MAKALAH
ETIKA KEPERAWATAN
Kelompok 11:
T.A. 2018/2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat rahmat dan limpahan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas etika
keperawatan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Akademi Keperawatan.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun Kelompok 11
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
Halaman Sampul...............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................3
A. Definisi Aspek Legal Keperawatan....................................................................................................3
B. Pengertian MALPRAKTEK dan KELALAIAN...................................................................................6
C. Perlindungan Hukum untuk Keperawatan............................................................................................7
D. Mencegah Masalah Hukum..................................................................................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan
keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan
keperawatan (askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model
asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Aspek legal dikaitkan dengan
dokumentasi keperawatan merupakan bukti tertulis terhadap tindakan yang sudah dilakukan
sebagai bentuk asuhan keperawatan pada pasien/keluarga/kelompok/komunitas[1].
Pendokumentasian sangat penting dalam perawatan kesehatan saat ini. Edelstein (1990)
mendefinisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang ditulis atau dicetak yang dipercaya
sebagai data untuk disahkan orang. Rekam medis haruslah menggambarkan secara
komprehensif dari status kesehatan dan kebutuhan klien, boleh dikatakan seluruh tindakan
yang diberikan untuk perawatan klien. Pendokumentasian yang baik harus menggambarkan
tidak hanya kualitas dari perawatan tetapi juga data dari setiap pertanggung jawaban anggota
tim kesehatan lain dalam pemberian perawatan. Dokumentasi keperawatan adalah informasi
tertulis tentang status dan perkembangan kondisi kesehatan pasien serta semua kegiatan
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Fischbach, 1991).
Aspek legal keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan
kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktek profesi perawat yaitu Surat Ijin
Kerja (SIK) bila bekerja di suatu institusi dan Surat Ijin Praktek Perawat (SIPP) bila bekerja
secara perseorangan atau berkelompok.
Kewenangan itu, hanya di berikan kepada orang yang memiliki kemampuan. Namun,
memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan.
Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang di atur
oleh Departement Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan
kedokteran. Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran
atau kesehatan tertentu di serahkan kepada profesi masing-masing[2].
1
Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan
ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.
Indonesia, Laos dan Vietnam adalah tiga Negara ASEAN yang belum memiliki
Undang-Undang Praktik Keperawatan. Padahal, Indonesia memproduksi tenaga perawat
dalam jumlah besar. Hal ini mengakibatkan kita tertinggal dari negara-negara Asia, terutama
lemahnya regulasi praktik keperawatan, yang berdampak pada sulitnya menembus
globalisasi. Perawat kita sulit memasuki dan mendapat pengakuan dari negara lain,
sementara mereka akan mudah masuk ke negara kita.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan aspek legal keperawatan
2. Mengetahui apa MALPRAKTEK dan KELALAIAN
3. Bagaimana perlindungan hukum untuk keperawatan
4. Bagaimana mencegah masalah hukum.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang aspek legal keperawatan.
2. Untuk mengetahui tentang malpraktek.
3. Untuk mengetahui tentang perlindungan hukum untuk keperawatan.
4. Untuk mengetahui cara mencegah masalah hukum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja
membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah masalah kesehatan
tentu harus juga bisa di andalkan.
Untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi yang utuh, ada beberapa syarat
yang harus di penuhi. Setiap perawat harus mempunyai “body of knowledge” yang spesifik,
memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktek keprofesian yang di dasari
motivasi altruistik, mempunyai standar kompetensi dan kode etik profesi. Para praktisi di
persiapkan melalui pendidikan khusus pada jenjang pendidikan tinggi.
3
kompetensi dan kemudian teregristasi (registered nurse) yang di sebut SURAT IJIN
PERAWAT (SIP).
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan
hukum.
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
d. Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum.
e. Dalam keadaan darurat mengancam jiwa seseorang, perawat berwenang untuk melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang di tujukan untuk penyelamatan jiwa.
f. Perawat menjalankan praktek perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang prakteknya.
Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan rumah.
a. Praktek di larang menjalankan praktek selain yang tercantum dalam izin dan
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan standar profesi.
b. Bagi perawat yang memberikan pertolongan dalam keadaan darurat atau
menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada tenaga kesehatan lain, di
kecualikan dari larangan ini.
c. Kepala dinas atau organisasi profesi dapat memberikan peringatan lisan atau tertulis
kepada perawat yang melakukan pelanggaran.
d. Peringatan tertulis paling banyak dilakukan 3 kali, apabila tidak di indahkan SIK dan
SIPP dapat di cabut.
e. Sebelum SIK dan SIPP di cabut kepala dinas kesehatan terlebih dahulu mendengar
pertimbangan dari MDTK dan MP2EM.
HAK perawat:
a. Kesalahan diagnose
b. Penyuapan
c. Penyalahgunaan alat alat kesehatan
d. Pemberian dosis obat yang salah
e. Alat-alat yang tidak memenuhi standar atau tidak steril
f. Salah pemberian obat pada pasien
g. Kesalahan prosedur operasi
a. Merugikan pasien terutama pada fisiknya bisa menimbulkan cacat yang permanen.
b. Bagi petugas kesehatan mengalami gangguan psikologisnya, karena merasa bersalah.
c. Dari segi hukum dapat dijerat hukum pidana.
d. Dari segi sosial dapat dikucilkan oleh masyarakat .
e. Dari segi agama mendapat dosa.
f. Dari etika keperawatan melanggar eitka keperawatan bukan tindakan profesional.
Kelalaian yaitu seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencedrai pasien dengan
cara tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang di harapkan ataupun tidak melakukan
tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera.
6
C. Perlindungan Hukum untuk Keperawatan.
Di Indonesia, dengan telah terbitnya UU kesehatan No.23 tahun 1992 memberikan
suatu jalan untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah termasuk disini UU yang mengatur
praktik keperawatan dan perlindungan dari tuntunan malpraktik. Di berbagai negara maju
dimana tuntutan malpraktik terhadap tenaga professional semakin meningkat jumlahnya,
maka berbagai area pelayanan kesehatan telah melindungi para tenaga kesehatan termasuk
perawat dengan asuransi liabilitas atau asuransi malpraktik. Seiring dengan perkembangan
zaman, tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang asuransi malpraktik juga perlu
dipertimbangkan bagi semua tenaga kesehatan termasuk perawat di Indonesia.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aspek legal keperawatan adalah aspek peraturan perawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang di atur dalam undang undang
keperawatan.
B. Saran
Dalam prakteknya perawat dituntut untuk tanggap dalam memberikan asuhan
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam menyelesaikan
masalah kesehatan dan kompleks, memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan,
nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah keperawatan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan sistem klien, memberikan pelayanan
keperawatan disarana kesehatan dan tatanan lainnya, memberikan pengobatan dan tindakan
medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal dan menulis
permintaan obat, melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter. Untuk
menunjang kegiatan tersebut seorang perawat diharapkan terdaftar pada badan resmi baik
milik pemerintah maupun non pemerintah.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dikutip dari ” Hand Out Aspek Legal & Manajemen Resiko dalam pendokumentasian
Keperawatan” Sulastri.
www.jaringankomputer.org/aspek-legal-asuhan-keperawatan-pada-asuhan-
profesikeperawatan/
makalah-aspek-legal-keperawatan.html
Budi sampurna, pakar hukum kesehatan UI
Menurut Sand,Robbles