Anda di halaman 1dari 12

Halaman Sampul

Mata kuliah : Etika Keperawatan

Dosen MK : Kadar Ramadan, SKM. M.KM

MAKALAH

ETIKA KEPERAWATAN

Di Susun guna memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan

Kelompok 11:

1. Sitria Nur Rahmawaty NIM : P00220217042


2. Stevy Friyana Ntore NIM : P00220217043
3. Delvira Natalia Tobenu NIM : P00220217008
4. Moh.Firman NIM : P00220217025

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI D3KEPERAWATAN POSO

T.A. 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat rahmat dan limpahan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas etika
keperawatan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Akademi Keperawatan.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

POSO, 14 Maret 2018

Penyusun Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents
Halaman Sampul...............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................3
A. Definisi Aspek Legal Keperawatan....................................................................................................3
B. Pengertian MALPRAKTEK dan KELALAIAN...................................................................................6
C. Perlindungan Hukum untuk Keperawatan............................................................................................7
D. Mencegah Masalah Hukum..................................................................................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan
keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan
keperawatan (askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model
asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Aspek legal dikaitkan dengan
dokumentasi keperawatan merupakan bukti tertulis terhadap tindakan yang sudah dilakukan
sebagai bentuk asuhan keperawatan pada pasien/keluarga/kelompok/komunitas[1].
Pendokumentasian sangat penting dalam perawatan kesehatan saat ini. Edelstein (1990)
mendefinisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang ditulis atau dicetak yang dipercaya
sebagai data untuk disahkan orang. Rekam medis haruslah menggambarkan secara
komprehensif dari status kesehatan dan kebutuhan klien, boleh dikatakan seluruh tindakan
yang diberikan untuk perawatan klien. Pendokumentasian yang baik harus menggambarkan
tidak hanya kualitas dari perawatan tetapi juga data dari setiap pertanggung jawaban anggota
tim kesehatan lain dalam pemberian perawatan. Dokumentasi keperawatan adalah informasi
tertulis tentang status dan perkembangan kondisi kesehatan pasien serta semua kegiatan
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Fischbach, 1991).

Aspek legal keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan
kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktek profesi  perawat yaitu Surat Ijin
Kerja (SIK) bila bekerja di suatu institusi dan Surat Ijin Praktek Perawat (SIPP) bila bekerja
secara perseorangan atau berkelompok.

Kewenangan itu, hanya di berikan kepada orang yang memiliki kemampuan. Namun,
memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan.

Dalam profesi  kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang di atur
oleh Departement Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan
kedokteran. Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran
atau kesehatan tertentu di serahkan kepada profesi masing-masing[2].

1
Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan
ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.

Tanggal 12 Mei 2008 adalah Hari Keperawatan Sedunia. Di Indonesia, momentum


tersebut akan digunakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan Rancangan
Undang-Undang Praktik keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
menganggap bahwa keberadaan Undang-Undang akan memberikan perlindungan hukum
bagi masyarakat terhadap pelayanan keperawatan dan profesi perawat.

Indonesia, Laos dan Vietnam adalah tiga Negara ASEAN yang belum memiliki
Undang-Undang Praktik Keperawatan. Padahal, Indonesia memproduksi tenaga perawat
dalam jumlah besar. Hal ini mengakibatkan kita tertinggal dari negara-negara Asia, terutama
lemahnya regulasi praktik keperawatan, yang berdampak pada sulitnya menembus
globalisasi. Perawat kita sulit memasuki dan mendapat pengakuan dari negara lain,
sementara mereka akan mudah masuk ke negara kita.

Sementara negara negara ASEAN seperti Philippines, Thailand, Singapore, Malaysia,


sudah memiliki Undang Undang Praktik Keperawatan (Nursing Practice Acts) sejak puluhan
tahun yang lalu.Mereka siap untuk melindungi masyarakatnya dan lebih lebih lagi siap
untuk menghadapi globalisasi perawat asing masuk ke negaranya dan perawatnya bekerja di
negara lain[3].

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui  apa yang di maksud dengan aspek legal keperawatan
2. Mengetahui apa  MALPRAKTEK dan KELALAIAN
3. Bagaimana perlindungan hukum untuk keperawatan
4. Bagaimana mencegah masalah hukum.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang aspek legal keperawatan.
2. Untuk mengetahui tentang malpraktek.
3. Untuk mengetahui tentang perlindungan hukum untuk keperawatan.
4. Untuk mengetahui cara mencegah masalah hukum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Aspek Legal Keperawatan


Aspek legal keperawatan adalah aspek peraturan perawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang di atur dalam undang undang keperawatan.

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional  yang merupakan bagian integral


dari pelayanan kesehatan, di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan di tujukan pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.

Perawat sebagai profesi  dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja
membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah masalah kesehatan
tentu harus juga bisa di andalkan.

Untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi yang utuh, ada beberapa syarat
yang harus di penuhi. Setiap perawat harus mempunyai “body of knowledge” yang spesifik,
memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktek keprofesian yang di dasari
motivasi altruistik, mempunyai standar kompetensi  dan kode etik profesi. Para praktisi di
persiapkan melalui pendidikan khusus pada jenjang pendidikan tinggi.

INTERNATIONAL COUNCIL of NURSES (ICN) mengeluarkan kerangka kerja


kompetensi bagi perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu bidang professional,  Ethical and
legal practice, bidang care provision and management dan bidang Management
Development. “setiap profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama yaitu kompetensi
yang di peroleh melalui pelatihan yang ekstensif , komponen intelektual yang bermakna
dalam melakukan tugasnya, dan memberikan pelayan penting kepada masyarakat[4]”.

Aspek legal profesi keperawatan meliputi kewenangan berkaitan dengan izin


melaksanakan praktek profesi. Kewenangan memiliki 2 aspek yaitu kewenangan material
dan kewenangan formal. Kewenangan seseorang di peroleh sejak seseorang memiliki

3
kompetensi dan kemudian teregristasi (registered nurse) yang di sebut SURAT IJIN
PERAWAT (SIP).

Aspek legal keperawatan meliputi:

a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan
hukum.
b.  Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
d. Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum.
e. Dalam keadaan darurat mengancam jiwa seseorang, perawat berwenang untuk melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang di tujukan untuk penyelamatan jiwa.
f. Perawat menjalankan praktek perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang prakteknya.
Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan rumah.

Persyaratan praktek perorangan sekurang-kurangnya memenuhi:

a. Tempat praktek memenuhi syarat,


b. Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir atau buku
kunjungan, catatan tindakan, dan formulir rujukan.

      Larangan perawat dalam melakukan praktek :

a. Praktek di larang menjalankan praktek selain yang tercantum dalam izin dan
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan standar profesi.
b. Bagi perawat yang memberikan pertolongan dalam keadaan darurat atau
menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada tenaga kesehatan lain, di
kecualikan dari larangan ini.
c. Kepala dinas atau organisasi profesi dapat memberikan peringatan lisan atau tertulis
kepada perawat yang melakukan pelanggaran.
d. Peringatan tertulis paling banyak dilakukan 3 kali, apabila tidak di indahkan SIK dan
SIPP dapat di cabut.
e. Sebelum SIK dan SIPP di cabut kepala dinas kesehatan terlebih dahulu mendengar
pertimbangan dari MDTK dan MP2EM.

Sanksi seorang perawat, yaitu:


4
a. Pelanggaran ringan, pencabutan izin selama-lamanya 3 bulan.
b. Pelanggaran sedang, pencabutan izin selama-lamanya 6 bulan.
c. Pelanggaran berat, pencabutan izin selama-lamanya 1 tahun.
d. Penetapan pelanggaran di dasarkan pada motif pelanggaran serta situasi setempat.

Hak dan kewajiban seorang perawat.

HAK perawat:

a. Perawat berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai


profesinya.
b. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan sosialisasi sesuai
dengan latar belakang pendidikannya.
c. Perawat berhak untuk menolak keinginan pasien atau klien yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan, serta standart dan kode etik profesi.
d. Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari pasien atau klien atau
keluarganya tentang keluhan kesehatan dan ketidakpuasannya terhadap pelayanan
yang di berikan.
e. Perawat berhak untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan
perkembangan IPTEK dalam bidang keperawatan/kesehatan secara terus menerus.
f. Perawat berhak untuk di perlakukan secara adil dan adil oleh institusi pelayanan
maupun pasien / klien.
g. Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat
menimbulkan bahaya fisik maupun stress emosional.
h. Perawat berhak di ikut sertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan
pelayanan kesehatan.

KEWAJIBAN perawat , yaitu:

a. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.


b. Wajib memberikan pelayanan kesehatan / asuhan keperawatan sesuai standart
profesi.
c. Wajib menghormati hak-hak pasien / klien.
d. Wajib membuat dokumentasi askep secara akurat, berkesinambungan.
e. Wajib berkolaborasi dengan tenaga medis/ tenaga kesehatan terkait lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien atau klien.
5
f. Menaati semua peraturan perundang-undangan.

B. Pengertian MALPRAKTEK dan KELALAIAN.


   Malpraktek yaitu praktek kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar
profesi atau standar prosedur operasional. Untuk malpraktek dokter dapat dikenai hukum
kriminal dan hukum sipil.

Malpraktek kedokteran terdiri dari 4 hal yaitu:

a. Tanggung jawab criminal


b. Malpraktek secara etik
c. Tanggung jawab sipil
d. Tanggung jawab publik

      Tindakan yang termasuk malpraktek yaitu :

a. Kesalahan diagnose
b. Penyuapan
c. Penyalahgunaan alat alat kesehatan
d. Pemberian dosis obat yang salah
e. Alat-alat yang tidak memenuhi standar atau tidak steril
f. Salah pemberian obat pada pasien
g. Kesalahan prosedur operasi

Dampak Malpraktek yaitu :

a. Merugikan pasien terutama pada fisiknya bisa menimbulkan cacat yang permanen.
b. Bagi petugas kesehatan mengalami gangguan psikologisnya, karena merasa bersalah.
c. Dari segi hukum dapat dijerat hukum pidana.
d. Dari segi sosial dapat dikucilkan oleh masyarakat .
e. Dari segi agama mendapat dosa.
f. Dari etika keperawatan melanggar eitka keperawatan bukan tindakan profesional.

Kelalaian yaitu seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencedrai pasien dengan
cara tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang di harapkan ataupun tidak melakukan
tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera.

6
C. Perlindungan Hukum untuk Keperawatan.
Di Indonesia, dengan telah terbitnya UU kesehatan No.23 tahun 1992 memberikan
suatu jalan untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah termasuk disini UU yang mengatur
praktik keperawatan dan perlindungan dari tuntunan malpraktik. Di berbagai negara maju
dimana tuntutan malpraktik terhadap tenaga professional semakin meningkat jumlahnya,
maka berbagai area pelayanan kesehatan telah melindungi para tenaga kesehatan termasuk
perawat dengan asuransi liabilitas atau asuransi malpraktik. Seiring dengan perkembangan
zaman, tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang asuransi malpraktik juga perlu
dipertimbangkan bagi semua tenaga kesehatan termasuk perawat di Indonesia.

D. Mencegah Masalah Hukum


Masalah hukum memang merupakan hal yang kompleks karena menyangkut nasib
manusia. Menanggapi hal ini kita jadi ingat slogan lama “mencegah lebih baik dari pada
mengobati”. Kiranya mencegah masalah hukum lebih baik dari pada memberikan sanksi
hukum. Untuk ini sebagai perawat harus mengetahui prinsip-prinsip dalam mencegah
hukum.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek legal keperawatan adalah aspek peraturan perawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang di atur dalam undang undang
keperawatan.

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional  yang merupakan bagian integral


dari pelayanan kesehatan, di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan di tujukan pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia. Aspek legal profesi keperawatan meliputi kewenangan
berkaitan dengan izin melaksanakan praktek profesi. Malpraktek yaitu praktek kedokteran
yang salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau standar prosedur operasional.
Kelalaian yaitu seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencedrai pasien dengan
cara tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang di harapkan ataupun tidak melakukan
tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera. PPNI pada kongres
Nasional ke duanya di Surabaya tahun 1980 mulai merekomendasikan perlunya bahan-
bahan perundang-undangan untuk perlindungan hukum bagi tenaga keperawatan.

B. Saran
Dalam prakteknya perawat dituntut untuk tanggap dalam memberikan asuhan
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam menyelesaikan
masalah kesehatan dan kompleks, memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan,
nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah keperawatan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan sistem klien, memberikan pelayanan
keperawatan disarana kesehatan dan tatanan lainnya, memberikan pengobatan dan tindakan
medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal dan menulis
permintaan obat, melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter. Untuk
menunjang kegiatan tersebut seorang perawat diharapkan terdaftar pada badan resmi baik
milik pemerintah maupun non pemerintah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari ” Hand Out Aspek Legal & Manajemen Resiko dalam pendokumentasian
Keperawatan” Sulastri.
www.jaringankomputer.org/aspek-legal-asuhan-keperawatan-pada-asuhan-
profesikeperawatan/
makalah-aspek-legal-keperawatan.html
Budi sampurna, pakar hukum kesehatan UI
Menurut  Sand,Robbles

Anda mungkin juga menyukai