baik tentang struktur kimia,perubahan dan metabolisme,biosintesis,fungsi
biologis dari senyawa organic dan penyebaran secara alami.

Pada praktikum ini sample yang digunakan adalah Daun Cengkeh yang dipercaya
memiliki banyak manfaat dalam pengobatan.

Sampel yang digunakan :

Bahan Baku Awal : 1200 gram

Sortasi Basah : 1000 gram

Sortasi Kering : 450 gram

Pada proses sortasi basah bobot pada sample berkurang 200 gram,hal ini
disebabkan pada proses sortasi basah yaitu memisahkan bagian daun yang masih layak
untuk di uji atau tidak. Setelah mencapai proses seortasi kering didapatkan bobot sample
seberat 450 gram. Setelah didapatkan dari sortasi kering kemudian simplisia yang akan di
uji dihaluskan menjadi serbuk.

2. Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam satu penelitihan fitokimia
yang bertujuan umtuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang
terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skirining fitokimia dilakukan
dengan melihat reaksi pengujian warna degan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal
penting yang berperan penting dalam skring fitokimia adalah pemilihan pelarut dan
metode ekstraksi.
Dalam praktikum ini dilakukan skrining fitokimia terhadap Daun Cengkeh yang
dipercaya memiliki banyak manfaat dalam pengobatan. Dimana dalam skrining fitokimia
ini dilakukan pengujian Alkaloid,Steroid,Tanin,dan Flavanoid.
Dengan Hasil :

Senyawa aktif Perubahan / Reaksi Hasil


Alkaloid :
a. Pereaksi Mayer Endapan putih +
b. Pereaksi Buchardat Warna Merah +
Flavonoid Warna Hijau keabuan -

Terpen Warna Merah bata -

Steroid Warna Merah bata +

Fenol Warna hijau tua (pekat) -

Saponin Terbentuk busa +

 Maka senyawa yang terdapat pada Daun Cengkeh : Alkaloid, Steroid, dan
Saponin
 Sedangkan senyawa yang tidak terkandung pada Daun Cengkeh : Flavonoid,
Terpen, dan Fenol

3. Penetapan Kadar Air


Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel
sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk
mengetahui ketahanan sampel terhadap penyimpanan. Untuk pengujian kadar air di
gunakan sample sebanyak 2,03 gram.

Hasil dari Praktikum ini bahwa kadar air yang didapat adalah : 0,16%.

4. Maserasi + Rotary + Ekstrasi


Meserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik
pada temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan
alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan
membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit
sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi
senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan.
Untuk menentukan pelarut yang digunakan, pada praktikum ini dilakukan KLT
menggunakan 3 fase gerak yaitu Heksan : Etil Asetat ( 1 : 1 ) ; ( 3 : 1 ) dan ( 5 : 1 )
dengan sample dilarutkan 4 pelarut, yaitu heksan, air, etil asetat dan methanol. Hasil KLT
menunjukkan nilai Rf dari Air yang tinggi yaitu 1, namun pada praktikum kali ini di
sepakati menggunakan etanol sebagai pelarut dalam meserasi.
Pada proses meserasi digunakan sample sebanyak 100 gram dan pelarut 1 : 10
dari bobot sample yaitu 1000 ml dan di dapatkan hasil meserasi sebanyak 800 ml. Hasil
dari meserasi ini di destilasi / rotary, di dapatkan hasil setelah rotary sebanyak 150 ml.
Setelah di rotary kemudian di eksraksi, berat ekstrak yang di dapatkan sebanyak 10,01
gram. Dari hasil ekstraksi di dapatkan hasil rendemen sebesar 10,01 %.

5. Pengujian Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan


Pada pengujian antimikroba, Hasil isolasi mikroba e.coli dan SA menunjukkan
bahwa hasil ekstrak dan amoxicillin dapat digunakan sebagai antimikroba. Karena
eugenol dalam minyak cengkeh bersifat spektrum luas seperti amoxicillin sehingga
memiliki daya antimikroba yang sama.
Untuk pengujian antioksidan dengan pelarut heksan, air, dan etil asetat
konsentrasi 20 ppm dan λ = 516 nm di dapatkan hasil heksan -0,081 ; air -0,128 ; dan etil
asetat -0,130.

6. Fraksinasi + Ekstraksi Hasil Fraksinasi + KLT


Pada proses fraksinasi, digunakan 10 gram ekstrak daun cengkeh, air 200 ml, etil
asetat 200 ml, dan heksan 200 ml. Dari hasil fraksinasi di ambil hasil fraksi etil asetat
sebanyak 200 ml. Kemudian hasil dari fraksi tersebut di uapkan hingga mendapatkan
bobot ekstrak 0,8 gram.
Hasil dari ekstrak tersebut di gunakan dalam kromatografi kolom. Dari kolom ini
didapatkan 16 vial yang dikelompokkan berdasarkan kepekatan warna. 1-3 warna pekat,
4-7 kurang pekat, 8-11 mulai memudar, 12-16 jernih. Hasil dari kromatografi kolom di
identifikasi dengan kromatografi lapis tipis.
Kromatografi lapis tipis ini di lakukan berdasarkan pengelompokan kepekatan
warna, 1-3 di dapatkan nilai Rf 1, 4-7 di dapatkan nilai Rf 0,83, dan 8-11 di dapatkan
nilai Rf 0,67. Nilai Rf yang baik itu 0,2-0,8.

Anda mungkin juga menyukai