Anda di halaman 1dari 54

Glucose homeostasis

dr. Akhmad Yun Jufan, SpAn, MSc


GLUCOSE:
NUTRIEN YANG UTAMA
Produk Final metabolisme karbohidrat di
pencernaan adalah monosaccharides
(glucose [80%], fructose, galactose)
Glucose adalah molekul besar yang harus diurai
untuk menghasilkan energi yang siap digunakan
oleh sel (ATP).
Regulasi Sekresi Insulin
Stimulation Inhibition
Hyperglycemia Hypoglycemia
Beta-agonists Beta-antagonists
Acetylcholine Alpha-agonists
Glucagon
corticosteroids diuretics
Volatile anesthetics
Insulin
Regulasi Sekresi Glucagon

Stimulation Inhibition
Hypoglycemia Hyperglycemia
Stress Somatostatin
Sepsis
Trauma Free fatty acids
Beta-agonists Alpha-agonists
Acetylcholine
Cortisol
Insulin

Sel bergantung pada insulin untuk


absorbsi glukosa dari darah yang efektif
(Kecuali : brain cells)
Insulin
Sekresi oleh beta cells pancreas

half-life : 6 min; cleared from circulation in 10

– 15 min
Glucose menjadi lemak
glukosa disimpan dalam hepar sebagai glikogen

TETAPi

KETIKA GLIKOGEN SUDAH JENUH, glukosa


akan diubah menjadi lemak oleh hepar dan
disimpan di jaringan lemak
Insulin: Glucose menjadi
lemak
 Insulin mengubah glukosa yg tdk tersimpan sbg
glikogen mjd fatty acids

 Fatty acids sbg triglycerides ditransport melalui darah


ke jaringan lemak

 Insulin mengubah kembali triglycerides menjadi fatty


acids di jaringan lemak
Glukosa darah turun….

 pancreas mengurangi insulin secretion


 Glycogen synthesis di liver: stopped
 Glucose uptake oleh liver berkurang

Jika masih rendah:


- GLUCAGON akan membongkar glikogen dari
hepar menjadi glukosa
GLUCAGON berefek :

 GLYCOGENOLYSIS: glycogen into glucose

 GLUCONEOGENESIS: synthesis glucose dari amino


acids dan fat
BLOOD GLUCOSE
Puasa:
(3-4 hours)
Normal person: 80 - 90 mg / 100 ml
Diabetic patient: 110 - 140 mg / 100 ml
PP
Normal person: 120 - 140 mg / 100 ml
Diabetic patient: < 200 mg / 100 ml
GLYCOSURIA >>> Glukosuria 
osmotic diuretic
POLYURIA: urine
output >>> decreased
blood volume and
dehydration.

Dehydration
hypothalamic
thirst centers,
POLYDIPSIA
Side Effects of Excess Sugar
Loss of vision due to cataracts: Excessive blood
sugar chemically attaches to lens
proteins, causing cloudiness.

Skin infections , excess sugar


in the blood suppresses the
natural defense mechanism
like the action of white
blood cells. And sugar is an
excellent food for bacteria
for food to grow in.
Stress response
Stress response
Neurohumoral response dengan konsekuensi
metabolik

Interleukins dan histamine dikeluarkan oleh


damaged tissue

IL1β, IL2, IL6, tumour necrosis factor, CRP


fibrinogen, complement and interferons
Consequences stress response
Gangguan metabolisme carbohydrate, lipid dan
protein.

Menurunkan penggunaan glucose di jaringan


Stress
 Surgery

 Anesthesia

 Trauma (fracture, head injury, blunt trauma, ..)

 Burn

 Infection (bact, viral, fungal, protozoa, …)

 ……..

 Psychological stress
Different stressors

But the same stress


response
Basic Model in Critical Care

Success → Survival
Stress → Compensation
Failure → Death

Stress : segala sesuatu yang mengganggu


homeostasis
Compensation (response): mechanisme
Fisiologis untuk mengembalikan homeostasis
Stress  response
Response:
Sympathoadrenal: epinephrine, nor-
epinephrine
Hypothalmo-pituitary-adrenal: ACTH,
cortisol
Inflammatory:
 cytokine, ………….
 CRP,
 immune function,
 etc.
Oxidative: ROS
Stress Hormone
Cortisol

Glucagon

Catecholamine (epinephrine,
norepinephrine)
Surgical stress dan hyperglycemia
↑ glucose production

↓ glucose utilization

↑ renal absorption of filtered glucose

↓ insulin activity
Incidence of Hyperglycemia in ICU’s
More than 80 to 90% of ICU patients
memiliki blood sugar > 126 mg/dl

25
Hyperglycemia pada pasien bangsal
Prevalence: 38%

10 X increased mortality jika BS > 126 mg/dl

2 X Length of Stay

Higher admission to ICU

Increased infection risk

26
Effects dari Hyperglycemia
Menganggu fungsi immune
neutrophil function turun,

complement binding terganggu

monocyte phagocytic function


terganggu

27
Manfaat kendali kadar glukosa
Menurunkan mortality
Menurunkan morbidity
Menurunkan costs of care
• Length of stay (LOS)
• Cost of inpatient complications
• Fewer re-hospitalizations
• Reduced extended care
Surviving Sepsis Campaign
 Blood Product Administration
Initial
Resuscitation  Mechanical Ventilation
Diagnosis
 Sedation, Analgesia, and Neuromuscular
Antibiotic therapy Blockade in Sepsis
Source Control
Fluid therapy  Glucose Control
Vasopressors  Renal Replacement
Inotropic Therapy
 Bicarbonate Therapy
Steroids
Recombinant  Deep Vein Thrombosis Prophylaxis
Human Activated  Stress Ulcer Prophylaxis
Protein C (rhAPC)
 Limitation of Support
Glucose Control – Intensive Insulin
Mortality During Intensive In-Hospital Mortality
Care
p < 0.04 (adjusted) p = 0.01
15% 15%

10,9%
10% 10%
8,0%
7,2%
Mortality (%)

4,6%
5% 5%

0% 0%
n=783 n=765 n=783 n=765
Conventional Intensive Insulin
van den Berghe G. N Engl J Med 2001;345:1359-1367.
Indikasi Insulin Therapy intravenous

 Diabetic ketoacidosis  Labor and delivery

 Nonketotic  Glucose exacerbated


hyperosmolar state by high-dose

 Critical care illness glucocorticoid therapy

(surgical, medical)  Perioperative period

 Postcardiac surgery  After organ transplant

 Myocardial infarction
or cardiogenic shock
Consensus recommendations
Pt Population: Target glucose Rationale
[In-patients]
General medical + Fasting 90-126 ↓ mortality, LOS,
surgical pts* Random < 200 infection
Cardiac surgery* < 150 ↓ mortality +
sternal wound inf
Critically ill** < 150 ↓ mortality,
morbidity, LOS
Acute Neuro 80-140
disorders***
*ADA. **SCCM. ***AHA. Loh-Trivedi + Rothenberg, 2008
Threshold blood glucose untuk memulai
IV insulin infusion

Peri-operative care: > 140

ICU care: > 110 – 140

Non-surgical illness: > 140 – 180

Pregnancy > 100


Bedside Glucose Monitoring
Specific situations yang menyebabkan capillary
tests kurang akurat :
 Shock

 hypoxia

 dehydration

Clement S, et al. Diabetes Care. 2004;27:553–591.


KEGAWATAN DIABETIK

HIPOGLIKEMIA HIPERGLIKEMIA

KETO ASIDOSIS HIPEROSMOLER


DIABETIKUM (KAD) NON KETOTIK (HONK)
Perbandingan KAD dan HONK

KAD HONK
Gejala prodormal harian mingguan
Penurunan ++ +++
kesadaran
Kadar glukosa darah ++ +++
Ketone +++ 0/+
Asidemia +++ 0/+
Anion gap ++ 0/+
Osmolality ++ +++
Catatan:
1.Anion gap : ( Na + K ) – ( Cl + HCO3 ) Normal: 8 – 12 mmol / L
2.Osmolalitas plasma: 2 Na + { [Glukosa] / 18 } + { [BUN] / 2,8 } Normal: 278 - 298 mOsm / kg
KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
Ditandai oleh 3 hal:
hiperglikemia,
hiperketonemia,
metabolik asidosis.

Terjadi pada kondisi kadar insulin darah


yang tidak ada sama sekali / sedikit
sekali pada IDDM, namun juga bisa
terjadi pada NIDDM dengan faktor
stress katabolik dan penyakit akut.
Kriteria diagnostik KAD:
Kadar gula darah > 250 mg/ dL

pH < 7,3

HCO3- < 15 mmol/L

Ketonemia

Penurunan tingkat kesadaran


Faktor pencetus terjadinya KAD: infeksi

menjadi faktor yang paling sering (30 – 50%

kasus) , stress psikologis, dan tidak teratur

mengikuti tx insulin pada IDDM.


Jenis infeksi yang paling sering adalah:
ISK, dan pneumonia.

Faktor lain adalah: stroke, pemakaian


alkohol, pankreatitis, pulmonary emboli,
infark myokard, dan trauma.
Kriteria diagnostik HONK

Kadar gula darah plasma > 600 mg / dL

Osmolalitas serum > 320 mOsm/kg

Tidak didapatkan ketoasidosis (bisa


Tidak
didapatkan ketonemia ringan)

Penurunan kesadaran.
Pada dasarnya prinsip penanganan KAD
dan HONK hampir sama.

1. terapi cairan,

2. regulasi kadar gula darah,

3. regulasi elektrolit

4. penanganan faktor pencetus


TERAPI CAIRAN
Pasien KAD / HONK mengalami defisit cairan
yang sangat besar, karena hiperglikemi
menyebabkan diuresis yang hebat..

Pada jam 1-2 cairan 0,9% NS sebanyak 500 –


1000 ml / jam. Hal ini digunakan untuk
mengganti volume intravaskuler dan
memperbaiki perfusi ginjal
Sampai dengan 12 jam / 24 jam adalah 0,45 %
NS sebanyak 250 – 500 cc/jam . Bila pada
pemeriksaan darah terjadi hiponatremia bisa
digunakan 0,9% NS.

Bila gula darah telah turun menjadi < 250 mg /


dL bisa mulai digunakan cairan Dextrose 5 %
atau 10% 100 – 250 cc / jam.
Regulasi Kadar Gula Darah
 metode regulasi cepat yaitu dengan cara 4 IU regular
insulin (RI) sebanyak N -1 x. Misalnya kadar gula
darah 600 berarti regulasi cepat 5 x 4 IU RI intra
vena, antar pemberian berselang 1 jam.

 Protokol lain yang disarankan adalah dengan metode


continuous dengan syringe pump. Diawali dengan bolus
RI 0,1 IU / kg intra vena, dilanjutkan dengan syringe
pump 0,1 IU/ kg / jam sampai gula darah menacapai
250 mg / dL.
Regulasi elektrolit
Kadar Kalium yang awalnya normal langsung
akan turun seiring dengan terapi cairan dan
insulin.

 Target tx adalah mempertahankan kadar


Kalium antara 4 – 5 mEq/L.
Natrium Bikarbonat
Penggunaan Natrium Bikarbonat (Nabic) masih
kontroversial.
asidosis dapat menyebabkan penurunan
kontraktilitas otot jantung, vasodilatasi otak
dan koma.
bila pH < 6,9 – 7 maka Nabic dapat diberikan
sebanyak 44 mEq dalam 1 L cairan hipotonik
saline sampai pH mencapai 7. Setelah pH
mencapai 7 tidak diperlukan lagi Nabic
Dosis Insulin ( IU / jam)
GDR
Algo 1 Algo 2 Algo 3 Algoritme 4
< 60 Hipoglikemia (terapi dengan dekstrose)
60 – 70 0 0 0 0
70 – 109 0,2 0,5 1 1,5
110 – 119 0,5 1 2 3
120 – 149 1 1,5 3 5
150 – 179 1,5 2 4 7
180 – 209 2 3 5 9
210 – 239 2 4 6 12
240 – 269 3 5 8 16
270 – 299 3 6 10 20
300 – 329 4 7 12 24
330 – 359 4 8 14 28
>360 6 12 16 28
Algoritme Pemberian Insulin Intravena
(Trence et al; 2003)
Perpindahan dari algoritme satu ke yang
lain:
 Naik ke algoritme yang lebih tinggi bila GDR masih
diatas target GDR atau tidak turun 60 mg/dL
dalam 1 jam

 Turun ke algoritme yang lebih rendah jika 2 kali


pemeriksaan GDR < 70 mg/dL
Monitor pasien
Periksa GDR setiap 1 jam sampai GDR target
tercapai selama 4 jam berturut – turut

]Turunkan pemeriksaan tiap 2 jam selama 4


jam (2 kali pemeriksaan)

Bila tetap stabil periksa GDR tiap 4 jam


 Pemeriksaan setiap 1 jam dilakukan pada pasien
dengan penyakit berat / kritis walaupun GDR telah
stabil

 Bila GDR telah stabil, setelah jam 10 malam dosis


insulin dapat diturunkan 50% sampai jam 6 pagi,
karena secara fisiologis sekresi insulin memiliki siklus
sirkardian diurnal
Terapi hipoglkemia
 Hentikan infus insulin

 Berikan D 40% intravena : bila pasien sadar 1 Amp (25


ml), bila pasien tidak sadar 2 Amp (50 ml)

 Periksa kembali GDR setiap 20 menit dan ulangi


pemberian 25 ml D 40% bila GDR <60 md/dl

 Mulai pemberian insulin jika GDR >70 mg/dl dalam 2


kali pemeriksaan berturut-turut. Mulai dari algoritme
yang lebih rendah

Anda mungkin juga menyukai