Anda di halaman 1dari 11

Analisis Karakteristik Warga Belajar dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional

di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang

ANALISIS KARAKTERISTIK WARGA BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN


PROGRAM PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM SANGGAR
BELAJAR YALATIF DIWEK JOMBANG

JURNAL

Oleh:
SITI MAF’ULLAH
091034031

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
2013

1
Analisis Karakteristik Warga Belajar dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang

ANALISIS KARAKTERISTIK WARGA BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM


PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM SANGGAR BELAJAR YALATIF
DIWEK JOMBANG
Siti Maf’Ullah
Jurusan PLS FIP Universitas Negeri Surabaya
(umaf39ulla@yahoo.com)

Drs. I Ketut Atmaja J. A., M.Kes


Dosen PLS FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Pendidikan keaksaraan fungsional (KF) adalah salah satu program pendidikan luar sekolah dalam bidang pengentasan
buta aksara. Suatu penelitian tentang karakteristik dan tipologi warga belajar dalam pengembangan program
pembelajaran. (1) Bagaimana karakteristik warga belajar KFdilihat dari faktor usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan
lingkungan geografis? (2) Bagaimana karakteristik warga belajar di desa Watugaluh dan desa Made dalam proses
pembelajaranKF? Dan (3) Bagaimanahubungan antarakarakteristik warga belajar di desa Watugaluh dan desa Made
dengan peran tutor dalam mengembangkan program pembelajaranKF?.Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang. Subyek dalam penelitian ini
adalah warga belajar KF. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan.Keabsahan data yaitu
kredibilitas yang meliputi triangulasi.Hasil penelitian inimenyimpulkan bahwa faktor usia, jenis kelamin, jenis
pekerjaan dan lingkungan geografis mempengaruhi karakteristik warga belajar mengakibatkan terjadi berbedaan
karakteristik warga belajar di desa Watugaluh dan di Desa Made, dengan demikian saran dari peneliti adalah dalam
proses pembelajaran sebaiknya tutor lebih memperhatikan kondisi karakteristik warga belajar KF, agar tujuan dari
penyelenggaraan program KF dapat berjalan lancar, berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kata Kunci:KF, Karakteristik Warga Belajar, Pengembangan Program.

Abstract
The functional literacy education (KF) is one of non-formal education programin the field ofil literacy curb.mThis study
concerns on the characteristics of participants in the development of learning programs.(1)How do the characteristics
of the KF participants viewed fromage, sex, occupation, andgeographicrange?(2)How do the characteristics of the
participants in Watugaluh and Made villages in the KF learning process? And (3) How is the relationship between
thecharacteristics of the participants from Watugaluh and Made villages in the KF learning programs’ development?
This study used a qualitative approach. This research was conducted at CLC Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang.
The subjects in this study were KF resident’s learner. Data was collected by interview, observation, and documentation.
The analysis of the data technique wasused data reduction, data presentation, and drawing conclusions.Data validity
scredibility which includes triangulation.The results ofthis study showed that the factors of age, gender, occupation and
geographic alenvironments affected the characteristics of the learners. This is then, triggering the difference
characteristics of learners in Made and Watugaluh village. Thus, the researcher suggests the tutors should pay more
attention to the KF characteristics’ condition so that theimplementation ofthe KFprogramcanrun smoothly, managedin
accordanceto what has been expected.
Keywords: KF, Characteristicsof Citizen Learning, Development Program

dan kelompok masyarakat miskin perkotaan yaitu buruh


PENDAHULUAN berpenghasilan rendah dan pengangguran. Mereka
tertinggal dalam hal pengetahuan, keterampilan serta
Angkamelekaksaraadalahsalahsatuvariabeldariindika
sikap mental pembaharuan dan pembangunan,
torindeks
dengandemikian
pendidikan.BerdasarkandataBPS(2006),angkabutaaksara pemberantasanbutaaksaramenjadinilaistrategismengurang
pendudukIndonesiamencapai12,8jutaorangatau0,05perse i angka kebutaaksaraan.
ndaritotaljumlahpenduduk,danangka tersebut meningkat Peningkatankemelekaksaraanpadatarafglobaltelahtercetus
pada kelompok usiadewasa (15tahunkeatas) menjadi 8,4
padatujuanPUS(PendidikanUntuk Semua) tahun 2000
persendaritotalpenduduk Indonesia. yangmendukung adanya visi holistik pendidikan hingga
Dari jumlah tersebut sebagian besar tinggal di pencapaian melek aksara sebesar50 persen pada tahun
daerah pedesaan seperti: petani kecil, buruh, nelayan, 2015. Pada RPJM 2004-2009, Indonesia mentargetkan

2
Analisis Karakteristik Warga Belajar dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang

kemelekaksaraan padaorang warga belajar. Rancangan kegiatan belajar (kurikulum)


dewasamenjadi95persenpadatahun2009(Jalal&Sardjuni, harus fleksibel, sudah dimodifikasi, diganti, dan ditambah
2006). Sedangkan menurut (Swasono,2007) sehingga sesuai dengan minat, kebutuhan, kesepakatan,
upayapemberantasan situasi, dan kondisi warga belajar. Ketiga, yang dimaksud
butaaksaraIndonesiatelahdimulaisejakkemerdekaanhingg proses partisipatif yakni prosess partisipasif dimulai
akini. Adapun upaya pemberantasan buta aksara dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
Indonaesia tersebut dilakukannya melalui salah satu dari pembelajaran pemberantasan buta aksara dengan
program pendidikan nonformal. Program ini sesuai menggunakan pendekatan keaksaraan fungsional harus
amanat Undang-Undang Dasar 1945, juga sesuai dilakukan berdasarkan strategi partisipatif. Sehingga WB
Undang-Undang pasal 26 Nomor 20 tahun 2003 tentang perlu dilibatkan secara aktif dalam setiap tahap kegiatan
Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan memberi pembelajaran di kelompok belajar.Keempat, yang
layanan pendidikan secara adil kepada seluruh warga dimaksud fungsionalisasi hasil belajar yakni hasil yang
masyarakat, utamanya bagi warga masyarakat diharapkan dari proses pembelajaran tersebut adalah
penyandang buta aksara. warga belajar dapat memfungsikan keaksaraannya untuk
menganalisis dan memecahkan masalah yang dihadapi
Buta aksara adalah orang yang tidak memiliki
dalam rangka meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.
kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan Perkiraan hasil program keaksaraan fungsional
hasil studi, warga belajar program keaksaraan fungsional adalah: a) Memanfaatkan kemampuan bacanya untuk
terdiri dari dua karakteristik yaitu berasal dari buta aksara memperoleh informasi dan ide-ide baru, b)
murni dan droup out Sekolah Dasar sehingga masih Memanfaatkan keterampilan menulisnya untuk
memerlukan layanan pendidikan keaksaraan sampai menggambarkan pengalaman, peristiwa-peristiwa,
mereka memenuhi kompetensi keaksaraan. Kompetensi kegiatan yang dilakukan, membuat rencana, dan menulis
keaksaraan bertujuan untuk memecahkan masalah yang proposal, c) Memanfaatkan keterampilam hitungnya
dihadapi wrga belajar dalam kehidupan sehari-hari.Jadi, untuk mengatur keuangan, menentukan batas dan
keaksaraan fungsional berpusat pada masalah, melakukan penghitungan-penghitungan yang berkaitan
mengarahkan pengalaman belajar pada masalah yang dengan tugasnya sehari-hari, dan menghitung banyaknya
dihadapi oleh warga belajar dalam kehidupan sehari- sumber-sumber atau masalah, d) Berdiskusi dan
hari.Karena hakikat pembelajaran keaksaraan fungsional menganalisis masalah dan sumber-sumber, atau potensi
berpusat pada masalah yang dihadapi warga belajar, yang ada di lingkungannya, e) Mencoba ide-ide baru
maka substansi materi yang diajarkan didasarkan pada yang dipelajari dari bahan bacaan, dapat menulis dengan
masalah sehari-hari warga belajar atau pada kegiatan benar, menganalisis dan berdiskusi, dan dapat
untuk membantu warga belajar dalam melaksanakan kegiatan belajarnya secara mandiri. Selain
mengimplementasikan keterampilan dan pengetahuan itu, hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses
yang mereka miliki. pembelajaran dan pengembangan program keaksaraan
fingsional adalah adanya perbedaan karakteristik warga
Adapun program keaksaraan fungsional dapat
belajar.
terlaksana dengan baik, apabila hal tersebut dilakukan
sesuai dengan kebutuhan masing-masing warga belajar Menurut Suprajianto (2012:39) proses belajar
berdasarkan masalah, minat dan kebutuhan warga. Oleh mengajar orang dewasa ialah:“suatu proses
karena itu materi pembelajaran keaksaraan fungsional berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh
hendaknya mengacu pada empat prinsip utama yaitu; pendidik atau pembimbing”.Proses ini juga dapat
konteks local, disain local, proses partisipatif dan dikatakan sebagai proses “menerima-memberi” dalam
fungsionalisasi hasil belajar. Hal ini dapat diuraikan arti warga belajar menerima pelajaran dan pembimbing
sebagai berikut:Pertama, yang dimaksud konteks local atau tutor memberi pelajaran”. Sedangkan menurut
yakni pembelajaran keaksaraan fungsional yang Robert D. Boyd:“orang dewasa adalah pribadi yang
dikembangkan bersadarkan kebutuhan lokal. Artinya, matang dan independen, dan telah mengalami beberapa
kegiatannya mengacu pada konteks sosial lokal dan tahapan proses psikologis yang berbeda dari psikologis
kebutuhan khusus dari setiap warga belajar dan anak-anak.”
masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, tutor dan warga
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa dalam proses
belajar perlu mengobservasi lingkungan sekitar dengan
pembelajaran, pendekatan pembelajaran yang harus
tujuan untuk mencari dan mengumpulkan informasi
dilakukan tutor terhadap orang dewasa sangat berbeda
tentang potensi, masalah-masalah, dan sumber-sumber
dengan terhadap anak-anak, terutama pada lingkup
pemecahannya sesuai denga situasi, kondisi, dan
pendidikan. Orang dewasa akan merasa dihargai bila
pekerjaan warga belajar.Kedua, yang dimaksud desain
pembelajaran yang diikutinya mengacu pada pemecahan
local yakni pembelajaran keaksaraan fungsional
masalah, bertukar informasi, sesuai dengan pengalaman
dikembangkan berdasarkan desain lokal. Artinya, tutor
yang mereka alami dan tidak terkesan mentutori. Orang
dan warga belajar perlu merancang sendiri kegiatan
dewasa cenderung memiliki orientasi belajar yang
belajarnya di kelompok belajar berdasarkan minat,
berpusat pada pemecahan permasalahan yang dihadapi.
kebutuhan, masalah, kenyataan, dan potensi tempat
Orang dewasa berpendapat bahwa belajar merupakan

3
Analisis Karakteristik Warga Belajar dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang

kebutuhan untuk menghadapi permasalahan yang Masyarakat (PKBM) Sanggar Belajar Yalatif, perlu
dihadapi dalam kehidupan, terutama dalam kaitannya adanya analisis karakteristik warga belajar keaksaraan
dengan fungsi dan peranan sosialnya. Maka pembelajaran fungsional. Dimana dalam penelitian ini warga belajar
bagi orang dewasa hendaknya bersifat praktis dan dapat keaksaraan fungsional di PKBM Sanggar Belajar Yalatif
segera diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari, memiliki dua tempat yaitu di desa Watugaluh dan di desa
sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran Made, adanya perbedaan tempat tersebut jelas memiliki
keaksaraan fungsional dapat berjalan lancar, hasilnya pun perbedaan karakteristik pada warga belajarnya. Hal ini
bermutu sesuai dengan apa yang diharapkan.Adapun tentu akan mempengaruhi proses pembelajaran, sehingga
standar kompetensi keaksaraan fungsional dalam alur dalam mengembangan program keaksaraan fungsional
rencana pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan oleh tutor dan pengelolah PKBM perlu mengadakan analisis
penyelenggara program pembelajaran keaksaraan terlebih dahulu, maka oleh peneliti muncul ide judul
fungsional. Kegiatan keaksaraan fungsional dilakukan penelitian ”Analisis Karakteristik Warga Belajar
melalui beberapa metode pendekatan, materi yang dalam Pengembangan Program Pembelajaran
diberikan juga telah disesuaikan dengan warga belajar Keaksaraan Fungsional di PKBM Sanggar Belajar
berdasarkan kondisi lingkungan eksternal maupun Yalatif Diwek Jombang”.
internal dari warga belajar.
METODE PENELITIAN
Pemberantasan buta aksara memiliki tahapan, yaitu,
tahap keaksaraan dasar dan tahap keaksaraan mandiri. A. Pendekatan Penelitian
Tahap keaksaraan dasar adalah warga belajar yang belum Berdasarkan pokok permasalahan yang telah
memiliki pengetahuan dasar tentang calistung (baca tulis dikemukakan maka penelitian ini menggunakan
hitung) tetapi telah memiliki pengalaman yang dapat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
dijadikan kegiatan pembelajaran, kemudian tahap Deskriptif yaitu penelitian yang diarahkan untuk
keaksaraan mandiri adalah warga belajar telah memiliki memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian
pengetahuan dan pengalaman.Perbedaan karakteristik secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat dan
warga belajar tersebut dapat dilihat dari faktor usia, jenis populasi tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung
kelamin, jenis pekerjaan, dan lingkungan geografi warga tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan
belajar keaksaaan fungsional. Dari perbedaan dan menguji hipotesis. (Riyanto, 2007:11).
karakteristik dan tipologi warga belajar tersebut Pendekatan kualitatif lebih mudah apabila
dimungkinkan akan berpengaruh pada proses berhadapan dengan kenyataan, menyajikan secara
pembelajaran, dan juga akan berpengruh pada hasil langsung hakekat hubungan antara peneliti dengan
pembelajaran. Dimana dalam pengembangan program subyek penelitian, lebih peka dan lebih dapat
pembelajaran keaksaraan fungsional hasil pembelajaran menyesuaikan diri dengan subyek penajaman pengaruh
tersebut akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan bersama tehadap pola-pola nilai yang dihadapi. Dalam
perencanaan.Adapun kaitannya antara tutor dengan penelitian ini peneliti memperhatikan dan mendalami
proses pembelajaran dan pengembangan program fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan untuk
keaksaraan fungsional yakni, tutor dituntut untuk kemudian ditafsirkan dan diberi makna, untuk kemudian
melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu
memenuhi standar dan dapat menghasilkan out put menggambarkan karakteristik dan tipologi warga belajar
(keluaran) yang bermutu. Maka dalam proses dalam mengembangkan program keakasaraan fungsional
pembelajaran suasana hendaknya dibuat menyenangkan, di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang.
dengan memberikan tantangan, dan memberi motivasi Alasan penulis menggunakan penelitian kualitatif
bagi warga belajar untuk selalu aktif belajar, meskipun adalah sebagaimana yang diungkapkan Maleong :
dengan input karakteristik warga belajar yang berbeda. 1. Menyesuaikan pendekatan kualitatif lebih muda
Sedangkan dalam pengembangan program pembelajaran apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.
kaeaksaraan fungsional hendaknya penerapan program 2. Pendekatan ini secara tidak langsung mempunyai
yang dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi hakekat hubungan antara peneliti dan responden.
warga belajar untuk berkarya, berkreativitas, dan juga 3. Pendekatan ini lebih peka dan menyesuaikan diri
menumbuh kembangkan kemandirian warga belajar dengan manejemen pengaruh bersama terhadap pola-
keaksaraan fungsional.Pada hasil belajarnya, warga pola nilai yang dihadapi.
belajar diharapkan dapat menganalisa dan memecahkan
masalah dalam rangka untuk meningkatkan mutu taraf B. Lokasi Penelitian
hidupnya. Oleh karena itu, banyak sekali program Penelitian ini dilaksanakan di PKBM Sanggar
keaksaraan yang memberikan materi keterampilan dalam Belajar Yalatif yang berlokasi di Desa Watuh Galuh
hal fungsional seperti pembuatan sabun colek atau Kecamatan Diwek dan di Desa Made Kecamatan Kudu
membuat kue kering sebagai sajian hidangan pesta. Kabupaten Jombang. Peneliti memilih PKBM Sanggar
Belajar Yalatif sebagai tempat penelitian dikarenakan
Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa,
sesuai dengan judul peneliti yaitu tentang analisis
sebelum dilakukan adanya pengembangan program
karakteristik warga belajar keaksaraan fungsional, yang
keaksaraan funsional di Pusat Kegiata Belajar
mana dalam penelitiannya bermaksud membandingkan

4
Analisis Karakteristik Warga Belajar dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang

karakteristik warga belajar di dua lokasi yang berbeda a. Dokumen merupakan metode yang stabil
dari setiap warga belajar keaksaraan fungsional dilihat b. Berguna sebagai bukti untuk pengujian
dari faktor usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan c. Sesuai untuk penelitian karena sifatnya yang alamiah
lingkungan geografis warga belajar. d. Tidak relative sehingga tidak sukar ditemukan
dengan teknik kajian ini.
C. Subyek Penelitian e. Hasil penelitian ini akan membuka kesempatan
Menurut Arikunto (2002: 103) subyek penelitihan untuk lebih memperluas.
merupakn subyek yang menjadi sasaran penelitian yang Hal-hal yang diambil dari teknik dokumentasi dalam
dapat dijadikan sebagai sumber data. Subyek dari penelitian ini yaitu; dokumen-dokumen yang berkaitan
penelitian ini adalah warga belajar keakasaraan dengan karakteristik dan tipologi warga belajar
fungsional di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek keaksaraan fungsional, yang terhimpun di PKBM
Jombang. Selain itu, peneliti juga mengambil sumber Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang.
tutor dan pengelolah sebagai informan dalam penelitian
untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam. E. Teknik Analisis Data
1. Ketua Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan
2. Pendidik / Tutor sejak sebelum terjun ke lapangan sampai selesainya
3. Warga Belajar penelitian di lapangan yang dilakukan dengan cara
4. Kepala Desa seksama dan teliti. Proses analisis data dimulai dengan
mempelajari semua data yang diperoleh melalui
D. Teknik Pengumpulan Data wawancara, pengamatan, maupun dari studi dokumenter.
Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses Data yang telah dikumpulkan ini merupakan data mentah
pengumpulan data. Dalam proses pengumpulan data, yang selanjutnya diolah untuk dapat ditransfer ke dalam
teknik yang digunakan dalam penelitian ini yang utama laporan penelitian.
adalah teknik wawancara, yang didukung diteknik Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan selama
observasi dan dokumentasi. proses pengumpulan data karena dalam penelitian
1. Wawancara kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada warga kegiatan dilapangan bersamaan dengan pengumpulan
belajar keaksaraan fungsional. Wawancara ini data. Teknis analisis data tersebut dapat diuraikan sebagai
dilakukan dengan maksud untuk menggali lebih berikut:
banyak informasi tentang karakteristik warga belajar 1. Koreksi Data
keaksaraan fungsional di PKBM Sanggar Belajar Koleksi data yaitu proses pengumpulan data dari
Yalatif Diwek Jombang.Alasan lain peneliti hasil observasi, dan wawancara yang mana data
menggunakan metode wawancara, adanya instrument tersebut diperoleh dari subyek penelitian maupun
wawancara yang berupa butir pertanyaan, dan dapat sumber informasi. Kegiatan ini merupakan langkah
dipakai sebagai metode pokok dengan maksud untuk awal dalam proses pengolahan data. (Riyanto, 2007)
menggali informasi tentang hal-hal yang dipelajari dari 2. Reduksi Data
informan Dengan banyaknya data yang diperoleh di lapangan,
2. Observasi maka perlu dicatat secara teliti dan rinci agar data yang
Dalam penelitian ini, dilakukan bersamaan dengan telah diperoleh tidak hilang karena data yang didapat
pelaksanaan pembelajaran melalui tindakan dari warga akan semakin banyak seiring lamanya waktu
belajar. Penggunaan metode observasi dalam penelitian penelitian. Untuk itu harus segera dilakukan anlisis
ini, untuk menggali data tentang karakteristik warga data melalui reduksi data.
belajar keaksaraan fungsional di PKBM Sanggar 3. Display Data
Belajar Yalatif Diwek Jombang.Alasan peneliti Dalam Riyanto (2007:33), display data merupakan
menggunakan metode observasi adalah peneliti dapat proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk
mencatat gejala secara terurai dan yang terjadi kata-kata, kalimat, naratif, table, matrik, dan grafik
langsung dan dapat mengecek kebenaran metode dengan maksud agar data yang telah dikumpilkan dapat
lain.Data yang didapat melalui observasi akan dikuasai oleh peneliti sebagai dasra mengambil
digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari kesimpulan yang tepat.
teknik wawancara. Data yang didapat digunakan untuk
F. Uji Keabsahan Data
mendeskripsikan dan menganalisis karakteristik dan
Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data
tipologi warga belajar keaksaraan fungsional di PKBM
diperlukan teknik pemeriksaan. Teknik pemeriksaan
Yalatif Diwek Jombang.
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- kriteria yang digunakan, yaitu :
hal variable yang berupa catatan, traskip, buku, surat 1. Credibility / Derajat Kepercayaan
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, Pengecekan kredibilitas atau derajat kepercayaan
dan sebagainya (Arikunto, 2002:2006). Alasan lain data perlu dilakukan untuk membuktikan apakah yang
peneliti menggunakan metode ini adalah: diamati meliputi manajemen program keaksaraan

5
Analisis Karakteristik Warga Belajar dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang

fungsional di PKBM Sanggar Belajar Yalatif, benar- data yang telah dikumpulkan. Dosen pembimbing
benar sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi selaku auditor independen yang mereview semua jejak
secara wajar dilapangan. Derajat kepercayaan data kegiatan proses penelitian yaitu berupa catatan dari
dalam penelitian ini digunakan untuk memenuhi lapangan, dokumen-dokumen, serta laporan penelitian
kriteria atau nilai kebenaran, baik bagi pembaca yang telah dibuat oleh peneliti.
maupun bagi subjek yang diteliti.Untuk menjamin 3. Konfirmability/ Kepastian
keabsahan data, peneliti melakukan uji kredibilitas Konfirmabilitas digunakan untuk menilai kualitas
dengan cara trianggulasi. hasil penelitian dengan penelusuran dan pelacakan
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan catatan atau rekaman data lapangan contohnya dari
data yang mamanfatkan sesuatu yang lain. Diluar data hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi.
itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai Menurut Yatim Riyanto (2007 : 21), dalam
pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi konfirmabilitas perlu dipersiapkan bahan-bahan yang
yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan diperlukan, seperti hasil rekaman, hasil analisis data,
melalui sumber lainnya. Dezim (1978) dalam Moleong dan catatan tentang proses penelitian. Penilaian ini
(2004: 330) membedakan empat macam trianggulasi dilakukan oleh auditor independen. Apabila hasil audit
sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan menunjukan adanya konfirmabilitas, maka hasil
penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. penelitian tersebut bisa diterima dan diakui. Dan dapat
a. Trianggulasi sumber berarti membandingkan dan dilihat hasil dari penelitian itu bermutu atau tidak.
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi 4. Transferability/ Keteralihan
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda Nasution (1988) dalam Satori Djaman (2009: 165)
dalam penelitian kualitatif Patton (1987:331) dalam mengatakan bahwa bagi penelitian kualitatif,
Moleong (2004:330). transferabilitas tergantung pada si pemakai yakni,
b. Trianggulasi metode sampai manakah hasil penelitian itu dapat mereka
Menurut Patton (1987:329), trianggulasi metode gunakan dalam konteks dalam situasi tertentu. Karena
terdapat dua strategi, yaitu : itu, transferabilitas hasil penelitian ini diserahkan
1) Pengecekan drajat kepercayaan penemuan hasil kepada pemakainya.
penelitian beberapa teknik pengumpulan data, Tranferabilitas ini dapat dilakukan dengan
2) Pengecekkan derajat kepercayaan beberapa menguraikan data hasil penelitian yaitu dengan
sumber data dengan metode yang sama. mentransfer pada konteks lain. Agar dapat disimpulkan
c. Trianggulasi Penyidik bahwa penelitian dapat ditransfer ke dalam konteks
Teknik trianggulasi jenis ketiga ini adalah dengan lain, maka untuk memenuhi kriteria ini cara yang
jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya paling tepat dilakukan oleh peneliti adalah
untuk keperluan pengecekkan kembali derajat mendeskripsikan secara rinci dan komprehensif tentang
kepercayaan data. Dalam hal ini yang dimaksud latar atau konsep yang menjadi fokus penelitian. Fokus
peneliti atau pengamat lainnya adalah dosen dari penelitiannya adalah pada karakteristik dan
pembimbing sebagai pengamat dalam proses tipologi warga belajar keaksaraan fungsional yang
keabsahan data. lebih diarahkan kepada pengelola PKBM, tutor serta
d. Trianggulasi Teori warga belajar tentang karakteristik mereka. Semakin
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan banyak persamaan ketiga konteks tersebut, maka
trianggulasi teori adalah dimana peneliti semakin menunjukkan bahwa hasil penelitian tersebut
membandingkan antara beberapa teori dalam mengecek dapat ditransfer.
keabsahan data dari penelitian ini.
2. Depenability/ Kebergantungan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dependabilitas merupakan tahap kriteria Pengaruh karakterstik warga belajar dalam proses
keabsahan data yang terkait dengan adanya proses pembelajaran keaksaraan fungsional di PKBM Sanggar
penelitian yang dilakukan oleh peneliti bermutu atau Belajar Yalatif Diwek Jombang dapat dilihat pada tabel:
tidak. Untuk mengecek apakah hasil penelitian Fakt Desa Desa Made Dalam Proses
kualitatif bermutu atau tidak, hendaknya melihat or Watugalu Pembelajaran
apakah peneliti sudah berhati-hati atau belum bahkan h
apakah membuat kesalahan dalam (Yatim Riyanto, Usia Mayoritas Mayoritas Semakin tua usia
2007: 20): warga warga warga belajar
a. Mengkonseptualisasikan rencana penelitiannya, belajar belajar maka pancaindra
b. Mengumpulkan data, dan keaksaraan keaksaraan (penglihatan dan
c. Menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan fungsional fungsional pendengaran)
dalam suatu laporan penelitian yang telah ditulis. di desa di desa warga belajar
Dalam penelitian ini audit dependabilitas dilakukan Watugaluh Watugaluh semakin
dosen pembimbing. Dimana dosen pembimbing berusia berusia menurun,
berperan penting dalam konseptualisasi hal yang lebih dari kurang dari sehingga terlihat
diteliti, pengumpulan data, dan menginterpretasikan lima puluh lima puluh warga belajar

6
Analisis Karakteristik Warga Belajar dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang

Fakt Desa Desa Made Dalam Proses Fakt Desa Desa Made Dalam Proses
or Watugalu Pembelajaran or Watugalu Pembelajaran
h h
tahun tahun desa Made lebih yaitu: Ngembak.
aktif. Watugaluh, Merupakan
Jeni Jenis Jenis kelamin Warga belajar Jasem, lahan
s kelamin warga belajar keaksaraan Naggalan, pertanian
Kela warga keaksaraan fungsional di dan yang luas
min belajar fungsional di desa Watugaluh Gendong namun
keasaraan desa Made lebih rajin merupakan tingkat
fungsional terdiri dari daripada warga lahan kesuburan
di desa ibu-ibu dan belajar pertanian tanah yang
Watugaluh bapak-bapak keaksaraan dengan kurang baik,
semua fungsional di keadaan sehingga
pesrta desa Made tanah yang kurang
adalah ibu- subur, mampu
ibu sehingga meningkatkan
Jeni Mayoritas Mayoritas Warga belajar mampu kesejahteraan
s warga warga belajar keaksaraan meningkatk warganya
peke belajar keaksaraan fungsional an
rjaa keaksaraan fungsional di memiliki waktu kesejahtera
n fungsional desa Made belajar lebih an
di desa lebih lama dariapada warganya
Watagaluh beragam, warga belajar Sumber: Data Primer Peneliti
dalah ibu yaitu ibu keaksaraan Dari hasil wawancara dan pengamatan peneliti
rumah rumah fungsional desa mengenai tahap proses pmbelajaran dengan kemampuan
tanangga, tanangga, Made. yang dimiliki warga belajar dapa dilihat pada tabel:
buruh tani buruh tani
jika musim jika musim Tahap Proses Kemampuan Hasil
tanam dan tanam dan Pebelajaran Pembelajaran
panen tiba panen tiba
ada beberapa WB Watugaluh WB
sebagai Made
pembuat tikar
dari daun Motivasi Tinggi Rendah
pandan
Sedangkan Perhatian pada Kurang fokus Fokus
bagi bapak- pelajaran
bapak adalah
ada yang
Menerima dan Lambat Cepat
bekarja
Mengingat
sebagai
tukang
Reproduksi Kurang baik Baik
bangunan,dan
peternak.
Ling Secara Secara Kebiasaan kerja Generalisasi Kurang baik Baik
kun geografis geografis keras dalam
gan desa desa Made mengelolah Menerapkan serta lambat Cepat
Geo Watugaluh terletak di sawah, dalam umpan balik
grafi terletak di Jombang proses
s Jombang bagian utara pembelajaran
Sumber: Data Primer Peneliti
bagian tepatnya di Warga belajar
selatan Kecamatan desa Made Dari tabel di atas, hasil analisis tentang karakteristik
tepatnya di Kabuh, terlihat lebih warga belajar dapat disimpulkan bahwa adanya
Kecamatan Terdiri dari semangat perbedaan karakteristik warga belajar keaksaraan
: Diwek. empat Dusun daripada warga fungsional yang ada di desa Watugaluh dan desa Made
Terdiri dari yaitu: Made, belajar desa memiliki pengaruh dalam proses pembelajaran, sehingga
empat Tawang, Watugaluh. tutor perlu memperhatikan karakteristik warga belajar
Dusun Ntutor, dan sebelum melakukan pengembangan program

7
Analisis Karakteristik Warga Belajar dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang

pembelajaran, agar dalam pengembangan program menggunakan bekal baca tulis mereka untuk
tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan berkembang menjadi pekerja yang produktif, anggota
warga belajar keaksaraan fungsional. Berikut uraian masyarakat yang aktif dan selektif, serta anggota
mengenai peran tutor dalam pembelajaran keaksaraan masyarakat yang baik dan andal.
fungsional di PKBM Sanggar Belajar Yalatif. a. Hubungan Karakteristik Warga Belajar dengan
Proses Pembelajaran
ANALISIS DATA Warga belajar sebagai raw input dalam proses
Analisis dalam penelitian ini adalah: pembelajaran memiliki karakteristik tertentu.
1. Karakteristik Warga Belajar Keaksaraan Karakteristik warga belajar sangat mempengaruhi
Fungsional Dilihat dari Faktor Usia, Jenis Kelamin, keberhasilan proses pembelajaran. Warga belajar
Jenis Pekerjaan, dan Lingkungan Geografis. yang mempunyai kesiapan belajar akan mampu
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi warga mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
belajar ketika mereka dalam situasi belajar. Faktor- Sebaliknya, warga belajar yang tidak mempunyai
faktor tersebut mencakup faktor internal dan eksternal. kesiapan belajar akan mengalami kesulitan dalam
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri mengikuti proses pembelajaran.
warga belajar keaksaraan fungsional, sedangkan faktor Perbedaan karakteristik warga belajar dapat
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri dimanfaatkan tutor dalam menlaksanakan proses
warga belajar kaeaksaraan fungsional. pembelajaran, terutama pengkondisian suasana saat
Adapun dalam penelitia ini faktor-faktor tesebut pembelajaran sedang berlangsung. Melaksanakan
adalah: proses pembelajaran yang bermutu merupakan salah
a. Usia/Umur satu kewajiban tutor.
b. Jenis Kelamin Proses pembelajaran dapat dilakukan di dalam
c. Jenis Pekerjaan maupun di luar kelas. Proses pembelajaran keasaraan
d. Lingkungan Geografis. fungsional umumnya dilakukan di luar kelas, seperti
2. Mendeskripsikan Karakteristik Warga Belajar praktek masak, membuat kue, membuat
Keaksaraan Fungsional di Desa Watugaluh Dan keterampilan dan lain sebagainya. Pembelajaran di
Desa Made dalam Proses Pembelajaran. kelas maupun di luar kelas memerlukan kemampuan
Dalam penelitian ini yang dimaksud peserta didik tutor dalam mengelola kondisi suasana belajar
adalah warga belajar keaksaraan fungsional desa menjadi sebaik-baiknya, agar tujuan yang telah
Watugaluh dan warga belajar keaksaraan fungsional ditetapkan dapat tercapai.
desa Made sedangkan yang dimaksud pembimbing Salah satu pengelolaan yang dapat dilakukan
adalah tutor keaksaraan fungsional desa Watugaluh dan adalah dengan mengatur tempat duduk dan
tutor keaksaraan fungsional desa Made.Melaui proses mengelompokkan warga belajar sesuai dengan
belajar, warga belajar yang tadinya tidak tahu tentang karakteristik psikologisnya. Misalnya, emosi
suatu hal, kemudian menjadi tahu. Proses belajar yang mempunyai pengaruh terhadap proses belajar
terjadi pada warga belajar yang sedang belajar seseorang. Emosi positif akan mempercepat proses
berlangsung melalui enam tahapan yaitu: belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik,
a. Motivasi sebaliknya emosi negatif dapat memperlambat
b. Menerima dan mengingat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali.
c. Perhatian pada Pelajaran Karena itu, proses pembelajaran yang berhasil
d. Reproduksi haruslah dimulai dengan menciptakan emosi positif
e. Generalisasi pada diri warga belajar. Usaha menciptakan emosi
f. Menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan positif pada diri warga belajar dapat dilakukan
balik. dengan cara antara lain dengan menciptakan
3. Peran Tutor Dalam Mengembangkan Program lingkungan belajar yang menyenangkan.
Pembelajaran Di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Menurut Elliot dalam (Khodijah 2011:191)
Dalam penelitian ini karakteristik warga belajar bahwa salah satu cara yang dapat ditempuh oleh
keaksaraan fungsional hanya difokuskan pada empet tutor untuk mengatasi perbedaan individual warga
faktor yaitu: faktor usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan belajar adalah dengan penerapan mastery learning,
dan lingkungan dimana warga belajar tinggal, dan yaitu suatu kualitas pembelajaran di mana tutor dan
penelitian ini juga hanya dilihat pada tahap belajar warga belajar memutuskan secara bersama tentang
yaitu mulai dari pemberian motivasi oleh tutor, waktu yang dibutuhkan dan apa yang perlu dikuasai
pehatian warga belajar dalam menerima pelajaran, oleh warga belajar.
ingatan warga belajar dan seterusnya.Setelah diketahui Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk
hasil dari analisis penelitian ini, maka tutor dan mengatasi perbedaan karakteristik warga belajar
pengelolah dapat merencanakan dan mengembangkan adalah dengan menerapkan mastery learning
program keaksaraan selanjutnya di PKBM Sanggar (pembelajaran tuntas). Mastery learning
Belajar Yalatif. Dengan demikian warga belajar yang memungkinkan warga belajar untuk menyelesaikan
sudah melek aksara dapat secara fungsional materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan

8
Analisis Karakteristik Warga Belajar dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang

karakteristik masing-masing. Tidak semua warga belajar yang mempunyai minat besar terhadap
belajar mampu menguasai materi pembelajaran pelajaran, motivasi yang tinggi untuk belajar, dan
dalam waktu yang sama. kemampuan memori yang maksimal, maka hasil
Perbedaan individual merupakan hal yang pasti belajar yang dicapai juga akan maksimal (Khodijah
dijumpai dalam kondisi pembelajaran di 2011:183).
manapun.Menghadapi perbedaan individual warga Kondisi psikologis warga belajar berhubungan
belajar, tutor harus bersikap bijaksana.Artinya, tutor positif dengan hasil belajar, artinya kondisi
harus bersikap sesuai dengan karakteristik dan psikologis sehat maka hasil belajar juga akan
kebutuhan warga belajar dan memberikan perhatian cenderung baik atau meningkat, sebaliknya kondisi
yang cukup kepada warga belajar yang bermasalah. psikologis tidak sehat maka hasil belajar juga akan
Tutor perlu memberikan pembelajaran yang sesuai cenderung tidak baik atau menurun. Warga belajar
dengan perbedaan di antara para warga belajarnya. dengan minat besar, motivasi tinggi, dan memori
Hal yang harus dipahami oleh tutor adalah tidak maksimal akan belajar dengan sungguh-sungguh dan
semua warga belajar harus memiliki penguasaan konsentrasi tinggi, sehingga akan memperoleh hasil
yang sama terhadap pelajaran. pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah
Perbedaan karakteristik warga belajar ditetapkan sebelumnya. Sebaliknya, warga belajar
berhubungan erat dengan proses pembelajaran yang dengan minat, motivasi, dan memori rendah akan
dilaksanakan, ada beberapa cara yang dapat belajar dengan bermalas-malasan dan asal-asalan
dilaksanakan untuk mengurai perbedaan-perbedaan atau belajar sekenanya saja. Kondisi seperti ini akan
tersebut, antara lain dengan memberikan program mengakibatkan hasil belajarnya tidak sesuai dengan
nutrisi kepada warga belajar yang berasal dari tujuan yang telah dirumuskan.
keluarga kurang mampu, menciptakan mekanisme Khodijah (2011:186): ”Sudah menjadi asumsi
sosial yang baik di antara para warga belajar, umum bahwa seseorang akan lebih berhasil kalau dia
melaksanakan pembelajaran konstektual, program belajar dalam bidang yang sesuai dengan bakatnya.”
remedial bagi yang belum tuntas, dan meningkatkan Menurut Arikunto (2009:295) bahwa: “warga
prosesionalisme tutor. belajar yang memiliki karakteristik atau kekhususan
b. Hubungan Karakteristik Warga belajar dengan sendiri-sendiri banyak mempengaruhi keberhasilan
Hasil Pembelajaran dalam belajar”.
Menurut Purwanto (1995:107) bahwa Karakteristik warga belajar mempengaruhi hasil
karakteristik yang dimiliki warga belajar baik belajarnya, karakteristik yang mendukung akan
fisiologis maupun psikologis mempengaruhi proses berpengaruh positif terhadap hasil pembelajaran,
dan hasil belajarnya.Kondisi fisik warga belajar sedangkan karakteristik yang tidak mendukung akan
dilihat dari usia dan jenis kelamin warga belajar desa berpengaruh negatif terhadap hasil pembelajaran.
Watugaluh dan desa Made mempengaruhi hasil Sujdana (2008:43): ”Hasil belajar yang dicapai
pembelajaran. Warga belajar yang dengan kondisi warga belajar, banyak dipengaruhi oleh kemampuan
fisik baik lebih mungkin untuk memperoleh hasil warga belajar dan lingkungan belajar terutama
yang maksimal bila dibandingkan dengan warga kualitas pengajaran.”
belajar yang belajar dengan kondisi fisik tidak baik. Kemampuan warga belajar secara individual
Warga belajar yang sedang sakit tidak akan yang merupakan faktor pembawaan akan
mampu mengikuti kegiatan belajar dengan baik mempengaruhi hasil pembelajaran yang dicapainya.
sehingga hasil yang diperolehnya juga tidak akan Lingkungan belajar terutama kualitas proses
maksimal. Demikian pula dengan kondisi psikologis pembelajaran berpengaruh terhadap hasil
warga belajar, tidak semua warga belajar yang pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik dan
mengikuti kegiatan belajar datang dengan kondisi dukungan fasilitas pembelajaran yang mencukupi
psikologis yang sehat. Ada warga belajar yang menjadi salah satu faktor pendukung pencapaian
datang tempat pembelaaran dengan penuh semangat, hasil belajar. Hasil belajar akan kurang maksimal
riang gembira, dan minat yang besar untuk belajar. apabila tidak didukung dengan ketersediaan sumber
Ada pula warga belajar yang datang ke tempat dan media pembelajaran. Karakteristik warga belajar
pembelajaran dengan perasaan takut, sedih, susah, mempunyai hubungan positif dengan hasil
malas, tidak senang, dan sebagainya. Warga belajar pembelajaran. Artinya, semakin baik karakteristik
dengan kondisi psikologis yang tidak sehat akan sulit warga belajar maka hasil belajar akan cenderung
menerima materi pelajaran sehingga hasilnya juga semakin baik atau meningkat. Sebaliknya,
kurang. Lain halnya dengan warga belajar yang karakteristik warga belajar yang tidak baik akan
mengikuti pelajaran dengan kondisi psikologis sehat, menyebabkan hasil belajar tidak baik atau menurun.
warga belajar ini akan mengikuti proses Misal, perbedaan intelegensi yang merupakan modal
pembelajaran dengan baik sehingga hasil yang utama dalam belajar untuk mencapai hasil yang
diperolehnya juga akan lebih baik. optimal. Setiap warga belajar memiliki tingkat
Perbedaan psikologis warga belajar berkorelasi intelegensi yang berbeda-beda.
positif dengan hasil belajar yang dicapai. Warga

9
Analisis Karakteristik Warga Belajar dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang

Perbedaan tersebut tampak dari proses dan hasil yang subur, sedangkan lingkungan geografis desa
belajar yang dicapai. Pada proses belajar di kelas, Made terletak di Jombang bagian utara yaitu di
ada warga belajar yang cepat menerima kecamatan Kudu merupakan daerah pertanian,
penyampaian tutor dan ada yang lamban. Tinggi namun memiliki tanah yang kurang subur.
rendah hasil belajar tergantung pada tinggi rendah 2. Karakteristik warga belajar Desa watugaluh dan desa
intelegensi yang dimiliki, walaupun intelegensi Made dalam proses pembelajaran keaksaraan
bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi hasil fungsional. Hasil penelitian dilihat dari tahap proses
belajar. pembelajaran, yaitu mulai tahap motivasi, perhatian
c. Peran Tutor dalam Pengembangan Program pada pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi,
Keaksaraan Fungsional generalisasi, menerapkan serta umpan balik
Dalam penelitian ini karakteristik warga belajar menunjukkan bahwa warga belajar desa Made lebih
hanya difokuskan pada tiga faktor yaitu: faktor usia, unggul dibandingkan warga belajar desa watugaluh.
jenis kelamin, jenis pekerjaan dan lingkungan Sedangkan hasil kemampuan belajar dilihat dari aspek
dimana warga belajar tinggal. Sedangkan tipologi belajar yang dilihat dari keaktifan, kemampuan
warga belajar dalam penelitian ini dilihat dari tahap adaptasi, kelancaran baca-tulis, kemamuan berhitung
proses pembelajaran yaitu mulai dari pemberian dan ketuntasan belajar juga menunjukkan warga belajar
motivasi oleh tutor, pehatian warga belajar dalam Made lebih unggul dari pada warga belajar Watugaluh.
menerima pelajaran, ingatan warga belajar dan 3. Peran Tutor Dalam Mengembangkan Program
seterusnya. Pembelajaran Di PKBM Sanggar Belajar Yalatif yaitu
Setelah diketahui hasil dari analisis penelitian hasil dari analisis karakteristik warga belajar dalam
ini, maka tutor dan pengelolah dapat merencanakan proses pembelajaran merupakan hasil evaluasi, yang
dan mengembangkan program keaksaraan nantinya akan digunakan tutor sebagai bahan acuan
selanjutnya di PKBM Sanggar Belajar Yalatif. dalam pengembangan program keaksaraan selanjutnya.
Dengan demikian warga belajar yang sudah melek
aksara dapat secara fungsional menggunakan bekal SARAN
baca tulis mereka untuk berkembang menjadi pekerja Dalam pelaksanaan suatu kegiatan, pasti ada
yang produktif, anggota masyarakat yang aktif dan beberapa permasalahan yang dihadapi, tidak terkecuali
selektif, serta anggota masyarakat yang baik dan pada proses pembelajaran di PKBM Sanggar Belajar
andal. Yalatif. Berdasarkan data yang diperoleh atau hasil dari
penelitian, maka ada beberapa saran yang semoga nanti
PENUTUP akan dapat membantu memperlancar proses
pembelajaran, antara lain:
SIMPULAN
Setelah melakukan analisis tentang karakteristik 1. Sebaiknya tutor lebih memperhatikan karakteristik
warga belajar dalam pengembangan program keaksaraan warga belajarnya.
fungsional di PKBM Sanggar Belajar Yalatif, maka dapat 2. Tidak semua warga belajar memiliki motivasi yang
ditarik simpulan sebagai berkut: sama, maka sebaiknya pemberian motivasi harus tetap
1. Karakteristik warga belajar keaksaraan fungsional dilakukan oleh tutor.
dilihat dari faktor usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan 3. Dalam pengembangan program pembelajaran
dan lingkungan geografis, yaitu: keaksaraan fungsional harus benar-benar disesuaikan
a) Usia warga belajar desa Watugaluh mayoritas dengan kebutuhan dan keinginan warga belajar. Hal ini
berusia lebih dari lima puluh tahun, sedangkan usia dapat dilakukan dengan mengurai perbedaan-
warga belajar desa Made mayoritas berusia kurang perbedaan tersebut (warga belajar Watugaluh dan
dari lima puluh tahun. Made), yaitu dengan memberikan program berupa
b) Jenis kelamin warga belajar desa Wtugaluh modal usaha kepada warga belajar yang mayoritas
semuanya adalah ibu-ibu sedangkan jenis kelamin merupakan keluarga miskin, menciptakan hubungan
warga belajar desa Made terdiri dari bapak-bapak sosial yang baik di antara para warga belajar,
dan ibu-ibu. melaksanakan pembelajaran konstektual, mengadakan
c) Jenis pekerjaan warga belajar desa Watugaluh program remedial bagi yang belum tuntas, dan
sebagian besar sebagai ibu rumah tangga ada juga meningkatkan prosesionalisme tutor.
yang bekerja sebagai buruh cuci-strika dan lijo
(pedagang sayur keliling), sedangkan jenis pekerjaan DAFTAR PUSTAKA
warga belajar desa Made lebih beragam yaitu selain Akram.2006. Kompetensi Tutor keaksaraan Fungsional
sebagai buruh tani ada juga yang bekerja sebagai dalam pengelolaan Provinsi Sulawesi
buruh ternak, pembuat tikat dari pandan, kuli Selatan.Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF Vol. 1 No.1
bangunan, dan tukang ojek. Departemen pendidikan Nasional DIRJEN
d) Lingkungan geografis desa Watugaluh terletak di Peningkatan Mutu PTK-PNF Bekerjasama
Jombang bagian selatan yaitu di kecamatan Diwek Dengan FIP Universitas Negeri Jakarta.
merupakan lahan pertanian yang memiliki tanah

10
Analisis Karakteristik Warga Belajar dalam Pengembangan Program Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
di PKBM Sanggar Belajar Yalatif Diwek Jombang

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Ritzer, George. 2011. Teori Sosiologi. Yogyakarta:
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Pustaka pelajar
Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Santoso, Slamet.2010. Penerapan Psikologi sosial.
Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Bandung: PT Refika Aditama.
Danim, Sudarwan. 2010. Pedagogik, Andragogik dan Santrock, John.W.2003. Adult (Orang Dewasa). Edisi
Heutagogik. Bandung: CV. Alvabeta. Keenam. Jakarta: Airlangga.
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Non Formal. Sihombing, Umberto. 2006. Jurnal Ilmiah VISI PTK-
2005. Penyelenggaraan Program Keaksaraan PNF Vol.1 No.1 Departemen Pendidikan Nasional
Fungsional. Bandung: Falah Production. DIRJEN Peningkatan Mutu PTK-PNF
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Bekerjasama Dengan FIP Universitas Negeri
Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Jakarta.
Nasional. Depdiknas. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka
Hatimah, Ihat. Dkk. 2009. Pembelajran Berwawasan Setia.
Masyarakat. Surabaya: Universitas Terbuka. Sardiman AM. 2001. Interaksi & Motivasi Belajar
http://eeqbal.blogspot.com/2008/12/konsep-pendidikan- Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
orang-dewasa-dan.htmldiunduh 10-04-2013 Soekanto, Soerjono. 1999. Sosiologi Suatu Pengantar.
Joesoef, Soelaiman. 1992. Konsep dasar pendidikan luar Jakarta: PT. Raja Crafindo Persada.
sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana. 2004. Manajemen Program Pendidikan,
Kamil, Mustofa (2009) Pendidikan Non Formal Bandung :Falah Prodution.
Pengembangan melalui Pusat Kegiatan Belajar ________.2004.Pendidikan Nonformal Wawasan Sejarah
Masyarakat (PKBM) di Indonesia.Bandung: Perkembangan Filsafat Teori Pendukung Asas,
Alfabeta. Bandung: Falah Production.
Kartono J. Lukito . 2005. “Konsep Ruang Tradisional Sugiono.2010.Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif
Jawa Dalam Konteks Budaya”.Vol. 3 No. 2. dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Khodijah, Nyayu. 2011. Psikologi Pendidikan. Sujanto, Agus dkk. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta:
Palembang: Grafika Telindo Press. PT. Bumi Aksar
Koentjaraningrat. 1984. Masyarakat Desa di Indonesia. Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa dari Teori
FE-UI Pres. Jakarta. Hingga Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kusnadi. 2006. Panduan Umum Pelatihan Program Swasono, Sudjana. 2007. Pendidikan
Pendidikan Keaksaraan (Seri Acuan Luar Sekolah:Wawasan Sejarah
penyelenggaraan Program Pendidikan Perkembangan Falsafah Teori Pendukung Asas.
Keaksaraan), Jakarta : Direktorat Pendidikan Universitas: Pendidikan Indonesia: Bandung
Masyarakat.
UNESCO.2006.LaporanGlobalPUS(PendidikanUntukSe
Marsidi, Agus. 2007. Konsep dan Metode Pembelajaran mua)2006:KeaksaraanBagi Kehidupan.
Untuk Orang Dewasa. Jurnal Penelitian dan
Rangkaian Pendidikan Non-Formal. Zubaedi. (2006). Pendidikan Berbasis Masyarakat Upaya
Makassar:Departemen Pendidikan Nasional, Menawarkan Solusi Terhadap Berbagai Problem
Direktorat Jendral Pendidikan LuarSekolah Sosial. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
BPPNFI Regional V Makassar Zulian Yamit. 2004. Manajemen Kualitas Produk dan
Marzuki, Saleh. 2002. Pendidikan Nonformal Dimensi Jasa. Yogyakarta:Ekonisia
Dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan
Andragogik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pendidikan Masyarakat. 1977.Carkawala. Edisi Jawa


Timu Nomor 19-27. Surabaya: Bidang Pendidika
Masyarakat Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Propinsi Jawa Timur.
Purba, Jonny.2005. Pengelolaan Lingkungan Sosial.
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai