Anda di halaman 1dari 15

Vol. 7 No.1 Desember 2014 (47- 60) http://dx.doi.org/10.22202/jp.2014.v7i1.

191

Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN PENDAPATAN


ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA DAERAH PADA
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA BARAT

Jolianis
STKIP PGRI Sumatera Barat
joulianiskoto@ymail.com

INFO ARTIKEL Abstrak

Diterima :01-01-2014
Penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris
Disetujui :01-12-2014 : 1) Pengaruh dan aalokasi umum terhadap belanja
daerah. 2) Pengaruh pendapatan asli daerah terhadap
Kata Kunci: belanja daerah. Penelitian ini menemukan bahwa : 1)
Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan terhadap
Dana AlokasiUmum belanja daerah. Peningkatan jumlah Dana alokasi
(Dau), Umum akan mengakibatkan peningkatan pada jumlah
PendapatanAsli Belanja Daerah yang akan dikeluarkan oleh pemerintah
Daerah (Pad), daerah. 2) Pendapatan Asli Daerah berpengaruh
Belanja Daerah signifikan terhadap belanja daerah. Peningkatan jumlah
Pendapatan Asli Daerah akan mengakibatkan
peningkatan pada jumlah Belanja Daerah yang akan
dikeluarkan oleh pemerintah daerah.
Abstract
This studyis to demonstrate empirically: 1) The effect
Keywords:
ofthe General Allocation Fundto Expenditure. 2) The
General effect oflocal revenue against Expenditure. This
Allocation Fund, studyfound that: 1) General Allocation Funda
local revenue significant effect onlocalspending. Increasingthe amount
againstExpenditure of General Fundallocation will result inan increasein
the number of Expenditureto be incurredby the local
government. 2) the original incomesignificantly
influence the shopping area. Increasingthe amount ofthe
original incomewillresult inan increasein the number of
Expenditureto be incurredby the local government

PENDAHULUAN diberikan oleh pemerintah pusat


Respontiap-tiap pemerintah berbeda-beda. Tidak semua daerah
daerah di Provinsi Sumatera Barat Kabupaten/Kota di Provinsi
terhadap dana transfer yang Sumatera Barat memiliki kesiapan

ISSN: 2085-1057 E-ISSN: 2460-3740


Jurnal Pelangi 47

dalam menerima dana transfer (pemerintah daerah) menerima


tersebut. Dampaknya adalah terjadi transfer maka akan terjadi kenaikan
perilaku yang tidak simetris sebagai penerimaan pajak daerah dan
respon terhadap dana transfer yang peningkatan konsumsi barang publik.
diberikan. Ketika pemerintah pusat Hal ini menunjukkan bahwa transfer
memberikan bantuan transfer kepada meningkatkan konsumsi akan barang
pemerintah daerah sebagai upaya public namun tidak menjadi
untuk meningkatkan belanja daerah, substitute pajak daerah.
terdapat indikasi respon yang Pendapatan Asli Daerah (PAD)
asimetris terhadap bantuan tersebut. Provinsi yang ada di Sumatera
Transfer pemerintah pusat tentunya Bagian Selatan mengalami
berpengaruh terhadap besarnya peningkatan setiap tahunnya, tetapi
pengeluaran yang dilakukan oleh Dana Alokasi Umum yang diterima
pemerintah daerah kabupaten atau dari pemerintah pusat juga
kota. Pada saat pemerintah daerah mengalami peningkatan yang cukup
Provinsi Sumatera Barat menerima tinggi setiap tahunnya. Hal ini
transfer dari pemerintah pusat dana tentunya mengindikasikan bahwa
itu digunakan tanpa adanya upaya masih tingginya tingkat
untuk meningkatkan PAD tiap-tiap ketergantungan Provinsi yang ada di
daerah. Sumatera Bagian Selatan terhadap
Peningkatan alokasi transfer transfer pemerintah pusat.
diikuti dengan pertumbuhan belanja Selanjutnya juga terlihat belanja
yang lebih tinggi. Hal ini dapat daerah setiap tahunnya jauh lebih
menunjukkan adanya indikasi bahwa besar dibandingkan dengan
peningkatan belanja yang tinggi Pendapatan Asli Daerah (PAD),
tersebut dikarenakan inefisiensi tentunya hal ini juga memperkuat
belanja pemerintah, terutama belanja alasan bahwa Provinsi yang ada di
operasional. Selain itu pada saat Sumatera Bagian Selatan
transfer dana dari pemerintah pusat sangatmengharapkan transfer dari
menurunmaka juga diikuti oleh pemerintah pusat untuk menutupi
penurunan belanja daerah yang belanja daerah setiap tahunnya.
melebihi penurunan PAD. Dengan demikian dapat dikatakan
Kecenderungan ini menunjukkan bahwa sumber pembiayaan daerah in
ketergantungan pemerintah daerah masih mengharapkan transfer dari
kepada pemerintah pusat masih pemerintah pusat, karena objek pajak
tinggi, sehingga dalam jangka danr etribusi daerah yang ada sangat
panjang ketergantungan ini terbatas sebagai sumber pendapatan
seharusnya dikurangi, karena akan daerah.
berdampak negative pada Permasalahan yang terjadi saat
kemandirian daerah. Saat masyarakat ini adalah pemerintah daerah terlalu
48 Jolianis

menggantungkan alokasi DAU untuk a. Mengumpulkan data.


membiayai belanja modal dan Penelitian ini menggunakan
pembangunan tanpa mengoptimalkan data sekunder maka langkah
potensi yang dimiliki daerah. Di pertama peneliti akan
saatalokasi DAU yang diperoleh mengumpulkan data
besar, maka Pemerintah Daerah akan berbentuk data pool times
berusaha agar pada periode series berupa selama 5 tahun
berikutnya DAU yang diperoleh terakhir yaitu tahun 2008 –
tetap. Proporsi DAU yang digunakan 2012.
untuk menutupi belanja daerah pada b. Mengolah data
Provinsi Sumatera Barat relative c. Menganalisis data
tinggi dibandingkan dengan
penggunaan PAD. Artinya, 2. Lokasi Penelitian
pemerintah daerah lebih Penelitian ini dilakukan pada
mengandalkan dana alokasi umum Pemerintah Kabupaten/Kota di
untuk keperluan belanja daerah Provinsi Sumatera Barat yang
sehingga hal ini mengindikasikan berjumlah 19 Kabupaten/Kota.
terjadinya flypaper effect pada Waktu penelitian direncanakan
keuangan daerah pada pada tahun 2014.
Kabupaten/Kota di Provinsi
Sumatera Barat. Dalam menghadapi 3. Peubah yang diamati/diukur
permasalahan ini tentunya diperlukan a. Variabel Terikat
upaya khusus untuk mengatasi agar (Dependent Variabel).
pemerintah daerah tidak selalu Belanja Daerah secara
bergantung kepada dana alokasi keseluruhan (Y) yang
umum untuk menutupi belanja disingkat dengan BD
daerah. merupakan semua
Rumusan masalah pada pengeluaran dari rekeningka
penelitian ini adalah: sumum daerah yang
1. Apakah Dana AlokasiUmum mengurang iekuitas dana,
(DAU) merupakan kewajiban daerah
berpengaruhterhadapBelanja dalam satu tahun anggaran
Daerah (BD)? dan tidak akan diperoleh
2. ApakahPendapatanAsli Daerah pembayaran kembali oleh
(PAD) daerah dalam satu periode.
berpengaruhterhadapBelanja
Daerah (BD)? b. Variabel Bebas
(Independent Variabel)
METODE PENELITIAN 1) Dana Alokasi Umum
1. Model TahapanPenelitian (X1) yang disingkat
Jurnal Pelangi 49

dengan DAU merupakan Uji normalitas dilakukan


dana yang berasal dari dengan maksud memeriksa apakah
APBN, yang dialokasikan data yang berasal dari populasi yang
dengan tujuan pemerataan terdistribusi normal atau tidak.
kemampuan keuangan Menurut Santoso (2002) pedoman
antar daerah untuk yang dipakai dalam uji normalitas ini
membiayai kebutuhan adalah mengunakan uji Kolmogorov
pembelanjaan dalam Smirnov yaitu :
rangka pelaksanaan 1. Jika nilai signifikansi lebih besar
desentralisasi. dari alpha (α = 0,05) maka
2) Pendapatan Asli Daerah distribusi data adalah normal
(X2) yang disingkat 2. Jika nilai signifikansi lebih kecil
dengan PAD merupakan dari alpha (α = 0,05) maka
Pendapatan Asli Daerah distribusi data adalah tidak
adalah total pendapatan normal.
daerah Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Barat 2) UjiMultikolinieritas
yang berasal Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Pada penelitian ini uji
Pendapatan dari Laba multikolinearitas dilakukan dengan
Perusahaan Daerah dan bantuan software SPSS. Menurut
lain-lain pendapatan. Data Gujarati (2003) untuk mengetahui
pendapatan asli daerah ada atau tidaknya masalah
pada penelitian diukur multikolineritas dapat dilihat dari
dalam satuan rupiah nilai VIF (Variance Inflation Factor)
dilakukan dengan rumus :VIF=
4. Model yang digunakan 1
Y = a + b1 DAU1i + b2 PAD2i (1  r 2  ij )
+e Dengan kriteria sebagai
Keterangan : berikut:
Y = Belanja Daerah (BD) a) Jika nilai VIF > 10, berarti
a = Konstanta terdapat korelasi yang tinggi
b1 b2 = KoefisienRegresi sesama variabel bebas, maka
DAU = Jumlah DAU terdapat multikolineritas pada
PAD = Jumlah PAD tingkat kepercayaan 95%
e = error term b) Jika nilai VIF < 10, berarti tidak
terdapat multikolineritas pada
5. TeknikAnalisis Data tingkat kepercayaan 95%.
a. PengujianAsumsiKlasik
1) UjiNormalitas 3) UjiAutokorelasi
50 Jolianis

Dalam studi ini akan  4-du < DW < 4-dl = daerah


digunakan uji Durbin Watson (DW) keragu-raguan/tidak dapat
karena nilai statistik DW biasanya disimpulkan
selalu muncul dalam setiap hasil  DW > 4-dl = terdapat
regresi menggunakan Eviews. autokorelasi negatif
Adapun kaidah atau ketentuan
penerimaan Durbin Watson adalah 4) Uji Heteroskedastisitas
sebagai berikut (Gujarati, 2003);
 DW < dl = terdapat autokorelasi Uji Heterokedastisitas
positif bertujuan untuk menguji apakah
 dl< DW < du = daerah keragu- dalam sebuah model regresi terjadi
raguan/tidak dapat disimpulkan ketidaksamaan varian dari residual
 du< DW < 4-du DW = Tidak ada suatu persamaan ke pengamatan lain.
autokorelasi Jika varians dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut
Homokedastisitas. Sedangkan dari hipotesis 3 adalah sebagai
jika varians berbeda, maka disebut berikut :
heterokedastisitas.Sedangkan model Y = a + b1 DAU1i + b2 PAD2i + e
regresi yang baik adalah jika tidak Keterangan :
terjadinya heterokedastisitas.Untuk Y = Belanja Daerah (BD)
mendeteksi adanya heterokedastisitas a = Konstanta
dapat menggunakan uji Gletser. b1 b2 = Koefisien Regresi
Dalam uji ini apabila hasilnya Sig > DAU = Jumlah DAU
0,05 maka tidak terdapat gejala PAD = Jumlah PAD
heterokedastisitas, model yang baik e = error term
adalah tidak terjadi
heterokedastisitas. (Ghozali, 2005). HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis akan
b. Pengujian Hipotesis menjelaskan secara deskriptif
Penelitian ini menggunakan variabel penelitian.
alat analisis yaitu regresi linear Statistikdeskriptifdari data masing-
berganda (multiple regression). masing variable dapat dilihat
Analisis regresi linear berganda padaTabel 1 dibawah ini.
digunakan untuk penguji pengaruh
beberapa variabel bebas terhadap
variabel terikat. Adapun persamaan
Jurnal Pelangi 51

Tabel 1.UjiStatistikDeskriptif(Juta Rupiah)


Statistics

BD DAU PAD
N Valid 95 95 95
Missing 0 0 0
Mean 518895.9684 327919.2526 29290.3789
Median 478137.0000 297522.0000 22176.0000
Mode 190270.00a 187600.00a 20005.00a
Std. Deviation 213748.19824 112785.67132 29194.68847
Variance 45688292251 12720607654 852329834.7
Range 1209942.00 515516.00 194092.00
Minimum 190270.00 187600.00 8873.00
Maximum 1400212.00 703116.00 202965.00
Sum 49295117.00 31152329.00 2782586.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari hasil pengolahan data alokasi umum adalah valid dan


terlihat nilai statistik dari masing- bagus.
masing variabel penelitian, dimana Variabel pendapatan asli daerah
untuk variabel belanja daerah terlihat mempunyai nilai terendah sebesar
bahwa nilai terendah adalah sebesar 8.873 dan nilai tertinggi adalah
190.270 dan nilai tertinggi adalah sebesar 202.965 dan nilai rata-rata
sebesar 1.400.212 dan nilai rata-rata adalah sebesar 29.290,38 dengan
adalah 518.896,97 dengan standar standar deviasi sebesar 29194,69.
deviasi sebesar 213.748,19. Jadi Maka tergambar bahwa nilai rata-
terlihat bahwa nilai rata-rata belanja rata pendapatan asli daerah lebih
daerah lebih besar jika dibandingkan besar jika dibandingkan dengan
dengan standar deviasi, hal ini standar deviasi, hal ini menunjukkan
menunjukkan belanja daerah adalah pendapatan asli daerah adalah valid
valid dan bagus. dan bagus.
Variabel dana alokasi umum
mempunyai nilai terendah sebesar 1. Uji Asumsi Klasik
187.600 dan nilai tertinggi adalah Uji asumsi klasik digunakan
sebesar 703.116 dan nilai rata-rata untuk mendapatkan penduga
adalah sebesar 327.919,25 dengan koefisien regresi yang mempunyai
standar deviasi sebesar 112.785,67. error terkecil atau model regresi yang
Maka tergambar bahwa nilai rata- dihasilkan adalah mempunyai sifat
rata dana alokasi umum lebih besar BLUE (Best Linier Unbiased
jika dibandingkan dengan standar Estimate) atau mempunyai sifat yang
deviasi, hal ini menunjukkan dana linear, tidak bias dan varian
minimum.
52 Jolianis

yang baik adalah distribusi data


a. Uji Normalitas normal atau mendekati normal.
Pengujian terhadap normalitas Berdasarkan hasil analisis data
data ini dilakukan untuk mengetahui terhadap pengujian normalitas
apakah data mengikuti pola distribusi disajikan pada Tabel 2 di bawah ini:
normal atau tidak. Model regresi

Tabel 2Uji Normalitas Data


One-Sa mple Kolm ogorov-Smirnov Te st

Unstandardiz
ed Residual
N 95
Normal Parameters a ,b Mean .0000000
Std. Deviation 77253.78199
Most Extreme Absolute .065
Differences Positive .042
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .635
As ymp. Sig. (2-tailed) .815
a. Test dis tribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel di atas sesama variabel bebas.


terlihat semua variable residual Multikolineritas adalah keadaan
memiliki nilai signifikansi sebesar dimana variabel-variabel independen
0,815 yaitu lebih besar dari alpha dalam persamaan regresi mempunyai
(0,815 > 0,05). Dengan demikian korelasi (hubungan) yang erat satu
dapat dikatakan bahwa data hasil sama lain (Gujarati, 2003). Analisis
penelitian sudah berdistribui normal ini bertujuan untuk melihat korelasi
sehingga analisis regresi dapat sesama variabel bebas. Apabila
dilaksanakan. terdapat korelasi yang tinggi sesama
variabel bebas maka salah satu
b. Uji Multikolinearitas diantaranya dieleminir atau
Salah satu syarat untuk dikeluarkan dari model regresi
memakai analisis dengan berganda.
menggunakan regresi linear berganda Hasil uji multikolineritas data
terlebih dahulu dilakukan uji hasil penelitian dapat dilihat pada
multicolinearitas yaitu uji hubungan Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 4.HasilUjiMultikolinearitas
Jurnal Pelangi 53

Coefficie ntsa

Collinearity Statis tics


Model Tolerance VIF
1 DA U .588 1.701
PA D .588 1.701
a. Dependent Variable: BD

Berdasarkan hasil analisis data c. Uji Heteroskedastisitas


untuk uji multikolinearitas Uji Heterokedastisitas
sebagaimana pada di atas maka bertujuan untuk menguji apakah
diketahui nilai tolerance masing- dalam sebuah model regresi terjadi
masing variabel bebas adalah 0,588 ketidaksamaan varian dari residual
dan nilai VIF sebesar 1,701. Hal ini suatu persamaan ke pengamatan lain.
menunjukkan bahwa nilai VIF dari Jika varians dari residual dari satu
semua variabel bebas adalah lebih pengamatan ke pengamatan lain
besar dari 10. Dengan demikian tetap, maka disebut
dapat dikatakan bahwa sesama Homokedastisitas. Sedangkan jika
variabel bebas tidak memiliki varians berbeda, maka disebut
hubungan yang kuat satu sama heterokedastisitas. Sedangkan model
lainnya. Dengan demikian dapat regresi yang baik adalah jika tidak
dikatakan bahwa data hasil penelitian terjadinya heterokedastisitas. Untuk
ini tidak mengalami kasus mendeteksi adanya heterokedastisitas
multikolineritas, artinya bahwa dapat menggunakan uji Gletser.
sesama variabel bebas tidak Hasil pengujian heteroskedastisitas
berkorelasi kuat satu sama lainnya dapat dilihat pada tabel 5 di bawah
sehingga analisis regresi linear ini:
berganda dapat dilakukan karena
tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 5.HasilUjiHeterokedastisitas

N S A
Variabel Keterangan
o ig lpa
0 0 Tidak heteroskedastisitas
1Dana Alokasi Umum
,194 ,05
0 0 Tidak heteroskedastisitas
2Pendapatan Asli Daerah
,208 ,05

Dari Tabel 5 terlihat bahwa variabel bebas lebih besar dari


tidak terjadi heteroskedastisitas alpha (0,05). Dengan demikian
karena nilai signifikan dari semua analisis regresi dapat dilakukan
54 Jolianis

karena tidak terjadi Pengujian autokorelasi ini dengan


heteroskedastisitas. menggunakan Durbin Watson
dengan kriteria pengambilan
d. Uji Autokorelasi keputusan jika nilai Durbin
Uji autokorelasi bertujuan Watson antara -2 dan +2 maka
menguji apakah dalam model tidak terjadi autokorelasi diperoleh
regresi linier berganda ada korelasi nilai Durbin Watson pada tabel 6
antara kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya).
Tabel 6.HasilUjiAutokorelasi
Model Durbin Watson
1 1.767

Dari hasil uji tabel 4.6 hipotesis yang diuji dalam


terlihat bahwa nilai Durbin penelitian ini disertai pembahasan
Watson sebesar 1.948004. Nilai masing-masing hipotesis
ini terletak antara -2 dengan +2 penelitian.Pengujian hipotesis
sehingga dapat dikatakan bahwa pada penelitian adalah untuk
model regresi tidak mengandung menguji ada tidaknya pengaruh
autokorelasi. dana alokasi umum (DAU)dan
A. Pe pendapatan asli daerah
ngujian Hipotesis (PAD)terhadap belanja daerah
Berikut disajikan hasil (BD). Hasil pengujiannya dapat
pengujian masing-masing dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7.HasilUjiHipotesis
N
Variabel Notasi Koefisien t hitung Prob Ket
No
Konstanta
1 a 17.746,2
Dana Alokasi
2 X1 1,511 16,220 0.00 Signifikan
Umum
Pendapatan Asli
3 X2 1,409 3,917 0.00 Signifikan
Daerah
R Square = 0,869
F Hitung = 306,416
F Prob. = 0,000

Dari tabel di atas dapat dilihat data dapat dituliskan persamaan


nilai konstanta sebesar 17.746,2 dan regresi sebagai berikut:
nilai koefisien regresi dari dana Y=17.746,2+1,511X1+1,409X2+e
alokasi umum (DAU) adalah sebesar Dari persamaan tersebut
1,511. Berdasarkan hasil analisis dapat diartikan sebagai berikut :
Jurnal Pelangi 55

1. Nilai koefisien konstanta sebesar Kabupaten/Kota di Provinsi


17.746,2 menunjukkan bahwa Sumatera Barat.
besarnya belanja daerah tanpa
dipengaruh oleh DAU dan PAD B. Pembahasan Hasil Penelitian
adalah sebesar 17,746 milyar 1. Pengaruh DAU Terhadap
2. Nilai koefisien regresi dana Belanja Daerah
alokasi umum sebesar 1,515, Hasil pengujian hipotesis
nilai t hitung 16,220 serta nilai pertama diketahui bahwa Dana
signifikansi sebesar 0,00 < 0.05. Alokasi Umum (DAU) berpengaruh
Hal ini berarti hipotesis pertama positif signifikan terhadap Belanja
yang menyatakan Dana Alokasi Daerah (BD)Kabupaten/Kota di
Umum (DAU) berpengaruh Provinsi Sumatera Barat. Jika terjadi
positif signifikan terhadap peningkatan jumlah dana alokasi
belanja daerah dapat diterima. umum akan terjadi juga peningkatan
Koefisien variabel dana alokasi pada jumlah belanja daerah yang
umum bernilai positif, ini akan dikeluarkan oleh pemerintah
menyatakan bahwa jika terjadi Kabupaten/Kota di Provinsi
peningkatan jumlah dana alokasi Sumatera Barat.
umum akan terjadi juga Dalam menjalankan tugasnya
peningkatan pada jumlah belanja sebagai daerah otonom,
daerah yang akan dikeluarkan Kabupaten/Kota di Provinsi
oleh pemerintah Kabupaten/Kota Sumatera Barat sangat bergantung
di Provinsi Sumatera Barat. pada dana perimbangan dari
3. Nilai koefisien regresi pemerintah pusat berupa bagi hasil
pendapatan asli daerah sebesar pajak, bagi hasil Sumber DayaAlam,
1,409, nilai t hitung 3,917 serta Dana AlokasiUmum (DAU) dan
nilai signifikansi sebesar 0,00 < Dana AlokasiKhusus (DAK).Dana
0.05. Hal ini berarti hipotesis Alokasi Umum (DAU) merupakan
kedua yang menyatakan penyanggah utama pembiayaan
pendapatan asli daerah APBD sebagian besar terserap untuk
berpengaruh positif signifikan belanja pegawai.
terhadap belanja daerah dapat Dana Alokasi Umum (DAU)
diterima. Koefisien variabel merupakan dana yang berasal dari
pendapatan asli daerah bernilai APBN, yang dialokasikan dengan
positif ini menyatakan bahwa tujuan pemerataan kemampuan
jika terjadi peningkatan keuangan antar daerah untuk
pendapatan asli daerah akan membiayai kebutuhan pembelanjaan
terjadi juga peningkatan pada dalam rangka pelaksanaan
jumlah belanja daerah yang akan desentralisasi. Ketergantungan
dikeluarkan oleh pemerintah daerah pada pemerintah pusat tidak
56 Jolianis

berarti bahwa daerah kurang Kabupaten/Kota di Provinsi


berusaha untuk meningkatkan Sumatera Barat.
Pendapatan Asli Daerah (PAD), atau Berdasarkan hasil penelitian
karena potensi pendapatan yang ada ini berarti pemerintah daerah
di daerah sangat terbatas. Kabupaten/Kota di Provinsi
Temuan penelitian ini Sumatera Barat telah mampu
didukung oleh pendapat Halim menggali potensi sumber-sumber
(2004) yang menyatakan bahwa keuangannya berupa pendapatan asli
Dana Alokasi Umum (DAU) daerah dan menggunakannya untuk
merupakan dana transfer dari membiayai belanja daerahnya.
pemerintah pusat yang berasal dari Pemerintah daerah selain bergantung
APBN, yang dialokasikan dengan pada pemerintah pusat berupa
tujuan pemerataan kemampuan transfer dana perimbangan dari pusat
keuangan antar daerah untuk dalam membiayai belanja daerahnya,
membiayai kebutuhan pembelanjaan mereka juga bisa mendanai belanja
dalam rangka pelaksanaan daerahnya dengan memanfaatkan
desentralisasi. DAU dialokasikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
untuk daerah provinsi dan daerah bersumber dari Pajak Daerah,
Kabupaten/Kota Retribusi Daerah, Hasil perusahaan
milik daerah dan hasil pengelolaan
2. Pengaruh PAD Terhadap kekayaan milik daerah yang
Belanja Daerah dipisahkan dan Lain-lain PAD yang
Hasil pengujian hipotesis sah.
kedua diketahui bahwa Pendapatan Pendapatan asli daerah dapat
Asli Daerah (DAU) berpengaruh berasal dari Pajak Daerah,
positif signifikan terhadap Belanja merupakan pendapatan daerah yang
Daerah (BD)Kabupaten/Kota di berasal dari pajak. Retribusi Daerah,
Provinsi Sumatera Barat. Jika terjadi merupakan pendapatan daerah yang
peningkatan jumlah dana alokasi berasal dari retribusi daerah. Hasil
umum akan terjadi juga peningkatan perusahaan milik daerah dan hasil
pada jumlah belanja daerah yang pengelolaan kekayaan milik daerah
akan dikeluarkan oleh pemerintah yang dipisahkan, merupakan
Kabupaten/Kota di Provinsi penerimaan daerah yang berasal dari
Sumatera Barat hasil perusahaan milik daerah dan
Jika ada peningkatan jumlah pengelolaan kekayaan daerah yang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka dipisahkan.
akan terjadi peningkatan pula pada Hasil penelitian ini didukung
jumlah belanja daerah yang akan oleh pendapat Halim (2004)
dikeluarkan oleh pemerintah menegaskan bahwa Belanja daerah
akan ditentukan oleh Pendapatan
Jurnal Pelangi 57

Asli Daerah (PAD). Semakin besar 1. Implikasi Penelitian


Pendapatan Asli Daerah (PAD) a. Implikasi Teoritis
tentunya memberikan dampak positif Hasil penelitian ini dapat
terhadap peningkatan Belanja Daerah menjadi tambahan referensi bagi
(BD). Apabila pemerintah daerah pembaca untuk memahami lebih
dapat menutupi segala kebutuhan mendalam tentang pengaruh DAU
belanja daerah dengan pendapatan dan PAD terhadap belanja daerah.
sendiri tentunya menandakan b. Implikasi Praktis
tingginya tingkat kemandirian daerah Dari hasil penelitian ini
dalam menjalani otonomi daerah. memberikan bukti empiris bahwa
dalam mengamati belanja daerah
KESIMPULAN DAN SARAN pada Kabupaten/Kota di Provinsi
Berdasarkan analisis data dan Sumatera Barat maka dapat
pembahasan yang dikemukakan pada dirumuskan implikasi kebijakan
bab sebelumnya maka dapat diambil sebagai berkut :
kesimpulan seperti yang diuraikan 1. Bagi Pemerintah daerah
berikut ini: diharapkan untuk mempedomani
1. Dana Alokasi Umum (DAU) hasil penelitian ini dalam rangka
pada Kabupaten/Kota di Provinsi pelaksanaan otonomi daerah dan
Sumatera Barat berpengaruh membiayai belanja daerah.
signifikan terhadap belanja 2. Dana Alokasi Umum (DAU) dan
daerah. Peningkatan jumlah Dana Pendapatan Asli Daerah (PAD)
alokasi Umum (DAU) akan dapat dimanfaatkan secara efektif
mengakibatkan peningkatan pada dan efisien dalam membiayai
jumlah Belanja Daerah yang belanja daerah.
akan dikeluarkan oleh 3. Dalam rangka otonomi daerah
pemerintah Kabupaten/Kota di pemerintah daerah
Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten/Kota di Provinsi
2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumatera Barat masih tergantung
pada Kabupaten/Kota di Provinsi pada transfer dari pusat.
Sumatera Barat berpengaruh 4. Bagi akademis hasil penelitian
signifikan terhadap belanja ini bisa dijadikan referensi
daerah. Peningkatan jumlah tentang sumber keuangan daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan alokasi pembiayaan belanja.
akan mengakibatkan peningkatan
pada jumlah Belanja Daerah c. Keterbata
yang akan dikeluarkan oleh san Penelitian dan Saran
pemerintah Kabupaten/Kota di Adapun keterbatasan penelitian
Provinsi Sumatera Barat dan saran untuk penelitian
berikutnya adalah :
58 Jolianis

1. Penelitian ini dilakukan pada lain yang dapat mempengaruhi


Kabupaten/Kota di Provinsi Belanja Daerah (misalnya Dana
Sumatera Barat disarankan untuk Alokasi Khusus, dana hibah, dll).
penelitian berikutnya agar
menggunakan sampel yang lebih UCAPAN TERIMAKASIH
banyak dengan periode Terbitnya tulisan ini tidak
pengamatan yang panjang agar terlepas dari bantuan berbagai pihak,
hasil penelitian dapat untuk itu penulis ucapkan terima
digeneralisasikan. kasih yang sebesar-basarnya kepada
2. Model análisis yang digunakan Pihak STKIP PGRI Sumatera Barat
pada penelitian adalah regresi khususnya pengelola jurnal Pelangi
linear sederhana dan regresi yang telah memberikan kesempatan
linear berganda serta uji beda, kepada penulis untuk menulis
disarankan disarankan untuk dijurnal Pelangi.Selanjutnya penulis
menggunakan model yang lain juga berterima kasih kepada para
agar dapat mengeneralisir hasil penyumbang sumber insirasi yang
penelitian lebih komprehensif telah memerikan inspirasi bagi
seperti halnya menggunakan penulis untuk mengutip atau
analisis faktor, structure equation menggunakan tulisannya sebagai
model (SEM). bahan referensi.
3. Belum dapat tergambar dengan
baiknya proksi prilaku DAFTARPUSTAKA
Abdullah, Sukriy dan Halim,
pengalokasian sumber daya oleh Abdul.2003.Pengaruh DAU dan
pengelola keuangan daerah dan PAD terhadap Belanja Daerah
politisi dikarenakan penggunaan Studi Kasus Kabupaten/Kota di
data sekunder yang diperoleh Jawa-Bali.Simposium Nasional
dari laporan realisasi AF'BD. Akuntansi VI, Yogyakarta.
Dibutuhkan pendekatan lain yang
Adi, P.H. 2005. Implementasi
lebih feasible, misalnya dengan
Activity Based Costing
melakukan field research atau Terhadap Kinerja Perusahaan,
eksperimen (dengan subjek Jurnal. Ekonomi dan Bisnis, XI
eksekutif dan legislative daerah). (2), 101-118, Maret 2005
4. Variabel yang diteliti hanya
menggunakan dua variabel yang Gujarati, Damodar. 2003.
mempengaruhi Belanja Daerah Ekonometrika Dasar : Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga
yaitu Dana Alokasi Umum
(DAU) dan Pendapatan Asli Kusuma, Dewi dan Arief Rahman.
Daerah (PAD), sehingga bagi 2007. Flypaper Effct pada Dana
peneliti selanjutnya agar Alokasi Umum (DAU) dan
memasukkan variabel-variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Jurnal Pelangi 59

terhadap Belanja Daerah pada Peraturan Pemerintah Nomor 58


Kabupaten/Kota Di Indonesia, Tahun 2005. Tentang
JAAI Volume 11 No.1, Juni Pengelolaan Keuangan Daerah.
2007. Jakarta. Ditjen Perbendaharaan
Departemen Keuangan RI.
Maimunah, Mutiara. 2006 : Flypaper
Effect Pada Dana Alokasi Prakosa, Kesit, Bambang, 2004.
Umum dan Pendapatan Asli Analisis Pengaruh Dana Alokasi
Daerah Terhadap Belanja Umum (DAU) dan Pendapatan
Daerah pada Kabupaten/Kota di Asli Daerah (PAD) Terhadap
Pulau Sumatera, Simposium Belanja Daerah (studi empiric di
Nasional Akuntansi 9 Padang, wilayah Propinsi Jawa Tengah
K-ASPP 04. dan DIY), JAAI Vol.8 No.2,
2004.
Maimunah, Mutiara dan Akbar Rusdi Republik Indonesia 2004.Undang-
2008 : Flypaper Effect Pada Undang Republik Indonesia No.
Dana Alokasi Umum dan 32/2004 tentang Pemerintahan
Pendapatan Asli Daerah Daerah.
Terhadap Belanja Daerah pada
Kabupaten/Kota di Pulau --------------, 2004.Undang-Undang
Sumatera, Jurnal Riset Republik Indonesia No. 33/2004
Akuntansi Indonesia. Vol.11, tentang Perimbangan Keuangan
No.1, Januari 2008. Pemerintahan Pusat dan
Pemerintah Daerah.
Nachrowi D., dan Hardius Usman,
2006.Pendekatan Populer dan Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
dan.Praktis Ekonometrika Administrasi. Bandung, CV
Untuk Analisis Ekonomi dan Alfabeta.
Keuangan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Thahjanulin, Domai. 2008.
Reinventing Keuangan Daerah
PermendagriNomor 13 Tahun 2006. studi tentang pengelolaan
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal
Keuangan Daerah. Jakarta Administrasi Negara.Vol.11
Ditjen Perbendaharaan No.02 Maret
Departemen Keuangan RI. 2002.http://www.google.com/rei
nventing keuangan daerah
---------------,No.59 Tahun 2007. accesed on march 20.2008.
Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Undang-undang Nomor 32 tahun
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang 2004 tentang Pemerintah
Pedoman Pengelolaan Daerah.
Keuangan Daerah. Direktorat ------------, Nomor 33 tahun 2004
Jenderal Bina Administrasi tentang Perimbangan Keuangan
Keuangan Daerah. Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
60 Jolianis

------------, Nomor 28 tahun 2009


tentang Pajak dan Retribusi
Daerah.

Yani, Ahmad. 2008. Hubungan


Keuangan antara pemerintah
pusat dan daerah Indonesia,
RajaGrapindo persada.

Zampelli, Ernest M.1986. resource


fungibility,the flypaper effect,
and the Expenditure impact of
grants-in-aid. The Review of
economics and Statistic 67;33-
40.

Anda mungkin juga menyukai