VISI
TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN YANG BERMUTU DANMERATA
MENUJU BINGINTELUK SEHAT, MANDIRI DAN BERWAWASAN
MISI
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Bermutu dan Menjangkau Seluruh
Lapisan Masyarakat
2. Malaksanakan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kesehatan Guna
Mendorong Kemandirian Masyarakat dalam pembangunan kesehatan dan
berprilaku hidup bersih dan sehat
3. Melaksanakan Manajemen Puskesmas Yang Transparan Dan Menjalin Kerja
Sama Lintas Sektor dalam membangun wilayah yang berwawasan
kesehatan
TATA NILAI DAN BUDAYA KERJA PUSKESMAS BINGIN TELUK
P : Profesional dalam bekerja mengutamakan kesehatan dan
keselamatan pasien
E : Etika dijunjung tinggidan berlaku sopan santun serta ramah
tamah
T : Transparan dengan tidak mengutamakan kepentingan
Pribadi diatas kepentingan bersama
I : Ikhlas memberikan pelayanan sepenuh hati
R : Rajin dalam bekerja dan senantiasa menambah
pengetahuan danwawasan
STRATEGI KESEHATAN PUSKESMAS
S : Sehat dengan cek kesehatan rutin
E : Energik dengan makanan sehat bernutrisi
G : Gagah hidup tanpa merokok
A : Aman tanpa narkoba dan psikotropika
R : Rajin berolah raga dan aktivitas fisik
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan profil FKTP Puskesmas Bingin Teluk
tahun 2018 sebagai sarana untuk melaporkan hasil kegiatan Puskesmas selama ini.
Profil ini kami buat sebagai indicator SPM Puskesmas dengan tujuan untuk menyusun
hasil kegiatan kami dan untuk mengevaluasi /menilai sejauh mana tingkat keberhasilan selama
satu tahun yang telah berjalan,dan kami akan menggunakan sebagai pedoman untuk
perencanaan kegiatan di tahun 2018. Dengan harapan di tahun yang akan datang bisa
memperoleh hasil yang lebih baik dari tahun 2018.
Secara garis besar profil Puskesmas Bingin Teluk kami susun dengan berusaha mengacu
pada konsep wilayah ,dalam hal ini per desa dengan melibatkan petugas penanggung jawab
desa,bidan desa,maupun Puskesmas Pembantu serta Forum Komunikasi Masyarakat Bingin
Teluk Peduli Kesehatan dan kami mengakses data dari penanggung jawab program sebagai
sarana penambahan dan sinkronisasi, sementara untuk data cakupan dari unit pelayanan
kesehatan di luar Puskesmas berusaha kami himpun dengan segala keterbatasan infrastruktur
dan perangkat hukum yang ada.
Harapan kami mudah-mudahan profil ini member manfaat, secara khusus terdapat
beberapa harapan yang tertuang dalam laporan kegiatan,antara lain :
1. Diharapkan hasil akhirnya akan muncul potret kinerja berupa laporan tahunan pada
setiap desa di wilayah FKTP Puskesmas Bingin Teluk yang merupakan indicator out put.
2. Dapat lebih memudahkan proses penetapan diagnosa komunitas dan penyusunan SKW
serta RPK pada setiap desa tahun 2018.
3. Analisa hasil kegiatan pada setiap desa tersebut diharapkan dapat mempermudah
penentuan langkah-langkah pemecahan masalah pada setiap indicator kegiatan yang
dilakukan di desa pada tahun2018.
4. Output dari proses manajemen tersebut diharapkan dapat mencerminkan
kesinambungan antara :
a. Laporan tahunan per desa tahun 2018 dengan penjabaran perbulan
b. Laporan tahunan per desa tahun 2018
c. Laporan tahunan FKTP Puskesmas Bingin Teluk tahun 2018
d. Diagnosa komunitas tiap desa tahun 2018
e. Diagnosa komunitas FKTP Puskesmas Bingin Teluk 2018
f. Sub system kesehatan wilayah tiap desa
g. System kesehatan wilayah kesehatan kecamatan Rawas Ilir
h. Rencana strategis FKTP Puskesmas Bingin Teluk 2017-2021
Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih serta rasa hormat atas segala jeri payah seluruh
staf Puskesmas Bingin Teluk,serta atas bimbingan kepala bidang Kepala Seksi dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara dalam penyusunan profil ini.
Kami menyadari bahwa walaupun sudah kami usahakan semaksimal mungkin
memenuhi petunjuk dari Dinas Kesehatan namun profil ini masih banyak kekurangan serta
kelemahan,untuk itu kami berharap adanya saran dan masukan yang bersifat membangun dari
semua pihak.
Demikianlah profil Puskesmas Bingin Teluk tahun 2018 ini dibuat, semoga profil ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama (FKTP)
memiliki kekhususan dibandingkan dengan FKTP lainya (Klinik Pratama, Tempat Praktik
Perseorangan, Dan lain-lain). Ada beberapa hal yangmerupakan kekhususan dari Puskesmas
antara lain melaksanakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan memiliki konsep wilayah.
Dengan kekhususan ini tentu di perlukan manajemen yang baik di dalam mengelolah seluruh
upaya yang dilakukan, seliruh potesi dan sumber daya, yang akan berbeda dengan FKTP lainnya.
Kondisi tersebut telah diatur pada Peraturan Menteri Kesehatan no 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya Promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk.
Puskesmas bertugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut Puskesmas berfungsi
sebagai penyelenggara UKM dan UKP tingkat pertama di wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk.
Fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dan
pusat pemberdayaan masyarakat sebagaimana yang terdapat pada SK Menkes No 128 tahun
2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, tidak hilang dengandikeluarkannya
Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Karena pada Permenkes no
75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, kedua fungsi tersebut masuk pada
wewenang Puskesmas untuk melaksanakan fungsi UKM.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas untuk mendukung
terwujudnya Kecamatan Sehat, dan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :
1. Memiliki Prilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Profil Kesehatan Puskesmas Sekaran diuraikan secara singkat sebagai berikut:
- Bab I : Pendahuluan
- Bab II : Gambaran Umum
- Bab III : Situasi Upaya Kesehatan
- Bab IV : Capaian Upaya Kesehatan
- Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
- Bab VI : Penutup
- Potret Kegiatan Pelayanan di UPT Puskesmas Bingin Teluk
Ruang lingkup Profil Puskesmas meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan kepada masyarakat baik
yang esensial maupun pengembangan. Adapun upaya kesehatan yang diselenggarakan dalam
Puskesmas yaitu :
a. Pelayanan Kesehatan
Upaya kesehatan esensial
Upaya kesehatan pengembangan
b. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan
Proses penyusunan perencanaan P1, penggerakan dan pelaksanaan P2,
Pengawasan, pengendalian dan penilaian P3.
Manajemen sumber daya : SDMK, sarana dan prasarana, obat-obatan, keuangan dan
lain-lain
c. Mutu Pelayanan
Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan
Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhan terhadap standar
pelayanan yang telah ditetapkan
Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan,
dimana masing-masing program kesehatan mempunyai indikator mutu tersendiri
Penilaian outcome pelayan antara lain melali pengukuran tingkat kepuasan
pengguna jasa pelayanan Puskesmas
BAB II
GAMBARAN UMUM
II.1. Gambaran Umum Wilayah
Puskesmas Bingin Teluk Terletak di Jalan Bukit Hijau Desa Beringin Makmur II
Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara yang meliputi 1 (satu) Kelurahan dan 4
(empat) desa yaitu; Kelurahan Bingin Teluk, Desa Beringin Makmur II, Desa Beringin
makmur I, Desa Mandi Angin, Desa Beringin Sakti. Dimana disetiap desa terdapat jaringan
pelayanan kesehatan Puskesmas Bingin Teluk yaitu Pustu dan Polindes. Terdapat 3 Sarana
Pustu, 4 Sarana Polindes dan 1 Sarana Poskeslur. Jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Bingin Teluk tahun 2018 adalah 15.650 jiwa.
Luas Wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk sekitar 445km 2. Jarak antara Puskesmas
Bingin Teluk dengan Muara Rupit + 38 km, dengan waktu tempuh + 80 menit perjalanan
dapat di tempuh dengan kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Jika melalui Jalur
air dapat di tempuh dengan waktu + 90 menit menggunakan Kendaraan Speedboat, Dan
dalam waktu 5 jam dengan menggunakan Ketek.
Berdasarkan tabel diatas jumlah pendusuk di wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk
ada 15.650 jiwa.
B. Jenis Kelamin
NO DESA / KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 BERINGIN MAKMUR I 1580 1660 3240
2 BERINGIN MAKMUR II 3033 3215 6248
3 BINGIN TELUK 1278 1360 2638
4 MANDI ANGIN 1044 1179 2223
5 BERINGIN SAKTI 615 686 1301
TOTAL 7550 8100 15.650
Tabel 2.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel diatas jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk
dengan jumlah Laki-laki 7.550 jiwa dan perempuan 8.100 jiwa.
B. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang menentukan bagaimana cara hidup yang sehat,
dan lebih mampu memahami penjelasan yang diberikan. Terutama dalam
pelayanan dan fasilitas kesehatan.
Fasilitas Pendidikan
NO SEKOLAH JUMLAH
1 TK / PAUD 6
2 SD / MI 15
3 SMP / MTs 3
4 SMA / MA 2
Tabel 2.3.1. Jumlah sekolah
Berdasarkan Tabel diatas jumlah sekolah di wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk
meliputi 6 Taman Kanak-kanak/PAUD, 15 Sekolah Dasar/MI, 3 SMP/MTs dan 2 SLTA.
Penduduk yang mendapatakn pendidikan meliputi : Perguruan Tinggi, SLTA, SLTP
dan Tidak tamat SD.
C. Budaya
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk masih menganut sistem
Kekeluargaan yang kuat. Sistem pengobatan pun masih ditemui pengobatan secara
tradisional. Kebiasaan MCK (Masak Cuci Kakus) pun masih ada yang dilakukan di
sungai. Sehingga sangat berpengaruh terhadap taraf hidup sehat masyarakat.
Masyarakat masih sering ingin melakukan perawatan dirumah, mereka enggan
untuk dilakukan perawatan di Puskesmas dengan Alasan ekonomi serta kenyamanan
di rawat di rumah.
Upaya yang telah di lakukan adalah dengan memperbaiki sistem rawat inap,
meningkatkan sarana dan prasarana di Puskesmas. Sosialisasi dan penyuluhan
mengenai peraturan dan akibat jika melakukan perawatan sendiri dirumah.
Mengadakan musyawarah bagaimana solisi yang di berikan untuk keluarga yang
kurang mampu yaitu dengan menggunakna kartu sehat (KIS/BPJS/ASKES) dan
sebagainya.
D. Sarana Pelayanan kesehatan
Puskesmasn Bingin Teluk memiliki wilayah kerja 5 desa / kelurahan, di setiap
desa memiliki fasilitas kesehatan PUSTU dan Polindes. Namun pola pencarian
pelayanan kesehatan masyarakat masih di pengaruhi oleh budaya setempat.
Masyarakat masih perlu dijelaskan mengenai askesbilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan secara umum. Seperti penggunaan RTK (Rumah Tunggu
Kelahiran), tidak hanya bagi pasien dan keluarga pasien yang akan melahirkan.
Tetapi bisa juga di gunakan bagi pasien dan keluarga pasien yang di perlukan
perawatan lama.
Fasilitas Kesehatan
NO JENIS FASILITAS JUMLAH
1 Puskesmas Pembantu ( PUSTU ) 3
2 Pondok Bersalin Desa ( POLINDES ) 4
3 Pos Kesehatan Kelurahan ( POSKESLUR ) 1
4 Pos Pelayanan Terpadu ( POSYANDU ) 11
5 Puskesmas Keliling ( PUSLING ) 1
6 Rumah Tunggu Kelahiran ( RTK ) 1
7 Ambulan 2
8 Motor Dinas 6
Tabel 2.3.2. Jumlah Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan tabel diatas Jumlah Fasilitas kesehatan Di wilayah kerja Puskesmas
Bingin Teluk Terdiri dari Pustu 3 buah, Polindes 4 buah, Poskeslur 1 buah, Posyandu
11 Pos, Pusling 1 unit, RTK 1 buah, Ambulan 2 unit dan Motor Dinas 6 Unit.
Media cetak bisa berupa buku pengetahuan kesehatan, majalah, dan koran. Media
elektronik bisa berupa televisi, radio, dan handphone. Satu lagi Sumber informasi
yang bisa di dapat masyarakat yaitu Pemuka Pendapat, ialah Tokoh agama, Tokoh
adat, Tokoh Masyarakat, dan Kader.
Saat ini untuk memudahkan pasien mendapatkan akses perawatan Unit Gawat
darurat dan Rawat inap dapat menggunakan Call centre UGD. Pasien dapat
menghubungi nomor telepon yang tersebut untuk menggunakan fasilitas ambulan
bila ingin menjemput dan mengantar pasien ke fasilitas kesehatan, sehingga
diharapkan pasien dapat mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat dan prima.
G. Pembiayaan Kesehatan Oleh Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan sejak lama dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan
kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan
kesehatan meliputi Dana Sehat, Asuransi Kesehatan, Asuransi tenaga kerja, dan
Kartu Indonesia Sehat. Yang sekarang dalam nuangan satu Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial ( BPJS ).
BAB III
SITUASI UPAYA KESEHATAN
III.1. Jenis Pelayanan
A. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
Belum lama ini telah terbit Instruksi Presiden no 1 tahun 2017 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang perli disosialisasikan dan ditingkatkan di
berbagai sektor kehidupan. Dalam rangka mempercepat dan mensinergikan
tindakan dari upaya pfomotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan
produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan
kesehatan akibat penyakit. Dalam Inpres tersebut memerintahkan kepada seluruh
petinggi di pusat maupun daerah untuk menetapkan kebijakan dan mengambil
langkah-langkah sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk
mewujudkan GERMAS melalui :
a. Peningkatan aktifitas fisik
b. Peningkatan prilaku hidup sehat
c. Penyediaan pangan sehat dan perceoatan perbaikan gizi
d. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
e. Peningkatan kualitas lingkungan
f. Peningkatan edukasi hidup sehat
Untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur salah
satu arah yang ditetapkan adalah mengedepankan pembangunan sumber daya
manusia, yang ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia. Hal
ini diharapkan dapat mewujudkan masyarakat seht dengan meningkatkan
kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk.
Adanya kebiasaan dan gaya hidup yang semakin mempengaruhi derajat
kesehatan dan kualitas hidup dalam keluarga sehingga dalam keluarga sangatlah
rawan untuk terkena penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Untuk
mencegah hal tersebut anggota keluarga perlu diberdayakan dalam mellakukan
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya PHBS di tatanan rumah tangga.
Strategi pembinaa PHBS di tatanan rumah tangga salah satunya adalah erakan
Pemberdayaan Masyarakat yang bertujuan mempercepat terwujudnya Rumah
Tangga Sehat. Hal ini merupaka salah satu Indikator Desa Sehat, Kecamatan Sehat,
Kabupaten Sehat, Propinsi sehat dan Indonesia Sehat.
Faktor pencetus munculnya masalah Gizi dapat berbeda-beda antar wilayah atau
pun antar kelompok masyarakat, bahkan akar masalahnya dapat berbeda antar
kelompok usia balita (Sihadi, 2005). Keadaan Gizi kurang dan buruk dapat
menurunkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit, terutama penyakit
infeksi yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan
jaringan otak yang akan mengurangi kualitas sumber daya manusia Indonesia
(Sihadi, 2000).
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah sarana kesehatan terdepan
yang memberi pelayanan kesehatan termasuk Gizi kepada masyarakat diwilayah
kerja masing-masing upaya perbaikan melalui puskesmas bertujuan untuk
menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status Gizi masyarakat. Tingkat
puskesmas upaya perbaikan Gizi masyarakat dilaksanakan oleh beberapa macam
tenaga puskesmas seperti Ahli Gizi (AG). Pembantuan ahli Gizi (PAG), Bidan,
Perawat dan Tenaga kesehatan lainnya. Selain itu Kader merupakan perantara
langsung antara petugas kesehatan dengan masyarakat, Kader adalah orang
pertama yang mengetahui bagaimana perkembangan atau kemunduran status Gizi
balita, berdasarkan penimbangan berat badan yang dilakukan setiap bulan di
posyandu. Bila kader mendapatkan ibu yang memiliki anak dengan berat badan
tidak naik atau terus menurun, bahkan sampai status gizi kurang kader bisa
langsung memberi informasi dan keterampilannya. Preventif agar status balita
tersebut tidak bertambah parah menjadi gizi buruk. Jadi kader merupakan
perantara yang tepat dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilannya
kepada ibu-ibu memiliki anak gizi kurang dan buruk di posyandu. Kader yang
terampil akan sangat membantu dalam melaksanakan kegiatan posyandu sehingga
informasi dan pesan-pesan gizi akan dapat dengan mudah disampaikan
kemasyarakat. Upaya perbaikan Gizi melalui puskesmas belum dapat
dilaksanankan secara efekti karena belum semua puskesmas memiliki tenaga yang
profesional di bidang Gizi, kemampuan tenaga Gizi terbatas, sedangkan
permasalahan Gizi yang dihadapi sangat luas.
Efek Kesalahan Zat-zat Gizi Bagi Anak
Dampak dari kesalahan kelebihan dan kekurangan zat gizi untuk anak akan sangat
berpengaruh pada pertumbuhan anak, sehinga harus diperhatikan asupan gizi
yang seimbang setiap harinya.
a. Dampak gizi kurang
dampak dari gizi kurangadalah:
1. Berpengaruh terhadap pertumbuhan, anak-anak yang tidaktumbuh
menurut potensialnya. Protein digunakan sebagai zatpembakar sehingga
otot-otot menjadi lembek dan rambut mudahrontok
2. Pengaruh terhadap produksi tenaga, menyebabkan kekurangantenaga
untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktifitas
3. Pengaruh terhadap daya tahan, penderita mudah terseranginfeksi seperti
pilek, batuk, dan diare. Pada anak-anak hal inimembawa kematian.
4. Pengaruh terhadap pertumbuhan jasmani dan mental,kekurangan gizi ini
dapat berakibat terganggunya fungsi otaksecara permanen.
b. Dampak Gizi lebih.
Gizi lebih adalah suatu kondisiyang diakibatkan oleh jumlah asupan energy
yang melebihi ketentuan. Tanda-tanda yang mudah dikenali pada anak yang
menderita gizi lebih adalah:
1. Gemuk yang mudah dinilai dari berat badan dan tinggi badan.
2. Lamban dan cepat lelah.
Efek yang sering terlihat adalah obesitas tipe hiperplasi,yakni obesitas karena
jumlah sel melebihi batas normal. Obesitas tipe ini akan sulit diturunkan berat
badannya. Kondisi ini bisa memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif
seperti diabetes mellitus, hipertensi, hiperkolestrol, dan penyakit jantung. Maka
perlu gizi yang seimbang agar tidak kekurangan gizi dan kelebihan gizi, untuk
pemenuhan gizi seimbang dengan mengkonsumsi makanan secara variatif
tentunya berpedoman pada empat sehat lima sempurna.
Pengukuran Status Gizi
Untuk mengetahui apakah status gizi seseorang itu kurus, normal,resiko untuk
gemuk, gemuk, maka perlu dilakukan pengukuran tentang berat badan dan tinggi
badan seseorang kemudian dihitung menggunakan perhitungan Indek Masa Tubuh
(IMT) dan dikonversikan dengan tabel rujukan IMT/U anak laki-laki dan
perempuan umur 9 sampai 13 tahun. (Departemen Kesehatan RI, 2005). Menurut
Djoko Pekik Irianto (2006: 65) Pengukuran status gizi seseorang dapat dilakukan
pemeriksaan secara langsung antara lain:
a. Antropometri: Pemeriksaan anthropometri dilakukan dengan cara mengukur
tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, tebal lemak tubuh.
b. Biokimia: pemeriksaan biokimia bertujuan mengetahui kekurangan gizi
spesifik.
c. Klinis: pemeriksaan klinis bertujuan mengetahui status kekurangan gizi
dengan melihat tanda-tanda khusus.
d. Biofisik: pemeriksaan bertujuan mengetahui situasi tertentu, misalnya pada
orang yang buta senja.
Adapun pengukuran secara tidak langsung antara lain:
a. Survey konsumsi: penilaian konsumsi makanan,dengan wawancara kebiasan
makan dan perhitungan konsumsi seharihari.
Kegiatan pengelolaan vaksin yang benar merupakan salah satu bagian penting
dalam kegiatan imunisasi. Penupgaturan suhu yang tepat dan penempatan vaksin
yang tepat di kulkas vaksin sangat mempengaruhi kualitas vaksin ketika di
suntikkan ke klien.
Program Pencegahan dan pemberatasan penyakit menular pada dasar nya
menerapkan konsep epidemiologi yaitu interaksifaktor agenthost-
environment,dengan tujuan untuk menurun kan angka kesakitan dan kematian
akibat ketidakseimbangan ketiga faktor tersebut. Untukmencapai tujuan tersebut
diperlukan peran serta dan tanggung jawab dari lintas program,lintas sektoral dan
masyarkat serta swasta.
TUJUAN:
Program ini mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan
aspek kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan,kematian, kecatatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak
menular.
a. Penyakit menular yang di prioritaskan dalam program ini adalah :
malaria,demam berdarah dengue,tuberklosis,HIV/AIDS, diare,polio,filaria,
kusta,pneuminia,dan penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD31) termasuk penyakit karantina dan resiko masalah kesehatan
masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional (public health
Emergency of internasional Concern)
b. Penyakit tidak menular yang di utamakan adalah penyakit jantung, kanker,
diabetes melitus dan penyakit metabolik,penyakit kronis dan degenaratif
serta ganguan akibat kecelakaan dan cedera.
SASARAN
Kelompok masyarakat sehat dan beresiko. Terselenggaranya sistem surveilans
dan kewaspadaan dini serta penanggulangan kejadian luar biasa (KLB/wabah)
secara berjenjang ke desa.
KEGIATAN POKOK
a. Promo kesehatan
b. Deteksi dini, Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko PTM
c. Peningkatan peran serta masyarakat
d. Penemuan kasus PTM
e. Penanganan kasus PTM
f. Pencatatan dan Pelaporan PTM
g. Peningkatan imunisasi Penemuan dan penatalaksaan penderita
h. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penangulangan wabah
i. Peningkatan komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
penberatasan penyakitPencegahan penyakit flu burung dan penyakit
lainnya
j. Pemantauan dan penilaian kegiatan P2PTM
2. Depresi
Gangguan depresi harus dibedakan denga perasaan sedih biasa. Semua orang
pada saat tertentu dapat merasa sedih, dan tidak bahagia. Apabila kehilangan
orang yang dicintai oran akan merasa sedih yang mendalam.
Rasa sedih dan berkabung yang demikian adalah normal dan merupakan reaksi
sementara menghadapi stres dalam kehidupan. Orang tersebut masih dapat
melaksanakan fungsi dalam kehidupan sehari-hari dan dengan berlalunya waktu
perasaan ini juga akan menghilang.
Gangguan Depresi adalah perasaan sedih dan tertekan yang menetap.
Perasaan tertekan sedemikian beratnya sehingnga yang bersangkutan tak dapat
melaksanakan fungsi sehari-hari sebagai orang tua, pasangan hidup, pegawai,
pelajar, ibu rumah tangga, pedagang dan lain-lain. Ia merasa putus asa dan tidak
ada lagi kenikmatan untuk melakukan kegiatan yang biasa dia lakkukan. Keluarga
atau kerabat seringkali tidak menyadari adanya depresi dan menyuruh orang
tersebut untuk melawan perasaanya, dimana hal ini hanya akan memperburuk
kedaanya. Kadang-kadang depresi juga tampil dalam bentuk keluhan fisik yang
bermacam-macam walaupun akhirnya tidak ditemunkan kelainan pada organ
tubuh
Gejala dan tanda-tanda depresi
Seorang yangmenderita depresi akan mengalami gejala, baik fisik maupun
mental emosional. Berikut ini gejala yang membutuhkan pertolonngan.
Suasana perasaan
Merasa sedih, murung, kehilangan minat dan merasa senang
terhadap pekerjaan yang biasa dia lakukan. Mereka sering pula merasa
mudah tersinggung, engalami rasa cemas dan panik bahwa sesuatu yang
buruk akan terjadi
Pikiran
Isi pikiran biasanya tentang ke tentang kegagalan dan kesalahan.
Orang tersbut cenderunng menyalahkan diri sendiri terhadap hal yang
terjadi. Ia sulit memusatkan perhatian dan daya ingat menjadi terganggu.
Kadangkadang timbul keinginan ingnin mati
Keluhan fisik
Rasa lelah berkepanjangan, gangguan tidur(sulit tidur atau terlalu
lama tidur), gangguan makan (tidak nafsu makan atau banyak makan),
kehilangan minat seksual, rasa sakit dan nyeri dileher dan punggungn,
sakit kepala, nyeri didada, dan keluhan di perut serta keluhan fisik lainnya
dari ujung rambut sampai ujung kaki.
5. Demensia (Kepikunan)
Demensia sering terjadi pada usia lanjut.Gambaran utama penyakit ini adalah:
Penurunan daya ingat mengenai hal yang baru terjadi,misalnya orang tersebut
lupa apakah sudah makan,mandi,lupa dimana meletakkan barangnya dan lain-
lain.Bila ada yang mengalami hal tersebut diatas,bawalah ke dokter atau
Puskesmas Gangguan jiwa dapat diobati secara medis. Semakin dini dapat
pengobatan,semakin baik hasilnya. Orang dengan gangguan jiwa jangan
dianggap pemalas,pemarah atau aneh,ia bertingkah laku demikian karena
jiwanya sedang terganggu. Ia memerlukan pengertian dan pertolongan dari
kita.
1. Penurunan daya pikir,misalnya tidak mampu lagi berhitung yang biasanya
mudahdia lakukan.
2. Penurunan daya nilai,misanya sulit membedakan yang baik dan yang
buruk.
3. Penurunan kemampuan berbahasa,misalnya sulit mencari kata-kata
untukmenyatakan pendapat.
4. Penurunan fungsi sehari-hari,misalnya tak mampu
berpakaian,mandi,mencuci,memasak,dan melakukan kegiatan lainnya
sendiri.
5. Kehilangan kendali emosional,misalnya mudah bingung,menangis atau
mudah tersinggung.
6. Keadaan ini biasa terdapat pada usia lanjut dan sangat jarang pada usia
muda. Kehilangan daya ingat dapat menyebabkan masalah tingkah
laku,misalnya menjadi gaduh gelisah,pencuriga,dan emosi yang meledak-
ledak.
2. Laboratorium
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan Puskesmas maupun Rumah Sakit. Ruangan laboratorium itu sendiri
terdiri dari ruang pendaftaran, ruang tunggu dan ruang pemeriksaan.
Adapun sarana dan prasarana ruangan laboratorium yang ada di Puskesmas
Bingin Teluk yaitu :
a. Meja pemgambilan sampel
b. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien
c. Bak cuci / sink
Wastafel dilengkapi keran yang mengalirkan air bersih, yang dilengkapi
saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem pengolahan air limbah
Puskesmas
d. Meja Pemeriksaan
- Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang 1 meter
- Meja terdiri dari 2 tempat dalam ruang pemeriksaan. Meja 1 tempat alat
hematologi analizer, meja 2 untuk tempat mikroskop dan alat urine rutin.
Meja terbuat dari bahan keramik berwarna putih.
e. Lemari Alat
- Berfungsi untuk menyimpan alat
Area
Area-area pelayanan kesehatan di UGD, meliputi area administratif, reception/
triage/ waiting area, resuscitation area, area perawat akut (pasien yang tidak
menggunakan ambulan), area Konsultasi (untuk pasien yang menggunakan
ambulan), staff work stations, area khusus, misalnya ruang wawancara untuk
keluarga pasien, ruang prosedur, plaster room, apotik, opthalmology/ ENT,
psikiatri, ruang isolasi, ruang dekontaminasi, dan area ajar mengajar, pelayanan
penunjang, misalnya gudang/ tempat penyimpanan, perlengkapan bersih dan
kotor, kamar mandi, ruang ttaff, tempat troli linen, tempat peralatan yang bersifat
mobile, mobile X-Ray equipment bay, ruang alat kebersihan, area tempat makanan
dan minuman, kantor dan area administrasi, area diagnostik misalnya medis
imaging area laboratorium, departemen keadaan darurat untuk sementara/
bangsal observasi jangka pendek/ singkat (opsional), dan ruang sirkulasi.
Ukuran Total UGD dimana total area internal UGD, tidak termasuk bangsal
pengamatan dan area internal imaging sekarang ini sebaiknya, harus sedikitnya 50
m2/1000 kehadiran tahunan atau 145 m2/1000 jumlah pasien yang masuk setahun,
ukuran yang manapun boleh dipakai tetapi lebih baik dipilih yang lebih besar.
Ukuran yang minimum suatu UGD akan lebih fungsional apabila seluas 700
m2.Totalukuran dan jumlah area perawatan akan juga akan dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti: Jumlah angka pasien, pertumbuhan yang diproyeksikan, anti
pasti perubahan di dalam teknologi, keparahan penyakit, waktu penggunaan
laboratorium dan imaging medis, jumlah atau susunan kepegawaian dan struktur.
Kriteria
Adapun beberapa kriteria dalam Unit Gawat Darurat (UGD) menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (RI) tahun 1992 yaitu:
a) Unit gawat darurat harus buka 24 jam
b) Unit gawat darurat juga harus melayani penderita-penderita “False
Emergency” tetapi tidak boleh mengganggu/ mengurangi mutu pelayanan
penderita gawat darurat.
c) Unit gawat darurat sebaiknya hanya melakukan “Primary Care” sedangkan
“Definitive Care” dilakukan ditempat lain dengan cara kerja yang baik.
d) Unit gawat darurat harus meningkatkan mutu personalia maupun
masyarakat sekitarnya dalam penanggulangan penderita gawat darurat.
e) Unit gawat darurat harus melakukan riset guna meningkatkan
mutu/kualitas pelayanan kesehatan masyarakat sekitarnya.
gawat darurat, dibantu oleh tenaga medis, para medis perawatan, para medis
non perawatan dan tenaga non medis yang terampil.
a) Ditetapkan dokter sebagai kepala unit/unit gawat darurat yang
bertanggung jawab atas pelayanan di UGD.
b) Ditetapkan perawat sebagai penanggung jawab pelayanan keperawatan
di unit/unit gawat darurat
c) Jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia sesuai dengan
kebutuhan pasien
d) Semua dokter dan tenaga keperawatan mampu melakukan teknik
pertolongan hidup dasar (Basic Life Support).
e) Informasi tentang pelayanan yang diperlukan sudah dikomunikasikan
kepada staf yang berkepentingan sebelum pasien sampai.
Sasaran
Seluruh masyarakat yang memerlukan pertolongan dan perawatan terutama
pada kasus gawat darurat. Dengan menggunakan sistem Triase, Petugas dapat
mentukan pasien tersebut termasuk dalam kategori gawat darurat atau bukan.
SasaranTriase :
Sasaran Primer Triase : Mengenal kondisi yang mengancam jiwa.
Sasaran Sekunder Triase : Memberi prioritas pasien sesuai dengan kegawatannya
4. Rawat Inap
Rawat Inap Atau Opname adalah salah satu bentuk proses pengobatan atau
rehabilitasi oleh tenaga pelayanan kesehatan profesional pada pasien yang
menderita suatu penyakit tertentu, dengan cara di inapkan di ruang rawat
inap tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang dialaminya.
Fasilitas Rawat inap disediakan dan dijalankan secara sistematis oleh tenaga
medis dan nonmedis, disediakan oleh pihak penyedia pelayanan kesehatan (klinik,
rumah sakit, puskesmas).
2) N/D 80%
3) Cakupan bayi yang dapat air 80%
susu ibu (ASI) eksklusif 6 (enam)
bulan.
4) Cakupan balita (6-59 bulan) 100%
yang diberi kapsul vitamin A 2
kali pertahun.
5) Cakupan balita gizi kurang 100%
mendapat perawatan.
6) Rumah tangga mengkonsumsi 87%
garam beryodium
No Jenis Pelayanan Indikator Target Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Kesehatan Ibu 1) Cakupan kunjungan ibu (K1) 100 % 7,94 18,66 22,28 27,58 34,26 44,29 51,25 60,72 73,26 80,22 90,50 96,94
dan Anak serta 2) Cakupan kunjungan ibu (K4) 100 % 6,15 13,65 17,83 22,28 28,13 35,1 41,5 49,3 57,94 66,85 78,3 92,72
Keluarga 3) Cakupan komplikasi
100 % 2,69 11,9 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 14,9 17,9 23,9
Berencana kebidanan yang ditangani.
4) Cakupan pelayanan nifas
100 % 4,79 9,03 12,82 23,61 22,74 29,25 32,2 37,02 46,35 53,93 60,06 60,35
(KF3).
5) Deteksi dini faktor resiko oleh
100 % 7,7 11,2 15,4 18,3 22,5 26,7 30,9 35,2 42,2 45 50,7 59
masyarakat.
6) Cakupan neonatus dengan
100 % 2,9 2,98 4,47 4,76 4,76 4,76 4,76 4,76 4,76 4,76 4,76 4,76
komplikasi yang ditangani.
7) Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
100 % 9,58 14,86 20,96 26,53 33,52 44,6 50,14 57,14 65,88 73,46 83,97 85,42
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan.
8) Cakupan kunjungan neonatal
100 % 9,5 15,33 21,47 27,6 34,96 46,62 52,45 60,12 69,01 76,68 87,73 91,1
(KN 1 lengkap).
9) Cakupan kunjungan neonatal
100 % 9,5 15,33 21,47 27,6 34,96 46,62 52,45 60,12 69,01 76,68 87,73 91,1
(KN 3 lengkap).
10) Cakupan peserta Keluarga
80 % 7,36 25,53 33,85 47,45 56,8 56,8 64,7 77,3 91,04 104,3 117,3 133,6
Berencana (KB) aktif.
11) Cakupan pelayanan anak
100 % - - - - - - - 98 - - - -
balita (12-59 Bulan).
No Jenis Pelayanan Indikator Target Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
12) Management Terpadu Balita
80 % 9,2 17,9 27,1 36,4 45,6 55 62 68 72 78 80 85
No Jenis Pelayanan Indikator
Sehat (MTBS). Target Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
13) Cakupan pelayanan
Biasa (KLB) bayi (B 4).
yang dilakukan 100 % 8,5 18,2 26,4 35,6 45,6 53,7 61,5 71,8 81,3 88,6 94,7 105
2 Perbaikan gizi penyelidikan
1) Tingkat <24balita
partisipasi jam. datang
masyarakat 4)menimbang
Cakupan penemuan
ke Posyandudan satu 90 % 55 59 62 65 70 74 78 80 82 83 89 91
bulan sekali (D/S). 0-11bln
penanganan Acute
100 % 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2) N/D 0-11 bulan
Flacid Paralysis (AFP) 90 % 51 57 61 67 69 71 73 75 77 80 84 95
rate per
3) Cakupan bayi yang dapat air
100.000
susu penduduk
ibu (ASI) eksklusif<156 tahun. 80 % - 85,2 - - - - - 82,1 - - - -
(enam)penemuan
5) Angka bulan. pasien baru
tuberculosis
4) Cakupan balita (TB)
(6-59Baksis
bulan)Tahan
70 %
Asamdiberi
yang (BTA)kapsul
(+) (Case
vitamin A 2 100 % - 2 100 2 - 3 - 3- 3- -2 100 7 - 3 - 3 - 0- 0 1
Detection
kali pertahun.Rate/ CDR).
5)6)Cakupan
Angka kesembuhan (Cute
balita gizi kurang
100 % - - - - - 100 100 100 - - - -
mendapat perawatan.
Rate) penderita tuberculosis
100 % 1 4 3 2 1 1 0 1 3 2 1 3
(TB) Paru
6) Rumah tanggaBaksil Tahan Asam
mengkonsumsi
87 % - 47 - - - - - 70 - - - -
(BTA) beryodium.
garam (+).
7)7)Ibu nifas mendapat
Cakupan vitamindan
diare ditemukan A. 90 % 9,5 14,87 20,69 26,53 33,52 44,02 49,85 56,85 65,59 73,17 83,67 86,88
100 % 54 38 21 86 67 54 46 31 35 42 43 53
ditangani.
8) Ibu hamil mendapat tablet
95 % 6,94 15,49 22,95 30,31 37,82 45,04 52,27 59,21 68,13 74,65 82,15 86,54
besi 90 tabelt.
8) Cakupan penanganan kasus
100 % 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pneumonia
9) Balita Gakin 6-24pada balita.
Tahun
9) Cakupan
mendapat penemuan
makanandan 100 % - - - - - - - - - 100 100 100
tambahan.
penanganan penderita
100 % 1 0 0 0 0 0 0 0 3 1 0 0
Demamdesa/kelurahan
3 Pencegahan dan 1) Cakupan Berdarah Dengue
Pengendalian (DBD).
Universal Child Imunization 100 % 64,4 65,7 75,4 75,1 77,9 65,7 68,2 62,8 72,0 86,7 98,4 99,0
Penyakit (UCI). <52 / <52 / <52 / <52 / <52 / <52 / <52 / <52 / <52 / <52 / <52 / <52 / <52 /
10) AngkaBulan
2) Cakupan kesakitan Demam
Imunisasi Anak 100.00 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
Berdarah
Sekolah Dengue
(BIAS) campak(DBD) per1
kelas 1000% - 00 - 00 - 00 - 00- 00
- - 00 - 00 - 00 100 00100 00
100 00 00
(satu) Sekolah
100.000Dasar (SD)
penduduk. pendudu penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk Penduduk
3) Cakupan desa/kelurahan k
100 % 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11)mengalami Kejadian
Angka Kejadian IkutanLuar
Pasca
Imunisasi (KIPI) yang
ditangani. 100 % 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
No Jenis Pelayanan Indikator Target Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
4 Kesehatan 1) Cakupan akses air bersih. 77 % 76,34 76,34 76,34 76,34 76,34 76,34 76,34 76,34 76,34 76,34 76,34 76,34
Lingkungan 2) Kualitas air minum yang
90 % 91,67 91,67 91,67 91,67 91,67 91,67 91,67 91,67 91,67 91,67 91,67 91,67
memenuhi syarat.
3) Cakupan penduduk akses
90 % 90 91,80 92,10 93,50 93,90 94 94,50 95 96,66 96,75 96,75 96,75
jamban keluarga.
4) Rumah yang memiliki Saluran
Pembuangan Air Limbah 65 % 71,59 71,59 71,59 71,59 71,59 71,59 73,5 73,5 73,5 73,5 73,5 73,5
(SPAL).
5) Meningkatnya jumlah desa
Sanitasi Total Berbasis 71 % 70,69 70,69 70,69 76,92 76,92 76,92 76,92 76,92 76,92 76,92 76,92 76,92
Masyarakat (STBM).
6) Cakupan rumah sehat. 65 % 63,35 63,35 63,35 63,35 63,35 63,35 63,35 63,35 64,2 64,2 64,2 64,2
7) Rumah bebas jentik Aedest. 95 % 90,03 90,03 90,03 90,03 90,03 90,03 90,03 91 91 91 91 91
8) Tempat-Tempat Umum (TTU)
80 % 83,96 83,96 83,96 83,96 83,96 83,96 85 87,5 87,5 87,5 87,5 87,5
yang memenuhi syarat.
9) Tempat Pengolahan Makanan
80 % 52,45 52,45 52,45 52,45 52,45 52,45 58,40 62,8 62,8 62,8 62,8 62,8
(TPM) yang memenuhi syarat.
10) Cakupan institusi dibina. 80 % 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4
11) Meningkatnya pelayanan
100 % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
klinik sanitasi.
5 Promosi 1) Telaah Posyandu mandiri. 18 % - - - - - 50 - - - - - 100
Kesehatan 2) Tatanan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Rumah 30 % 20 20 30 30 35 50 50 50 50 51 51 51
Tangga (RT).
3) Cakupan desa siaga aktif
30,7 % - - - - - 20 25 25 25 25 25 25
Mandiri
4) Penyuluhan.
c. Dalam gedung. 50 % - - - - - 10 20 30 40 50 60 70
d. Luar gedung. 50 % 10 10 30 30 30 20 40 40 50 50 50 60
Capaian Upaya Kesehatan Perseorangan(UKP)
Jenis
No Indikator Target Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Pelayanan
1. Upaya 1) Jam buka
Kesehatan pelayanan 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam
Gawat Darurat.
Perseorangan ≤ 5 menit
2) Waktu tanggap terlayani 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
pelayanan di setelah menit menit Menit menit menit menit Menit menit menit menit menit menit
Gawat Darurat. pasien
datang.
150 ‰
3) Jumlah
Dari 80/ 160/ 150/ 152/ 151/ 130/ 120/ 152/ 165/ 170/ 173/ 181/
kunjungan
jumlah 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
rawat penduduk
jalan
4) Pelayanan rawat
inap.
a.BOR ≥ 60 % 91 93 73 73 80 74 32,3 60 32 35,6 49 57
b. AVLOS 3-5 hari 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
c.TOI 2-4 hari 1 1 1 1 1 1 7 4 7 6 3 3
5) Waktu tunggu 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
30
hasil pelayanan ≤ 30 menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit
Menit
laboratorium.
6) Waktu tunggu
pelayanan.
15 15 15 15 15 10 10 13 13 8 4 5
a. Obat jadi. ≤ 15 menit menit menit Menit menit menit menit Menit menit menit menit menit menit
b. Obat 15 15 15 15 15 15 15 18 18 12 15 7
racikan. ≤ 20 menit menit menit Menit menit menit menit Menit menit menit menit menit menit
7) Sisa makanan
yang tidak ≤ 40 % 38 33 37 36 40 40 30 32 27,5 26,5 37,1 37%
termakan
oleh
pasien.
Jenis
No Indikator Target Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Pelayanan
8) Jam buka 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30
pelayanan gigi s/d 14.00 s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
(Senin- 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00
dan mulut.
Kamis) (Senin- (Senin- (Senin- (Senin- (Senin- (Senin- (Senin- (Senin- (Senin- (Senin- (Senin- (Senin-
Kamis) Kamis) Kamis) Kamis) Kamis) Kamis) Kamis) Kamis) Kamis) Kamis) Kamis) Kamis)
07.30
s/d 10.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30
(Jum’at) s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
10.30 10.30 10.30 10.30 10.30 10.30 10.30 10.30 10.30 10.30 10.30 10.30
07.30 (Jum’at) (Jum’at) (Jum’at) (Jum’at) (Jum’at) (Jum’at) (Jum’at) (Jum’at) (Jum’at) (Jum’at) (Jum’at) (Jum’at)
s/d 12.00
(Sabtu) 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30
s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00
(Sabtu) (Sabtu) (Sabtu) (Sabtu) (Sabtu) (Sabtu) (Sabtu) (Sabtu) (Sabtu) (Sabtu) (Sabtu) (Sabtu)
9) Waktu
penyediaan
dokumen rekam
≤ 30 20 20 20 20 20 20 20 20 10 10 10 10
medis
menit menit Menit menit menit menit menit Menit menit menit menit menit menit
pelayananrawat
jalan.
10) Pelayanan
BPJS.
1 % dari
c. Jumlah
jumlah
peserta 112 112 112 112 120 120 120 130 130 130 130 130
peserta
Prolanis.
BPJS
50 % dari
d. Jumlah
jumlah
kunjungan 58 58 58 57 60 65 65 65 67 67 69 69
peserta
Prolanis.
Prolanis
IV. 2. CAPAIAN MUTU UPAYA KESEHATAN
No Jenis Pelayanan Indikator Target Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Kesehatan Ibu a. Deteksi faktor resikoibu
hamil oleh masyarakat. 100 % 7,7 11,2 15,4 18,3 22,5 26,7 30,9 35,2 42,2 45 50,7 59
dan Anak serta
Keluarga b. Penanganan komplikasi
neonatal. 100 % 3,1 7,2 12,5 15,6 23,9 31,2 34,3 41,6 43,8 50 54,1 61,4
Berencana
Penggunaan garam
2 Gizi 87 % - 47 - - - - - 70 - - - -
beryodium.
Pengendalian
Penemuan dan
3 dan Pencegahan 100 % 69 41 21 21 9 19 24 19 9 17 26 17
penanganan kasus diare.
Penyakit
Kesehatan
4 Lingkungan TPM yang memenuhi syarat. 80 % 69,23 67,23 69,23 69,23 69,23 69,23 69,23 66,67 80 80 80 80
5 Promotor Telaah kemandirian 18 % - - - - - 50 - - - - - 100
Kesehatan Posyandu.
Capaian Mutu UKP tahun 2018
No Jenis Pelayanan Indikator Target Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Pendaftaran dan a. Kelengkapandan
RM ketepatan pengisian 65 % 95 95 95 95 98 98 98 98 99 99 100 100
berkas rekam
medis.
b. Pengambilan berkas
rekam medis masksimal 70 %
78 78 78 78 78 78 78 80 80 80 80 80
2 x 24 jam setelahselesai
pelayanan.
Kepuasan pelanggan 70 % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
2 Pelayanan Kepatuhan penulisan rekam
pemeriksaan medis pasien, meliputi :
Umum anamnesa, hasil
pemeriksaan seperti TTV,
pemeriksaan fisik, 60 % 58 60 60 60 60 60 60
57 57 50 56 59
laboratorium, diagnosis,
terapi, tanda tangan, dan
nama dokter pemeriksa di
RM pasien.
Kepuasan pelanggan 75 % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
3 Pelayanan gigi Pencabutan gigi tetap Maks
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
danmulut dengan komplikasi. 5%
Kepuasan pelanggan. 77 % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
4 Kesehatan Ibu dan Kejadian KIPI kategori Maks
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Anak serta Keluarga berat. 5%
Berencana
Kepuasan pelanggan 75 % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
No Jenis Pelayanan Indikator Target Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
5 Farmasi Tidak adanya kejadian 95 %
98 99 95 98 100 100 100 100 100 100 100 100
kesalahan obat.
Kepuasan pelanggan 70 % 90 80 98 90 100 100 100 100 100 100 100 100
6 Gizi Balita gizi buruk dikonsulkan 50 %
50 50 50 60 60 70 80 90 100 100 100 100
dokter.
Kepuasan pelanggan. 70 % 75 74 74 65 75 75 74 74 65 75 76 100
7 Laboratorium a. Kejadian hematoma
Maksl
setelahpengambila
20 %
n 15 10 10 0 0 10 8 0 0 0 0 0
darah vena.
b. Tidak adanya kesalahan
pemberian hasil 95 % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
pemeriksaan
laboratorium.
Kepuasan pelanggan 80 % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
8 UGD Waktu tanggap pelayanan
oleh petugas di UGD kurang 70 % 90 90 70 90 90 90 90 70 90 90 90 92
dari 5 menit.
Kepuasan pelanggan. 70 % 85 90 70 90 90 85 90 70 90 90 100 100
9 Rawat Inap a. Tidak adanya kejadian
pasien jatuh yang 95 % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
berakibat kecacatan atau
kematian
b. Disiplin waktu pergantian 80 % 85 88 90 95 85 85 88 90 95 100 100 100
jaga petugas rawat inap.
Kepuasan pelanggan. 76 % 92 92 95 96 97 97 99 99 100 100 100 100
BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokan dalam sajian dan
informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.
Penyusun
Tim UPT Puskesmas Bingin Teluk