Anda di halaman 1dari 38

PRESENTASI JURNAL & PRESENTASI KASUS

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP INTENSITAS


NYERI POST OPERASI KANKER ENDOMETRIUM PADA NY. E DI
RUANG MAWAR GINEKOLOGI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA

Stase Keperawatan Maternitas


Dosen Koordinator : Ns.Desy Ayu Wardani,.M.Kep.Sp.Kep.Mat

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Desy Haslinda Atika Sari P1908079
Fegi Tamaran P1908087
Mila Marta Dinata P1908106
Muhammad Rezky .H P1908109
Nur Janah P1908115
Revy Sukidawati P1908118
Salmiati P1908123
Yaumil Fitri P1908133

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI JURNAL & PRESENTASI KASUS


PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP INTENSITAS
NYERI POST OPERASI KANKER ENDOMETRIUM PADA NY. E DI
RUANG MAWAR GINEKOLOGI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA

OLEH :
KELOMPOK 3

Laporan Ini Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Keperawatan Stase


Maternitas Institut Teknologi Kesehatan Dan Sains Wiyata Husada Samarinda
Dan Preseptor Ruangan Mawar Genekologi RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda

Pada Maret 2020

MENYETUJUI

Pembimbing Akademik Preseptor Klinik Ruang Mawar


Keperawatan Stase Maternitas Genekologi Keperawatan Stase
Institut Teknologi Kesehatan Wiyata Maternitas RSUD Abdul Wahab
Husada Samarinda Sjahranie Samarinda

Ns.Sumiati Sinaga,.M.Kep Ns.Arome Bernadetta S, S.Kep

ii
TIM PENYUSUN
Keterangan
No Nama Jabatan Tugas
Sudah Belum
1. Desy Haslinda Atika Anggota Mengkaji pasien, √
Sari memberikan
intervensi dan
mengevaluasi, cari
jurnal intervensi,
konsul makalah
2. Fegi Tamaran Anggota Mengkaji pasien, √
memberikan
intervensi dan
mengevaluasi
intervensi, konsul
makalah
3. Mila Marta Dinata Anggota Mengkaji √
pasien,memberi
intervensi dan
mengevaluasi
intervensi
4. M. Rezky Anggota Mencari jurnal √
5. Nur Janah Anggota Mengkaji pasien, √
cari jurnal ,analisis
jurnal,memberikan
intervensi dan
mengevaluasi
intervensi, konsul
makalah
6. Revy Sukidawati Anggota Mengkaji pasien, √
,mencari materi ca
endometrium.
memberikan
intervensi dan
mengevaluasi
intervensi, konsul
makalah
7. Salmiati Anggota Mengkaji √
pasien,memberi
intervensi dan
mengevaluasi
intervensi
8. Yaumil Fitri Anggota Mengkaji √
pasien,memberi
intervensi dan
mengevaluasi
intervensi

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga dengan limpahan rahmat dan Karunia-Nya
penyusunan dapat menyelesaikan makalah presentasi jurnal dan kasus dengan judul
“Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Post Operasi Kanker
Endometrium Pada Ny. E Di Ruang Mawar Ginekologi Rsud Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda”
Makalah ini kami buat berdasarkan berbagai macam sumber buku-buku referensi,
media elektronik, dan hasil pemikiran kami sendiri. Kami mengharapkan agar para
pembaca dapat mengetahui dan memahami tetang makalah ini.
Selama penyusun makalah ini kami banyak mendapat masukan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu pnyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ns. Desy Ayu Wardani S.Kep, M.Kep.Sp.Kep.Mat selaku Dosen Koordinator Stase
Maternitas
2. Ns. Sumiati Sinaga, M.Kep selaku Dosen pembimbing Akademik
3. Ns.Arome Bernadetta S, S.Kep selaku preseptor ruangan mawar genekologi
4. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis baik bersifat moril maupun material
5. Rekan-rekan yang sama melakukan penyusun dan penelitian dalam makalah ini
6. Dan semuanya yang telah membantu dalam kelancaran penyusunanan makalah ini.
Dalam Penyusunan makalah ini penyusunan masih banyak kekurangannya
semoga yang membacanya dapat memberikan kritik ataupun saran untuk memperbaiki
makalah ini sehingga kedepannya lagi dapat lebih sempurna dalam penyusunannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada pembacanya dan dapat dijadikan acuan
terhadap penyusunan makalah berikut-berikutnya.

Samarinda, 10 Maret 2020


Penyusun

TIM Kelompok 3

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................ i
Halaman pengesahan.................................................................................................. ii
Tim Penyusun............................................................................................................. iii
Kata Pengantar........................................................................................................... iv
Daftar Isi.................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................... 1
C. Manfaat......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi.......................................................................................................... 3
B. Etiologi.......................................................................................................... 3
C. Manifestasi.................................................................................................... 5
D. Patofisiologi.................................................................................................. 6
E. Pemeriksaan penunjang................................................................................. 7
F. Komplikasi.................................................................................................... 7
G. Penatalaksanaan medis dan keperawatan...................................................... 8
H. Konsep Aromaterapi lavender....................................................................... 10
I. Konsep Nyeri................................................................................................ 12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian..................................................................................................... 15
B. Rencana asuhan keperawatan........................................................................ 22
C. Catatan perkembangan.................................................................................. 24
BAB IV ANALISIS JURNAL
A. Jurnal............................................................................................................. 26
B. Sop pemberian aromaterapi lavender............................................................ 27
C. Hasil Intervensi............................................................................................. 29
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 31
B. Saran............................................................................................................. 31
Daftar Pustaka

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Endometriosis mewakili masalah yang sangat bermakna dalam bidang
ginekologi, menyerang 10%-20% wanita yang masih menstruasi. Ditemukan
pada 30%-45% wanita infertil. Di dunia, 10 % perempuan diperkirakan
menderita endometriosis. Endometriosis menyebabkan 20% dari seluruh
operasi di bidang ginekologi dan merupakan satu-satunya penyebab perawatan
inap non kebidanan (>5%) pada wanita berumur 15-44 tahun.
Endometriosis merupakan salah satu penyakit jinak ginekologis yang
dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli.1 Di negara-negara
maju maupun berkembang, telah banyak penelitian yang dilakukan terhadap
endometriosis, namun hingga kini penyebab dan patogenesisnya belum juga
diketahui secara pasti. Endometriosis dapat menyerang hampir semua organ
tubuh manusia, tetapi didalam bidang ginekologi yang dimaksud adalah
endometriosis pelvik atau genital.Endometriosis dapat menyebabkan keluhan
dismenore, dispareni, nyeri pelvik kronis dan infertilitas. Secara klinis,
penyakit ini dapat berkembang begitu seorang wanita mencapai menars dan
berlanjut ke masa remaja. Perkembangannya semakin jelas pada usia
reproduksi dan masih dapat ditemukan pada usia pasca menopause.Terkait
dengan masalah autoimun, maka penyakit ini sebenarnya menetap sepanjang
hayat.
Endometriosis dapat ditemukan secara terencana atau secara tidak terduga.
Pada keadaan terencana, penyakit ini ditemukan karena memang sengaja dicari
secara laparoskopi diagnostik pada wanita tanpa keluhan atau tanda klinis
endometriosis, yakni wanita infertil, khususnya idiopatik.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari dari makalah ini yaitu:
Untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavendrer dalam menurunkan nyeri post
operasi

1
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari makalah ini yaitu:
a. Untuk mengetahui konsep aromaterapi lavender.
b. Untuk mengetahui hubungan aromaterapi lavender dalam menurunkan nyeri
post operasi

C. Manfaat
Untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien post operasi.

2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A. Konsep Teori Kanker Endometriosis


1. Definisi
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ
endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim
yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan
berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker
rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti
otot atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap
awal karena sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode
menstruasi atau setelah menopause. (Whoellan 2009).

2. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker
endometrium, tetapi  beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan
estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker
endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang  bisa meningkatkan
munculnya kanker endometrium :
a. Obesitas atau kegemukan
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan
sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada
kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat
badan 10-25 Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat
dibanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan
lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali
lipat.
b. Haid Pertama (Menarche)
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai
resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat
menars setelah usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span merupakan

3
metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia saat
menarche, usia menopause dari jumlah  paritas. Menstruasion span
(MS) = usia menars  – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko
terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
c. Tidak Pernah Melahirkan
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah
menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan.
Penelitian menunjukkan  bahwa 25% penderita kanker endometrium
tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga
menunjukkan bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih  berperan
daripada jumlah melahirkan (paritas).
d. Penggunaan Esterogen
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan
penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker
endometrium.
e. Hiperplasia Endometrium
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari
jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat
rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut
neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai
sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium
sebesar 23%.
f. Diabetes Mellitus (DM)
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan
faktor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus
klinis pada  penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%,
sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%.
g. Hipertensi
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan
dengan 1/3  populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian
hipertensi pada keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi
secara bermakna daripada  populasi control.

4
h. Faktor Lingkungan dan diet
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka
kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara
yang sedang  berkembang. Kejadian keganasan endometrium di
Amerika Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian
keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil
disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan  juga
terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok dari keganasan
endometrium  pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan ini
tampak pada orang-orang negro yang pindah dari daerah rural ke
Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi  pada orang-orang Asia
yang pindah ke negara industri dan merubah menu makanannya dengan
cara barat seperti misalnya di Manila dan Jepang, angka kejadian
keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara Asia
lainnya.
i. Riwayat keluarga
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota
keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
j. Tumor yang diproduksi estrogen
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel
granulosa, akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

3. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut:
a. Rasa sakit pada saat menstruasi
b. Rasa sakit yang parah dan terus menurus pada perut bagian bawah, rasa
sakit akan bertambah pada saat berhubungan seks.
c. Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih
mengalami menstruasi).
d. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause.
e. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang
berusia 40 tahun).

5
f. Sakit punggung pada bagian bawah.
g. Sulit buang air besar
h. Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit
i. Keputihan bercampur darah dan nanah.
j. Terjadi perdarahan abnormal pada rahim.

4. Patofisiologi
Sebagian besar karsinoma endometrium timbul sebagai massa
polipoid yang menjalar seperti fungus di dalam rongga endometrium. Uterus
seringkali membesar secara tidak simetris. Invasi ke dalam miometrium
terjadi secara dini.
Secara mikroskopis, sebagian besar karsinoma endometrium yang
berupa adenokarsinoma berdiferensiasi baik dengan kelenjar-kelenjar tak
beraturan yangdilapisi oleh sel-sel silindris ganas.12Adenokarsinoma
endometrioid berdiferensiasi baik digambarkan dengan kelenjar ‘back-to-
back’dengan sedikit atau tidak ada intervensipada stromadan sitology yang
atipia (nukleolus menonjol).Sarang kelenjar dengan cribriforming
ekstensifadalah pola umum lainnya yang terlihat pada adenokarsinoma
endometrioid.
Kanker endometrium ditentukan derajatnya berdasarkan derajat
diferensiasi histologiknya. Suatu varian histologikadalah adenokarsinoma
serosa papiler. Jenis ini menyerupai karsinoma serosa ovarium dan memiliki
prognosis lebih buruk dibandingkan dengan adenokarsinoma endometrium
endometrioid.
Stadium dan Derajat Kanker Endometrium
Stadium Keterangan
I Tumor terbatas pada korpus uteri
IA Tidak atau kurang dari setengah invasi myometrium
IB Invasi mencapai sama atau lebih dari setengah myometrium
II Tumor menginvasi stroma serviks, tetapi tidak meluas ke
luar uterus
III Tumor menyebar secara lokal dan/atau regional
IIIA Tumor menginvasi serosa korpus uteri dan/atau adneksa
IIIB Keterlibatan vagina dan/atau parametrium
III C Metastasis ke pelvis dan/atau kelenjar getah bening para

6
aorta
III C1 Kelenjar getah bening pelvis positif
III C2 Kelenjar getah bening para aorta positif dengan/tanpa
kelenjar getah bening pelvis positif
IV Tumor menginvasi mukosa buli dan/atau usus, dan/atau
metastasis jauh
IVA Tumor menginvasi mukosa buli dan/atau usus
IVB Metastasis jauh, termasuk metastasis intra abdomen dan/atau
kelenjar getah bening inguinal

Derajat adenokarsinoma :
G1 : derajat diferensiasi adenokarsinoma baik dengan ≤ 5% nonskuamosa
atau pola pertumbuhan nonmorular padat.
G2 : derajat diferensiasi adenokarsinoma dengan 6% sampai 50% non
skuamosa atau pola pertumbuhan nonmorular padat.
G3 : lebih dari 50% nonskuamosa atau pola pertumbuhan nonmorular padat
(undiferensiasi).

5. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan:
a. Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru
b. Tes Pap, untuk menyingkirkan kanker serviks
c. Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal
hati, faal ginjal, elektrolit.

6. Komplikasi
a. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan
b. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat
menekan usus.
c. Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah
merah dari sum-sum tulang sebagai sistem imun. Sel darah merah
berusaha untuk menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerja sel-sel
tumor optimal.

7
d. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor ovarium yang dapat
menyebabkan rupture.

7. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis
merupakan pilihan terapiuntuk adenokarsinoma endoserviks yang masih
terlokalisasi, sedangkan staging surgical yangmeliputi histerektomi simple
dan pengambilan contoh kelenjar getah bening para-aorta
adalah penatalaksanaan umum adenokarsinoma endometrium.
a. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan
rahim). Kedua tuba falopi dan ovarium yang diangkat (salpingo-
ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium
dan sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal
kemungkinan akan terangsang oleh esterogen yang dihasilkan oleh
ovarium. Jika ditemukan sel kanker di kelenjar getah bening disekitar
tumor, maka kelenjar getah bening akan diangkat. Jika sel kanker telah
ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker
akan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika sel kanker belum menyebar
ke luar endometrium maka penderita tidak perlu menjalani pengobatan
lainnya.
b. Radioterapi
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh
sel$sel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya
menyerang sel-sel kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau
III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Angka ketahanan hidup
5 tahun pada pasien kanker endometrium menurun 20-30%
dibandingdengan pasien dengan operasi dan penyinaran. penyinaran bisa
dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau
setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa).
Stadium I dan II secara medis hanya diberi terapi penyinaran. Pada

8
pasien dengan risiko rendah (stadium IA grade 1 atau 2) tidak
memerlukan radiasi adjuvan pasca operasi.
Radiasi adjuvant diberikan kepada:
1. Penderita stadium I, jika berusia diatas 60 tahun, grade III dan/atau
invasi melebihi setengah myometrium.
2. Penderita stadium IIA/IIB, grade I, II, III, penderita dengan stadium
IIIA atau lebih diberi terapi tersendiri.
c. Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi
merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai
sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat yang lain.
Kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker, memperlambat
pertumbuhan sel kanker, dan meningkatkan angka ketahanan hidup
selama 5 tahun.
Jenis-jenis kemoterapi:
1. Terapi adjuvant, kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat
sendiri atau bersamaan dengan radiasi dan bertujuan untuk
membunuh sel yang telah bermetastase.
2. Terapi non adjuvant, kemoterapi yang diberikan sebelum operasi
untuk mengecilkan massa tumor biasanya dikombinasi dengan
radioterapi.
3. Kemoterapi primer, digunakan sendiri dalam pelaksanaan tumor,
yang kemungkinan kecil untuk diobati dan kemoterapi digunakan
hanya untuk mengontrol gejalanya.
4. Kemoterapi induksi, digunakan terapi pertama dari beberapa terapi
berikutnya.
5. Kemoterapi kombinasi, menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.

B. Konsep Aromaterapi Lavender


1. Definisi Aromaterapi

9
Aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak
dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian dari ilmu
herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006, hlm. 1). Sedangkan menurut Sharma (2009,
hlm. 7) aromaterapi berarti ‘pengobatan menggunakan wangi wangian’. Istilah ini
merujuk pada penggunaan minyak esensial dalam penyembuhan holistik untuk
memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan
keseimbangan badan. Terapi komplementer (pelengkap), seperti homoeopati,
aromaterapi dan akupuntur harus dilakukan seiring dengan pengobatan
konvensional (Jones, 2006, hlm. 190) Tumbuhan aromatik menghasilkan minyak
aromatik. Apabila disuling, senyawa yang manjur ini perlu ditangani secara hati-
hati. Sebagian besar senyawa ini akan menimbulkan reaksi kulit, tetapi jika
digunakan secara tepat, senyawa ini memilki nilai teraupetik. Senyawa ini dapat
dihirup, digunakan dalam kompres, dalam air mandi, atau dalam minyak pijat
(Jones, 2006, hlm. 191).

2. Manfaat Aromaterapi
Aromaterapi merupakan terapi komplementer dalam praktek keperawatan
dan menggunakan minyak esensial dari bau harum tumbuhan untuk mengurangi
masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup. Sharma (2009) mengatakan
bahwa bau berpengaruh secara langsung terhadap otak seperti obat analgesik.
Misalnya, mencium lavender maka akan meningkatkan gelombang-gelombang alfa
didalam otak dan membantu untuk merasa rileks.

3. Sejarah Aromaterapi
Aromaterapi telah digunakan sejak zaman Mesir kuno yang memang
terkenal dengan ilmu pengetahuan yang tinggi. Merekalah yang menciptakan dan
meramaikan dunia pengobatan, farmasi, parfum serta kosmetik. Dari Mesir,
aromaterapi dibawa ke Yunani, Cina, India serta Timur Tengah sebelum masuk ke
Eropa di abad pertengahan. Pada abad ke 19 dimana ilmu kedokteran mulai
terkenal, beberapa dokter pada zaman itu tetap memakai minyak esensial dalam
praktek sehari-hari mereka. Pada zaman aromaterapi modern, aromaterapi digali
oleh Robert Tisserand yang meniulis buku The Art of aromatherapy (Poerwadi,
2006, hlm.1).
Dengan ini, riset membuktikan aneka penggunaan minyak aroma. Riset
kedokteran pada tahun-tahun belakangan ini mengungkapkan fakta bahwa bau

10
yang kita cium memiliki dampak penting pada perasaan kita. Menurut hasil
penelitian ilmiah, bau berpengaruh secara langsung terhadap otak seperti obat.
Misalnya, mencium lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa terhadap
kepala bagian belakang dan keadaan ini dikaitkan dengan relaksasi (Sharma, 2009,
hlm. 13).

4. Minyak Esensial
Poerwadi (2006, hlm. 8) mengatakan bahwa tanaman teraupetik yang
beraroma mengandung minyak esensial di tubuhnya. Struktur minyak esensial
sangatlah rumit, terdiri dari berbagai unsure senyawa kimia yang masing-masing
mempunyai khasiat teraupetik serta unsure aroma tersendiri dari setiap tanaman.
Berdasarkan pengalamanlah, para ahli aromaterapi menentukan secara tepat bagian
tanaman yang terbaik. Cara aman menggunakan aromaterapi sepertinya tidak
berbahaya, massage dengan minyak esensial atau menghirup wanginya. Tapi
minyak esensial memiliki efek yang kuat pada tubuh, sehingga harus digunakan
dengan hati-hati karena bersifat pekat. Aplikasi Minyak Esensial Agar Diserap
Oleh Tubuh Menurut Poerwadi (2006, hlm. 15) aroma dan kelembutan minyak
esensial dapat mengatasi keluhan fisik dan psikis. Minyak esensial diserap oleh
tubuh melalui 2 cara yaitu :
a. Melalui indra penciuman
Yang paling sederhana adalah melalui indra penciuman, dengan
mencium aroma dari minyak esensial. Oleh sebab itu terapi ini disebut aroma-
terapi. Indra penciuman yang merangsang daya ingat kita yang bersifat
emosional dengan memberikan reaksi fisik berupa tingkah laku. Aroma yang
sangat lembut dan menyenangkan dapat membangkitkan semangat maupun
perasaan tenang dan santai. Menurut Price Shirley dan Price Len (1997, hlm.
105) akses lewat jalur nasal jelas merupakan cara yang paling cepat dan efektif
untuk pengobatan permasalan emosional seperti stres serta depresi (dan juga
beberapa tipe nyeri kepala).
Hal ini terjadi karena hidung mempunyai hubungan langsung dengan
otak yang bertanggung jawab dalam memicu efek minyak esensial tanpa
mempedulikan jalur yang dipakai untuk mencapai otak. Hidung sendiri bukan
organ pembau tetapi mengubah suhu serta kelembaban udara yang dihirup dan
mengumpulkan setiap benda asing yang terhirup masuk bersama udara
pernapasan. Kalau minyak esensial dihirup, molekul-molekul atsiri dalam

11
minyak tersebut akan terbawa oleh arus turbulen ke langit-langit hidung. Pada
langitlangit hidung terdapat bulu-bulu halus (silia) yang menjulur dari sel-sel
reseptor ke dalam saluran hidung. Kalau molekul minyak terkunci pada bulubuli
ini, suatu pesan elektromagnetik (implus) akan ditransmisikan lewat bulbus
olfaktorius dan traktus olfaktorius ke dalam sistem limbik. Proses ini akan
memicu respons memori dan emosional yang lewat hipotalamus yang bekerja
sebagai pemancar serta regulator menyebabkan pesan tersebut dikirim ke bagian
otak yang lain badan bagian tubuh lainnya. Pesan yang diterima akan diubah
menjadi kerja sehingga terjadi pelepasan zat-zat neurokimia yang bersifat
euforik, relaksan, sedatif atau stimulan menurut keperluannya.
b. Penyerapan melalui kulit
Pada saat kita membalurkan minyak esensial yang telah dicampur
dengan minyak dasar pada kulit kita, minyak tersebut akan diserap oleh pori
pori dan diedarkan oleh pembuluh darah ke seluruh tubuh. Proses penyerapan
ini terjadi sekitar 20 menit (Poerwadi, 2006).

C. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah
pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan. Nyeri digolongkan ke dalam tanda vital ke 5, dapat memberikan
perubahan fisiologi, ekonomi, sosial, dan emosional yang berkepanjangan
sehingga perlu dikelola secara baik.
Nyeri dapat mengenai semua orang, tanpa memandang jenis kelamin,
umur, ras, status sosial, dan pekerjaan. Tipe nyeri yang digunakan secara luas
adalah nosiseptif, inflamasi, neuropatik, dan fungsional. Saat ini mulai jelas
mekanisme neurobiologi yang mendasari berbagai tipe nyeri tersebut. Tipe nyeri
yang berbeda memiliki faktor etiologik yang berbeda pula. Saat ini pendekatan
terapi nyeri telah bergeser dari pendekatan terapi yang bersifat empirik menjadi
pendekatan terapi yang didasarkan pada mekanisme nyeri.
Nyeri tidaklah selalu berhubungan dengan derajat kerusakan jaringan yang
dijumpai. Nyeri bersifat individual yang dipengaruhi oleh genetik, latar belakang
kultural, umur dan jenis kelamin. Anak belum bisa mengungkapkan nyeri
sedangkan orang dewasa mengungkapkan nyeri jika sudah patologis dan

12
mengalami kerusakan fungsi. Jenis kelamin tidak mempunyai perbedaan yang
signifikan, namun penelitian yang dilakukan oleh Burn mempelajari bahwa
kebutuhan narkotik pascaoperasi pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan
pria. Pengalaman masa lalu dengan nyeri juga memberikan pengaruh terhadap
nyeri. Individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang dialaminya, makin
takut individu tersebut terhadap peristiwa yang akan diakibatkan.

2. Klasifikasi Nyeri
Menurut Maryunani (2010, hlm. 9) klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2, yaitu
nyeri akut dan nyeri kronis :
a. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan
otot
b. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya
berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk
dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis dan
psikosomatik. Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik,
di antaranya (a) Nyeri somatic dan visceral yaitu bersumber dari kulit dan .
Menurut Jones (2006, hlm. 362) nyeri persalinan, bukan semata-mata akibat
dari trauma atau penyakit.

3. Intensitas Nyeri dan Pengukuran Skala Nyeri


Menurut Maryunani (2010, hlm. 32) indikator adanya dan intensitas nyeri
yang paling penting adalah laporan ibu tentang nyeri itu sendiri. Namun demikian,
intensitas nyeri juga dapat ditentukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya
adalah dengan menanyakan pada ibu untuk menggambarkan nyeri atau tidak
nyamannya. Untuk mengukur skala nyeri dapat digunakan alat yang berupa
Verbal Descriptor Scale (VDS) yang terdiri dari sebuah garis lurus dengan 5 kata
penjelas dan berupa urutan angka 0 sampai 10 yang mempunyai jarak sama
sepanjang garis. Gambaran tersebut disusun dari “tidak nyeri” sampai nyeri yang
tidak tertahankan atau nyeri sangat berat”

13
Gambar Verbal Descriptor Scale (VDS)
Keterangan :
0 : Tidak nyeri.
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri.
10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul
(Suddarth dan Brunner Smeltzer, 2002, hal. 218).

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Nama Kelompok : Kelompok 3
Tempat Praktek : Ruang Mawar (Gynek)
Tanggal : 5 Maret 2020
A. Data Umum Klien
1. Inisial klien : Ny. E
2. Usia : 61 Tahun
3. Status Perkawinan : Menikah
4. Pernikahan Ke :1
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6. Pendidikan Terakhir : SMP
7. Nama Suami : Tn. Y
8. Usia : 76Tahun
9. Pendidikan : Sd
10.Pekerjaan : Tidak Bekerja
11.Suku / Bangsa : Toraja
12.Alamat : Jl. Manunggal
a) Status Kesehatan Saat Ini
1. Alasan masuk RS
Ny. E datang ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada tanggal 3 Maret 2020 pada
dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah, mual, pusing, dan rencana tindakan
operasi laparatomi.
Keluhan Utama saat ini
Klien mengatakan nyeri pada bagian perut bawah post operasi Ca Endometrium
2. Timbulnya keluhan : (√) Bertahap ( ) Mendadak
3. Faktor yang memperberat
Klien mengatakan nyeri mendadak berat ketika berpindah posisi
4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
Istirahat
5. Diagnosa medik
Ca Endometrium Stadium I B

15
b) Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Usia 12 tahun
b) Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
c) Siklus Haid : tidak teratur (saat ini menopause)
d) Lama Haid : 7 hari
e) Keluhan saat haid : Nyeri saat Haid (dismenore)

2. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu


Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
N Thn Umur Jenis Penyuli Infeksi Perdarahan Jenis BB PBL
o Kehamilan t
1 1984 Atterm Normal Tidak Tidak ada Tidak ada P 3,8kg 47cm
ada
2 1987 Atterm Normal Tidak Tidak ada Tidak ada P 3,6 kg 48 cm
ada

3. Genogram

Keterangan :
: Perempuan : Tinggal serumah
: Laki-laki : Pasien
: Meninggal
o Klien mengatakan kedua orang tua pasien meninggal karena usia/sudah tua.
o Klien mengatakan kedua orang tua dari suami pasien sudah meninggal
o Klien mengatakan tinggal serumah dengan suami dan anaknya.

c) Riwayat Keluarga Berencana

16
1. Melaksanakan KB : Tidak
2. Jenis Kontrsepsi yang digunakan : Tidak Ada
3. Sejak kapam menggunakan kontrasepsi : Tidak Ada
4. Masalah yang terjadi : Tidak ada

d) Riwayat Kesehatan
1. Penyakit yang pernah dialami ibu : Hipertensi, diabetes sejak ±10 tahun
yang lalu
2. Pengobatan yang didapat : Amlodipine 10 mg (1x1)
Glimepiride, Metformin (1x1)
3. Riwayat Penyakit Keluarga : Klien mengatakan tidak ada riwayat
penyakit keluarga seperti hipertensi dan diabetes
e) Aspek Psikososial
1. Persepsi ibu tentang keluhan / Penyakit : Klien mengatakan mengetahui kondisi
penyakitnya dan berharap penyakitnya bisa disembuhkan dengan menjalani
operasi
2. Apakah kondisi ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari :
Klien mengatakan saat sakit klien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya.
3. Harapan yang ibu inginkan : Klien mengatakan ingin cepat pulang dan kembali
berkumpul bersama keluarga
4. Ibu tinggal dengan siapa : Klien mengatakan tinggal bersama suami dan anaknya.
5. Siapakah orang terpenting bagi ibu : Klien mengatakan suami dan anaknya.
6. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Klien mengatakan keluarga
menerima keadaan penyakitnya, selalu mendukung akan kesembuhan
penyakitnya.

f) Kebutuhan Dasar Khusus


1. Pola Nutrisi dirumah di RS
a) Frekuensi makan : 3x/hr 3x/hr
b) Nafsu makan : Baik
Baik
c) Porsi makan dalam sehari : Habis porsi tidak habis
d) Kebiasaan jenis makanan yg dikonsumsi sebelum sakit : makanan
pedas
e) Jumlah minuman yg dikonsumsi dalam sehari : 1-1,5 liter

17
f) Jenis minuman : Air putih

2. Pola Eliminasi dirumah di RS


BAK
a) Frekuensi : 3-5x/hr 3-5x/hr
b) Keluhan saat BAK : Tidak ada Tidak ada
c) Warna : Kuning jernih kuning
d) Bau : Amoniak Amoniak
BAB
a) Frekuensi : 2x/hr 1x/hr
b) Konsistensi : Lunak Lunak
c) Warna : Kuning Kuning
d) Bau : Khas Khas
e) Keluhan : Tidak ada Tidak ada

3. Pola personal hygiene dirumah di RS


Mandi
a) Frekuensi : 2x/hr 1x/hr
b) Penggunaan Sabun : ya ya
c) Sikat gigi : ya ya

4. Pola Istirahat dan Tidur dirumah di RS


a) Lama tidur : 6-8 jam/hr 5-6jam/hr
b) Masalah : Tidak ada Tidak ada
c) Cara Mengatasi : Tidak ada

5. Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


Merokok : Tidak pernah
Minuman keras : Tidak pernah
Ketergantungan Obat : Tidak ada

6. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
a) Keadaan Umum : Baik
b) Tekanan Darah : 130/90 mmH

18
c) Pernafasan : 20x/menit
d) BB/TB saat ini : 54 kg / 145 cm
e) BB sebelum sakit : 56 kg
f) Kesadaran : Composmentis
g) Nadi : 70x/menit
h) Suhu : 36o C

2. Head to Toe
a) Kepala dan leher
Bentuk : Simetris, rambut berwarna
hitam putih, sebaran rambut merata
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Edema palpebral : tidak ada
Pandangan Kabur : iya
Pupil : isokor
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
Kesulitan menelan : tidak ada
Keluhan lain : tidak ada
b) Dada dan axila
Mammae : membesar : tidak ada
Perubahan Kontour kulit pd payudara : tidak ada
Areolla mamae : tidak ada masalah
ASI/nanah/darah :tidak ada keluar asi /nanah /
darah
Pembesaran KGB diaxila : tidak ada
Sesak nafas : tidak ada
Retraksi dinding dada : simetris
c) Abdomen
Mengecil : tidak
Linea dan striae : tidak ada
Hiperpigmentasi : tidak ada hiperpigmentasi

19
Luka bekas operasi / jenis : ya, laparotomi
Kontraksi : tidak ada
Teraba massa ya/tidak;jenis : tidak ada
Distensi abdomen : tidak ada
Bising usus : 19x/m

d) Genitourinary
Area genital bersih : bersih
Ada discharge ya/tidak;jenis : tidak ada
Ada perdarahan antara fase mens : tidak ada
Perdarahan pasca couitus : tidak ada
Vesika urinary penuh : tidak
Rangsang miksi menurun : tidak
Nyeri saat miksi : tidak ada
Miksi tidak tuntas : tidak ada

7. Data Penunjang
a) Laboratorium
Tanggal 05/03/2020
Jenisa Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Leukosit 23.61 4.80-10.80
Eritrosit 4.66 4.20-5.40
Hemoglobin 14.0 12.0-16.0
Hematokrit 41.0 37.0-54.0
MCV 88.0 81.0-99.0
MCH 30.1 27.0-31.0
MCHC 34.2 33.0-37.0
PLT 131 150-450
RDW-SD 39.2 35.0-47.0
RDW-CV 12.6 11.5-14.5
PDW 16.5 9.0-13.0
MPV 10.1 7.2-11.1
P-LCR 27 15-25
PCT 0.13 0.15-0.40

b) USG Abdomen
Tanggal 3 maret 2020
Hasil :

20
 Ca Endometrium

21
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri akut b.d insisi Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
post operasi
Definisi : Definisi :
Definisi : Pengalaman sensorik Mengidentifikasi dan
Pengalaman sensorik atau emosional yang mengelola pengalaman
atau emosional yang berkaitan dengan sensorik atau emosional
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, kerusakan jaringan atau
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak fungsional dengan
dengan onset atau lambat dan onset mendadak atau
mendadak atau lambat berintensitas ringan lambat dan
dan berintensitas ringan hingga berat dan berintensitas ringan
hingga berat yang konstan. hingga berat dan
berlangsung kurang Setelah dilakukan konstan.
dari 3 bulan tindakan 1x24 jam Tindakan yang lakukan
diharapkan nyeri akut :
teratasi dengan Kriteria 1.1 Indentifikasi lokasi,
hasil: karakteristik, durasi,
1 Keluhan nyeri (4) frekuensi, kualitas,
2 Meringis (4) intensitas nyeri
3 Gelisah (4) 1.2 Identifikasi skala
nyeri
Skala : 1.3 Monitor
1= meningkat keberhasilan terapi
2=cukup meningkat komplementer yang
3=sedang sudah diberikan
4=cukup menurun 1.4 Berikan tehnik
5=menurun nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri : pemberian
aromaterapi
lavender, dan terapi
relaksasi nafas
dalam
2.1 Fasilitasi istirahat
dan tidur
2.2 Kolaborasi
pemberian analgetik
2. Defisit nutrisi b.d Status nutrisi Manajemen nutrisi
penurunan nafsu
makan (mual dan Definisi : Definisi :
pusing) Keadekuatan asupan Mengidentifikasi dan
nutrisi untuk memenuhi mengelola asupan
Definisi : kebutuhan metabolisme. nutrisi yang seimbang
Asupan nutrisi tidak Setelah dilakukan Tindakan yang
cukup untuk memenuhi tindakan 1x24 jam dilakukan :
kebutuhan metabolisme diharapkan defisi nutrisi 2.1 Membantu
teratasi dengan Kriteria memonitor aupan
hasil: makanan yang

22
1 Porsi makan yang masuk
dihabiskan (4) 2.2 Memberikan posisi
2 Nafsu makan (4) yang nyaman ketika
3 Frekuensi makan (4) makan
4 Verbalisasi keinginan 2.3 Menjelaskan
untuk meningkatkan kebutuhan nutrisi
nutrisi (4) untuk pemenuh
nutrisi pasien
Skala : 2.4 Monitor asupan
1=Menurun makanan
2=Cukup menurun 2.5 Anjurkan diet yang
3=Sedang di programkan
4=Cukup meningkat
5=Meningkat
3. Ansietas b.d proses Tingkat Ansietas Terapi Relaksasi
pengobatan
Definisi : Definisi :
Definisi : Kondisi emosi dan Menggunakan
Kondisi emosi dan pengalaman subjektif tekhnik peregangan
pengalaman subjektif terhadap objek yang untuk mengurangi
individu terhadap tidak jelas dan spesifik tanda dan gejala
objek yang tidak jelas akibat antisipasi ketidaknyamanan
dan spesifik akibat bahaya yang seperti nyeri,
antisioasi bahaya memungkinkan ketegangan
yang memungkinkan individu melakukan otot/kecemasan.
individu melakukan tindakan untuk Tindakan yang
menghadapi ancaman dilakukan :
tindakan untuk
3.1 Identifikasi
menghadapi ancaman kesediaan,
Setelah dilakukan
tindakan 1x24 jam kemampuan dan
diharapkan pola seksual penggunaan teknik
tidak efektif teratasi relaksasi.
dengan Kriteria hasil: 3.2 Monitor respon
1. Gelisah (4) terhadap terapi
2. Tegang (4) relaksasi
3.3 Gunakan pakaian
3. Tekanan Darah (4)
longgar
4. Pucat (4) 3.4 Gunakan relaksasi
sebagai penunjang
Skala :
dengan analgesic
1= Meningkat atau tindakan medis
2= Cukup lain
3= Sedang 3.5 Jelaskan tujuan
4= Cukup menurun manfaat terapi
5= Menurun relaksasi
3.6 Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
3.7 Anjurkan relaks
dan merasakan
sensasi relaksasi

23
C. CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari dan
No Implemantasi Evaluasi
Dx Tanggal
1 1 Kamis, 1.1 Mengkaji nyeri sebelum S : Pasien mengatakan
5/3/20 pemberian aromaterapi sakit dibagian yang
lavender, serta dioperasi (perut)
mengukur tanda-tanda O : Skala nyeri 5-6.
vital.
EP : skala nyeri 6, A : Masalah belum
ekspresi meringis. teratasi
TD:140/80, RR:22, Keluhan nyeri (2)
N:98, Tem:36,8. Meringis (2)
1.2 Memberikan Gelisah (2)
aromaterapi lavender P : Lanjutkan
selama 10 menit. intervensi.
EP : pasien Mengkaji nyeri dan
memejamkan mata dan pemberian
menghirup aromaterapi, aromaterapi
bernapas normal. lavender.
1.3 Mengkaji nyeri kembali
setalah 1 jam
pemeberian aromaterapi
lavender, serta
mengukur tanda-tanda
vital.
EP: skala nyeri 5,
ekspresi masih
meringis, TD: 130/80.
RR: 20. N:90, Tem:36,5
2 1 Jum’at. 1.1 Mengkaji nyeri S : Pasien mengatakan
6/3/20 sebelum pemberian masih sakit tetapi
aromaterapi lavender, sudah berkurang
serta mengukur tanda- pada bekas operasi
tanda vital. O : Skala nyeri 3-4.
EP : skala nyeri 4,
ekspresi masih meringis A : Masalah teratasi
dan melindungi bagian sebagian
yang sakit (perut). Keluhan nyeri (3)
TD:120/80, RR:20, Meringis (3)
N:100, Tem:36,2 Gelisah (4)
1.2 Memberikan P : Lanjutkan
aromaterapi lavender intervensi.
selama 10 menit. Mengkaji nyeri dan
EP : pasien pemberian
memejamkan mata dan aromaterapi
menghirup aromaterapi, lavender.
bernapas normal.
1.3 Mengkaji nyeri kembali
setalah 1 jam
pemeberian
aromaterapi lavender,

24
serta mengukur tanda-
tanda vital.
EP: skala nyeri 3,
ekpresi sedikit lebih
rileks, TD: 120/80. RR:
20. N:90, Tem:36,3

3 1 Sabtu, 1.1 Mengkaji nyeri S : Pasien mengatakan


7/3/20 sebelum pemberian jauh lebih baik dan
aromaterapi lavender, sakit diperut sudah
serta mengukur tanda- tidak begitu terasa.
tanda vital. O : Skala nyeri 1-2.
EP : skala nyeri 2,
pasien cenderung lebih A : Masalah teratasi
santai dan bisa Keluhan nyeri (4)
tersenyum dibanding Meringis (4)
hari sebelumnya. Gelisah (4)
TD:130/80, RR:22, P : Hentikan intervensi
N:98, Tem:36,3
1.2 Memberikan
aromaterapi lavender
selama 10 menit.
EP : pasien
memejamkan mata dan
menghirup aromaterapi,
bernapas normal.
1.3 Mengkaji nyeri kembali
setalah 1 jam
pemeberian
aromaterapi lavender,
serta mengukur tanda-
tanda vital.
EP: skala nyeri 1,
ekpresi meringis sudah
tidak ada. TD: 120/80.
RR: 20. N:90, Tem:36,3

25
BAB IV
ANALISIS JURNAL
A. Jurnal
Judul Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Pada
Pasien Pasca Operasi Di Rumah Sakit Dustira Cimahi
Tahun 2013
Nama
Argi Virgona Bangun, Susi Nur’aeni
author
Penerbit Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing),
Volume 8, No.2, Juli 2013
Tempat
Rumah Sakit Dustira Cimahi
Penelitian
Abstrak Lavender sebagai aromaterapi memberikan efek relaksasi dan sedasi.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender
terhadap intensitas nyeri pada pasien pasca operasi. Penelitian ini
menggunakan desain pre-eksperimental dengan bentuk rancangan
one group pretest-posttest design selama Januari - April 2013 dengan
sampel yang dipilih secara purposive sampling. Analisa data dengan
uji paired t-test. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,001
berarti ada perbedaan intensitas nyeri antara sebelum dan sesudah
diberikan aromaterapi lavender. Penelitian ini dapat menjadi
masukan bagi Rumah Sakit untuk menerapkan pemberian
aromaterapi lavender pada pasien pasca operasi.
Kata kunci : Aromaterapi, Lavender, operasi, Intensitas Nyeri
Metode Penelitian dilaksanakan di ruang perawatan bedah wanita RS
Penelitian Dustira Cimahi pada April sampai dengan Mei 2013. Penelitian
ini menggunakan desain Quasi-experimental dengan one group
pretest posttest. Responden terdiri dari 10 orang pasien paska operasi
bedah mayor hari ke-2 yang tidak memiliki riwayat dioperasi
sebelumnya, berusia 18-45 tahun, jenis kelamin perempuan, dan
mendapatkan jenis analgetik yang serupa. Responden dikaji skala
nyerinya menggunakan Verbal Descriptor Scale (VDS) lalu diberikan
aroma terapi lavender sebanyak 3 tetes dengan menggunakan
pembakar minyak dan tungku selama 10 menit. Responden diminta
bernafas normal, tidak melakukan aktivitas lain selama menghirup
aroma terapi, dalam kondisi ruangan yang tenang. Selanjutnya satu
jam kemudian skala nyeri diukur kembali.
Hasil Dari hasil analisa didapatkan bahwa rerata intensitas nyeri sebelum

26
Penelitian pemberian aromaterapi lavender adalah 4,80 dengan standar deviasi
2,530. Intensitas nyeri sesudah pemberian aromaterapi lavender 4,10
dengan standar deviasi 2,807. Terlihat nilai mean perbedaan
rata-rata sebelum dan sesudah adalah 0,700. Hasil uji statistik
didapatkan perbedaan yang signifikan karena nilai p = 0,001, p value
< α (α = 0,05). Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang
signifikan rata-rata sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi
lavender.
Kesimpula Aromaterapi lavender berpengaruh dalam penurunan intensitas nyeri
n pada pasien pasca operasi bedah mayor ditandai dengan
penurunan nilai rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah
diberikan aromaterapi lavender.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR AROMATERAPI LAVENDER

Pengertian Aromaterapi merupakan terapi inhalasi untuk menciptakan rasa


nyaman
Tujuan 1. Pasien mampu mengenali aromaterapi
2. Pasien mampu menikmati aromaterapi
3. Pasien mampu menceritakan perasaan setelah pemberian
aromaterapi
Indikasi Pasien merasakan kecemasan dan nyeri
Kontraindikas Pasien dengan gangguan pernafasan
i
Persiapan 1. Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan tindakan
Pasien aromaterapi lavender
2. Kaji kondisi pasien
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan
yang dilakukan (tujuan, manfaat, efek dari aromaterapi
lavender)
Persiapan Alat 1. Minyak aromaterapi lavender
2. Korek api
3. Air bersih
4. Lilin
5. Tungku aromaterapi
Tahap Kerja 1. Mencuci tangan
2. Mengucapkan salam terapeutik
3. Menkaji nyeri dan mengkur tanda-tanda vital

27
4. Bawa peralatan kedekat pasien
5. Siapkan tungku, teteskan aromaterapi lavender 3-5 tetes
kemudian tambahkan air secukupnya
6. Hidupkan lilin dengan korek api
7. Letakkan lilin yang menyala pada tungku
8. Letakkan tungku aromaterapi dengan jarak 10-20cm dari
pasien
9. Anjurkan pasien untuk mengatur posisi senyaman mungkin
10.Anjurkan pasien untuk menghirup uap minyak aromaterapi
lavender selama 10 menit
11.Setelah terapi selesai, matikan lilin dan bersihkan alat
12.Mengevaluasi klien 1 jam setelah pemberian aromaterapi
lavender
13.Ulangi pemberian aromaterapi lavender satu kali perhari

Hasil 1. Evaluasi respon pasien


2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Menganjurkan pasien untuk menggunakan aromaterapi
lavender
4. Berpamitan kepada pasien
5. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam catatan
pelaksanaan
2. Catat respon pasien terhadap tindakan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan
4. Nama dan paraf perawat

28
C. HASIL INTERVENSI

Sebelum Setelah
dilakukan aromaterapi lavender dilakukan aromaterapi lavender
Kamis, 5 maret 2020 Kamis, 5 maret 2020
Jam : 21.00 Jam : 22.00

Evaluasi Keluhan : Evaluasi Keluhan :


Pasien mengatakan sakit dibagian yang Pasien mengatakan sakit diperut bekas
dioperasi (perut), mual, dan pusing. operasi, masih pusing. Setelah diberikan
Ekpresi meringis. aromaterapi pasien terlihat memejamkan
mata sambil berbaring.
Data Penunjang :
TD:140/80, RR:22, N:98, Tem:36,8. Data Penunjang :
TD:130/80. RR:20, N:90, Tem:36,5.
Pengukuran Nyeri Post-Op
P : Penyebab Nyeri Post-Op Pengukuran Nyeri Post-Op
Q : Nyeri tajam dan menusuk P : Penyebab Nyeri Post-Op
R : Lokasi Nyeri tidak menyebar Q : Nyeri tajam dan menusuk
hanya didaerah parut R : Lokasi Nyeri tidak menyebar hanya
S : Skala Nyeri 6 didaerah parut
T : Nyeri bertahap dengan durasi S : Skala Nyeri 5
waktu 15 menit T : Nyeri bertahap dengan durasi waktu 15
menit

Kriteria
Target Pencapaian
Hasil
Keluhan 4 2
nyeri
Meringis 4 2
Gelisah 4 2

Jum’at. 6 maret 2020 Kamis, 5 maret 2020


Jam : 15.00 Jam : 16.00

Evaluasi Keluhan : Evaluasi Keluhan :


Pasien mengatakan masih sedikit sakit Pasien mengatakan masih sakit tetapi sudah
di bagian parut, mual, dan pusing. berkurang pada bekas operasi, masih
Ekpresi ekspresi masih meringis dan pusing. Setelah diberikan aromaterapi
melindungi bagian yang sakit (perut). pasien terlihat lebih rileks memejamkan
mata sambil berbaring.
Data Penunjang :
TD:120/80, RR:20, N:100, Tem:36,2 Data Penunjang :
TD: 120/80. RR: 20. N:90, Tem:36,3
Pengukuran Nyeri Post-Op
P : Penyebab Nyeri Post-Op Pengukuran Nyeri Post-Op
Q : Nyeri tajam dan menusuk P : Penyebab Nyeri Post-Op
R : Lokasi Nyeri tidak menyebar Q : Nyeri tajam dan menusuk
hanya didaerah parut R : Lokasi Nyeri tidak menyebar hanya
S : Skala Nyeri 4 didaerah parut
T : Nyeri bertahap dengan durasi S : Skala Nyeri 3
waktu 15 menit T : Nyeri bertahap dengan durasi waktu 15

29
menit

Kriteria
Target Pencapaian
Hasil
Keluhan 4 3
nyeri
Meringis 4 3
Gelisah 4 4
Sabtu, 7 maret 2020 Sabtu, 7 maret 2020
Jam : 15.00 Jam : 16.00

Evaluasi Keluhan : Evaluasi Keluhan :


Pasien mengatakan sakit hanya sedikit Pasien mengatakan jauh lebih baik dan
saja. Ekpresi pasien cenderung lebih sakit diperut sudah tidak begitu terasa.
santai dan bisa tersenyum dibanding Setelah diberikan aromaterapi pasien
hari sebelumnya. terlihat memejamkan mata sambil
berbaring.
Data Penunjang :
TD:130/80, RR:22, N:98, Tem:36,3 Data Penunjang :
TD: 120/80. RR: 20. N:90, Tem:36,3
Pengukuran Nyeri Post-Op
P : Penyebab Nyeri Post-Op Pengukuran Nyeri Post-Op
Q : Nyeri tajam dan menusuk P : Penyebab Nyeri Post-Op
R : Lokasi Nyeri tidak menyebar Q : Nyeri tajam dan menusuk
hanya didaerah parut R : Lokasi Nyeri tidak menyebar hanya
S : Skala Nyeri 2 didaerah parut
T : Nyeri bertahap dengan durasi S : Skala Nyeri 1
waktu 15 menit T : Nyeri bertahap dengan durasi waktu 15
menit

Kriteria
Target Pencapaian
Hasil
Keluhan 4 4
nyeri
Meringis 4 4
Gelisah 4 4

30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aromaterapi lavender berpengaruh dalam penurunan intensitas nyeri pada
pasien pasca operasi bedah mayor ditandai dengan penurunan nilai rata-rata
intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavender. Pada hari
pertama pemberian aromaterapi lavender skala nyeri 5-6, kemudian sesudah
diberikan aromaterapi selama tiga hari skala nyeri menjadi 1-2. Perawat perlu
mengintegrasikan hasil penelitian ini sebagai salah satu intervensi dalam asuhan
keperawatan pada pasien paska operasi. Perawat juga perlu mensosialisasikan
penggunaan aromatrapi lavender kepada pasien, keluarga, dan masyarakat
melalui pemberian pendidikan kesehatan. Desain penelitian dapat dicoba ulang
dengan melibatkan kelompok kontrol dan kelompok intervensi dan menambah
jumlah sampel.

B. Saran
Dalam   mengaplikasikan   minyak   atsiri   harus   diperhatikan   sifat   dari
minyak terutama bagi orang-orang yang sensitif atau memiliki alergi terhadap
minyak   tertentu.   Penggunaan   minyak   atsiri   harus   sehemat   mungkin
karena harganya   yang relatif cukup   mahal.   Dalam   mengatasi nyeri post
operasi dapat dilakukan dengan cara menghirup sediaan aromatherapy lavender.

31
DAFTAR PUSTAKA

Benson, R. 2008. Buku Saku Obsteteri dan Ginekologi Edisi 9. Jakarta: Penerbit EG
Chyntia, E. 2010. Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan. Yogyakarta: Maximus
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnosis:
Definitions & Clasification, 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell
Mansjoer, et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius
Manuaba, I.B. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta: EGC
Manuaba, I.B.G. 2009. Memahami Kesehatan Reroduksi Wanita Edisi 2. Jakarta:
Penerbit EGC
Owen, E. 2005. Panduan Kesehatan Bagi Wanita. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya
Prawirohardjo, S., Wiknjosastro, H., Sumapraja, S. 2009. Ilmu Kandungan Edisi 2.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
DOKUMENTASI

Hari Pertama Pemberian Aromaterapi

Hari Kedua Pemberian Aromaterapi

Hari Ke tiga Pemberian Aromaterapi

Anda mungkin juga menyukai