KM
Late post
Immediet post Early post partum
partum partum
periode (24 jam periode (hari kedua periode (minggu
pertama setelah sampai ketujuh kedua/ketiga sampai
keenam setelah
melahirkan) setelah melahirkan)
melahirkan)
Adaptasi
Fisiologis dan
Psikologis
Adaptasi Fisiologi
Adaptasi atau perubahan yang terjadi pada ibu post partum normal,
yaitu :
Sistem reproduksi
Meliputi Involusi uterus, Kontraksi, Afterpains, Lokia, Servik,
Vulva dan alat kelamin wanita, Perineum, Payudara, Traktus
urinarius – Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.
Tanda – tanda vital
Suhu pada hari pertama (24 jam pertama) setelah melahirkan
meningkat menjadi 380C sebagai akibat pemakaian tenaga saat
melahirkan dehidrasi maupun karena terjadinya perubahan
hormonal, bila diatas 380C dan selama dua hari dalam sepuluh dari
pertama post partum perlu dipikirkan adanya infeksi saluran kemih,
endometriosis dan sebagainya.
Sistem Kardiovaskuler
• Tekanan darah, tekanan darah sedikit berubah atau tetap. Hipotensi
ortostatik,
• Denyut nadi, Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil
dibanding suhu. Pada minggu ke 8 sampai ke 10 setelah melahirkan,
denyut nadi kembali ke frekuensi sebelum hamil.
• Komponen darah, hemoglobin, hematokrit dan eritrosit akan kembali
kekeadaan semula sebelum melahirkan.
Sistem Endokrin
Kadar estrogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah
plasenta keluar, kadar terendahnya tercapai kira–kira satu minggu
pascapartum. Pada wanita yang tidak menyusui kadar estrogen mulai
meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dari
pada wanita yang menyusui pada pasca partum hari ke 17 (bowes ,1991).
Sistem Perkemihan
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut
menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar
steroid setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab
penurunan fungsi ginjal selama masa pascapartum.
Sistem Gastrointestinal
Ibu biasanya lapar setelah melahirkan, sehingga ia boleh mengkonsumsi
makan–makanan ringan.
Sistem Muskuloskletal
Adaptasi ini mencakup hal–hal yang membantu relaksasi dan
hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran
rahim.
Sistem Integument
Defenisi
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari
500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir.
Termasuk perdarahan karena retensio plasenta.
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam
kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah
anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar,
MPH, 1998).
Perdarahan Post partum
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
• Early Postpartum : Terjadi 24 jam
pertama setelah bayi lahir
• Late Postpartum : Terjadi lebih dari
24 jam pertama setelah bayi lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam
menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum :
• Menghentikan perdarahan.
• Mencegah timbulnya syok
• Mengganti darah yang hilang.
Etiologi
Penyebab umum perdarahan postpartum adalah:
1. Atonia uteri
Atonia uteri dapat terjadi karena proses persalinan yang lama;
pembesaran rahim yang berlebihan pada waktu hamil; persalinan yang
sering (multiparitas) atau anestesi yang dalam. Atonia uteri juga dapat
terjadi bila ada usaha mengeluarkan plasenta dengan memijat dan
mendorong rahim ke bawah sementara plasenta belum lepas dari rahim.
Manifestasi Klinis, gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan
lembek dan perdarahan segera setelah anak lahir.
2. Retensi Plasenta
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir
selama 1 jam setelah bayi lahir. Manifestasi Klinis ,gejala yang selalu ada:
plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, kontraksi
uterus baik
5. Robekan jalan lahir
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari
perdarahan postpartum. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan
atonia uteri. Perdarahan postpartum dengan uterus yang berkontraksi
baik biasanya disebabkan oleh robelan servik atau vagina. Manifestasi
klinis, gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir
segera setelah bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta baik.
4. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya fibrinogenemia atau
hipofibrinogenemia.
Manifestasi Klinis
Gejala Klinis umum yang terjadi pada ibu post partum
adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500
ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus,
pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi syok hipovolemik,
tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.
Patofisiologi
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di
uterus melebar untuk meningkatkan sirkulasi, atoni
uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi
uterus menurun sehingga pembuluh darah-
pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup
sempurna sehingga perdarahan terjadi terus
menerus.
Post Partum Komplikasi Infeksi
Definisi
Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang - biaknya mikroorganisme
dalam tubuh manusia yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya
(Zulkarnain Iskandar, 1998).
Definisi
Post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues
atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek
ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan
atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari
ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari
atau dua minggu pasca persalinan.
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai
saat ini belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga
berperan terhadap terjadinya postpartum blues, antara lain:
– Faktor hormonal
– Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
– Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
– Latar belakang psikososial ibu
– Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.
Penanganan Postpartum Blues